Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164377 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Sinta Nurcahya Hatta
"Penelitian ini didasari oleh pentingnya menabung bagi karyawan dewasa muda. Penelitian ini menjelaskan pengaruh literasi keuangan dan trait conscientiousness terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Sampel yang diambil berjumlah 434 orang karyawan dewasa muda secara accidental. Pengukuran literasi keuangan yang bernama Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) dibuat oleh Sjabadhyn, et.al (2016) berdasarkan teori Lusardi dan Mitchell (2014) Pengukuran trait conscientiousness menggunakan Big Five Inventory (BFI) dari John dan Srivastava (1999), sedangkan pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (F= 13.153 p < 0.01), yang berarti terdapat pengaruh dari literasi keuangan dan trait conscientiousness secara bersama-sama terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor literasi keuangan dan skor trait conscientiousness maka semakin tinggi intensi menabungnya. Dengan demikian, diharapkan agar pemerintah, instansi pendidikan, dan keluarga dapat memberikan pendidikan untuk melatih kontrol diri, kedisiplinan diri, serta perilaku cermat seorang individu.

This Study was based on importance of saving for young adult employees. This study explain the influence of financial literacy and conscientiousness as a together to saving intention among young adult employees. Participants counted 434 young adult employees with the accidental type. Measurement of financial literacy was using an instrument of Financial Knowledge Test (TPK) developed by Sjabadhyni, et.al (2016) based on the theories of Lusardi and Mitchell (2014). Measurement of conscientiousness was using Big Five Inventory (BFI) of John and Srivastava (1999), while measurement of the intention of saving was using an instrument developed by Ladhari and Michaud (2015).
The result of this study showed that the null hypothesis is rejected (F: 13.153 p < 0.01), which means there was an influence of financal literacy and conscientiousness as a together to saving intention among young adult employees. That means the higher someone score of financial literacy and conscientiousness, the higher saving it. Thus, it is expected that the government, educational institutions, and families to provide the education to exercise self-control, self-discipline and thrifty behavior of an individual.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhena Anggraeni
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena rendahnya dan pentingnya perilaku menabung di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari literasi keuangan dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk pengambilan data. Alat ukur yang digunakan yaitu Tes Pengetahuan Keuangan berdasarkan teori literasi keuangan dari Lusardi dan Mitchell (2008), skala trait kepribadian extraversion yang diambil dari Big Five Inventory-44 (BFI-44) dari John dan Srivastava (1999), serta skala intensi menabung. Penelitian dilakukan pada 434 karyawan dewasa muda berumur 21 sampai 40 tahun di Indonesia. Data penelitian diolah menggunakan teknik statistik regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari literasi keuangan dan trait kepribadian extraversion secara bersama-sama terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda (R2= 0,034, F= 7,677, p<0,05). Berdasarkan hasil tersebut, edukasi pengelolaan keuangan dengan mempertimbangkan unsur kepribadian individu dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan intensi dan perilaku menabung di Indonesia.

This study was conducted based on phenomenon of low rates and the importance of saving behavior in society. The aim of this study is to determine the influence of financial literacy and personality trait extraversion together on saving intention among young adult employees. This study used quantitative approach by using questionnaire to collect data which consists of Tes Pengetahuan Keuangan based on Lusardi and Mitchell?s theory of financial literacy (2008), personality trait extraversion scale taken from Big Five Inventory-44 (BFI-44) by John and Srivastava (1999), and saving intention scale. Data was collected from 434 young adult employees aged 21 to 40 years old in Indonesia and processed using multiple linear regression statistical technique.
The result showed that there is significant influence of financial literacy and personality trait extraversion together on saving intention among young adults employees (R2= 0,034, F=7.677, p<0,05). Based on this result, financial management education by considering individual personality can be a way to increase saving intention and saving behavior itself in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tririzky Amalina Diyanti
"Penelitian ini didasari oleh fenomena rendahnya tingkat menabung masyarakat Indonesia. Penelitian ini menjelaskan pengaruh dari literasi keuangan dan trait neuroticism terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Literasi keuangan diukur dengan menggunakan alat ukur Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) dari Sjabadhyni et al. (2016) yang disusun berdasarkan teori dari Lusardi dan Mitchell (2014). Trait neuroticism diukur menggunakan instrumen Big Five Inventory (John, Donahue dan Kentle, 1991). Alat ukur intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015). Responden adalah karyawan dewasa muda berusia 21 tahun hingga 40 tahun.
Analisis statistik multiple regression analysis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari literasi keuangan dan neuroticism terhadap intensi menabung karyawan dewasa muda, sehingga hipotesis null (Ho) ditolak F(2, 431) = 8.262, p < 0.01, R2 = 0.037). Artinya, semakin tinggi tingkat literasi keuangan dan semakin rendah skor trait neuroticism individu maka intensi menabungnya akan semakin besar. Dengan demikian, karyawan perlu meningkatkan pengetahuan keuangannya agar dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik.

This research is based on the phenomenon of the low level of saving in Indonesia. This research explains the effect of financial literacy and neuroticism trait to saving intention among young adulthood employees. Financial literacy was measured by using Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) developed by Sjabadhyni et al. (2016) based on the theory from Lusardi and Mitchell (2014). Neuroticism trait was measured by the Big Five Inventory (John, Donahue & Kentle, 1991). Saving intention instrument was developed from Ladhari and Michaud (2015). Respondents were 434 young adult employees ranging from 21 years old to 40 years old.
Multiple regression statistical analysis shows that financial literacy and emotional ability has a significant effect on saving intention among young adult employees, so the null hypothesis in this research is rejected F(2, 431) = 8.262, p < 0.01, R2 = 0.037. Which means, the higher the person?s level of financial literacy and the lower the person's score of neuroticism trait their saving intention will also be bigger. Therefore, employees need to increase their financial knowledge in order to make better financial decisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Laras Chanti
"Penelitian ini didasari oleh fenomena meningkatnya pendapatan masyarakat Indonesia pada beberapa tahun terkakhir, namun intensi menabung masyarakat justru cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan financial self-efficacy terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Pengukuran literasi keuangan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Tes Pengetahuan Keuangan (Sjabadhyni dkk, 2016), pengukuran financial self-efficacy dilakukan menggunakan Financial Self-Efficacy Scale (Lown, 2011), dan pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015). Partisipan berjumlah 434 karyawan dewasa muda yang diperoleh melalui teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari literasi keuangan dan financial self-efficacy secara bersama-sama terhadap intensi menabung (F=8.964, p < 0.01). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan karyawan dewasa muda untuk mampu meningkatkan literasi keuangan dan financial self-efficacy agar dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik, misalnya keputusan untuk menabung di bank.

This study was based on the phenomenon towards the rising income that Indonesian citizens have recieved in recent years, but the intention of saving is likely to decline. This study was conducted to find out the influence of financial literacy and financial self-efficacy on saving intention among young adult employees. Financial literacy was measured using Tes Pengetahuan Keuangan (Sjabadhyni dkk, 2016), financial self-efficacy was measured using Financial Self-Efficacy Scale (Lown, 2011), and saving intention scale was developed from Ladhari and Michaud (2015). The participants of this study were 434 young adult employees, which were obtained through accidental sampling technique.
The main result shows that there are significant influence of financial literacy and financial self-efficacy on saving intention (F=8.964, p < 0.01). Based on this result, it is suggested for young adult employees to improve their financial literacy and financial self-efficacy in order to make financial decision better, like the decision to saving in the bank.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nur Larasati
"Penelitian ini didasari oleh fenomena yang terjadi di Indonesia bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak melakukan perilaku menabung. Padahal menabung dapat menjamin kesejahteraan manusia di masa depan dan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana faktor literasi keuangan dan peer influence dapat mempengaruhi intensi menabung seseorang. Terdapat 434 karyawan dewasa muda yang menjadi responden dalam penelitian ini dan diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Seluruh responden diminta untuk mengisi alat ukur dari masing-masing variable yang diukur dalam penelitian ini. Pengukuran literasi keuangan menggunakan alat ukut Tes Pengetahuan Keuangan atau TPK (2016) yang dikembangkan peneliti berdasarkan dimensi literasi keuangan dari teori Lusardi dan Mitchell (2014), pengukuran peer influence menggunakan pengukuran dari Otto (2009), dan pengukuran intensi menabung menggunakan pengukuran dari Ladhari dan Michaud (2015). Skor yang didapatkan dari masing-masing alat ukur diuji secara statistik menggunakan teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh terhadap intensi menabung (β = .153 , p = .001 , p<.05) sedangkan peer influence tidak memiliki pengaruh terhadap intensi keuangan (β = .045 , p = .346, p<.05). Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan karyawan dapat meningkatkan perilaku menabungnya dengan meningkatkan literasi keuangannya.

This study was based on the phenomenon that has been going on in Indonesia that there is a lot of people who didn?t save their money. Saving money is really important for ourselves and also for our country. It can help guarantee our future and also raise the level of well-being in Indonesia. This study aims to review the extent to which financial literacy and peer influence can affect saving intention among young adult employees. There is 434 young adult employees that involved in this research as a respondent. Accidental sampling technique was used to collect the respondent. All of the respondent was asked to fill the questionnaire that consist of three measurement that represent the three variable in this research. TPK (Tes Pengetahuan Keuangan) (2016) that has been developed by the researcher using the dimension of financial literacy from Lusardi and Mitchell (2014) was used to measure financial literacy, peer influence measurement by Otto (2009) was used to measure peer influence, and saving intention scale by Ladhari and Michaud (2015) was used to measure saving intention. All of the total score from each measurement will be analyzed by multiple regression statistic analysis. Results found that financial literacy can affect saving intention (β = .153 , p = .001 , p<.05), but on the other side peer influence can not affect saving intention (β = .045 , p = .346, p<.05). Based on this research, young adult employee is expected to improve ther financial literacy skills in order to increase their saving behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Kressan
"Didasari oleh fenomena pentingnya menabung bagi dewasa muda, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh literasi keuangan dan materialisme terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Alat ukur terdiri dari Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) yang disusun berdasarkan teori Lusardi & Mitchell (2008), Materialism Values Scale Short-Form dari Richins (2004), serta skala intensi menabung. Responden penelitian sebnyak 434 karyawan dewasa muda yang didapatkan melalui teknik accidental sampling.
Pengolahan statistik regresi linear berganda menunjukkan bahwa literasi keuangan dan materialisme, secara bersama-sama, mempengaruhi intensi menabung secara signifikan (F = 4,748, p < 0,05), dengan nilai R2 = 0,022 yang berarti sebesar 2,2% varians skor intensi menabung dapat dijelaskan oleh literasi keuangan dan materialisme. Meski demikian, hanya variabel literasi keuangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap intensi menabung. Berdasarkan hasil tersebut, edukasi keuangan dapat menjadi salah satu alternatif intervensi untuk meningkatkan intensi menabung masyarakat.

Based on the importance of savings in young adulthood phenomenon, this study is aimed to examine the effect of financial literacy and materialism on saving intention among young adult employees. The instrument consists of Tes Pengetahuan Keuangan (TPK) which is based on the theory of Lusardi and Mitchell (2008), Materialism Values Scales Short-Form from Richins (2004), and saving intention scale. Respondents of this study are 434 young adult employees that obtained through accidental sampling technique.
The multiple linear regression result shows that financial literacy and materialism, together, significantly affect the saving intention (F = 4,748, p <0,05), with R2 = 0,022, which means a 2,2% variance score of saving intention can be explained by financial literacy and materialism. Nonetheless, only a financial literacy variables that significantly influence the saving intention. According to these results, financial education can be an alternative intervention to improve society?s saving intention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Fadhilah
"Literasi keuangan telah diketahui mampu memengaruhi intensi menabung, selain itu terdapat faktor lain yang terbukti dapat mempengaruhi intensi menabung yaitu optimisme, dan diduga efek kedua faktor tersebut akan berbeda jika diteliti secara bersamaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan dan optimisme secara bersamaan terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Pengukuran intensi menabung dikembangkan oleh peneliti dari alat ukur intensi Ladhari dan Michaud (2015). Literasi keuangan diukur dengan instrumen Test Pengetahuan Keuangan (TPK) yang dikambagan oleh Sjabadhyni et al., (2016). Sedangkan optimisme diukur dengan alat ukur LOT-R (Life Orientation Test - Revised) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver dan Bridges (1994).
Hasil penelitian menjukan bahwa literasi keuangan dan optimisme berpengaruh secara bersamaan terhadap intensi menabung, sehingga Ho ditolak F(434) = 7.646, p < 0.01, (R2 = 0.034). Artinya semakin tinggi nilai literasi keuangan dan optimisme seserorang, semakin tinggi intensi menabungnya. Implikasi dari penelitian ini adalah karyawan dewasa muda dapat meningkatkan intensinya untuk menabung, salah satu caranya dengan meningkatkan literasi keuangan dan optimisme.

Financial literacy has known for its ability to effect on someone?s saving intention, besides there is another factor that has been proved by its ability to effect someone?s saving intention which is optimism, and it assumed the effects on both factors could be different if we investigated them together. The purpose of this study is to know the effects of financial literacy and optimism simultaneously towards saving intention among young adult employees. The measurement of saving intention was done in ordinal scale developed by Ladhari & Michaud (2015). Financial Literacy was measured with Test Pengetahuan Keuangan (TPK) developed by Sjabadhyni et al., (2016). Optimism was measured with LOT-R (Life Orientation Test - Revised) developed by Scheier, Carver dan Bridges (1994).
The result showed that financial literacy and optimism is significant in effecting saving intention, so Ho is rejected F (434) = 7.646, p < 0.01, (R2 = 0.034). That means the higher someone?s financial literacy and optimism, the higher their saving intention. The implication of this study is so that young adult employees could improve their intention to save their money, by increasing their financial literacy and optimism.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S36317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isanti Mahanani
"Menabung itu penting, namun tingkat menabung di Indonesia masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh literasi keuangan dan locus of control terhadap intensi menabung. Partisipan sebanyak 434 karyawan dewasa muda, berusia 21 hingga 40 tahun, dan pendidikan terakhir D3 yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015), pengukuran literasi keuangan menggunakan Tes Pengetahuan Keuangan dari Sjabadhyni, et. al (2016) yang disusun berdasarkan teori Lusardi dan Mitchell (2014) sedangkan locus of control menggunakan Rotter's locus of control scale dari Rotter (1960).
Analisis statistik regresi berganda menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (F = 9.234, p < .05), yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari literasi keuangan dan locus of control secara bersama-sama terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu karyawan perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai keuangan agar intensi menabung meningkat.

Saving money is importance, but the level of saving in Indonesia still low. This study aimed to explain the influence of financial literacy and locus of control on saving intention. Respondents counted 434 young adult employees, 21st-40th years old, and last education D3 are obtained through accidental sampling technique. Measurement of saving intenting was developed Ladhari and Michaud?s scale (2015), measurement of financial literacy was using Tes Pengetahuan Keuangan scale (Sjabadhyni, et.al, 2016) which is based on the theory of Lusardi and Mitchell (2014), and locus of control was using Rotter?s locus of control scale (1960).
This study used Multiple regression as analytical statistic and the results showed that the null hypothesis is rejected (F = 9.234, p < .05), which means there was a significant influence of financial literacy and locus of control together on saving intention among young adult employees. The implication of this study is employees need to increase knoewledge and awareness their financial better, so their saving intention increases.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ershanny Aulia Rachmawati
"Penelitian ini didasari oleh pentingnya menabung bagi karyawan dewasa muda. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh literasi keuangan dan parental socialization secara bersamaan terhadap intensi menabung. Pengukuran literasi keuangan menggunakan Tes Pengetahuan Keuangan (Sjabadhyni et al., 2016), pengukuran variabel parental socialization menggunakan alat ukur Parental Socialization (Otto, 2009), dan pengukuran intensi menabung dikembangkan dari Ladhari dan Michaud (2015). Responden sebanyak 434 karyawan dewasa muda secara accidental.
Pengolahan statistik menunjukkan pengaruh signifikan dari literasi keuangan dan parental socialization terhadap intensi menabung secara bersamaan dengan (F=5.644, p <.01). Diharapkan karyawan dewasa muda menyadari pentingnya memiliki pengetahuan tentang isu-isu keuangan, agar mereka lebih terdorong mengelola keuangannya dengan baik. Selain itu, orang tua perlu melakukan sosialisasi keuangan kepada anak sejak dini.

This research was based on the importance of saving for young adult employees. This research has objectives to observe the influence of both financial literacy and parental socialization to saving intention. Financial literacy measurement was using an instrument of Financial Knowledge Test (TPK) developed by Sjabadhyni et al. (2016), for the measurement of parental socialization was using Parental Socialization measurement tool from Otto (2009), and then measurement of the intention of saving was using an instrument developed by Ladhari and Michaud (2015.) Respondents are consisted of 434 young adult employees with the accidental type.
Processing statistics shows there is significant influence from financial literacy and parental socialization on saving intention (F=5.644, p<.01). Hopefully employees could enhance their knowledge regarding to financial issues, subsequently they can manage their finance well. Furthermore, parents need to give children financial socialization since early stage.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasia Josephin
"Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena rendahnya tingkat menabung di Indonesia. Rendahnya tingkat menabung individu, khususnya pada dewasa muda dapat dipengaruhi berdasarkan aspek ekonomi dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, sikap terhadap risiko dan kepuasan keuangan terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda. Partisipan sebanyak 434 orang karyawan yang berusia 21-40 tahun dengan minimal pendidikan D3, diperoleh melalui teknik accidental sampling dan snowballing.
Pengukuran literasi keuangan menggunakan alat ukur TPK (Tes Pengetahuan Keuangan) yang dibuat (Sjabadhyni dkk, 2016) berdasarkan teori Lusardi & Mitchell (2014), sikap terhadap risiko dari alat ukur ROQ milik Rohrmann (2004) dan kepuasan keuangan dari Chuan dkk (2012).
Berdasarkan teknik statistik regresi yang di gunakan, diketahui Ho ditolak (R Square=0,44, p<0,01), yang berarti bahwa terdapat pengaruh literasi keuangan, sikap terhadap risiko dan kepuasan keuangan terhadap intensi menabung pada karyawan dewasa muda.
Hasil penelitian ini berarti karyawan usia dewasa muda memiliki tingkat literasi keuangan yang baik, memiliki sikap menghindari risiko dan memiliki kepuasan keuangan yang tinggi akan memiliki intensi menabung yang tinggi. Oleh karena itu implikasi dari penelitian ini ialah dengan mengedukasi tentang risiko keuangan yang harus diberikan kepada setiap lapisan masyarakat sedini mungkin.

This study was based on the phenomenon of the low saving rates in Indonesia. The low of individual saving rate, especially in young adults can be influenced based on the economic and psychological aspects. This study attempts to know the influence financial literacy, risk attitudes and financial satisfaction on saving intention among young adult employees. Participants in this research as many as 434 employees that aged 21-40 years old with at least D3 background education, that obtained through accidental sampling.
The measurement of financial literacy was using TPK (Finanncial Knowledge Test) measurement instrument that made by Sjabadhyni, et al (2016) according to Lusardy & Mitchell?s theory (2014), the measurement of risk attitude was using Rohrmann?s (2004) ROQ instrument and the measurement of financial satisfaction was using developed Chuan et all's (2012) instrument.
Based on a regression statistical technigue that used, the result showed that the null hyphothesis is rejected (R Square-0.44, p<0.01), which means there was a significant influence of financial literacy, risk attitudes and financial satisfaction on saving intention among young adult employees.
Result of this study is that the young adult employees who have the good financial literacy, have attitudes avoid the risk and high financial satisfaction will be more higher saving intention. The implication of this study is to educate earch layer of the community as early as possible about financial risk.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>