Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168705 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lutfi Luluil Maknun
"ABSTRAK
Stres adalah suatu istilah yang digunakan untuk menghubungkan kebutuhan lingkungan dan persepsi individu terhadap kebutuhan tersebut sebagai tantangan, ancaman atau pengrusakan. Salah satu jenis stres adalah stres di tempat kerja yang disebabkan karena adanya konflik peran, ketidakjelasan peran, ketidakpastian pekerjaan, promosi berlebih, promosi yang kurang, ketidakpercayaan pada rekan kerja, pemberian support yang rendah serta minat yang kurang dalam pemecahan masalah dalam organisasi, serta struktur dan iklim organisasi. Stres kerja yang berat dan dalam waktu yang lama dapat mengganggu hemostatis tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kejadian hipertensi pada pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Setjen Kementan). Penelitian ini dilakukan kepada 102 responden di bulan Juni 2016. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan analisis korelasi. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kejadian hipertensi (p value= 0,001, CI 95%). Penelitian ini menyarankan upaya untuk menurunkan masalah stres yang dapat mengakibatkan hipertensi antara lain iklim positif dan pengembangan intervensi penurunan hipertensi.

ABSTRACT
Stress is a term to defined the needs in the environment and individual?s perception of these need as challenges, threaths or damage. One type of stress is work stress which caused by role conflict, role ambiguity, uncertainly of employment, promotion excessive, insufficient promotion, distrust colleagues, lack of support, and less interest in problem solving in the organization, as well as organization structure and its situation. Long time work stress and excessive work stress could disrupt hemostastic which can cause hypertention. This research aimed to analyze the correlation between work stress with hypertention in employes of General Secretariat of Ministry of Agriculture. This research was done in 102 respondens during June 2016. This research used cross sectional method with analysis correlation.This study showed that there is a relationship between work stress and hypertention (p value= 0,001, CI 95%). This study suggested to create positive work environment and develop the intervention which could reduce the number of hypertention among employee.;"
2016
S652731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Rospita Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji masalah kompetensi. Bertitik tolak dari penelitian terdahulu
dan beragam journal, maka ditengarai, job specification menjadi landasan bagi
kompetensi. Dalam konteks ini, kompetensi selaras dengan job specification. Namun
dalam kenyataannya tidaklah demikian.
Paradigma dan Pendekatan penelitian ini adalah positivistic quantitative. Jenis dan
sifat penelitian ini adalah explanative correlational dan associative. Populasi sasaran
sebanyak 94 pegawai, dan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah non
probability-purposive sampling dengan menggunakan total sampling, maka sampel
sasarannya juga sebanyak 94 responden. Sumber data penelitian ini meliputi primary
secondary data. Sedangkan metode pengumpulan data meliputi: metode observasi,
metode dokumentasi, metode kuesioner dan metode survey.
Dilakukan pre test untuk keperluan uji kualitas data yang hanya meliputi uji
instrument penelitian. Mengingat penelitian tidak menggunakan regression analysis
model. Pada uji instrument penelitian, khususnya uji validitas digunakan uji KMO
sedangkan uji reliabilitas digunakan cronbach’s alpha dan untuk metode analisis data
digunakan univariate analysis dan importance performance analysis.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian antara aktualitas atau
kenyataan dengan harapan atau kepentingan kompetensi adalah tinggi. Kendati demikian,
ada beberapa dimensi kompetensi yang harus diupayakan peningkatannya yaitu skill dan
attitude. Karena, dari hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa a. information
seeking; b. team work and cooperation; dan c. technical / profesional / managerial
expertise tergolong rendah tingkat kompentensinya. Jadi kurang selaras dengan job
specification.

ABSTRACT
This study examines the issue of competence. Pointed start from previous research
and a variety of journals, it is suspected, job specification as the basis for competence. In
this context, competencies aligned with the job specification. But in reality it is not.
Paradigm and positivistic research approach is quantitative. The type and nature of
the study was correlational and associative explanative. Target population as much as 94
employees, and the techniques sample collecting is non-probability purposive sampling
using total sampling, the target sample as well as 94 respondents. Data sources include
primary secondary research data. While the methods of data collection include :
observation, documentation methods, methods of question naires and survey methods.
Pre-test conducted for the purpose of testing the quality of the test data that only
includes the research instrument. Given, the study did not user egression analysis models.
In the test the research instrument, particularly the validity test is used while the KMO
test reliability test used Cronbach's alpha. As for the method of data analysis, used
univariate analysis and the importance performance analysis.
The results showed that the level of concord ance between factual or reality with
expectations or interests of competence is high. Nevertheless, there are several
dimensions that should be pursued competency increase the skiil and attitude. Because of
the findings in the field showed that : a. information seeking, b. team workand
cooperation, and c. technical/professional/managerial expertise. Thirdly it is low
competence level. Lesssoin tune with the job specification."
2013
T35008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winne Widiantini
"Obesitas merupakan penyokong utama dari berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu, konsumsi zat gizi, aktivitas fisik, dan stres dengan kejadian obesitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013. Rancangan penelitian cross-sectional dilakukan pada 230 responden yang terpilih secara systematic random sampling. Obesitas diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) yakni ratio antara berat badan (kilogram) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (meter2). Responden dikatakan obes jika IMT ≥ 25 kg/m2. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi obesitas PNS Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013 adalah sebesar 48%. Regresi logistik ganda memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur, aktivitas fisik, dan stres dengan kejadian obesitas pada PNS Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Semakin tua umur semakin tinggi risiko obesitas. Semakin berat stres semakin tinggi risiko obesitas. Semakin berat aktivitas fisik semakin rendah risiko obesitas. Tidak ada hubungan bermakna antara karakteristik individu (jenis kelamin, pendidikan terakhir, pengetahuan, sikap, dan suku bangsa) dan konsumsi zat gizi (konsumsi energi, karbohidrat, lemak, dan protein) dengan kejadian obesitas.
Disarankan pada Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan secara rutin kejadian obesitas pada seluruh pegawainya, yang merupakan langkah penting untuk pencegahan agar pegawai agar tidak terkena penyakit degeneratif (seperti diabetes, jantung, dan kanker). Membuat jadwal dan menerapkan dengan sebaik-baiknya olahraga rutin bersama setiap hari jumat pagi dan memanfaatkan fasilitas olahraga (fitness center) untuk menurunkan kejadian obesitas. Melakukan kegiatan penyuluhan tentang gaya hidup sehat dan pencegahan stres, serta mengadakan gathering atau outbound yang dapat menurunkan stres.

Obesity is a major cause of many degenerative diseases such as diabetes, heart disease, and cancer. This research aims to know the relationship between individual characteristics, nutrient intakes, physical activity, and stress with obesity among civil servant Secretariat General of the Ministry of Health of Republic of Indonesia in 2013. The cross sectional studies performed on 230 respondents who selected by systematic random sampling. Obesity is measured using Body Mass Index (BMI) i.e. the ratio between the weight (in kilograms) divided by height (in metres). Obesity exist if BMI ≥ 25 kg/m2. Data analysis was done with chi square test and logistic regression.
Results of the study showed that the prevalence of obesity among civil servants Secretariat General of the Ministry of Health of Indonesia in 2013 is equal to 48%. Multiple logistic regression showed that there is a significant relationship between age, physical activity, and stress with obesity. The older the age, the higher the risk of obesity. The more severe the stress of the higher risk of obesity. Increasingly heavy physical activity, the lower the risk of obesity. There is no meaningful relationship between individual characteristics (gender, education, knowledge, attitude, and ethnicity) and consumption of nutrients (consumption of energy, carbohydrates, fats, and proteins) obesity.
Advised on the Ministry of Health to conduct regular monitoring and inspection of the occurrence of obesity in all its employees, which is an important step for prevention so that employees are not exposed to degenerative diseases (such as diabetes, heart disease, and cancer). Create a schedule and applying the best workouts together every Friday morning and make use of the sports facilities (fitness center) to lower the incidence of obesity. The Ministry of Health should perform activities such as public awareness about healthy lifestyles and the prevention of stress, as well as occasionally doing a gathering or outbound scene that can decrease stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Magdalena
"Penelitian ini membahas tentang gambaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pegawai Kementerian Perindustrian. Status Gizi erat hubungannya dengan status kesehatan. Dengan dukungan gizi yang optimal, maka akan mendukung pegawai terhindar dari kesakitan dan non-produktivitas. Faktor-faktor yang diteliti yakni karakteristik individu, perilaku, dan konsumsi makanan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan design studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai indikator status gizi, wawancara, dan pengisian kuesioner mandiri.
Hasil penelitian ini menghasilkan rata-rata IMT pegawai Kementerian adalah 26,88 kg/m2. Nilai IMT ini menunjukkan rata-rata pegawai Kementerian Perindustrian tergolong status gizi lebih. Faktor-faktor yang diketahui bermakna adalah umur, status pernikahan, kebiasaan mengemil, asupan energi, dan asupan karbohidrat.
Para pegawai diharapkan mulai mengontrol status gizinya melalui asupan makanan, misalnya dengan memilih jenis cemilan yang rendah kalori dan tinggi serat.

This study discusses about the overview and the factors that affect the nutritional status of Ministry of Industry?s employees. Nutritional status is closely related to health status. With optimal nutritional support, it will support employees to avoid pain and non-productivity. Factors examined in this study was the individual characteristics, behaviors, and consumption of food.
This research was quantitative research using cross-sectional study design. Data were collected by using a measurement of Body Mass Index (BMI) as an indicator of nutritional status, interviews, and questionnaires.
This results show that the BMI average was 26.88 kg/m2. The BMI values indicate that the average of Ministry of Industry?s employees classified overweight. Factors such as age, marital status, snacking habit, energy intake, and carbohydrate intake were statistically significant.
It was suggested to employees to start controlling their nutritional status through food intake, for example by choosing the low calories and high fiber snack.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulvia Damayanty
"Penelitian dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Penelitian di Kementerian Perindustrian RI melibatkan 122 pegawai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan lingkar pinggang sebagai indikator obesitas sentral. Variabel dependen pada studi ini ialah obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar pinggang. Variabel independen ialah jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pengetahuan gizi, riwayat genetik, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan asupan gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat). Data dikumpulkan melalui pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh, antropometri, kuesioner, dan wawancara asupan makanan 2x24 jam. Analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok dengan lingkar pinggang. Para pegawai diharapkan mulai mengontrol asupan makanan dan gaya hidup.

This cross sectional study was held in April-Mei 2013 comprised 122 employee at Ministry of Industry. The objective of study was to determine the association of some risk factors in waist circumference as an abdominal obesity indicator. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of sex, age, aducational background, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), smoking status, physical activity, and nutrient intake (intake of energy, protein, fat, and carbohydrate). Data were collected through waist measurement, Body Fat Percentage, anthropometry, questionnaires, and food models as supporting tools for 2x24 hours food recall. Bivariate analyses showed that age, BMI, BFP, intake of energy, protein, fat, and carbohydrate were correlated with a statistically significant in was circumference. Meanwhile, this study also indicated a significant difference between the sex and smoking status with circumference. It is suggested to employees to start controlling food intake and lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Rezaniah
"Penerapan pengelolahan kinerja (Program e-performance) di Kementerian Keuangan dimulai sejak dikeluarkannya dasar hukum dari Keputusan Kementerian Keuangan KMK-454/KMK.01/2012 tentang Pengelolaan Kinerja di Kementerian Keuangan. Program e-performance merupakan program penilaian kinerja yang berbasis elektronik (electronic) yang dibuat untuk menuju keberhasilan dalam pencapaian tujuan reformasi birokrasi dan sesuai dengan program good governance, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi di Kementerian Keuangan dengan melibatkan penggunaan teknologi informasi berbasis web (e-government). Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi dari penerapan Program e-performance di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

The implementation of the administration performance (e-performance program) in the Ministry of Finance commonplace since the issuance of the legal basis of the decision of the Ministry of Finance KMK-454/KMK.01/2012 about Performance Management in the Ministry of Finance. e-performance program is a electronic-based (electronic) assessment program performance made to get success in achieving reform of the bureaucracy and in accordance with good governance program, As well as improving the effectiveness and efficiency of the organization in the Ministry of Finance to include the use of web-based information technology (e-government) . Researchers are interested in knowing how the implementation of e-performance program in General Secretariat General Bureau Ministry of Finance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vuty Desvaliana
"Penelitian ini membahas tentang hubungan remunerasi dengan tingkat employee engagement di Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Tujuannya ialah untuk menggambarkan bagaimana hubungan di antara ke dua variabel tersebut. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, di mana peneliti menggunakan instrumen kuesioner dan wawancara mendalam untuk mengetahui hubungan antara variabel remunerasi dengan variabel employee engagement.
Hasil penelitian yang telah didapat kemudian diolah lebih lanjut menggunakan program SPSS versi 19. Adapun hasil penelitian yang diperoleh ialah terdapat hubungan antara remunerasi dengan tingkat employee engagement di Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, sehingga hasil penelitian ini menerima hipotesis alternatif.
Kemudian, saran yang diajukan ialah perlu dilakukan perbaikan dan peninjauan kembali terhadap kebijakan pemberian remunerasi, baik finansial maupun non finansial yang belum memberikan kepuasan bagi pegawai di Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

This research explains about the correlation between remuneration with the level of employee engagement at the Secretariat General of The Audit Board of The Republic of Indonesia. The purpose of this research is to describe how is the correlation between two variables. This research included in the quantitative research, in which researcher used the questionnaires instrument and interviews to see the correlation between remuneration variable with employee engagement variable.
By looking at the research results have been obtained, which are then processed further using SPSS version 19. The research results obtained that there is a correlation between the remuneration with the level of employee engagement at the Secretariat General of the Audit Board of The Republic of Indonesia, so the results of these research accept the alternative hypothesis.
Then, the suggestions are should be repaired and review again to the remuneration policy, in both financial and non-financial, which not giving satisfaction for the employees at the Secretariat General of the Audit Board of the Republic of Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ayudia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapan pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan RI untuk berubah dalam menerapkan standarisasi sistem kerja fleksibel. Readiness for Change dalam penelitian ini mencakup empat dimensi yang mencakup appropriateness (keyakinan individu perubahan dapat bermanfaat bagi organisasi), change efficacy (keyakinan kemampuan individu dalam melaksanakan suatu perubahan), management support (dukungan pimpinan), dan personal valance (manfaat individu). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data mixed methods yaitu melakukan penyebaran survei dan wawancara mendalam. Data didapatkan dari penyebaran kuesioner melalui Google Form yang dibagikan kepada pegawai Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan sebanyak 125 responden. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS, dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas tingkat kesiapan pegawai untuk berubah dalam menerapkan standarisasi sistem kerja fleksibel adalah tergolong kedalam kategori tinggi. Namun, secara statistik terdapat perbedaan tingkat kesiapan yang signifikan di antara karakteristik pegawai berdasarkan jenjang pendidikan, usia/generasi, tingkat jabatan, dan unit bagian/biro. Akan tetapi, sebagian pegawai masih berasumsi bahwa pimpinan belum berkomitmen penuh dalam penerapan sistem kerja fleksibel. Hasil penelitian yang ditemukan dapat membantu Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dalam penerapan sistem kerja fleksibel agar dapat berkomitmen secara penuh lagi dalam penerapannya.

This research aims to analyze the level of readiness for change of employees of the General Secretariat of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in implementing standardized, flexible work systems. Readiness for Change in this study includes four dimensions: appropriateness (individual belief that change can benefit the organization), change efficacy (individual belief in their ability to implement change), management support (leadership support), and personal valence (individual benefits). This study uses a quantitative approach and employs mixed methods data collection techniques, namely distributing surveys and conducting in-depth interviews. Data were obtained by distributing questionnaires via Google Forms to 125 employees of the General Secretariat of the Ministry of Finance. The collected data were analyzed using SPSS software, employing descriptive statistical analysis. Findings from this research indicate that most employees' readiness levels for change in implementing standardized, flexible work systems are classified as high. However, statistically significant differences in readiness levels exist among employee characteristics based on educational background, age/generation, job level, and department/unit. Nonetheless, some employees still assume that leadership must fully commit to implementing flexible work systems. The research findings can assist the General Secretariat of the Ministry of Finance in implementing flexible work systems and recommitting fully to their implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dwi Haryani
"Penelitian ini mengkaji masalah hubungan pemaknaan kerja dengan perilaku menyimpang pegawai negeri sipil Sekretariat jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Variabel-variabel yang dianggap berhubungan perilaku menyimpang pegawai adalah variabel pemaknaan kerja. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran analisis hubungan pemaknaan kerja dengan perilaku menyimpang.
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitaf. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif dan responden yang dipakai sebesar 100 orang. Sedangkan teknik penarikaan sampel yang digunakan adalah sampel aksidental.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel Pemaknaan Kerja (X) dan variabel Perilaku Menyimpang (Y) yang signifikan sebesar 0,067 dengan besarnya koefisien korelasi antara variabel adalah -0,184. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pemaknaan kerja dengan perilaku menyimpang pegawai di Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

This study examines the relationship the meaning of work and deviant behaviors in the civil employees at Secretariat General of the Ministry of Education and National Culture. The variables that are considered deviant employee behavior are related to the variable meaning of work. Therefore, the purpose of this study is to obtain an overview analysis of the relationship between the meaning of work and deviant behaviors.
The method used in this study is quantitif analysis with explanative study and 100 respondent in accidental sampling.
The results shows that there is a relationship between the meaning of work variables (X) and deviant behavior variables (Y), which is significant at 0.067 and correlation coefficient between the variables is -0.184. It is mean, there is a negative relationship between the meaning of work and deviant behaviors of the worker of Secretariat General of the Ministry of Education and Culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"Latar belakang pemilihan judul tesis ini didasarkan pada kenyataan yaitu munculnya berbagai masalah di Biro Keuangan, diantaranya yaitu pegawai yang tidak taat pada jam kerja seperti datang terlambat atau pulang lebih awal, meninggalkan ruangan pada jam-jam kerja tanpa alasan yang jelas, lambat dalam menyelesaikan pekerjaan, sering tidak masuk kerja, lebih banyak mengobrol dengan sesama pegawai dari pada menyelesaikan pekerjaan. Dengan kata lain, masih terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap kedisiplinan, dan peraturan kepegawaian oleh para pegawai di lingkungan Biro Keuangan. Fenomena-fenomena tersebut sudah cukup untuk menggambarkan keadaan suatu organisasi pemerintahan yang tidak sehat, dan indikasi penyebabnya adalah proses kepemimpinan, rendahnya tingkat kepuasan kerja, dan buruknya lingkungan kerja. Hal ini dapat membawa dampak kepada rendahnya produktivitas pegawai.
Landasan teori yang dipergunakan dalam penulisan tesis ini adalah teori organisasi dalam konteks pengembangan sumber daya manusia. Dikatakan oleh Simanjuntak ( 1985,41 ), dalam rangka peningkatan produktivitas kerja disuatu organisasi diperlukan pemimpin yang partisipatif dan kreatif. Disinilan peranan yang sangat penting seorang pemimpin dalam meningkatkan produktivitas pegawai. Disamping kepemimpinan yang mempunyai hubungan dengan produktivitas pegawai, terdapat pula faktor lain yang juga berhubungan dengan produktivitas pegawai yaitu kepuasan kerja, dan lingkungan kerja. Dengan demikian terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan produktivitas pegawai.
Menurut Munandar ( 1985,51 ), bahwa kepuasan kerja adalah adanya interaksi antar tenaga kerja yang menghasilkan efek positif, sehingga timbul kepuasan kerja. Adanya kepuasan kerja tersebut dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan produktivitas pegawai. Faktor lain yang berhubungan dengan produktivitas pegawai adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan lingkungan manusia yang didalamnya para pegawai organisasi melakukan pekerjaan. Sagir ( 1985, 38 ), berpendapat bahwa lingkungan kerja yang baik dan nyaman dapat menciptakan produktivitas karyawan yang lebih tinggi dari pada bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak menyenangkan. Dengan demikian terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan produktivitas pegawai.
Selanjutnya pengertian produktivitas adalah keluaran, dirumuskan sebagai ratio darn apa yang dihasilkan terhadap keseluruhan masukan. Dengan kata lain, produktivitas merupakan ukuran dari kemampuan ( baik individu, kelompok, mapun organisasi ) untuk menghasilkan sesuatu produk! jasa dalam kondisi dan situasi tertentu, demikian pendapat Sagir ( 1985,50 ).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan jumlah populasi di Biro Keuangan sebanyak 78 orang. Pengambilan data responden dilakukan dengan menggunakan tehnik sensus, berstrata, dan proporsional. Sedangkan prosedur pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kuesioner, survey dan wawancara. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja dengan produktivitas pegawai baik secara sendiri-sendiri mapun secara bersama-sama.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa : (1 ). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja dengan produktivitas pegawai, yang berarti meningkatnya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai. (2 ). Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan produktivitas pegawai, yang berarti meningkatnya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja secara bersamasama akan meningkatkan produktivitas pegawai.
Disamping itu dari hasil Crosstab variabel kepemimpinan, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja terhadap jabatan, golongan, pendidikan dan usia pegawai dapat diketahui persepsi pegawai tentang : (1 ). Kepemimpinan, semakin tinggi jabatan, golongan, pendidikan, dan usia pegawai maka persepsi tentang kepemimpinan semakin baik. (2 ). Kepuasan kerja, semakin tinggi jabatan, golongan, pendidikan, dan usia pegawai maka persepsi tentang kepuasan kerja semakin baik. ( 3 ). Lingkungan kerja, semakin tinggi jabatan, golongan, pendidikan, dan usia pegawai maka persepsi tentang lingkungan kerja semakin baik.
Atas dasar hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah hendaknya pimpinan dalam mengusulkan pegawai untuk promosi jabatan dilakukan secara obyektif dan transparan, usul kenaikan pangkatl golongan pegawai agar dilaksanakan tepat waktu, pimpinan dapat merangsang pegawai untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan baik melalui pendidikan formal maupun informal, serta pimpinan juga perlu memperhatikan kelompok usia pegawai.

Background Election of this thesis title is relied on fact that is appearance various problem of in Monetary Bureau, among others that is officer which do not meekly at work like coming lose timing or go home earlier, leaving room at office hours without reason of clear, tardy in finishing work, often do not enter activity, more chatting with officer humanity from at finishing work. Equally, still happened collision to discipline, and regulation of officer by all officer in monetary Bureau environment. The Phenomenon have last for depicting situation and indisposed governance organization, and its cause indication is leadership process, low of mount satisfaction of activity, and environmental obsolesce of activity. This matter can bring impact to lowering of officer productivity.
Basis for theory which is utilized in writing of this thesis is organizational theory in human resource development context. Told by Simanjuntak ( 1985,41 ), in order to make-up of work productivity a[n organization needed by creative and participative leader. Here very important role a leader in improving officer productivity. From other side leadership having relation with officer productivity, there are also other factor which is also relate to officer productivity that is satisfaction of activity, and activity environment. Thereby there are three factor related to officer productivity.
According To Munandar ( 1985,51 ), that satisfaction work is the existence of interaction between labor yielding positive effect, so that arise satisfaction of activity. Existence of satisfaction of the activity can influence labour productivity. Thereby that satisfaction of activity has relation with officer productivity, other related Factor with officer productivity is activity environment. Environmental of activity represent human being environment which in it all organizational officer conduct work. Sagir ( 1985,38 ), having a notion that balmy and good activity environment can create higher level employees productivity from at working inconvenience in the working environment Thereby there are relation between environment work with officer productivity.
Hereinafter congeniality of productivity is output, formulated as ratio from what yielded to overall of input. Equally, productivity represent size measure from ability (good of individual, group, and also organization) to yield something product/ service in a condition and certain situation, that way Sagir opinion ( 1985,50 ).
Used by Research method is descriptive method of qualitative - quantitative with amount of population in Monetary Bureau counted 78 people. Intake of Data responder conducted by using is techniques of census have, strata, and proportional. While data collecting procedure by using questioner instrument, interview and survey. This research is meant to know relation between leadership, satisfaction of activity, and environment work with officer productivity either through by self and also by together.
From result of research can know that (1). There are [relation/link] which are positive and significant between leadership, satisfaction of activity, and environment work with officer productivity, meaning the increasing of leadership, satisfaction of activity, and activity environment will improve officer productivity (2 ). There are relation which are positive and significant between leadership, satisfaction of activity, and environment work by together with officer productivity, meaning the increasing of leadership, satisfaction of activity, and environment work by together will improve officer productivity.
Beside that from result of Cross tab leadership variable, satisfaction of activity, and environment work to position, faction, officer age and education can know by officer perception about (1). Leadership, position excelsior, faction, education, and officer age hence perception about leadership progressively goodness (2 ). Satisfaction of activity, position excelsior, faction, education, and officer age hence perception about satisfaction work progressively goodness (3). Activity environment, position excelsior, faction, education, and officer age hence perception about environment work progressively goodness.
On the basis of result of the research, hence writer suggestion able to submit is head shall in proposing officer for the promotion of position conducted objectively and is transparent, promotion suggestion, officer faction so that executed on schedule, head can stimulate officer to increase ability and knowledge either through informal and also formal education, and also head also require to pay attention officer age group.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>