Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Saraswati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah menggambar dapat berperan sebagai strategi regulasi emosi anak Papua yang bersekolah di luar daerah, dengan melihat pengaruh menggambar sebagai distraksi dalam mengubah valensi emosi mereka, mempertimbangkan kelompok usia (middle childhood dan adolescence) dan preferensi menggambar. Sejumlah 45 anak Papua usia 10-15 tahun yang secara acak dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kondisi menggambar, yakni kelompok menggambar bebas (n = 23) dan mencontoh bentuk (n = 22), sebelumnya diberikan induksi emosi negatif dengan meminta mereka mengingat pengalaman negatif sebelum melakukan kegiatan menggambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan valensi emosi lebih besar secara signifikan pada kelompok menggambar bebas dibandingkan dengan kelompok mencontoh bentuk (F(1,43) = 6,237; p < 0,05; one-tailed). Kelompok usia ditemukan tidak memiliki efek pada perubahan valensi emosi (F(1,41) = 0,741; p > 0,05), begitu juga dengan preferensi menggambar (F(2,42) = 3,805; p > 0,05; R2 = 0,005). Dibandingkan dengan kelompok mencontoh bentuk, partisipan yang menggambar bebas mengalami peningkatan emosi positif lebih tinggi dan lebih menikmati kegiatan, karena kebebasan untuk berkarya mampu membuat emosi individu menjadi lebih positif, tanpa melihat kelompok usia maupun preferensi. Kemudian berdasarkan data yang terkumpul, didiskusikan pula pengelompokan tahap perkembangan artistik anak Papua dan tema yang muncul dalam cerita mereka.

ABSTRAK
This study aims to know whether drawing acts as emotion regulation strategy for Papuan children who are attending school away from home, by looking at the effect of drawing to distract in changing their emotional valence, considering their respective age groups and drawing preference. Forty children aged 10-15 randomly assigned to two groups, free-hand drawing (n=23) and copying shapes (n=22), were first given negative mood induction by asking them to recall a negative experience before completing drawing task. Results showed that emotional valence was changed significantly in the free-hand drawing group more than the copying shapes group (F(1,43) = 6,237; p < 0,05; one-tailed). Age group did not have an effect on the change (F(1,41) = 0,741; p > 0,05), so was drawing preference (F(2,42) = 3,805; p > 0,05; R2 = 0,005). Compared to the copying shapes group, emotional valence of the free-hand drawing group increased more and they also found more enjoyment in the task, for freedom to create is able to elevate individual?s emotional valence positively, without any differences found between age groups and level of drawing preference. Subsequently, based upon the collected data, the grouping of Papuan children?s artistic development and the themes found in their stories are discussed."
2016
S64256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Yustika Dewi
"Halusinasi merupakan gejala khas psikosis terutama skizofrenia. Seseorang dengan halusinasi tidak mampu memahami realitas secara akurat. Halusinasi juga dapat membebani dan mengganggu kehidupan penderita seperti disfungsi sosial dalam menjalankan pekerjaan, aktivitas sehari-hari, hubungan interpersonal, dan perawatan diri. Kasus nyata terjadi pada Nn. R (20 tahun) pertama kali masuk rumah sakit jiwa dengan diagnosis medis skizofrenia dan masalah keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran. Pada saat pengkajian di hari perawatan ke-16, klien mengatakan masih mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup serta membunuh orang-orang yang dibencinya terutama laki-laki. Klien mengatakan belum bisa mengontrol halusinasi dan cenderung mengikuti perintah dari halusinasi seperti melakukan percobaan bunuh diri dengan menggigit jari dan percobaan mencekik perawat laki-laki.  Implementasi yang diberikan adalah tindakan keperawatan ners dan intervensi distraksi art therapy menggambar. Implementasi dilakukan selama lima hari dan dievaluasi menggunakan instrument Psychotic Symptom Rating Scales dan evaluasi tanda gejala halusinasi serta evaluasi kemampuan mengontrol halusinasi. Hasil implementasi diketahui adanya penurunan skor tanda gejala halusinasi dan peningkatan skor kemampuan mengontrol halusinasi. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan teknik distraksi art therapy menggambar efektif dalam menurunkan tanda gejala halusinasi dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi. Sehingga aktivitas art therapy menggambar dapat dijadikan salah satu pilihan kegiatan dalam pemberian asuhan keperawatan jiwa halusinasi.

The effectiveness of the application of distraction techniques: art therapy drawing in reducing hallucinatory symptoms in schizophrenic patients. Hallucinations are typical symptoms of psychosis, especially schizophrenia. A person with hallucinations is unable to accurately perceive reality. Hallucinations can also burden and interfere with sufferers' lives such as social dysfunction in carrying out work, daily activities, interpersonal relationships, and self-care. The real case happened to Miss R (20 years old) was admitted to a mental hospital for the first time with a medical diagnosis of schizophrenia and nursing problems, sensory perception, auditory hallucinations. At the time of the assessment on the 19th day of treatment, the client said he still heard voices telling him to end his life and kill people he hated, especially men. The client said he had not been able to control his hallucinations and tended to follow orders from hallucinations such as attempting suicide by biting his finger and attempting to strangle a male nurse. The implementation given is nursing action by nurses and distraction intervention from art therapy drawing. Implementation was carried out for five days and was evaluated using the Psychotic Symptom Rating Scales instrument and evaluation of hallucination symptoms and evaluation of the ability to control hallucinations. The results of the implementation showed that there was a decrease in the score for signs of hallucinations and an increase in the ability to control hallucinations. The researcher concluded that the application of art therapy distraction drawing technique was effective in reducing hallucination symptoms and increasing the ability to control hallucinations. So that the art therapy activity of drawing can be used as an activity option in the provision of hallucinatory mental nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saskhya Aulia Prima
"Perceived self-efficacy merupakan keyakinan atau penialai seseorang bahwa dirinya mampu menguasai atau mengerjakan sesuatu. Perceived Selfefficacy yang baik dapat membantu seseorang, terutama remaja awal untuk memiliki daya tahan dan usaha yang keras dalam menyelesaikan suatu tugas. Anak atau remaja awal yang memiliki perceived self-efficacy rendah cenderung mudah menyerah dan menghindari tugas yang harus dihadapinya. Beberapa penelitian menunjukkan pentingnya seorang remaja awal untuk memiliki selfefficacy yang baik agar terus dapat mengembangkan bakat mereka serta mampu menghadapi tantangan-tantangan yang dalam kehidupan mereka sehari-hari. CBT atau cognitive behavior therapy merupakan intervensi yang memiliki fokus merubah persepsi negatif yang menjadi keyakinan seseorang mejadi lebih positif dan mampu mengubah perasaan, sensasi fisik, dan perilaku seseorang dalam menghadapi sesuatu.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan intervensi CBT dalam mengubah perceived self-efficacy negatif, terutama dalam kegiatan menggambar seorang remaja awal berusia 11 tahun. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengubah pandangan negatif anak mengenai kemampuan menggambarnya dan juga mengubah perceived selfefficacy negatif anak dalam menggambar yang terlihat dari perubahan perilaku dan pandangannya terhadap kegiatan menggambar dan keinginan anak untuk terus mengembangkan bakat menggambarnya.

Perceived self - efficacy is a person's belief on his capability to do something well or to attain desired output from his action. Perceived self-efficacy can help someone, especially early adolescent to increase his endurance and effort on completing a task. Early adolescent who has low self-efficacy tend to give up easily and avoid challenges that must be faced. Several studies have shown the importance of an early adolescent to have positive perceived self-efficacy in order to continue to develop his talents and be able to face challenges in daily lives. CBT or cognitive behavior therapy is an intervention that can be useful to help changing a person?s negative perceptions or beliefs to be more positive and able to change feelings, physical sensations, and behavior of a person on facing a challenge or task.
This study aims to evaluate the effectiveness of CBT interventions in changing negative perceived self-efficacy, especially in drawing ability. The participant is an 11 years old adolescent. The results of this study shows that CBT is effective intervention in changing negative views regarding the drawing ability of an early adolescent and also on changing his negative perceived self-efficacy. It is shown from the change of his behavior to continue to develop his drawing talent after the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 2002
741.2 CHI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Noviarmachda
"Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis yang kompleks yang ditandai dengan serangkaian gejala, termasuk delusi, halusinasi, bicara atau perilaku yang tidak teratur, dan gangguan kemampuan kognitif. Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori utama yaitu gejala positif atau gejala nyata dan gejala negatif atau gejala samar. Salah satu gejala positif pada skizofrenia ditandai dengan adanya halusinasi. Halusinasi pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Tujuan Karya Ilmiah ini adalah untuk memberikan analisis mengenai penerapan terapi seni menggambar dalam menurunkan tanda dan gelaja pada pasien halusinasi pendengaran. Penerapan terapi seni menggambar menunjukkan adanya pengaruh dalam menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Rekomendasi dari laporan kasus ini adalah perawat perlu mengidentifikasi kemampuan dan motivasi pasien dalam menerapkan suatu intervensi sebagai salah satu faktor internal tercapainya penerapan intervensi ini secara efektif. Perawat juga perlu memfasilitasi faktor eksternal yang mendukung keberhasilan intervensi, yaitu dengan melibatkan keluarga sebagai support system, dan memastikan kepatuhan rejimen pengobatan.

Schizophrenia is a complex, chronic mental health disorder characterized by a range of symptoms, including delusions, hallucinations, disorganized speech or behavior, and impaired cognitive abilities. Symptoms of schizophrenia are divided into two main categories, namely positive symptoms or real symptoms and negative symptoms or vague symptoms. One of the positive symptoms of schizophrenia is characterized by hallucinations. Auditory hallucinations are the most common type of hallucination in schizophrenic patients. The purpose of this scientific work is to provide an analysis of the application of drawing therapy in reducing signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. The application of the art of drawing therapy shows an influence in reducing the signs and symptoms of hallucinations. The recommendation from this case report is that nurses need to identify the patient's ability and motivation in implementing an intervention as one of the internal factors for achieving effective implementation of this intervention. Nurses also need to facilitate external factors that support the success of the intervention, namely by involving the family as a support system, and ensuring adherence to treatment regimens."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Linda Sintia Dewi
"Tesis ini membahas pengaruh terpaan iklan TV dan komunikasi word of mouth, studi kasus pada merek KFC di Sekolah Hati Suci. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan positivime, dengan metodologi kuantitaif dengan metode survei. Teknik samplingnya adalah sensus. Responden anak usia 11-14 tahun di sekolah Hati Suci berjumlah 87 orang. Metode analisa yang digunakan adalah analisa regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terpaan iklan TV dan komunikasi word of mouth terhadap preferensi anak memilih merek walaupun kontribusinya tidak banyak. Namun jika ditelaah secara partial maka hanya Komunikasi word of mouth yang memberikan pengaruh signifikan dan positif pada preferensi anak memilih merek. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Komunikasi word of mouth lebih dominan mempengaruhi preferensi anak memilih merek dibandingkan dengan terpaan iklan TV.

This thesis explains the effect of TV ads exposure and word of mouth communication to the children preference brand choice; case study on KFC as a brand at Hati Suci School. This research uses positivism approach, quantitative methodology with survey and census to collect data. The respondents are 87 children at range 11-14 years old at Hati Suci School. Data is analyzed with multivariate linear regression. The results of this research as follows: There is a small contribution that TV ads exposure and word of mouth communication altogether effect children preference brand choice. However if we analyze it partially only word of mouth communication that has significant and positive effects to children preference brand choice. Through this research we also found that word of mouth communication is perceived more as the effect of children preference brand choice rather than TV ads exposure."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sato, G. Takeshi
Jakarta: Pradnya Paramita, 1989
604.2 Sat m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rachmatal Azza
"Kasus keganasan sistem saraf pusat merupakan jenis keganasan kedua terbanyak yang menyerang anak-anak hingga dewasa. Pada tumor medulla spinalis, ditemukan manifestasi khas seperti nyeri servikal, kelemahan motoric dan sensorik, hingga gangguan dalam kontrol eliminasi. Tatalaksana utama yang dilakukan umumnya adalah pembedahan. Efek samping dari manifestasi klinis dan tatalaksana yang dilakukan dapat mempengruhi fisik hingga psikologis pasien kanker anak. Sebagian besar pasien kanker anak mengalami kecemasan selama periode perawatan. Manajemen ansietas dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan, salah satunya dengan teknik distraksi terapi seni menggambar dan mewarnai.
Penerapan intervensi terapi seni menggambar dan mewarnai selama 8 hari yang didasari oleh bukti penelitian didapatkan tingkat kecemasan pasien menurun yang ditandai dengan penurunan skor instrument PROMIS Pediatric Anxiety dari skor 22 menjadi 15. Hasil dari penerapan intervensi ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pelayanan keperawatan, institusi ilmu keperawatan, dan penelitian selanjutnya.

Malignancy of central nervous system are the second most common type of cancer that occurs in children to adults. Typical manifestation of spinal cord tumors such as cervical pain, motor and sensory weakness, impaired elimination control are found. Surgery is the main treatment to tumors. The side effects of clinical manifestations and the treatment can affect the physical and psychological aspects of pediatric cancer patients. Most of the pediatric cancer patients experience anxiety during the treatment period. Drawing and coloring art therapy can be used for anxiety management to reduce the patient anxiety level.
The results of applying the art therapy intervention of drawing and coloring for 8 days based on evidence-based practice showed that the patient's anxiety level decreased, which was indicated by a decrease in the score of the PROMIS Pediatric Anxiety instrument from a score of 22 to 15. The results of implementing this intervention are expected to be used as recommendation and consideration for nursing services, institute of nursing science, and further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Susanti
"Anak usia sekolah merupakan generasi masa depan bangsa yang perlu diperhatikan tumbuh kembangnya. Perkembangan anak usia sekolah meliputi aspek motorik, kognitif, bahasa, kepribadian, emosi, moral, spiritual, dan psikososial yang dapat distimulasi dengan TKT. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menguraikan penerapan terapi kelompok terapeutik terhadap peningkatan pencapaian tugas perkembangan industri anak usia sekolah. Penerapan TKT anak sekolah di komunitas ini menggunakan pendekatan interpersonal Peplau dan perkembangan Erickson. Pemberian TKT meningkatkan kemampuan anak secara motorik, kognitif, bahasa, moral, spiritual, emosi, kepribadian dan psikososial serta kemampuan industri anak usia sekolah. Terapi kelompok terapeutik anak sekolah direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat sebagai bentuk pelayanan keperawatan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah dan keluarga dengan melibatkan kader kesehatan yang ada guna mengoptimalkan perkembangan industri anak sekolah.

School age children are the future generation of the nation. It is important to pay attention to their growth and development. Children?s growth are including motoric, cognitive, language, moral, personality, spiritual, emotional, and psychosocial aspects which can be stimulated using Therapeutic Group Theraphy (TKT). The purpose of this scientific paper was to elaborate the application of TKT in facilitating the achievement of industry developments task of school-age children. TKT was applied to school age children living with their families of selected community area. The Interpersonal theory of Peplau and Erikson were used as an integrated approach. It showed that TKT has increased all aspects of children?s abilities in motoric, cognitive, language, moral, personality, spiritual, emotional, and psychosocial, and also school age children industry abilities. School?s TKT was recommended to be applied in public health service system by integrating the mental health nursing services to school age children and families as well as by involving health cadre to optimize the school age children industry developments sustainability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>