Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara social comparison dan citra tubuh pada mahasiswa. Pengukuran social comparison menggunakan alat ukur Body Comparison Scale milik Fisher, Dunn, & Thompsom (2002). Untuk pengukuran citra tubuh menggunakan alat ukur MBSRQ dari Thomas Cash (1989). Partisipan berjumlah 102 responden mahasiswa dengan rentang usia 18 sampai 29 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara social comparison dan citra tubuh pada mahasiswa. (r=0,121; p=0,210). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dalam mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai social comparison dan citra tubuh.

This research was conducted to find the correlation between social comparison and body image among college students. Social comparison was measured using instrument of Body Comparison Scale from Fisher, Dunn, & Thompsom (2002). Body image was measured using instrument of MBSRQ from Thomas Cash (1989). The participants of this research are 102 responden of college studets who have emerging adulthood ages, 18 until 29 years old (r=0,121; p=0,210). The main results of this study showed no significant relationship between social comparison and body image among college students. The results of this study are expected to be the basis of data in developing further research on social comparison and body image.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Khairunnisa
"Citra tubuh merupakan cara pandang seseorang terhadap tubuh dan penampilannya. Berdasarkan studi sebelumnya, masalah citra tubuh masih banyak dialami oleh mahasiswa. Citra tubuh negatif menyebabkan timbulnya harga diri rendah dimana seseorang sulit untuk menerima dan percaya pada dirinya sendiri, sehingga individu lebih rentan mengalami tingkat stress yang lebih berat. Tujuan utama dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara citra tubuh dan tingkat stress. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling, dengan sampel sebanyak 198 responden mahasiswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri atas tiga bagian, yaitu karakteristik responden, kuesioner citra tubuh (MBSRQ), dan kuesioner tingkat stress (PSS). Hasil pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada mean 7 sub skala MBSRQ di tingkat stress rendah, sedang, dan tinggi. Selain itu, hubungan antara citra tubuh dan tingkat stress cenderung bersifat negatif atau berbanding terbalik, kecuali pada sub skala Appearance Orientation. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya terkait citra tubuh dan tingkat stress.

Body image is an individual’s point of view towards his/her own body and physical appearance. According to the prior research, issues related to body image are still experienced by many college students. Negative body image can lead to low self-esteem, where people find it difficult to accept and believe in themselves, so that they are more susceptible to experience higher levels of stress. The main objective of this study is to determine the relationship between body image and stress levels. This research was done by the cross-sectional study design. The sampling process was done using quota sampling technique, with a sample of 198 college students. Data were collected using a questionnaire consisting of three parts, which are respondent characteristics, body image questionnaire (MBSRQ), and stress levels questionnaire (PSS). The results of this study indicate that there is a significant difference in the 7 mean of MBSRQ subscale at low, medium, and high stress levels. In addition, the relationship between body image and stress levels tends to be negative or inverse, except for the Appearance Orientation subscale. This research is expected to be a reference for further research related to body image and stress levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Indah Tiyasningrum
"TikTok digunakan paling banyak oleh remaja akhir. Social Media Engagement (SME) aplikasi TikTok dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi citra tubuh remaja akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan SME dengan citra tubuh remaja akhir pengguna TikTok. Penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional dan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Responden penelitian ini adalah remaja siswa SMA sebanyak 427 orang (Laki-laki n=187; Perempuan n=240). Instrumen yang digunakan adalah Social Media Engagement Questionare (SMEQ), Fear of Missing Out Scale (FoMOS), dan Body Shape Questionare (BSQ-34). Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan SME aplikasi TikTok remaja akhir pada tingkat sedang dan citra tubuh remaja akhir yang positif. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan signifikan positif antara SME aplikasi TikTok dengan citra tubuh remaja akhir (r=0,138; p=0,004). Dari penelitian ini teridentifikasi jika SME aplikasi TikTok tinggi maka remaja akhir akan semakin merenungkan bentuk tubuhnya. Remaja akhir dapat membatasi diri dalam menggunakan TikTok sehingga tidak mengarah pada kecanduan dan internalisasi informasi yang tidak bertanggung jawab khususnya mengenai gambaran ideal tubuh.

TikTok is used mostly by late teens. Social Media Engagement (SME) of the TikTok application considered as one of the factors that can affect late adolescent body image. This study aims to determine the relationship between SME and the body image of the final adolescent users of TikTok. The research uses a cross sectional approach and the sample is taken using a purposive sampling technique. Respondents to this study were 427 young high school students (male n = 187; female n = 240). The instruments used were the Social Media Engagement Questionnaire (SMEQ), the Fear of Missing Out Scale (FoMOS), and the Body Shape Questionnaire (BSQ-34). The results of the study mostly show that the late adolescents of the TikTok application SME are at a moderate level and the body image of late adolescents is positive. The results of the Pearson correlation test showed that there was a positive significant relationship between SMEs in the TikTok application and late adolescent body image (r=0.138; p=0,004). From this study it was identified that if the SMEs of the TikTok application were high, then the late adolescents would increasingly reflect on their body shape. Late adolescents can limit themselves in using TikTok so that it does not lead to addiction and the internalization of irresponsible information, especially regarding the ideal body image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"

Masalah citra tubuh menjadi hal penting bagi remaja ketika berjuang mencari jati diri sesuai tugas perkembangannya. Body shaming atau ejekan orang lain merupakan bagian dari faktor sosiokultural yang sedang popular di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh, self-efficacy,dan strategi koping serta mengetahui hubungan antara citra tubuh, self-efficacy, dan strategi koping pada remaja korban body shaming. Penelitian dengan metode kuantitatif jenis deskriptif-korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 168 siswa yang dipilih melalui screening body shaming, dengan teknik pusposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini yaitu Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, dan The Ways of Coping yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan self-efficacy (p value: 0.000). Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara self-efficacy dengan strategi koping (p value: 0.001). Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan strategi koping  (p value: 0.124). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk memperhatikan perkembangan remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua untuk memberikan edukasi secara tatap muka mengenai citra tubuh dan pengenalan terkait perubahan yang dialami remaja.

 


Problem concerning body image is crucial for teenagers during their stage of developmental to search their identity. Body shaming is part of sociocultural factors affecting adolescent’s body image. This study aims to analyze the relationship between body image, self-efficacy, and coping strategies in adolescent victims of body shaming. The research used descriptive-correlation quantitative method with a cross-sectional approach involving 168 high school students, which was obtained through screening body shaming, with a purposive sampling technique. Measuring instruments in this study are Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, and The Ways of Coping that have been tested for validity and reliability. The results of bivariate analysis using the Chi Square test revealed that there were a significant relationship between body image and self-efficacy (p value: 0.000). In addition, there is a significant relationship between self-efficacy and coping strategies (p value: 0.001). The results of the research analysis also showed that there was no significant relationship between body image and coping strategies (p value: 0.124). The implication of this study is the importance of streamlining the role of counseling to pay attention to adolescent development. It’s recommended to provide face-to-face education about body image and introduction to change experienced by adolescents.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Natasya Berliana Putri
"Kebijakan pembatasan dalam melakukan interaksi sosial, menyebabkan penggunaan media sosial meningkat selama pandemi COVID-19. Mahasiswa merupakan pengguna media sosial terbanyak di Indonesia, dimana media sosial Instagram dan TikTok populer di kalangan mahasiswa. Adanya beragam fitur yang ada pada Instagram dan TikTok dapat menyebabkan mahasiswa melakukan social comparison, dimana hal tersebut dapat menimbulkan emosi negatif yang mengarah pada penurunan subjective well-being mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale untuk mengukur social comparison dan The Perma-Profiler untuk mengukur subjective well-being. Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 191 mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan TikTok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-25 tahun (M = 21,37, SD = 1,028) dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Oleh karena itu, semakin tinggi social comparison yang dilakukan mahasiswa, semakin rendah pula subjective well-being mahasiswa, demikian pula dengan sebaliknya.

The policy of limiting social interactions caused the use of social media increases during the COVID-19 pandemic. College students are amongst the most active users on social media, also Instagram and TikTok are popular among them. The various features on Instagram and Tiktok can cause college students to do social comparison, which can elevate negative emotions that lead to decreased student’s subjective well-being. Thus, this study aims to find out whether social comparison has an effect on college student’s subjective well-being. There are two measurement instruments used, The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale to measure social comparison and The Perma-Profiler to measure subjective well-being. Participants in this study were 191 college students using Instagram and TikTok, consisting of male and female, with an age range of 19-25 years (M = 21,37, SD = 1,028) from various areas in Indonesia. According to the correlation test that conducted using Pearson Correlation, there is a negative and significant correlation between social comparison and subjective well-being of college students using Instagram and TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Thus, the higher level of social comparison that students did, the lower the subjective well-being of college students using Instagram and TikTok as well, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Istiani
"Penelitian ini tentang hubungan penggunaan Instagram dengan citra tubuh pada dewasa muda. Penelitian ini melibatkan 329 partisipan dengan rentang usia 20-29 tahun di Indonesia. Penggunaan Instagram diukur dengan menggunakan alat ukur penggunaan Instagram yang dibuat oleh peneliti berdasarkan definisi Instagram Hochman dan Schwartz (2012). Citra tubuh diukur dengan menggunakan alat ukur Multidimensional Body-Self Relation Questionaire (MBRSQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Instagram memiliki hubungan dengan citra tubuh. Keterbatasan serta saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan lebih lanjut.

This study examined the relationship between Instagram usage and body image among young adult. Participants were 329 Instagram users (age 20-29 years). Instagram usage measured by own reasercher Instagram Usage measurement from definition of Instagram Hochman and Schwartz (2012). Body image collected by Multidimensional Body-Self Relation Questionaire (MBRSQ). Result shown that Instagram usage correlate with body image among young adult. Limitation and suggestions for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abiir Mahmudi Ismail
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dan religiusitas Islam. Penelitian mengenai hubungan citra tubuh dan religiusitas Islam ini merupakan penelitian awal yang secara khusus menggunakan konstruk religiusitas Islam dengan sampel beragama Islam. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 169 remaja perempuan berusia 18-23 tahun dan belum menikah. Data partisipan diperoleh dari dua alat ukur, yaitu The Muslim Religiosity Personality Index Krauss Hamzah, 2016 dan The Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales Cash, 2000 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dan religiusitas Islam pada remaja perempuan r = 0.087, p>0.05.

ABSTRACT
This study was conducted to determine the relationship between body image and Islamic religiosity. This study regarding to relationship between body image and Islamic religiosity is a preliminary study that specifically uses the construct of Islamic religiosity with Muslims as samples. Participants were 169 adolescent girls, with the 18 23 years, and single. The data are obtained from two instruments, that are The Muslim Religiosity Personality Index Krauss Hamzah, 2016 and The Multidimensional Body Self Relations Questionnaire Appearance Scales Cash, 2000 . The result showed that there was no significant relationship between body image and Islamic religiosity among adolescent girls r 0.087, p 0.05."
2017
S67110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkitra Nura Hismayana
"Media sosial adalah media yang memiliki banyak pengguna dan digemari oleh masyarakat saat ini. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram. Di Instagram, kita dapat membagikan informasi dan berinteraksi melalui teks, video, foto, dan suara.  Namun, ternyata fungsi Instagram saat ini bukan hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi juga dapat membentuk citra diri seseorang. Citra diri ini berkaitan erat dengan self-representation. Para pengguna Instagram seakan-akan merasa mendapatkan bentuk penghargaan diri yang sangat luar biasa karena dapat melakukan representasi diri melalui media sosial yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Salah satu bentuk dari self-representation adalah dengan membangun citra tubuh agar dapat menarik lebih banyak pengikut. Karena memiliki daya tarik dan exposure yang tinggi, mereka bisa mendapatkan tawaran dari berbagai brand dan menghasilkan uang. Hal tersebut dilakukan oleh mayoritas selebriti mikro tanah air. Dalam implementasinya, selebriti mikro memiliki kharisma  dan penampilan fisik bukan seperti orang biasa. Hal ini bukanlah hal yang negatif jika media sosial dijadikan self-representation, namun hal ini dapat mempengaruhi persepsi representasi diri bagi pengguna media sosial yang dapat berdampak pada kehidupan yang sesungguhnya.

Social media is the media most favored by the public in the current era. One of the most widely used social media is Instagram. On Instagram, we can share information and interact through text, video, photos and sound. However, it turns out that the current function of Instagram is not only as a medium of communication, but also can shape one's self-image. This self-image is closely related to self-representation. Instagram users seem to feel that they are getting an extraordinary form of self-esteem because they can represent themselves through social media according to their expectations. One form of self-representation is building body image in order to attract more followers. Because they have high traction and exposure, they can get offers from various brands and make money. This is done by the majority of Indonesian micro celebrities. In its implementation, micro celebrities have charisma and physical appearance that are not like ordinary people. This is not a negative thing if social media is used as self-representation, but this can affect the perception of self-representation for social media users which can have an impact on real life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fadlin Ananta
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara social comparison dan motivasi berprestasi pada mahasiswa di Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah 488 mahasiswa program sarjana dan diploma dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Social comparison diukur dengan menggunakan INCOM oleh Gibbons dan Buunk (1999). Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan AMS-R oleh Lang dan Fries (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa social comparison dimensi ability tidak berkorelasi secara signifikan dengan motivasi berprestasi dimensi hope of success, namun berkorelasi secara positif dan signifikan dengan dimensi fear of failure. Social comparison dimensi opinion berkorelasi secara positif dan signifikan dengan motivasi berprestasi dimensi hope of success dan dimensi fear of failure. Dari hasil tersebut, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh antara kedua variabel itu.

This study was conducted to investigate the correlation between social comparison and achievement motivation among college students. The participants were 488 undergraduate and diploma students from various universities in Indonesia. Social comparison was measured by INCOM, constructed by Gibbons and Buunk (1999). Achievement motivation was measured by AMS-R, constructed by Lang and Fries (2006). The results show that social comparison?s ability dimension is not significantly correlated with hope of success dimension of achievement motivation, but positively and significantly correlated with the fear of failure dimension. Social comparison's opinion dimension is positively and significantly correlated with achievement motivation's hope of success dimension and fear of failure dimension. Based on these findings, further research is suggested to find the effect between these two variables.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Astarina Astarto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara locus of control dengan ketidakpuasan akan bentuk tubuh pada remaja wanita. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 146 remaja yang berasal dari 2 kelompok, yaitu kelompok remaja pertengahan (14-18 tahun) dan kelompok remaja akhir (19-22 tahun). Penelitian ini menggunakan Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) untuk mengukur tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuh, dan Rotter?s Locus of Control Scale untuk mengukur jenis locus of control seseorang. Data diolah menggunakan metode correlation dan independent t-test.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa ada hubungan signifikan yang positif antara kedua variabel tersebut. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian juga mengungkapkan bahwa remaja dengan locus of control eksternal tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan kelompok locus of control internal. Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa umur juga memiliki hubungan dengan locus of control seseorang.

The aim of this study is to observe the relationship between locus of control and body dissatisfaction in adolescence women. There were 146 women which divided into 2 different groups, middle adolescence (14-18 years old) and late adolescence (19-22 years old). This study used the Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) to measure the level of body dissatisfaction, and the Rotter?s Locus of Control Scale to measure the type of locus of control. The data was analysed by using correlation and independent t-test.
This study shows that there is a positive significant relationship between locus of control and body dissatisfaction. In addition, this study also revealed that the level of body dissatisfaction is higher for adolescence with external locus of control than those who have internal locus of control. Moreover, this study has proven that age also has a relationship with a person's locus of control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>