Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aziza Nabila Amani
"ABSTRAK
Romer (1993) bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan
perdagangan dengan inflasi. Untuk melihat konsistensi dari hubungan tersebut,
nilai exchange rate pass-through (ERPT) yang telah diestimasi diikutsertakan
sebagai salah satu determinan penting untuk menjelaskan inflasi. Penelitian ini
menggunakan data panel kuartalan yang bersifat unbalanced dari 6 (enam) negara
Asia terpilih pada kurun waktu 1994 sampai dengan 2013. Hasil regresi penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan
perdagangan dengan inflasi, tetapi hasil ini menjadi tidak signifikan ketika ERPT
dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang sama dengan keterbukaan
perdagangan. Sementara itu, nilai ERPT selalu bersifat positif dan signifikan
dalam menjelaskan inflasi di setiap model regresi yang digunakan. Hasil empiris
ini membuktikan bahwa hipotesis Romer ditolak di negara-negara Asia dan
pergerakan nilai tukar terhadap harga impor bersifat penting untuk menjelaskan
kenaikan inflasi pada kawasan ini.

ABSTRACT
This research tests the hypothesis first cited by Romer (1993) that there exists a
negative relationship between trade openness and inflation. To verify the
consistency of the relationship sign, estimated values of exchange rate passthrough
(ERPT) to import prices are taken into account as an important
determinant of inflation. This research examines the answer by employing
unbalanced quarterly panel data in 6 (six) selected Asian countries under the
period of 1994 to 2013. The result indicates that there exists a negative
relationship between trade openness and inflation; however, it becomes not
significant when ERPT values are included in the same regression equation with
trade openness. On the other hand, ERPT is always positive and significant to
explain inflation in every regression model employed. The empirical result
confirms the rejection of Romer?s hypothesis in Asian countries and therefore
highlights the importance of exchange rate movements towards import prices as a
factor that brings inflationary effect within this region."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Indonesia, 2016
S63836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ighfar Ulayya Sofyan
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat Exchange Rate Pass-Through (ERPT) pada negara-negara high income dan upper-middle income yang menerapkan kebijakan Inflation Targeting Framework (ITF). Data histori menunjukkan keanehan pergerakan tingkat inflasi selama 3 tahun terakhir. Tren inflasi pada negara pendahulu yang menerapkan kebijakan penargetan inflasi memiliki peningkatan inflasi signifikan pada periode 2020 – 2022 dan diikuti dengan tidak efektifnya kebijakan Inflation Targeting Framework. Dengan menggunakan model Vector Autoregression untuk data panel, penelitian ini mencoba mengkaitkan antara tingkat Exchange Rate Pass-Through dan tingginya tingkat inflasi. Mengingat Exchange Rate Pass- Through yang rendah menandakan bahwa perubahan nilai tukar terhadap harga impor bersifat inelastis yang memungkinkan pengurangan dampak fluktuasi nilai tukar pada inflasi domestik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi penguatan dampak Exchange Rate Pass-Through pada periode sebelum dan saat abnormalitas. Perbedaan karakteristik ERPT dari kelompok negara high income dan upper-middle income membuat tantangan tersendiri dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar. Selain itu juga, penelitian ini menemukan jalur transmisi dari penguatan dampak Exchange Rate Pass-Through pada harga impor menuju tingginya inflasi domestik terutama pada kelompok negara high income.

This study aims to investigate the level of Exchange Rate Pass-Through (ERPT) in high- income and upper-middle-income countries that implement the Inflation Targeting Framework (ITF) policy. Historical data indicates abnormality in inflation movements over the past three years. The inflation trend in pioneering countries that have adopted inflation targeting policies shows a significant increase in inflation during the period 2020 – 2022, followed by the ineffectiveness of the Inflation Targeting Framework. Utilizing a Vector Autoregression model for panel data, this research attempts to establish a link between the level of Exchange Rate Pass- Through and high inflation rates. Considering that a low Exchange Rate Pass-Through signifies that exchange rate changes against import prices are inelastic, this can potentially mitigate the impact of exchange rate fluctuations on domestic inflation. The study concludes that there has been a strengthening of the Exchange Rate Pass-Through effect in the periods before and during abnormalities. The differing characteristics of ERPT between high-income and upper-middle- income countries present unique challenges in managing exchange rate fluctuations. Furthermore, the study identifies a transmission path from the strengthening impact of Exchange Rate Pass-Through on import prices to high domestic inflation, particularly in high-income countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan Arif Hartanto
"Kebijakan moneter dengan kerangka kerja penargetan inflasi adalah sebuah kerangka baru dalam kebijakan moneter yang dewasa ini telah umum digunakan di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Kerangka ini pertama kali diterapkan di Selandia Baru pada tahun 1990 dan semakin lama semakin banyak dianut oleh berbagai negara seiring dengan terjadinya perubahan pada pendekatan yang digunakan dalam kebijakan moneter, dari pendekatan kuantitas ke pendekatan harga, yang semakin mengemuka. Perubahan strategi kebijakan moneter dari kerangka kerja penargetan uang beredar menuju penargetan inflasi didasari suatu temuan bahwa semakin lama semakin sulit ditemukan hubungan yang stabil antara uang dengan pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam jangka panjang. Di sisi yang lain, perubahan juga terjadi pada sistem nilai tukar yang digunakan. Kecenderungan yang terjadi adalah perubahan sistem nilai tukar tetap menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas. Perubahan ini terjadi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan dari semakin meningkatnya derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan di hampir semua negara. Derajat keterbukaan ekonomi dan keuangan serta sistem nilai tukar yang mengambang bebas ini akan meningkatkan pengaruh eksternal, yang muncul dari perubahan yang terjadi pada nilai tukar, terhadap inflasi domestik. Seperti yang dijelakan oleh Preposisi Taylor (2000) bahwa terdapat hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara Inflation Targeting Framework (ITF) dengan Exchange Rate Pass-through (ERP). Taylor menyatakan bahwa penerapan ITF akan menurunkan derajat ERP, derajat ERP yang rendah pada gilirannya akan menurunkan tekanan inflasi eksternal yang dapat membantu terjaganya inflasi domestik pada tingkat yang rendah dan stabil. Melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk menganalisis dan membahas bagaimana dampak atau pengaruh penerapan ITF terhadap derajat exchange pass-through to domestic inflation dengan mengambil ruang lingkup pembahasan tiga negara ASEAN, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand. Lebih jauh lagi, studi ini dimaksudkan untuk menguraikan pengaruh penerapan Inflation targeting Framework (ITF) terhadap besaran koefisien exchange rate pass-through jangka pendek dan jangka panjang untuk inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Producer Price Index (PPI). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode persamaan simultan Two Stage Least Squares (2 SLS) dalam mengestimasi hubungan antara penerapan ITF dan exchange rate pass-through. Penulis melakukan estimasi 2 SLS dengan menggunakan dua indikator harga, yaitu inflasi Consumer Price Index (CPI) dan inflasi Price Producer Index (PPI). CPI merupakan proksi atas tingkat harga barang non-tradables. Dengan demikian, dampak depresiasi nilai tukar terhadap inflasi CPI menunjukkan efek langsung dari shock nilai tukar yang terjadi terhadap inflasi domestik. PPI digunakan sebagai proksi atas tingkat harga barang tradables sehingga pengaruh depresiasi nilai tukar terhadap inflasi PPI menunjukkan indirect effect atas yang shock yang terjadi pada nilai tukar terhadap inflasi domestik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
S26370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Dwinita
"Tesis ini bertujuan untuk mengukur efek / pengaruh penerapan inflation targeting pada sistem nilai tukar mengambang terhadap pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK umum, IHK tradable dan IHK nontradable, dan untuk membandingkan pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK tradable dan IHK nontradable di Indonesia. Untuk menganalisa efek/pengaruh penerapan inflation targeting pada sistem nilai tukar mengambang terhadap pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK, digunakan metode error correction model ECM.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, penerapan inflation targeting berhasil menurunkan pass through nilai tukar pada inflasi menurut IHK, baik pada IHK umum, IHK tradables, maupun IHK non-tradables. Dalam jangka pendek, setelah penerapan inflation targeting, besarnya pass through nilai tukar terhadap inflasi menurut IHK non-tradable lebih tinggi dibandingkan dengan pass through nilai tukar terhadap inflasi menurut IHK tradable. Hal tersebut mengindikasikan menurunnya efektivitas nilai tukar nominal sebagai peredam guncangan.
Selain itu, dari penelitian juga dapat disimpulkan bahwa meskipun penerapan inflation targeting berhasil menurunkan pengaruh inersia inflasi, namun pengaruh inersia inflasi pada ekspektasi masyarakat masih dominan. Dengan demikian, penerapan kebijakan inflation targeting belum sepenuhnya berhasil mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat berdasarkan target inflasi yang telah ditetapkan.

The aims of this thesis are to estimate the effect of the inflation targeting application in floating exchange rate system to the exchange rate pass through in inflation according to general CPI, tradable CPI, and non tradable CPI, and to compare the exchange rate pass through in inflation according to tradable CPI, and non tradable CPI in Indonesia. Error correction model ECM is used to analyze the effect of inflation targeting application in floating exchange rate system to the exchange rate pass through in inflation according to CPI.
The result of this research shows that in long run and short run, the inflation targeting application succed to reduce exchange rate pass through to inflation according to general CPI, tradable CPI, and non tradable CPI. In short run, after the inflation targeting application, the exchange rate pass through to inflation according to non tradable CPI is higher than the exchange rate pass through to inflation accoding to tradable CPI. This indicates the reduce of the effectiveness of nominal exchange rates as shock absorbers.
Besides that, from this research we can conclude that eventhough the inflation targeting application has succed to reduce the influence of inertia inflation, but the influence of inertia inflation to society rsquo s expectation is still dominant. It means that the inflation targeting application are not entirely succed to lead the society rsquo s inflation expectation according to the inflation target.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burns, Arthur F.
New York: Economica Books, 1958
338.54 BUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The inflation - growth relationship for the inflation targeters is estimated for the period 2001 - 2006. The results show that inflation is negatively correlated with economic growth, while the indicators for aggregate demand and supply are positively correlated with economic growth...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Putera Rinaldy
"Pengalaman inflasi Indonesia yang tinggi dan tidak efektifnya penerapan nominal anchor menggunakan besaran moneter telah membuat Bank Indonesia untuk beralih kepada kerangka kebijakan moneter menggunakan nominal anchor target inflasi (inflation targeting framework). Proses ini diawali oleh perubahan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Indonesia menjadi UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undangundang tersebut secara eksplisit dinyatakan bahwa Bank Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu, sejak tahun 2000 Bank Indonesia mulai menempuh langkah-langkah penerapan kerangka kerja kebijakan moneter berdasarkan suatu kerangka yang dikenal dalam literatur ekonomi dan praktek-praktek bank-bank sentral lain dengan sebutan Inflation Targeting Framework. Penelitian ini menguji variabel-variabel makro ekonomi ( government external debt, narrow money (M1), stock market capitalization, inflasi, PDB riil dan nilai tukar Rupiah terhadap US dollar (RP/$US)) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan Inflation Targeting Framework Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan Inflation Targeting Framework Indonesia menjadi lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper analyzes the impact of regional fiscal and monetary, economic crisis and local-government autonomy on the inflation and regional economic growth in North Moluccas, from the period of 1995:I-to the period of 2007:IV...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ishmael Kamara
"Sierra Leone mengalami masalah trade defisit yang persisten. Saat ini terdapat kekosongan literatur yang mengungkap bagaimana interaksi antara variabel makroekonomi telah mempengaruhi trade defisit di Sierra Leone dengan data yang relatif terkini dan metode yang dapat mengatasi isu non-stationarity dan interaksi dinamis antar variabel. Tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan antara neraca perdagangan, inflasi, dan nilai tukar Sierra Leone dengan menggunakan data kuartalan dari Q1 tahun 2005 hingga Q3 tahun 2023. Fokusnya adalah pada pemahaman bagaimana nilai tukar dan inflasi berdampak pada neraca perdagangan Sierra Leone baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, model VAR/VECM digunakan untuk menangkap interaksi dinamis antara neraca perdagangan, nilai tukar, dan inflasi. Kemudian metode Kausalitas Granger digunakan untuk menentukan urutan yang paling tepat di antara variabel-variabel makroekonomi dalam model, dilanjutkan dengan analisis Impulse Response Function (IRF) untuk menguji hipotesis tentang respons neraca perdagangan terhadap guncangan nilai tukar dan inflasi. Hasil empiris mengkonfirmasi adanya kointegrasi, yang menunjukkan keseimbangan jangka panjang antara neraca perdagangan, nilai tukar, inflasi, dan variabel makroekonomi lainnya seperti tingkat PDB riil dan perbedaan suku bunga. Selain itu, analisis dinamis dengan metode IRF mendukung hipotesis kurva-J di Sierra Leone dan mengkonfirmasi bahwa inflasi dapat menurunkan kinerja neraca perdagangan. Temuan-temuan ini menunjukkan perlunya Sierra Leone menerapkan strategi komprehensif yang tidak hanya bertujuan untuk menyesuaikan nilai tukar tetapi juga mengendalikan inflasi guna memperbaiki neraca perdagangan dan meningkatkan stabilitas perekonomian eksternal.

Sierra Leone experiences a persistent trade deficit problem. Currently, there is a vacuum in the literature employing recent data and suitable approaches to address the issue of non-stationarity and dynamic interaction between macroeconomic variables in influencing the trade deficit in Sierra Leone. This study examines the relationship between Sierra Leone's trade balance, inflation, and exchange rate using quarterly data from 2005 Q1 to 2023 Q3. The focus is on understanding how the exchange rate and inflation impact Sierra Leone's trade balance in both the short and long term. To achieve this, the study utilizes the VAR/VECM model to depict the dynamic interaction between the trade balance, exchange rate, and inflation. It also employs Granger Causality analysis to determine the most appropriate ordering among the macroeconomic variables in the model and Impulse Response Function (IRF) analysis to test the hypotheses regarding the trade balance response to exchange rate shocks and inflation. The empirical results confirm the existence of cointegration, indicating a long-term balance between the trade balance, exchange rate, inflation, and other macroeconomic variables such as GDP growth and interest rate differentials. Moreover, the dynamic prediction analysis using the IRF method supports the J-curve hypothesis in Sierra Leone and suggests that inflation can reduce the performance of the trade balance. These findings highlight the need for Sierra Leone to implement a comprehensive strategy to adjust the exchange rate and curb inflation to improve the trade balance and enhance external economic stability. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Lasma Riana
"Perkembangan ekonomi Indonesia, dari tahun ke tahun mengalami kemajuan, hal tersebut juga tentu mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia, yang juga merupakan bagian dari ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian tersebut merupakan cerminan dari perkembangan setiap perusahaan-perusahaan pelaku ekonomi. Dan peningkatan kinerja dari setiap perusahaan tersebut akan tercermin dari harga-harganya di Bursa Efek Indonesia.
Dari data Bursa Efek Indonesia yang terbaru, ada 443 saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek hingga saat ini dari berbagai bidang industri. Seluruh saham-saham tersebut dapat terlihat pergerakan nya secara keseluruhan melalui pergerakan IHSG, sebagi indeks yang mewakili seluruh harga saham di bursa efek.
Pergerakan IHSG yang terjadi setiap hari, banyak dipengaruhi oleh kinerja dari dalam perusahaan, dan juga pengaruh dari makroekonomi sebuah negara. Dari situlah peneliti ingin menjelaskan pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar, dan tingkat bunga sebagai bagian dari faktor makroekonomi, terhadap pergerakan harga-harga saham yang diwakili oleh IHSG, baik secara simultan, maupun secara parsial.
Ditemukan bahwa secara simultan, seluruh variabel-variable independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Secara parsial tingkat bunga dan nilai tukat berpengaruh singnifikan terhadap IHSG, dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Economic development of Indonesia grow every year, it would also affect the development of the Indonesian capital market, which is also part of the Indonesian economy. Economic development is a reflection of the development of any economic agent companies. And increase the performance of each company will be reflected in their prices in Indonesia Stock Exchange.
Data from the Indonesia Stock Exchange recently, there are 443 active shares traded on stock exchanges now from various industrial fields. The entire stock can be seen his movement as a whole through the movement of the JCI, as a price index that represents all the shares on the stock exchange.
JCI movements that occur every day, much influenced by the performance of the company, and also the influence of a country's macroeconomic. Because of that, this research aim to analyze the effect of the inflation rate, foreign exchange and interest rates on composite stock price index at Indonesian Stock Exchange both simultaneously and partially.
From the result, it can be drawn that there was a big simultaneous impact of the independent variable on Composite Stock Price Index. Partially, interest rates and exchange rates affect singnifikan to JCI, but partially, inflation does not affect the JCI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>