Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Nabilla Khansa
"Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus bekerja, begitu juga para wanita. Di Ibukota Jakarta, banyak tempat hiburan malam yang menjadi tempat mencari nafkah bagi sebagian besar wanita dan mengharuskan seluruh pekerja, termasuk pekerja wanita di tempat hiburan malam tersebut bekerja pada waktu malam hari. Pengusaha yang mempekerjakan wanita di malam hari memiliki beberapa kewajiban yang harus di laksanakan dan hal ini telah diatur di Undang-Undang. Namun banyak pengusaha yang mengabaikan kewajiban tersebut.
Skripsi ini membahas mengenai Perlindungan Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Terhadap Pekerja Wanita Yang Bekerja Pada Malam Hari Di Pub X Jakarta. Ini merupakan penelitian Yuridis Normatif yang bersifat deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik analisis data dengan pendekatan kualitatif. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Hasil dari penelitian adalah diketahui bahwa belum terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berupa penyediaan fasilitas antar jemput dan penyediaan makanan 4 sehat 5 sempurna bagi pekerja wanita yang bekerja di malam hari di Pub X.

To fulfill the necessities of life, people have to work and so are the woman. In Jakarta, many night club become a place to earn money for many woman and it require all workers, including the woman workers, to work at night. Employers who employ a woman at night has some obligations that must be carried on and this has been regulated in the Act. But in fact, many employers are ignoring that obligation.
This thesis discusses about the legal protection of occupational health and safety for woman employees who work at night on Pub X Jakarta. This research is normative, descriptive analytical data used is secondary data. This study is Data analytical technique with a qualitative approach. The data that is required is secondary data that consist of primary, secondary and tertiery sources of law. This research has found that the implementation of occupational health and safety such as providing a pick up car facillites and providing a good food for woman employees who work at night on Pub X Jakarta has not been implemented by Pub X for their woman employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josheline Charmaine Myrtle
"Perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hak yang wajib diperoleh bagi pekerja dan wajib di terapkan di setiap tempat kerja agar pekerja terhindari dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja dan/atau penyakit akibat kerja. Dewasa ini, semakin berkembangnya teknologi digital menyebabkan banyak bermunculan pekerjaan yang mengandalkan teknologi digital, seperti Host Live Streaming untuk memasarkan dan memperkenalkan produk ke masyarakat luas melalui aplikasi belanja online atau sosial media. Pekerja host live streaming dituntut untuk dapat bekerja sepanjang waktu secara bergantian. Bagi pekerja yang mendapatkan jam kerja pada waktu malam hari hingga dini hari butuh mendapatkan perlindungan khusus agar tetap menjalankan pekerjaannya secara optimal. Kesesuaian penerapannya dilihat berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja serta peraturan pelaksanaan lainnya. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Teknik pengumpulan data dari data sekunder yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan didukung dengan wawancara kepada informan untuk menunjang datadata yang diperoleh dari studi dokumen. Hasil dari penelitian adalah pengaturan untuk perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja perempuan yang bekerja pada malam hari sudah ada tercantum dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia dan diketahui bahwa perlindungan hukum kesehatan dan keselamatan kerja berupa penyediaan fasilitas antar jemput dan penyediaan makanan bergizi bagi pekerja perempuan yang bekerja pada malam hari sebagai host live streaming di PT AWI belum terlaksana.

Legal protection for occupational health and safety is a right that workers must obtain and must be implemented in every workplace so that workers avoid undesirable things such as work accidents and/or work-related diseases. Nowadays, the increasing development of digital technology has caused many job opportunities to emerge that utilize digital technology, such as Hosting Live Streaming to market and introduce products to the wider community through online shopping applications or social media. Live streaming host workers are required to be able to work around the clock in shifts. Workers who work hours from night to early morning need special protection to continue carrying out their work optimally. The suitability of its implementation is seen based on Law Number 13 of 2003 concerning Employment and Law Number 1 of 1970 concerning Work Safety as well as other implementing regulations. Writing this thesis uses normative juridical research methods. Data collection techniques from secondary data obtained through library research and supported by interviews with informants to support the data obtained from document study. The results of the research are that arrangements for legal protection of occupational health and safety for female workers who work at night are already included in Indonesian legislation and it is known that legal protection of occupational health and safety takes the form of providing pick-up and drop-off facilities and providing nutritious food for workers. women who work at night as live streaming presenters at PT AWI have not yet been implemented."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Non Dwi Zulaeha
"

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian terpenting dalam hal memberikan perlindungan terhadap pekerja. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat menimbulkan potensi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu contoh yaitu industri Rumah Sakit. Saat ini Rumah Sakit sudah didukung dengan alat-alat yang canggih dan modern untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Rumah Sakit merupakan industri pelayanan kesehatan atau tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit seperti pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Dalam hal ini sumber daya manusia rumah sakit salah satunya yaitu Perawat. Tesis ini akan mengkaji pengaturan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit X. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif, menggunakan data sekunder melalui studi dokumen dan dianalisis secara kualitatif. Dari hasil penelitian, Pemerintah telah memberikan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Kemudian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan di Rumah Sakit agar tercipta lingkungan rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman, dengan begitu dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja. Rumah Sakit X harus membuat prosedur atau pedoman terkait penanganan perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Pengkajian lebih lanjut terhadap data karyawan yang berobat dan data penyakit karyawan di unit kerja yang berisiko mengalami penyakit akibat kerja belum dilakukan oleh Komite K3RS. Diperlukan peran pemerintah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala agar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya dirumah sakit dapat terpantau dengan baik.


Occupational safety and health are the most important part of providing protection to workers. With the rapid development of technology raises the potential to threaten occupational safety and health. One example is the Hospital industry. At present the Hospital has been supported by sophisticated and modern tools to support the health services provided to patients. Hospital is a health service industry or workplace that has a high risk to the safety and health of hospital human resources such as patients, visitors, and the hospital environment. In this case the hospital human resources, one of them is Nurse. This thesis will examine the legal protection arrangements for nurses affected by occupational diseases based on applicable laws and regulations in Indonesia, the application of occupational safety and health management systems, as well as how the implementation of occupational safety and health in Hospital X. The research method used is juridical normative, using secondary data through document studies and analyzed qualitatively. From the results of the study, the Government has provided legal protection for nurses affected by occupational diseases. Then the occupational safety and health management system must be implemented in hospitals to create a healthy, safe and comfortable hospital environment, thereby reducing work accident rates and reducing the prevalence of occupational diseases. Hospital X must make procedures or guidelines related to the handling of nurses affected by occupational diseases. Further assessments of employee medical data and data on employee illness in work units at risk of occupational diseases have not been conducted by the K3RS Committee. The role of government is needed in conducting guidance and supervision on a regular basis so that the implementation of occupational safety and health, especially in hospitals can be monitored properly.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Istriarto
"

Fenomena anak yang bekerja di sector formal sebagai pramusaji di hotel seringkali dianggap sebagai pekerja paruh waktu ataupun peserta magang. Namun, pada faktanya keberadaan anak yang bekerja sebagai pramusaji tersebut murni sebagai pekerja yang mengharapkan upah dan diluar pemagangan. Lemahnya pengawasan terhadap keberadaan anak yang bekerja sebagai pramusaji di hotel dipengaruhi oleh lemahnya peran pemerintah dalam perlindungan terhadap perjanjian kerjanya, keselamatan dan Kesehatan kerja, juga dipengaruhi oleh pandangan bahwa anak yang berusia di atas 15 (lima belas) tahun merupakan pekerja biasa. Padahal hal tersebut bertolak belakang dengan definisi anak dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan itu sendiri. Sehingga perlindungan terhadap anak yang bekerja ini sangatlah minim dan membuat kedudukan anak yang bekerja sebagai pramusaji di hotel sangat dekat dengan ekploitasi terhadap anak.


The phenomenon of children working in the formal sector as waiters in hotels is often considered part-time workers or apprentices. However, in fact the existence of the child who works as a waiter is purely a worker who expects wages and outside of apprenticeship. Weak supervision of the existence of children working as waitresses in hotels is influenced by the weak role of the government in protecting work agreements, occupational safety and health, also influenced by the view that children over 15 (fifteen) years old are ordinary workers. Even though this is contrary to the definition of a child in the Manpower Act itself. So that the protection of working children is very minimal and makes the position of children who work as waiters in hotels very close to exploitation of children.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Monicasari
"ABSTRAK
Perundang-undangan mengatur mengenai Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) disetiap perusahaan guna melindungi pekerja/buruh dari ancaman kecelakaan
yang mungkin timbul di tempat kerja. Program K3 itu sendiri harus diterapkan
kepada seluruh pekerja/buruh. Dalam kenyataannya jaminan atas kecelakaan kerja
yang menimpa pekerja/buruh yang dialih daya/outsourcingkan hanya dibebankan
kepada satu pihak dan menimbulkan ketidakpastian yang selanjutnya akan dibahas
dalam pokok permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini. Penelitian dalam skripsi
ini menggunakan bentuk metode penilitian yuridis-normatif yang mengacu pada
norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penulis juga melakukan serangkaian wawancara untuk digunakan sebagai data
pendukung. Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui status hukum
pekerja alih daya/outsourcing dan pihak yang harus bertanggungjawab atas
kecelakaan kerja yang menimpa pekerja/buruh alih daya/outsourcing.

ABSTRACT
Every company has to make Occupational Health and Safety regulation to protect
their employee from accident that can happened while they are working.
Occupational Health and Safety programs itself should be applied to all
workers/laborers. In fact, the guarantee on accidents that befall workers/laborers who
converted only being charged to one side and cause uncertainty which is further
discussed in problems that is raised in this thesis. The research in this thesis using the
method of juridical-normative reference to legal norms a series of interviews to be
used as supporting data. The purpose of writing this essay is to determine the legal
status of outsourcing workers/laborers and the parties shall be liable for accident that
befall to outsourcing workers/laborers."
2016
S65358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kamila Malik
"Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi saat seseorang sedang menjalankan tugas atau bekerja, baik dalam jam kerja maupun di luar jam kerja. Kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan cedera fisik atau kerugian lainnya bagi pekerja, perusahaan, atau bahkan lingkungan sekitarnya. Salah satu hak bagi pekerja adalah hak untuk kondisi kerja yang aman dan sehat. Pekerja memiliki hak untuk bekerja dalam lingkungan yang aman dan sehat tanpa risiko serius terhadap Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja meliputi kesalahan manusia, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, atau kegagalan sistem keselamatan kerja. Penting bagi perusahaan untuk memiliki program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang efektif guna mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi para pekerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangatlah penting dalam lingkungan kerja. K3 yang baik dapat membantu melindungi pekerja dari cedera, penyakit, atau bahaya lainnya yang mungkin terjadi saat bekerja. Kepatuhan terhadap peraturan K3 yang berlaku adalah kewajiban bagi perusahaan, mematuhi aturan tersebut tidak hanya membantu melindungi pekerja, tetapi juga menghindari sanksi hukum dan reputasi yang buruk bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketentuan mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di PT MMT, dan mengidentifikasi hak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT MMT. Dengan melakukan analisis terhadap hak pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di PT MMT, dapat diketahui apakah pekerja mendapatkan hak-haknya sebagai seorang pekerja di suatu perusahaan. Dengan memprioritaskan K3, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, dan produktif bagi semua orang yang terlibat.

A work accident is an undesirable event that occurs when someone is carrying out their duties or working, either during working hours or outside working hours. These accidents can result in physical injuries or other losses for workers, companies, or even the surrounding environment. One of the rights for workers is the right to safe and healthy working conditions. Workers have the right to work in a safe and healthy environment without serious risks to occupational health and safety (K3). Factors that can cause work accidents include human error, unsafe work environment conditions, or failure of work safety systems. It is important for companies to have an effective Occupational Health and Safety (K3) program to prevent accidents and protect workers. Occupational Health and Safety (K3) is very important in the work environment. Good K3 can help protect workers from injuries, illnesses or other dangers that may occur while working. Compliance with applicable K3 regulations is an obligation for companies, complying with these regulations not only helps protect workers, but also avoids legal sanctions and a bad reputation for the company. This research aims to analyze provisions regarding Occupational Health and Safety (K3), the implementation of Occupational Health and Safety (K3) at PT MMT, and identify the rights of workers who experience work accidents at PT MMT. By analyzing the rights of workers who experience work accidents at PT MMT, it can be seen whether workers have their rights as workers in a company. By prioritizing K3, companies can create a safer, healthier and more productive work environment for everyone involved."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutanto
"PT. Deraya Air merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara, dimana dalam setiap proses produksi mempunyai risiko kecelakaan kerja cukup tinggi. Pekerjaan di Hangar/shelter ini digunakan untuk melakukan perawatan pesawat dengan skala tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan peruntukannya, tidak terlepas dari kondisi keadaan tersebut diatas.
Persepsi karyawan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja perlu terus di budayakan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan peralatan. Untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bekerja di hangar/shelter PT. Deraya Air Jakarta, maka dilaksanakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif, yang dibatasi pada pekerja yang bekerja di hangar/shelter PT. Deraya Air Jakarta Tahun 2012 dengan jumlah sampel adalah seluruh populasi yang ada sebanyak 58 orang. Variabel K3 yang akan diteliti antara lain : Kebijakan K3, Program Pengendalian Bahaya, Pelatihan K3 dan Alat Pelindung Diri (APD).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan persepsi sebagian besar karyawan PT. Deraya Air yang bekerja dihanggar terhadap penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan menggunakan 4 variabel adalah baik (74,1%). Dari hasil penelitian ini disarankan kepada pihak manajemen PT. Deraya Air Jakarta untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan monitoring, evaluasi dan sosialisasi serta pelatihan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kualitas yang baik dan meningkatkan kinerja menuju level dengan standarisasi ISO 9001:2008 maupun OHSAS 18001:2007.

PT. Deraya Air is a company engaged in the field of air transport, which in every production process has a high risk of accidents. Work at Hangar / shelter is used for the maintenance of aircraft with a certain scale in accordance with the established rules of allocation, not the circumstances regardless of the conditions above.
Employee perceptions about the Occupational Safety and Health needs to continue in safety culture to deal with the advent of technology and equipment. To find a picture of employee perceptions of the implementation of Occupational Health and Safety working in the hangar / shelter PT. Deraya Air Jakarta, then conducted a descriptive quantitative research, which is limited to workers employed in the hangar / shelter PT. Deraya Air Jakarta in 2012 with a sample of the entire population there are as many as 58 people. Occupational Health and Safety variables that will be examined include: Policy of Occupational Safety and Health, Hazard Control Program, Occupational Safety and Health Training and Personal Protective Equipment (PPE).
The survey results revealed that overall perception of most employees of PT Deraya Air at hangar working towards the implementation of Health and Safety at Work by using the 4 variables was good (74.1%). From the results of this study suggested to the management of PT. Deraya Air Jakarta to improve the implementation of monitoring, evaluation and dissemination and training on Occupational Health and Safety . Provision of Personal Protective Equipment (PPE) with good quality and enhance the performance to the level of the standards ISO 9001:2008 and OHSAS 18001:2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoana Periskila Winarto
"Latar belakang: Health Risk Assessment HRA tahun 2016, melaporkan gangguan muskuloskeletal pada pekerja pengguna komputer di Perusahaan X adalah 73,28 . Untuk mengatasi ini, Perusahaan X mulai menerapkan Program Ergonomi Perkantoran, yang sampai saat ini belum dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program ergonomis dengan menggunakan standar SMK3 sebagai referensi.Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan mixmethods kuantitatif dan kualitatif . Wawancara mendalam dilakukan dengan pimpinan perusahaan dan pengelola program. Efektivitas program didapat dengan mewawancarai pekerja yang berpartisipasi dalam HRA pada tahun 2016.Hasil: Program ini berhasil dan efektif dalam mengurangi gangguan muskuloskeletal secara signifikan sebesar 37,7 . Hubungan yang signifikan didapatkan antara latihan peregangan OR 6,53, 95 CI 1,74-24,57 dan penerapan posisi kerja ergonomis OR 6,93 95 CI 2,08-23,01 dengan penurunan gangguan muskuloskeletal. Implementasi standar SMK3 pada pelaksanaanp program, mencapai 81,08 untuk elemen input kategori baik , 74,02 untuk elemen proses kategori baik dan 85,7 untuk elemen output kategori memuaskan . Konsultasi dengan perwakilan pekerja sebelum implementasi, distribusi fasilitas penyanggah laptop yang merata, dan pengawasan pelaksanaan program, merupakan faktor kunci bagi program untuk meraih tingakt keberhasilan yang lebih tinggi.Kesimpulan: Program Kantor Ergonomis berhasil menurunkan keluhan muskuloskeletal antara 37,7 . Implementasi Sistem Manajemen K3 standar dalam konsultasi program, penyediaan fasilitas program dan pengawasan mempengaruhi kerberhasilan program.
Background Health Risk Assessment HRA in 2016, revealed that musculoskeletal disorders among in computer workers in Company X was 73.28 . To control this, Company X started to implement an Office Ergonomic Program, which has not been evaluated yet. This study aims to evaluate the effectiveness of the ergonomic program by using standard OSH Management System checklists as a reference.Method The design of this study is cross sectional using mix methods quantitative and qualitative . In depth interviews were conducted with the company management and ergonomic program managers and also relevant documents were reviewed. The effectiveness of the program was conducted by interviewing worker who participated in the HRA in by 2016.Results The program was successful and effective in signifficantly reducing musculoskeletal disorders by 37.7 . A significant association was found between implementing stretching exercises OR 6.53 95 CI 1.74 24.57 and ergonomic working positions OR 6.93 95 CI 2.08 23.01 with decreased musculoskeletal disorders. Implementation of standard OSH Management System to implementation of program, achieved 81.08 for input element good category , 74.02 for process element good category and 85.7 for output elements satisfactory category . Consultation with worker representatives before implementation, adequate distribution of laptop support facilities, and program supervision are the key factor of the program to have higher success rate.Conclusion The Ergonomic Office program succeeded decreasing musculoskeletal complaints in 37.7 of the workers. The implementation of standard OSH Management in program consultation, provision of program facilities and supervision are the factor which influenced the success of the program. "
2018
T55551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusuma Wardani
"Persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan agar karyawan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 di PT X. PT. X merupakan perusahaan distributor alat berat yang memiliki tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi bagi karyawan yang bekerja di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Dengan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 133 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. PT. X telah menerapkan sistem manajemen K3 di seluruh area kerjanya dengan mengintegrasikannya berdasarkan OHSAS 18001 dan PP No.50 tahun 2012.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan PT. X terhadap implementasi sistem manajemen K3 secara umum masih kurang baik. Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa dari 133 responden yaitu sebanyak 69 orang (51,9%) memiliki persepsi kurang baik tentang implementasi sistem manajemen K3 dan 64 orang (48,1%) yang memiliki persepsi baik tentang implementasi sistem manajemen K3. Disarankan agar perusahaan memberikan sosialisasi kepada seluruh karyawan tentang SMK3 khususnya mengenai manfaat penerapan SMK3 bagi perusahaan, peran serta karyawan dalam penerapan SMK3.
Meninjau kembali dan menginformasikan kepada karyawan tentang pencapaian tujuan, sasaran dan program-program K3 dalam pertemuan tinjauan manajemen. Mendeskripsikan dengan jelas tugas dan fungsi masing ? masing anggota P2K3 serta meningkatkan pengawasan terhadap kehadiran pengurus terhadap rapat-rapat yang diadakan sehingga pelaksanaan SMK3 oleh P2K3 dapat lebih efektif. Serta menjaga kesinambungan pelaksanaan SMK3 yang telah ada di perusahaan sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktifitas dapat ditingkatkan.

Employee perceptions of implementation occupational health and safety management system (OHSMS) is the view of employees to what is given the company aims to secure the safety and health of employees work. The main objective of this study was to determine the employees' perception of the implementation occupational health and safety management system at PT. X. PT. X is a heavy equipment distributor that has the level of hazard and risk is quite high for employees working in the field. This research is descriptive analytic. With the number of respondents involved in this study as many as 133 people. This study was conducted using questionnaires. PT. X has implemented an occupational health and safety management system throughout the work area by integrating based on OHSAS 18001 and PP 50 in 2012.
The results of the study showed that the employees perceptions of implementation occupational health and safety management system at PT. X in general is still not good. From the questionnaire results showed that of the 133 respondents as many as 69 people (51.9%) had a poor perception of the implementation of OHSMS and 64 (48.1%) who have a good perception of the implementation of OHSMS. It is recommended that the company provide socialization of all employees about the benefits of applying OHSMS especially for the company, the participation of employees in the application of OHSMS.
Reviewing and inform employees about the achievement of goals, objectives and OHS programs in management review meetings. Describe clearly the duties and functions of each member Committe of OHS and increasing supervision of the presence of officials of the meetings are held so that the implementation OHSMS by committee can be more effective. As well as maintain the continuity of the implementation OHSMS that already exist in the company so always obtained workplace that is safe, comfortable, healthy and productivity can be improved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dawina Isack
"Penelitian ini membahas tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja di PT X yang memproduksi perhiasan bernilai jual tinggi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dan mengacu pada AS/NZS 4360:2004 tentang Manajemen Risiko. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran nominal dan ordinal. Untuk perhitungan tingkat risiko mengacu pada formula matematika Fine (William T. Fine, 1971) yang menggunakan faktor konsekuensi, probability dan exposure. Dari penilaian tingkat risiko tertinggi dibahas lima bahaya yaitu proses kerja yang menggunakan Asam sulfat, bahaya ergonomi, penggunaan mesin laser, Silicone Mold Release dan bahan abrasif pada proses poles.

This research is about the risk analysis of occupational safety and health in PT X, a company manufacturing high end jewelry in Indonesia. The research is composed with descriptive and analytical writing and it refers to AS/NZS 4360:2004 regarding Risk Management. The research uses nominal and ordinal scale of measurement. For the calculation on the level of risk, it refers to mathematical formula of Fine (William T. Fine, 1971) that uses assessment factors: Consequence, Probability and Exposure. After assessing the level of risk, there are top five hazards that are further elaborated namely: the use of Sulfuric Acid, ergonomic hazard, the use of lasers, Silicone Mold Release and abrasive materials for polishing process."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>