Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saffar Masyhur Abdul Salam Hamid
"ABSTRAK
Skripsi ini dibuat untuk membahas bagaimana skema pengetahuan pemilik RAE
Sport Apparel dalam menentukan strategi internal dan eksternal yang akan
dilakukan untuk kegiatan bisnisnya. Bagaimana pengalaman-pengalaman atau
situasi yang ada dapat mempengaruhi skema-skema pengetahuan awal pemilik
dalam melanjutkan bisnisnya. Pada penelitian ini juga melihat bagaimana proses
strategi internal dan eksternal berjalan. Terdapat hubungan sosial yang menciptakan
jaringan kepentingan serta ikatan-ikatan sosial yang terjadi ketika pemilik
menjalankan strategi bisnisnya, selain itu inovasi batik juga menjadi salah satu
strategi bisnis yang dijalankan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan teknik wawancara mendalam dan partisipasi observasi.

ABSTRACT
This undergraduate thesis was to know about how the RAE Sport Apparel?s owner
schema theory determine the internal dan external strategies in his own business,
how the experiences or situations could affect the owner?s foreknowledge schema
to continue the business. This study also observe how the internal and external
strategies proceed. There are social relations which create the network interests and
social ties that occured when the owner implemented his business strategies. Beside
that, batik innovation is the one of business strategy he did. This qualitative research
using in-depth interviews technique and participant observation.;"
2016
S65127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blanchard, Kendall
Wesport, Connecticut: Bergin & Garvey, 1995
306.483 BLA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lavallee, David
New York : McGraw-Hill, Higher Education, 2008
613.7 LAV k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzy Damasetio
"ABSTRAK
Industri apparel olahraga merupakan industri yang memproduksi outfit untuk kebutuhan olahraga. Di Malang kini tengah berkembangdan masih eksis hingga saat ini di tengah gempuran dari apparel asing yang lebih ternama. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas mengenai pola distribusi dari apparel lokal Malang. Pola distribusi akan dilihat dari masing-masing karakteristik lokasi tiap simpul serta dikaitkan dengan perbedaan harga serta jangkauan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa, industri rumah tangga mempunyai tempat yang terbatas dan aksesibilitas yang kurang baik sehingga menempatkan produknya di toko display tersendiri. Sementara itu industri skala sedang mempunyai tempat cukup luas dan strategis untuk menarik pelanggan. Distribusi apparel paling banyak ke dalam kota. Industri skala rumah tangga memiliki jangkauan yang lebih jauh dari industri skala sedang. Tim olahraga yang berada di luar daerah lebih banyak memakai produk dari industri apparel olahraga berskala rumah tangga dikarenakan harga jualnya yang jauh lebih murah. Sedangkan, industri skala sedang jumlah pemesan yang berasal dari dalam kota lebih banyak.

ABSTRACT
Sport apparel industry is an industry that products for sport needs. In Malang is currently developing it and still exists until now in the middle more popular foreign apparel attack. Therefore, this research is discussing about distribution channel system of local apparel in Malang. Distribution system is seen from each local characteristic associated with each node as well as price differences and distances between vertices. The research result revealed that home industry has limited space and poor accessibility. So, they display their products by themselves. Meanwhile, secondary industry has broad space and strategic to attract the customers. Home industry has longer range than secondary industry. Other sport teams wear more home industry apparel because the selling price is cheaper. While secondary industry has more orders from within the city."
2016
S65152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrahman Adiasmi
"Perkembangan kebutuhan bisnis mendorong kemunculan antropologi desain. Makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan antropologi desain sebagai hasil konvergensi antara ilmu antropologi dan desain dalam menyelesaikan masalah-masalah praktis dalam bisnis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang menggabungkan antara studi pustaka dan refleksi pengalaman penulis sebagai antropolog yang terlibat dengan bidang desain. Terdapat tiga tahapan dalam perkembangan antropologi desain, yaitu ethnomethodologically informed design, participatory design, dan antropologi desain. Perkembangan ini mendorong antropolog untuk mempraktikkan etnografi desain dengan pendekatan partisipatoris yang menempatkannya sebagai peneliti sekaligus “desainer”. Dalam prosesnya, antropologi desain dilakukan dengan menerapkan prinsip transformatif, holistik, kolaboratif, transformatif, performatif, transdisipliner, terbuka terhadap kemunculan, iteratif dan kritis. Berdasarkan pengalaman penulis dalam proses desain, prinsip dan metode tersebut dioperasikan melalui langkah-langkah: (1) brainstorming dengan tim, (2) penyusunan pertanyaan dan instrumen penelitian (prototype), (3) usability testing dan observasi perilaku pengguna, (4) in-depth interview, (5) analisis data, (6) redesign. Pengalaman penulis dan beberapa studi kasus terdahulu menunjukkan bahwa antropologi desain yang dioperasikan dalam kerangka human-centered design dapat membantu proses desain produk dengan lebih holistik. Praktik antropologi desain ini menunjukkan bahwa antropologi mampu secara adaptif diterapkan dalam bidang bisnis.

The growth of business encourages the emergence of design anthropology. This paper aims to illustrate the development of design anthropology as a convergence of anthropology and design to solve practical business problems. The methods used for this research are literature review and reflection of writer’s personal experience as an anthropologist who is involved in the design field. There are three stages of design anthropology development: ethnomethodologically informed design, participatory design, and design anthropology. This development encourages anthropologists to practice design ethnography with a participatory approach that put them as a researcher and “designer” at once. In the process, design anthropology practices some principles: transformative, holistic, collaborative, transformative, performative, transdisciplinary, emergent potentiality, iterative and critical. Based on writer’s experience in the design process, those principles and methods are operated in: (1) brainstorming with the teams, (2) setting-up research instruments and questions, (3) usability testing and observing user’s behavior, (4) in-depth interview, (5) data analysis, (6) redesign. This writer’s experience and recent studies show that design anthropology operated within human-centered design could help the design process to be more holistic. Design anthropology practices give us a hint that anthropology can be adaptively practiced in the business world."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rae, Wesley D.
New York: Twayne, 1967
828.3 RAE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Rae Desmond
St. Lucia: Makar, [1973]
828.99 JON o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sabina Katya Viena Diva
"Ambush marketing menjadi hal yang kerap terjadi pada saat penyelenggaraan
event olahraga. Ambush marketing dipahami sebagai persaingan curang oleh
sebuah perusahaan yang bukan merupakan sponsor resmi sebuah event,
menggunakan merek atau lambang event yang dilindungi dan memposisikan
perusahaannya sebagai sponsor resmi event tanpa memiliki hak lisensi yang
sesuai. Sebagai strategi pemasaran, cara ini efektif oleh suatu perusahaan untuk
mengasosiasikan dirinya untuk memperoleh manfaat dari suatu peristiwa dengan
biaya yang rendah. Praktik ini berdampak buruk dan merugikan bagi hubungan
bisnis antara penyelenggara event dengan pemberi sponsor resmi. Di sisi lain,
ambusher (pihak pesaing) memperoleh manfaat dari konsumen tanpa membayar
hak yang sesuai. Oleh karena itu, ambush marketing perlu diatur dalam kerangka
hukum yang dirancang dengan tepat.
Banyak upaya dilakukan di beberapa negara untuk mengatasi ambush marketing.
Amerika Serikat dan Inggris mengesahkan undang-undang khusus (sui generis)
untuk menangani ambush marketing pada event Olimpiade sebagaimana diminta
oleh International Olympic Committee (IOC). Sementara itu, Afrika Selatan dan
Selandia Baru mengesahkan undang-undang untuk setiap peristiwa yang dianggap
sebagai peristiwa besar (major events) dengan undang-undang yang tidak secara
khusus dirancang untuk event Olimpiade atau event tunggal lainnya.
Di Indonesia, meskipun terdapat beberapa upaya hukum yang dapat mengatasi
praktik ambush marketing, seperti hak kekayaan intelektual dan hukum
persaingan usaha, namun upaya tersebut dinilai tidak cukup untuk mengatasi
praktik ambush marketing karena ambusher (pihak pesaing) semakin cerdik untuk
mengaburkan batas untuk tidak melanggar aturan (without actually violating the
rules) dengan berbagai teknik. Akibatnya, undang-undang khusus untuk
menangani ambush marketing harus dibentuk. Hubungan bisnis antara
penyelenggara event dan pemberi sponsor resmi perlu dilindungi.

Ambush marketing is a common occurrence at sporting events. Ambush
marketing is understood as an unfair competition by a company that is not an
official sponsor of an event, uses a protected brand or event symbol and
positions its company as an official sponsor of the event without having the
appropriate licensing rights. As a marketing strategy, this is an effective way
for a company to associate itself to gain benefit from an event at a low cost.
This practice has a negative and detrimental effect on the business relationship
between the event organizer and the official sponsor. On the other hand, the
ambusher (the competitor) benefits from the consumer without paying the
appropriate rights. Therefore, ambush marketing needs to be regulated in a
properly designed legal framework.
Many attempts have been made in several countries to overcome ambush
marketing. The United States and England has passed special laws (sui generis)
to address ambush marketing at the Olympics event, as requested by the IOC
(International Olympic Committee). Meanwhile, South Africa and New
Zealand authorize protection for any event that is considered as a major event
with a legal protection that is not specifically designed for the Olympic Games
or other single events.
In Indonesia, although there are several legal remedies that can overcome
marketing ambush practices, such as intellectual property rights and
competition law, these efforts are not sufficient to overcome the practice of
marketing raids because ambushes (competitors) are smarter to blur the
boundaries to break the rules (without actually breaking the rules) with various
techniques. As a result, specific laws for ambush marketing had to be
established. The business relationship between the event organizer and official
sponsors needs to be protected."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
LeUnes, Arnold
New York: Psychology Press, 2008
150 LEU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Fatimah Purnamasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S47968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>