Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erza Nur Afrilia
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat atau dalam
lingkungan yang buruk dapat menarik lalat untuk hidup berkembang dan
mentransmisikan penyakit di dalamnya. Dalam perlindungan terhadap penyakit,
rumah harus memiliki yang sarana atau fasilitas aman dan bersih serta tercegah dari
vektor yang berperan dalam menularkan penyakit, seperti lalat. Pemukiman
penduduk di Kelurahan Cipayung , khususnya sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sampah Cipayung, Depok dengan radius 200 m dari TPA berpotensi untuk
menjadi tempat hinggapnya lalat karena jangkauan terbang lalat sekitar 200-1000
m. Penelitian ini merupakan penelitianan berdesain cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat dengan kepadatan lalat.
Hasil sayaan menunjukan tidak ada tidak ada hubungan yang signifikan antara
kriteria rumah dengan kepadatan lalat dalam rumah p value 0,659 (OR 0,7; 95% CI
: 0,136 ? 3,920), dan terdapat hubungan yang signifikan antara kriteria rumah
dengan kepadatan lalat luar rumah, rumah dengan kriteria tidak sehat berisiko 4,2
kali memiliki kepadatan lalat tinggi disbanding rumah dengan kriteria sehat p value
0,011, (OR 4,273; 95% CI : 1,414 ?12,909). Upaya pengendalian lalat dapat
dilakukan dengan menyehatkan lingkungan permukiman.

ABSTRACT
People who live in a not qualified condition of house or in a bad environment
quality can attract flies to thrive and transmit disease. In the protection against
disease, the house should have safe and clean facilities and being prevented from
vector that has role in transmitting the disease, such as housefly. Residential area in
Cipayung village , especially around Cipayung final waste disposal Cipayung,
Depok with a radius of 200 meters from the landfill of final waste disposal has the
potential to become perching place of housefly , because of flight range of housefly
can reach around 200-1000 meters. This research is a cross sectional study design
that aims to determine relation between healthy house with the density of housefly.
The results showe that there was no significant relation between house criteria with
housefly density inside house with p value 0.659 (OR 0.7; 95% CI: 0.136 to 3.920),
and there is a significant relation between house criteria with housefly density
outside house, house with unhealthy house criteria has risk 4.2 times higher
houseflies density rather than house with healthy house criteria p value 0.011, (OR
4.273; 95% CI: 1.414 -12.909). Housefly control can be executed through making
healthy housing and environtmental."
2016
S62819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinni Hanifah
"Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya pemeliharaan kesehatan bagi diri sendiri dan keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan tingkat PHBS di Indonesia masih rendah, terutama di daerah kumuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan faktor-faktor perilaku terhadap pelaksanaan PHBS pada keluarga di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Kecamatan Bantargebang.
Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan metode cross sectional. Sampel adalah 86 keluarga yang dipilih dengan teknik proportional kluster random sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan 55,8% responden ber-PHBS baik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan, keterpaparan media promosi PHBS dan pelayanan kader terhadap pelaksanaan PHBS (p<0,05, α=0,05). Penelitian ini dapat menjadi evidence bass dalam menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

The clean and healthy behavior (PHBS) is a health maintenance effort for everybody and their families. Several studies have shown the level of PHBS in Indonesia is still low. The research objective was to discover the factors related to implementation of clean and healthy behavior in family at around the final disposal of waste, Bantargebang.
The research design was a descriptive correlative while the method was cross sectional. The samples are 86 respondents of family who were chosen according to a cluster random sampling method. The result found that as many as 55,8% respondents have a good behavior about clean and healthy behavior.
The research result showed a significant relation between the respondents’ work status, the health promotion media exposure of clean and healthy behavior, a service cadres to implementation of clean and healthy behavior (p<0,05, α=0,05). This study could become an evidence base in developing action plans to improve the practice of clean and healthy behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dianing Wijayanti
"Di Kecamatan Bantar Gebang, penyakit diare menempati urutan 4 dari 10 besar penyakit di wilah tersebut. Sebagian besar penyakit diare ditemukan di Kelurahan Sumur Batu yang berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Diduga disana banyak terdapat kasus diare akibat tercemarnya makanan/minuman oleh bakteri yang dibawa oleh lalat. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui hubungan tingkat kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita. penelitian ini menggunakan desai cross-sectional, dilakukan pada 110 sampel. Data dikumpulkan melalui pengukuran kepadatan lalat, wawancara, dan obseravasi. Analisa data dengan metode distribusi frekuensi dan chi-square. Prevalensi kejadian diare pada balita dengan pengukuran kepadatan lalat yang tinggi ditemukan adalah 53,7%. Faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah perilaku ibu mencuci tangan dengan OR=3,1 (95% CI: 1,415-7,004), perilaku menutup makanan dengan OR=3,6 (95% CI: 1,182-11,165), dan sumber air minum dengan OR=2,6 (95% CI: 1,102-6,323). Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk memasang kawat kasa pada jendela dan tempat-tempat terbuka dan meningkatkan kebersihan lingkungan rumah masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang. Bagi Puskesmas Bantar Gebang I disarankan dapat meningkatkan penyuluhan pada masyarakat tentang penyakit diare dan pentingnya aspek perilaku kesehatan, terutama mencuci tangan dan menutup makanan."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyana Lieyanty
"TPA Cipayung memiliki sistem pengolahan sampah berupa sistem penimbunan sampah atau dsebut juga dengan Sanitary Landfill. Sampah yang tertimbun akan menghasilkan berbagai gas berbahaya, salah satunya ialah gas Amonia NH3. Tidak tersedianya instalasi gas NH3 di TPA Cipayung dapat menyebabkan polusi udara di TPA dan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan seperti sesak napas, mual, iritasi mata, iritasi kulit, dsb jika terpapar pada para pekerja pemulung.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui risiko kesehatan lingkungan akibat pajanan gas NH3 kepada pekerja pemulung di TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain analisis kesehatan lingkungan dengan populasi sampel adalah seluruh pemulung yang bekerja di TPA Cipayung yang telah bekerja minimal 1 tahun dengan batas usia 18-55 tahun. Total sampel yang didapatkan ialah 87 responden dan 3 sampel udara yang diambil dari 3 titik berbeda dengan jarak masing-masing titik sejauh 50 m.
Hasil konsentrasi tertinggi yaitu 0,122 mg/m3 dan konsentrasi terendah yaitu 0,053 mg/m3 dengan perhitungan konsentrasi rata-rata sebesar 0,082 mg/m3. Berdasarkan perhitungan risiko yang diterima saat ini real time , didapatkan hasil RQ < 1. Demikian pula hasil estimasi risiko yang diterima seumur hidup life span, juga didapatkan RQ < 1. Karena konsentrasi NH3 di TPA Cipayung masih dalam kategori aman, maka tidak diperlukan manajemen risiko.

TPA Cipayung has a waste processing system in the form of garbage dumping system or also called Sanitary Landfill. The accumulated waste will produce various harmful gases, one of which is Ammonia gas NH3 . The unavailability of NH3 gas installations in TPA Cipayung can cause air pollution in the landfill and may cause various health effects such as shortness of breath, nausea, eye irritation, skin irritation, etc. if exposed to scavengers.
The purpose of this research is to know the environmental health risk due to NH3 gas exposure to scavengers in TPA Cipayung. This research uses environmental health analysis design with sample population is all scavengers who work in TPA Cipayung who have worked at least 1 year with age limit 18 55 years. The total samples obtained were 87 respondents and 3 air samples taken from 3 different points with distance of each point as far as 50 m.
The highest concentration result was 0.122 mg m3 and the lowest concentration was 0.053 mg m3 with the calculation of average concentration of 0.082 mg m3. Based on the calculation of the risk received at this time real time , the results obtained RQ.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Indra Saputra
"Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) adalah salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kecamatan Beji dan Kecamatan Cipayung. Tingginya volume sampah sebagai konsekuensi logis dari pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran TPSS dan volume sampah berdasarkan jumlah penduduk, jaringan jalan, penggunaan tanah dan jangkauan TPSS. Penelitian ini menggunakan Analisis Tetangga Terdekat (nearest-neighbour analisis/ NNA) dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola sebaran TPSS di Kecamatan Beji dan Kecamatan Cipayung tersebar acak. Volume sampah yang banyak, terletak pada wilayah dengan jumlah penduduk yang tinggi, jaringan jalan lokal, permukiman tidak teratur dan luas jangkauan yang luas.

Waste disposal distribution site (TPSS) is is one solution to solve waste problem in Beji and Cipayung sub-district. The high volume of waste as a logical consequence of the rapid population growth. The purpose of this study is to determine the spatial distribution of TPSS based on population, road network, land use and service range. This study uses the Nearest-Neighbor Analysis (NNA) and in study area descriptive analysis. These results show that the spatial distribution of TPSS in Beji and Cipayung scattered at random. the higher volume of waste is found in the area with a high population, local road networks, settlements irregular and wide range of renizer comprehensive."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfitra Firizkia Luthfiana Dewi
"Perilaku kesehatan merupakan aspek penting dalam upaya pemeliharaan kesehatan rumah. Dalam teori Health Belief Model, faktor pendorong perilaku kesehatan seseorang yang berasal dari faktor pengubah yakni status sosial ekonomi dan pengetahuan menjadi penting untuk diteliti khususnya pada kondisi penghuni rumah susun. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara status sosial ekonomi dan pengetahuan kesehatan lingkungan dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan pengambilan data primer melalui wawancara kepada ibu rumah tangga pada bulan Mei hingga Juni tahun 2023. Sebanyak 137 ibu rumah tangga terpilih secara simple random sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (OR= 2,883; 95% CI= 1,339−6,209), tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,856; 95% CI= 1,711−8,690), dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,687; 95% CI= 1,304−5,294) dengan perilaku ibu rumah tangga. Sedangkan pada analisis multivariat, variabel tingkat pendidikan kepala keluarga (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) dan pengetahuan kesehatan lingkungan ibu rumah tangga (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) merupakan faktor-faktor dominan memengaruhi perilaku ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat. Maka dari itu, Unit Pengelola Rumah Susun Jatinegara Barat diharapkan dapat mengadakan penyuluhan terkait pengetahuan kesehatan di rumah susun guna meningkatkan pengetahuan ibu rumah tangga dalam pemeliharaan rumah sehat di Rusunawa Jatinegara Barat.

Health behavior is an important aspect in efforts to maintain home health. In the theory of the Health Belief Model, the driving factors for a person's health behavior come from modifying factors, namely socioeconomic status and knowledge, which are important to study, especially in the conditions of apartment dwellers. The purpose of this study was to analyze the relationship between socioeconomic status and knowledge of environmental health with the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. This study used a cross-sectional study with primary data collection through interviews with housewives from May to June 2023. A total of 137 housewives were selected by simple random sampling. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the education level of housewives (OR= 2.883; 95% CI=1.339−6.209), the education level of the head of the family (OR= 3.856; 95% CI=1.711−8.690), and environmental health knowledge housewives (OR= 2.687; 95% CI=1.304−5.294) with housewife behavior. Meanwhile, in the multivariate analysis, the variable level of education of the head of the family (OR= 3,390; 95% CI= 1,478−7,776) and knowledge of environmental health of housewives (OR= 2,253; 95% CI= 1,088−4,666) were the dominant factors influencing the behavior of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat. Therefore, the Rusunawa Jatinegara Barat Management Unit is expected to be able to conduct counseling related to health knowledge in flats to increase the knowledge of housewives in maintaining healthy homes in Rusunawa Jatinegara Barat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farizan Fathur Rachman
"Keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir TPA Sampah dapat menghasilkan cairan lindi. Dalam cairan lindi, seringkali ditemukan kontaminan dengan kadar yang melebihi batas atas yang ditentukan. Hal ini menunjukkan adanya potensi terjadinya masalah kesehatan masyarakat jika cairan lindi tersebut dapat mencemari sumber air tanah yang digunakan sebagai sumber air minum bagi penduduk. Salah satu kontaminan yang pada penelitian-penelitian sebelumnya ditemukan dalam air tanah sekitar TPA Sampah dengan kadar yang tidak memenuhi baku mutu adalah besi Fe. Walaupun besi termasuk zat esensial bagi tubuh, konsumsi besi dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek toksik. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis risiko kesehatan lingkungan. Metode ini memungkinkan peneliti melakukan estimasi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan besi melalui air tanah yang diminum oleh penduduk. Lokasi penelitian adalah pemukiman sekitar TPA Sampah Cipayung, Kelurahan Cipayung, Kota Depok dengan total jumlah sampel adalah 110 sampel. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive sampling. Sampel manusia terdiri dari kriteria inklusi berupa penduduk berusia lebih dari 17 tahun dan sudah bermukim minimal satu tahun serta menggunakan air tanah sebagai sumber air minum utama. Sampel lingkungan berupa air tanah/sumur siap minum dari setiap rumah responden. Pengambilan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri, dan pengambilan sampel air. Sampel air tersebut selanjutnya dianalisis di laboratorium untuk parameter besi Fe. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai konsentrasi besi Fe dalam air tanah masih memenuhi baku mutu yang berlaku. Rata-rata nilai berat badan dan asupan besi masih berada di bawah nilai yang direkomendasikan. Tingkat risiko pada durasi realtime dan lifespan adalah 0.001959 dan 0.005011. Baik secara kolektif maupun individual, tingkat risiko penduduk Kelurahan Cipayung sekitar TPA Sampah terhadap risiko kesehatan akibat pajanan besi Fe melalui air tanah yang diminum adalah aman/tidak berisiko.

Muncipal Solid Waste landfill can produce leachate. In leachate, it is often found various contaminant with amount that exceeding maximum limit value. It shows that there are possibilities of public health problem to occur if the leachate contaminate the groundwater that is used as a primary source of drinking water. Iron is one of contaminants that has already proven in previous research that its concentration in groundwater around Municipal Solid Waste Landfill doesnt meet the quality standard. Eventhough iron is essentially needed by the body, it can pose some toxic effects if it is consumed at the high dose. The design of this study is environmental health risk assessment. By this study design, the researcher become able to estimate the health risk due to iron exposure in drinking groundwater by the population. The study area is resident area around Cipayung municipal solid waste landfil, Depok city with amount of total sample is 110 samples. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The inclusi criterias for human samples are the ones who have age 17 y.o., the ones who have lived there for at least one year, and the one who use groundwater as primary source of their daily drinking water. The environmental samples are the ready to drink groundwater from every single respondent. The data are collected by interview, anthropometry measurement, and collecting water samples. Then, the water samples are brought to the laboratorium for analyzing concentration of Fe in the groundwater. The results of the study show that the mean value of iron concentration in groundwater is meet the quality standard. The mean value of weight body and iron intake are less than the minimum recommended value. Value of RQrealtime is 0.001959. The value of RQlifespan is 0.005011. It shows that, the level of risk in population near the Municipal Solid Waste Landifll by iron exposure through drinking groundwater is safe."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofi Sari Azima
"ABSTRAK
Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas penyumbang bau yang sangat menyengat dari proses bakteri timbunan sampah di TPA Cipeucang. Apabila konsentrasi gas H2S tersebut melebihi baku mutu dan terhirup oleh anak-anak maka akan berdampak langsung pada kesehatan anak-anak yang bermukim di Pemukiman TPA Cipeucang. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi risiko kesehatan anak-anak akibat pajanan gas H2S. Untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan inhalasi H2S, dilakukan analisis risiko kesehatan lingkungan pada anak-anak yang bermukim di pemukiman TPA Cipeucang. Konsentrasi H2S dianalisis menggunakan alat pompa hisap dan spektrofotometer air sampler (HVS). Sementara itu, sebanyak 69 responden diobservasi untuk dilakukan estimasi mengenai tingkat risiko kesehatan akibat pajanan H2S. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata H2S di pemukiman TPA Cipeucang telah melebihi baku mutu yaitu 0,024 ppm (baku mutu: 0,02 ppm). Nilai rata-rata CDI H2S pada anak-anak adalah 0,0025 mg/kg/hari. Nilai RQ pada anak-anak diatas >1 yaitu 1,28. Sementara gejala kesehatan pada beberapa responden menunjukan adanya gejala kelebihan asupan H2S, meskipun belum diketahui apakah gejala tersebut hanya disebabkan oleh H2S atau oleh risk agent lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pajanan H2S pada anak-anak berisiko terhadap kesehatan karena RQ>1.

ABSTRACT
Hydrogen sulfide (H2S) is a gas contributor dreadful stench from the landfill waste in the landfill bacteria Cipeucang. If the H2S gas concentrations exceed the quality standards and be inhaled by children will have a direct impact on the health of children who live in the landfill Cipeucang. This study aims to estimate the risk to children's health due to exposure to H2S gas. To estimate the health risks from inhalation exposure to H2S, an analysis of environmental health risks to children living in enclaves Cipeucang landfill. H2S concentrations were analyzed using a suction pump and spectrophotometer air samplers (HVS). Meanwhile, as many as 69 respondents were observed to estimate the level of health risks from exposure to H2S. Laboratory test results showed that the average concentration of H2S in the settlement TPA Cipeucang quality standard that has exceeded 0,024 ppm (quality standard: 0,02 ppm). The average value of H2S CDI in children is 0,0025 mg/kg/day. RQ value in children over> 1 is 1.28. While health symptoms at some respondents showed any symptoms of excess intake of H2S, although it is not yet known whether the symptoms are only caused by H2S or by another agent risk. Based on these results, we can conclude that exposure to H2S at-risk children to health because RQ> 1.
"
2016
S65337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Krisnawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko pajanan timbal dalam air minum terhadap kejadian hipertensi pada penduduk yang bermukim di sekitar TPA Cipayung Kota Depok, Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode PHA (Public Health Assessment) yaitu terdapat dua metode penelitian: ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) dan EKL (Epidemiologi Kesehatan Lingkungan) dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko terhadap efek non karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung masih berada dibawah batas aman yaitu RQ real-time ≤1 (RQ real-time maksimal pada 0.669). Sedangkan pada perhitungan RQ lifespan 40 tahun didapatkan nilai RQ>1 yaitu RQ=1.071. Artinya responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal akan berisiko tidak aman terhadap gangguan kesehatan non karsinogenik pada 40 tahun yang akan datang. Perhitungan tingkat risiko terhadap efek karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung, pada jangka waktu 100 tahun yang akan datang berada pada batas aman (ECR 100 tahun = 1.37x10-6). Analisis bivariat yang dilakukan antara tingkat risiko pajanan timbal dalam air sumur dengan kejadian hipertensi tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0.322. Hasil analisis multivariat didapatkan peluang pada responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal sebesar 0.193 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak mengkonsumsi air sumur terpajan timbal setelah dikontrol oleh variabel konsumsi lemak jenuh, umur, kebiasaan merokok, aktivitas fisik kurang dan konsumsi garam tinggi.

This study aims to analyze the risk of lead exposure in drinking water to the incidence of hypertension in residents living around the TPA Cipayung in Depok City, 2019. This study uses the PHA (Public Health Assessment) method, there are two research methods: ARKL (Health Risk Analysis Environment) and EKL (Epidemiology of Environmental Health) with a cross sectional study design. The results showed that the level of risk for non-carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents around the TPA Cipayung was still below the safe limit of real-time RQ ≤1 (maximum real-time RQ at 0.669). The calculation of 40 years lifespan RQ is >1 (RQ = 1.071). This means that respondents who consume lead-exposed well water will be at risk of being unsafe for non-carcinogenic health problems in the next 40 years. Calculation of risk level for carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents living around the TPA Cipayung, in the period of 100 years to come is at the safe limit (ECR 100 years = 1.37x10-6). Bivariate analysis conducted between the level of risk of lead exposure in well water and the incidence of hypertension did not show a significant relationship with the value of p = 0.322. The results of multivariate analysis showed that respondents who consumed lead water exposed to 0.193 times had hypertension compared to respondents who did not consume lead-exposed well water after being controlled by variables of saturated fat consumption, age, smoking habits, lack of physical activity and high salt consumption"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Susilowati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko kesehatan akibat pajanan benzene pada pekerja industri sepatu kulit di PIK Pulogadung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 52 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan realtime dan sebanyak 37 pekerja memiliki nilai RQ > 1 untuk efek pajanan lifetime. Selain itu didapatkan hasil bahwa semua pekerja disana memiliki risiko kanker untuk pajanan lifetime dan realtime karena nilai ECR>10-4. Karena nilai RQ> 1 dan ECR>10-4 maka perlu dilakukan manajemen risiko. Manajemen risiko untuk efek pajanan non karsinogenik dilakukan dengan menurunkan konsentrasi benzene menjadi 0,042 mg/m3, lama pajanan menjadi 5,4 jam/hari, frekuensi pajanan menjadi 114 hari/tahun dan menetapkan durasi pajanan yang aman yaitu 10,8 tahun. Sedangkan manajemen risiko untuk efek pajanan karsinogenik dilakukan dengan menurunkan konsentrasi benzene menjadi 0,023 mg/m3, lama pajanan menjadi 2 jam/hari, frekuensi pajanan menjadi 63 hari/tahun, dan menetapkan durasi pajanan yaitu 5 tahun.

This study aims to determine the magnitude of health risk from exposure to benzene in the leather shoe industry workers in PIK Pulogadung. This research uses a risk analysis environmental health approach. The results of this study shows that 52 workers have RQ > 1 for realtime risk exposure and 37 workers have RQ > 1 for lifetime risk exposure. Beside that, the results show that all of the workers have a cancer risk for lifetime risk exposure and realtime risk exposure because ECR > 10-4. Since value of RQ > 1 and ECR > 10-4 so it is necessary for risk management. Risk management carried out to reduce non carcinogenic effect of exposure with decrease the concentration of benzene into 0,042 mg/m3, then reduce exposure time into 5,4 hour/day, reduce exposure frequency into 114 days/year and establish a safe exposure duration of 10,8 years. Whereas the risk management for carcinogenic exposure is decrease the benzene concentration into 0,023 mg/m3, then reduce time exposure into 2 hour/day, reduce exposure frequency into 63 days/year, and establish a safe exposure duration of 5 years."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>