Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ufairah Hartanti
"ABSTRAK
Kabupaten Subang merupakan lumbung padi terbesar ketiga di Jawa Barat setelah Karawang dan Indramayu. Pada Tahun 2008 berhasil melakukan swasembada beras, namun saat ini pada tahun 2015 ketahanan pangan Kabupaten Subang terancam karena dialokasikan sebagai target perluasan pembangunan baik industri manufaktur, perumahan, dan lainnya. Kondisi tersebut terjadi karena tata letak kabupaten Subang yang strategis, berbatasan dengan daerah industri, serta dilintasi jalur Pantura dan Tol Cikopo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi perubahan penggunaan tanah sawah dan kaitannya dengan ketahanan pangan. Penelitian ini dilakukan secara temporal yaitu tahun 2008 dan 2015. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, jumlah penduduk, kebutuhan pangan, dan jumlah produksi padi. Analisis yang digunakan adalah analisis overlay antara peta penggunaan tanah tahun 2008 dan 2015 untuk mengetahui perubahan penggunaan tanah sawah, dan analisis statistik Pearson Product Moment untuk mengetahui pengaruh perubahan penggunaan tanah sawah terhadap ketahanan pangan. Hasil penelitiannya adalah Perubahan penggunaan tanah sawah menjadi wilayah terbangun di Kabupaten Subang mayoritas terjadi pada penggunaan tanah sawah irigasi dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Beberapa Kecamatan dengan perubahan penggunaan tanah sawah yang tinggi memiliki nilai ketahanan pangan yang rendah (kurang pangan). Semakin tinggi perubahan penggunaan tanah sawah menjadi wilayah terbangun, maka nilai ketahanan pangan akan semakin rendah.

ABSTRACT
Subang Regency is the third largest rice producers in West Java after Karawang and Indramayu. In 2008 successfully rice self-sufficiency, but this time in 2015 food security in Subang Regency is threatened because Subang is allocated as a target expansion of manufacturing, housing, and others. The condition occurs because Subang is in a srategic position like a bordering the industrial area, and crossed PANTURA line and CIKOPO Toll. The aims of this research is to find out where the change of agricultural land use occurs and the relation of food security. This research was carried out in temporal terms, namely in 2008 and 2015. The variables are population density, food needs, and rice production, The method of this research is overlay analysis between land use maps in 2008 and 2015 to assess changes in land use fields, and analysis Pearson Product Moment statistic to know the effect of changes of agricultural land use to food security. The result of this research is agricultural land use change into the constructed area in Subang occur in the type of land use irrigated ricefield with a high density population. Some of sub-district that the high level of agricultural land use chnage have the low value of food security (less food). The higher of agriculturalland use change into constructed area, the value of food security would be lower."
2016
S62954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurohmah
"ABSTRAK
Penyimpangan iklim merupakan bagian dari gejala atmosfer yang memberikan pengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan terutama sektor pangan dan pertanian. Melalui perhitungan statistik dan analisis temporal, penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi penyimpangan iklim di Kabupaten Kebumen selama periode 1983-2012. Berdasarkan pemetaan data spasial, wilayah terdampak penyimpangan iklim yang paling luas terjadi pada tahun 1997 dan tahun 2010. Sebaran wilayah penyimpangan iklim tersebut terkonsentrasi di wilayah dataran rendah bagian tenggara, wilayah perbukitan barat laut dan wilayah pegunungan utara Kabupaten Kebumen. Penyimpangan iklim berpengaruh terhadap rendahnya ketahanan pangan terutama di wilayah pegunungan utara Kabupaten Kebumen.

ABSTRACT
Climate deviation is a part of the atmospheric indication that gives effect to the various sectors particularly to food and agriculture. Through statistical calculation and temporal analysis, this research reveals that occurred climate deviation in Kebumen Regency during the period 1983-2012. Based on mapping of spatial data, most extensive impacted area by climate deviation occurred in 1997 and 2010. The area distribution of that climate deviation are concentrated in the lowland area of southeast, hills area of northwest, and mountain area of north Kebumen Regency. Climate deviation affect to food security particularly in mountain area of north Kebumen Regency."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulya Millatina Ralesty
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Program Jaminan Sosial yaitu Raskin dan BLSM yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Dalam penelitian digunakan data cross section yang didapat dari hasil Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga (Sakerti) 2014 dengan sampel rumah tangga penerima Program Jaminan Sosial.  Analisis logistik biner digunakan untuk mengetahui pengaruh Program Jaminan Sosial yaitu Raskin dan BLSM terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Hasil analisis menunjukkan bahwa Program Raskin dan BLSM berpengaruh negatif terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Sementara terdapat faktor lain yang mempengaruhi ketahanan rumah tangga diantaranya gender kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan akses kredit.

This study aims to analyse the effect of Social Security programs (Raskin and BLSM) on households food security. In this sudy used cross section data from Indonesia Family life Survey (IFLS) 2014, with a sample of household receiving Social Security program. Binary logistic analysis was used to find the effect of social security programs on households food security. The result of this research indicated that Social Security programs (Raskin and BLSM) negative effect on household food security. While, there are other factors that affect household food security include gender of household head, education of household head, household size, income household, residential area and access to credit.
Key words: Social security, Household food security, Binary logistic regression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarif
"Alih fungsi lahan sawah telah terjadi di Kabupaten Pringsewu sebagai bentuk peningkatan kebutuhan akan lahan bagi perkembangan kemajuan Kabupaten Pringsewu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi lahan sawah sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) serta model yang menggambarkan fenomena alih fungsi lahan tersebut. Metode yang digunakan yaitu analisis tumpang susun dan model Clue-s. Hasil analisis menunjukan bahwa Potensi lahan pertanian pangan berkelanjutan (LPPB) di Kabupaten Pringsewu 22,02% dari luas Kabupaten Pringsewu, LPPB tersebar di Kecamatan Pardasuka, Ambarawa, Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih dan Pagelaran bagian selatan dan LPCPPB hanya terdapat di Pagelaran dibagian utara.
Laju alih fungsi lahan sawah pada periode Tahun 1997-2013 mencapai -1,47%/tahun terjadi disekitar sarana aksebilitas. Model spasial Clue-s perubahan LPPB di Kabupaten Pringsewu menggunakan 17 faktor pendorong dengan skenario bebas dan skenario RTRW menghasilkan tingkat akurasi model mencapai 78,63 % atau validitas tinggi, dimana prediksi luas lahan sawah tahun 2031 pada skenario bebas mencapai 10.412,28 ha sedangkan pada skenario RTRW mencapai 12.425,55 ha. Evaluasi penerapan kebijakan RTRW di Kabupaten Pringsewu pada prediksi skenario bebas tahun 2031 mencapai tingkat minimal yaitu 6861,6 Ha atau 47,79% sedangkan pada skenario RTRW mencapai tingkat moderat yaitu 10958.07 Ha atau 76,463%.

Wetland conversion has occurred in the District Pringsewu as a form of increased demand for land for development progress Pringsewu district. Therefore, this study aims to determine potential wetland as a agricultural sustainable food land (LPPB) and a model that describes the phenomenon of land conversion. The method used is overlay analysis and model of Clue-s. The results of the analysis showed that the potential of sustainable agricultural food land (LPPB) is 22.02% of the area in the District Pringsewu, LPPB spread in subdistrict Pardasuka, Ambarawa, Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, Adiluwih and southern Pagelaran and LPCPPB only found in the north Pagelaran.
The rate of conversion of wetland in the period 1997-2013 reached -1.47%/year occur around accessibility. Clue-s spatial model LPPB changes in District Pringsewu using 17 driving factors with free scenarios and scenario RTRW produce accuracy rate reaches 78,63% or higher validity, where extensive wetland predictions 2031 free scenario to reach 10.412,28 ha, while in scenario Spatial reach 12.425,55 ha. Evaluation of the implementation of RTRW policy in the District Pringsewu on 2031 predictions free scenario is that a minimum level of 6.861,6 hectares or 47,79% whereas in the RTRW scenarios that moderate levels of 10958.07 hectares or 76.463%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Fitriani
"Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sukabumi terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pangan yang memiliki keterbatasan. Alih fungsi lahan pertanian yang meningkat dapat menurunkan produktivitas lingkungan dalam menyediakan modal alam untuk ketersediaan pangan. Salah satu bentuk perwujudan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan terhadap penyedia pangan dengan menghitung daya dukung. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status DDLH penyedia pangan di Kabupaten Sukabumi dan melihat pengaruh perubahan penutupan lahan pertanian terhadap status DDLH penyedia pangan pada tahun 2009 - 2019. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan pendekatan konsep supply dan demand pada jasa ekosistem penyedia pangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yaitu, Kecamatan Cicurug, Cibadak, dan Cicantayan memiliki kondisi lingkungan yang sudah melewati ambang batas untuk mendukung kebutuhan penduduk diatasnya, sedangkan kecamatan lainnya memiliki kondisi lingkungan yang masih mampu mendukung kebutuhan penduduk di wilayahnya. Perubahan penutupan lahan pertanian memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap status DDLH penyedia pangan. Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi linier dengan signifikansi < 0,05 dengan hasil persamaan apabila terjadi penambahan nilai satuan pada luas penutupan lahan pertanian, maka akan meningkatkan nilai selisih ambang batas atau DDLH Penyedia Pangan.

The population growth rate in Sukabumi Regency continues to grow along with the increasing need for food limitations. Increasing changes in agricultural land cover can reduce environmental productivity in providing natural capital for food availability. Therefore, this study aims to analyze the condition of carrying capacity of food providing in Sukabumi Regency and see the effect of agricultural land cover changes on the condition of carrying capacity in 2009 – 2019. This study used a quantitative calculation method using the Supply and Demand Concept Approach of Ecosystem Services-Food Providing. The results showed that three sub-districts in Sukabumi Regency, Cicurug, Cibadak, and Cicantayan District, had an environmental condition that already passed the threshold to support the population's needs on it, while other sub-districts have environmental conditions that are still able to support the needs of the population on it. Changes in agricultural land cover have a significant influence on the carrying capacity status of food providing. This is evidenced by linear regression analysis with significance <0.05 and the result of the equation shows that if the unit value of the area of agricultural land cover increased, it would increase the value of threshold or carrying capacity status of the food providing value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kristina Yeimo
"ABSTRAK
Sungai-sungai di Papua pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi
fisik,sehingga sering terlihat keruh secara alami, karena tersuspensi oleh lumpur
tanah dan material lainnya, sehingga kualitas air secara fisik dari warna dan
tingkat kekeruhannya dapat dikatakan berkualitas buruk. Hal ini diperparah lagi
dengan adanya aktivitas manusia yang mengubah penutup tanah di daerah aliran
sungai (DAS). Penelitian ini dilakukan di DAS Sentani Papua, yang fokus
penelitiannya di Sub DAS Jembatan II, Flafouw dan Belo. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh perubahan penggunaan tanah terhadap kualitas air
pada tahun 2005-2013 serta megetahui prakiraan kualitas air pada priode waktu
2025. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dan temporal berbasis
sistem informasi geografi (SIG) dengan dasar citra Landsat 7 ETM sebagai basis
perolehan data sekunder tentang penggunaan tanah. Survey untuk mengambil
sampel air pada muara setiap Sub DAS yang dikaji, kemudian sampel air
dianalisis dilaboratorium guna memperoleh informasi tentang kualitas air, yang
baku mutunya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001,
selanjutnya dilakukan penentuan status mutu air dengan metode STORET sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial deskriptif
kuantitatif dan analisis sistem dinamik. Hasil penelitian menunjukan parameter
kualitas air yang melewati baku mutu di ketiga Sub DAS adalah Total Suspended
Soild (TSS) dan Posfat (PO₄), sedangkan Nitrat (NO₃) tidak melewati baku mutu
yang ditetapkan berdasarkan kelas I. Status mutu air menunjukan Sub DAS
Jembatan II, Flafouw, dan Belo telah tercemar dengan kondisi cemar rigan.
Penggunaan tanah yang menyumbang beban pencemaran Total Suspended Soild
(TSS) dan Posfat (PO₄) paling besar adalah permukiman, kebun/ perkebunan,
tanah terbuka, dan semak belukar. Berdasarkan hasil simulasi model kualitas air
menunjukan adanya kecenderugan parameter Total Suspended Soild (TSS), Posfat
(PO₄) di ketiga Sub DAS akan terus meningkat mulai dari awal simulasi sampai
akhir simulasi (2005-2025) yang nilainya melewati baku mutu. Sedangkan Nitrat
(NO₃) akan terus meningkat tetapi tidakmelewati baku mutu.

ABSTRACT
The rivers in Papua in general is influenced by the physical condition, so
often seen naturally turbid because of suspended mud soil and other materials, so
that the physical water quality of the color and turbidity levels can be said to be of
poor quality. This is reinforced by the presence of human activity that alters land
cover in the watershed (DAS). This research was conducted in the watershed
Sentani Papua, the focus of his research in Sub-watershed JembatanII, Flafouw
and Belo. The purpose of the study to determine the effect of land use change on
water quality in the years 2005-2013 and forecasts know water quality in the
period of time in 2025. Methods used are based on the analysis of spatial and
temporal geographic information systems (GIS) on the basis of Landsat 7 ETM
imagery as a base acquisition secondary data on land use. Survey to take water
samples at the mouth of each sub-watershed were assessed, then the water
samples were analyzed at the lab in order to obtain information about water
quality, the quality standard based on Government Regulation No. 82 of 2001,
then performed the determination of water quality status with STORET method in
accordance with the Decree of the Minister state of the Environment No. 115 of
2003. analysis used in this research is descriptive quantitative analysis of spatial
and dynamical systems analysis. The results showed the water quality parameters
that pass the quality standard in three sub-watersheds are TSS and PO ₄, whereas
NO ₃ does not pass quality standards established by class I. Status of water quality
showed sub watershed Bridge II, Flafouw, and Belo have been contaminated with
the condition blackened Rigan . Land use accounts for TSS pollution load and PO
₄ most of it is residential, farm / plantation, open land, and shrubs. Based on the
simulation results showed the presence of the water quality model parameters
kecenderugan TSS, PO ₄ in the third sub-watershed will continue to increase from
the beginning of the simulation until the end of the simulation (2005-2025) whose
value is passed quality standards. While NO ₃ will continue to increase but did not
pass pass qualitystandards."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Ifra Andriani
"Permasalahan pangan menjadi isu prioritas dalam pembangunan nasional mengingat dampaknya dapat mempengaruhi kondisi ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga. Permasalahan pangan di periode krisis juga menjadi tantangan bagi masyarakat untuk mengakses kebutuhan pangan pokok dengan harga yang terjangkau. Salah satu cara mengatasi permasalahan pangan dan meningkatkan daya beli masyarakat adalah dengan memberikan bantuan pangan. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Dalam penelitian ini menggunakan data cross section dari SUSENAS 2021 dengan sampel rumah tangga. Hasil analisis logistik biner menunjukkan bahwa BPNT berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Dengan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga secara keseluruhan melalui BPNT, pemerintah dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang meliputi pencapaian SDGs, peningkatan kualitas manusia, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan kesejahteraan yang merata di seluruh negara. Selain itu, faktor karakteristik rumah tangga lainnya yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga antara lain gender, usia, status perkawinan, pendidikan, status bekerja kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, tempat tinggal, kepemilikan rumah, akses kredit, dan pengeluaran rumah tangga.

Food security issues have become a priority in national development as their impact can affect both household food security and welfare. Accessing essential food items at affordable prices during times of crisis presents a challenge for communities. One way to address food security issues and improve the purchasing power of households is through the provision of non-cash food assistance. This study aims to analyze the influence of the Non-Cash Food Assistance Program (BPNT) on household food security. The study utilizes cross-sectional data from the 2021 SUSENAS with a sample of households. The results of binary logistic regression analysis show that BPNT has a positive effect on household food security. By improving the overall welfare of households through BPNT, the government can achieve sustainable development goals, improve human quality, foster inclusive economic growth, and promote equitable well-being throughout the country. Additionally, other household characteristics such as gender, age, marital status, education, employment status of the household head, household size, place of residence, homeownership, access to credit, and household expenditure also influence household food security."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Santiaji
"Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat pesat serta terjadinya kebutuhan tempat tinggal tentu saja mempengaruhi kebutuhan lahan yang akan mengalami peningkatan pula yang akhirnya memanfaatkan lahan pertanian sehingga luasannya semakin berkurang Persoalan ketahanan pangan merupakan persoalan yang amat serius harus ada langkah langkah yang tepat untuk mencapai ketahanan pangan Selain alih fungsi lahan salah satu faktor lainnya adalah perubahan iklim masalah kekeringan debit air sungai citarum yang menurun pada musim kemarau dan juga banjir pada saat musim penghujan menjadi faktor yang mempengaruhi ketahan pangan keluarga petani di Kabupaten Karawang. Berdasarkan penelitian ini alih fungsi lahan dan perubahan iklim mempunyai pengaruh yang negatif terhadap ketahanan pangan keluarga petani di Kabupaten Karawang dengan kata lain semakin tinggi persentase alih fungsi lahan dan perubahan iklim semakin menurun ketahanan pangan.

The growth of population that is increasing rapidly and the occurrence of housing needs affect the demand of land that also will increase obviously. It will ultimately utilize agricultural land therefore its range is getting decrease. The issues of food security are serious issues, there must be appropriate steps to achieve food security. In addition to land conversion, the other factors are climate change, drought problem (Citarum river discharge that decrease in the dry season) and flood during the rainy season become the factors that affects food security of farming families in Karawang district. Based on this study, land conversion and climate change have negative impacts on food security of farming family in Karawang district. In other words, the percentage of land conversion and climate change are getting higher, food security are getting decrese the food security.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sasky
"Selama 50 tahun terakhir Kota Bandung mengalami perkembangan yang cepat, terindikasi dari perubahan penggunaan tanah yang mengakibatkan degradasi lingkungan fisik perkotaan, diantaranya peningkatan suhu permukaan daratan SPD . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan penggunaan tanah terhadap suhu permukaan daratan di Metropolitan Bandung Raya. Perubahan penggunaan tanah diperoleh dari citra Landsat.
Berbasis pada pengolahan citra Landsat dengan parameter NDVI dan Urban Index pada tahun 2001, 2006, 2010 dan 2015 yang divalidasi melalui survey lapang pada 49 lokasi yang dipilih secara purposive sampling. Analisis pola SPD dan hubungan dengan perubahan penggunaan tanah dilakukan dengan metode overlay peta dan regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang tinggi. Perubahan terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan dengan tingkat perubahan suhu permukaan daratan yang lebih tinggi dibandingkan bagian lain dan sebesar 47,1 suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan dan ketinggian.

During the last 50 years, Bandung has experienced a rapid development, indicated from changes in land use that resulted in degradation of the urban physical environment, including an increase in surface temperature of the mainland SPD . This study aims to analyse the effect of land use change on a terrestrial surface temperature in Metropolitan Bandung Raya. Land use change was obtained from Landsat image.
Based on the processing of Landsat images with NDVI and Urban Index parameters in 2001, 2006, 2010 and 2015 validated through field surveys in 49 locations selected by purposive sampling. Analysis of SPD pattern and relationship with land use change was done by overlay map method and multiple linear regression.
The analysis results show spatially the city centre has a high temperature. Changes occur around the city especially towards the south with a higher rate of surface temperature change of the land compared to other parts and 47,1 of the surface temperature of the land affected by vegetation density, building density and altitude.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqiela Tashania
"Pengukuran kinerja merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari suatu program yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Pengukuran kinerja dapat merupakan elemen penting dalam mengelola suatu organisasi sektor publik. Salah satu alat yang berperan penting dalam pengukuran kinerja adalah kesesuaian kinerja dengan Strategy Map. Dinas Ketahanan Pangan saat ini belum memiliki sistem pengukuran terhadap kinerja organisasi, hal ini dikarenakan penilaian kinerja organisasi selama ini dilihat dari hasil capaian atas sasaran yang ditetapkan melalui renstra. Sehingga kebutuhan akan pengukuran kinerja dan proses evaluasi tetap harus dilakukan baik oleh organisasi swasta maupun organisasi sektor publik. Penelitian ini bertujuan unuk mengevalusi Strategy Map dan kondisi dari Indeks Ketahanan Pangan di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Siak menggunakan pendekatan konsep Balanced Scorecard. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam strategy map dan indikator pencapaian kinerja ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Strategy map yang digambarkan dalam konsep Balanced Scorecard telah disusun secara baik menggunakan pendekatan 4 perspektif Balanced Scorecard di sektor publik. Namun, beberapa indikator harus dirumuskan kembali, karena sebagian besar masih tidak spesifik dengan outcome yang diinginkan oleh organisasi. Hal ini berpotensi menghambat pencapaian dari sasaran kinerja dan penyelenggaraan visi dan misi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Siak untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah. 

Performance measurement is a tool used to improve the efficiency and effectiveness of a program implemented by an organization. Performance measurement can be a crucial element in managing a public sector organization. One essential tool in performance measurement is the alignment of performance with the Strategy Map. The Department of Food Security currently lacks a measurement system for organizational performance, as the assessment of organizational performance has been based on the achievement of targets set through the strategic plan. Therefore, the need for performance measurement and evaluation processes must still be carried out by both private and public sector organizations. This research aims to evaluate the Strategy Map and the conditions of the Food Security Index at the Siak District Food Security Department using the Balanced Scorecard concept. The research findings conclude that there are aspects in the strategy map and performance achievement indicators that need improvement. The strategy map outlined in the Balanced Scorecard concept has been well-structured using the 4 perspectives of the Balanced Scorecard in the public sector. However, some indicators need to be reformulated, as most are still not specific to the outcomes desired by the organization. This has the potential to hinder the achievement of performance targets and the implementation of the vision and mission of the Siak District Food Security Department in meeting the regional food needs."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>