Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Suciani
"ABSTRAK
Spiritualitas merupakan inti dari seseorang yang biasanya terkonseptualisasi sebagai pengalaman yang lebih tinggi, merasakan hubungan yang lebih mendalam terhadap tuhan, sesama, dan alam. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres pasien diabetes yang melakukan perawatan luka di rumah perawatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel pasien diabetes di rumah perawatan wilayah Jabodetabek sebanyak 64 responden, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dari Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality, Spiritual Involvement and Belief Scale Revised Version, Spiritual Health And Life-Orientation Measure dan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales. Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,219: p > 0,05) antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres, namun secara klinis penelitian ini cukup bermakna karena responden dengan tingkat stres normal memiliki rata-rata kemampuan spiritualitas yang lebih tinggi daripada kategori lainnya. Untuk meningkatkan nilai kemampuan spiritualitas diharapkan pemberi pelayanan asuhan keperawatan dapat lebih memperhatikan pemenuhan spiritualitas. Selain itu, praktisi pendidikan dapat memperdalam lagi terkait spiritualitas agar mahasiswa dapat menerapkan secara maksimal di pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Spirituality is the core of a person which have been conceptualize as a higher experience of a deeper connection feeling to God, others, and nature. This study aims to identify the relationship between the ability of spirituality and stress level of diabetic patients in wound-home care. Design used in this study is cross sectional with 64 respondents of diabetic patient in wound-home care Jabodetabek area, which was used consecutive sampling. The instrument used in this study is a modification of Multidimensional Measure of Religiousness/ Spirituality, Spiritual Involvement and Belief Scale Revised Version, Spiritual Health And Life-Orientation Measure and questionnaires Depression Anxiety Stress Scales. The result shows that there was no significant relationship (p = 0.219: p <0.05) between the ability of spirituality and stress levels, but clinically this research is quite significant because the respondents with normal stress levels have a higher average spiritual capability than other categories. To increase the value of spirituality, nurse expected to give more attention of spiritual fulfillment. In addition, educator may deepen further education related to spirituality in order to make the students have the ability to apply it effectively in the health services."
2016
S63077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Arzeti Ayu Cendekia
"Penggunaan perangkat layar elektronik semakin tidak terpisahkan dalam kehidupan, terutama bagi mahasiswa keperawatan. Perangkat layar elektronik banyak digunakan oleh mahasiswa untuk mengerjakan tugas, mengakses e-book, serta menjadi sumber hiburan. Namun, tingginya screen time atau waktu yang dihabiskan untuk menatap layar elektronik dapat berpotensi dalam peningkatan stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan screen time dan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian 287 mahasiswa keperawatan. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner self report screen time, screen dependence, dan Perceived Stress Scale (PSS-10) secara daring melalui google form. Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara screen time dengan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mungkin lebih berpengaruh terhadap tingkat stres mahasiswa keperawatan. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi faktor-faktor tersebut.

The use of electronic screen devices has become increasingly indispensable in daily life, particularly for nursing students who utilize them for completing assignments, accessing e-books, and entertainment. However, excessive screen time, or the time spent staring at electronic screens, may potentially increase stress levels. This study aims to investigate the relationship between screen time and stress levels among nursing students in Jabodetabek. A cross-sectional design was employed, involving a sample of 287 nursing students. Data were collected through online questionnaires including self-reported screen time, screen dependence, and the Perceived Stress Scale (PSS-10) using Google Forms. Data analysis was conducted using univariate and bivariate methods. The results indicated no significant relationship between screen time and stress levels among nursing students. These findings suggest that other factors may have a more substantial impact on stress levels in nursing students. Future research should explore these factors in greater detail."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Meriati Elisabet Magdalena
"Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan penyakit kronis yang melibatkan perubahan perilaku baik pola hidup maupun aktivitas dalam  sehari-hari. Tidaklah mudah untuk mencapai perubahan perilaku yang dapat secara langsung mempengaruhi pengendalian glukosa darah dan komplikasi. Serangkaian tindakan pengobatan yang rutin dipatuhi pada dasarnya bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan. Ketidakpatuhan pada umumnya dapat meningkatkan masalah kesehatan bahkan dapat memperburuk penyakit yang dideritanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan tingkat kepatuhan perawatan diri anak dengan DMT1 tentang pemeriksaan glukosa darah harian dan pemberian terapi insulin. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional dengan teknik consecutive sampling terhadap 49 anak diabetes melitus tipe 1 usia 1 – 18 tahun di wilayah Jabodetabek. Data diperoleh dari pengisian logbook selama 14 hari. Analisis menggunakan spearman sesuai jenis data. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan kepatuhan pemeriksaan glukosa terhadap kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0.05). Demikian pula didapatkan tidak ada hubungan tingkat kepatuhan  terapi insulin dengan kadar glukosa prepandrial dan postpandrial (p>0,05). Namun secara univariat  didapatkan dara bahwa tingkat kepatuhan insulin sudah sesuai, tetapi tidak demikian dengan tingkat kepatuhan glukosa darah yaitu kurang baik. Hasil penelitian ini memberikan dasar ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak diabetes melitus tipe 1, bahwa perawatan diri pada anak diabetes melitus tipe 1 harus dipantau dan ditingkatkan agar mendapatkan kualitas hidup yang baik.
Kata kunci : Diabetes melitus tipe 1, kepatuhan pemeriksaan glukosa, kepatuhan insulin

Type 1 Diabetes is a chronic disease involving changing behaviour in both lifestyle and daily activities. Series of treatment that routinely obeyed in fact not easy to follow. Nonadherence in general can increase health problem even worsen his ilness. The Research aimed to find out correlation between level of adherence self-treatment with type 1 diabetes mellitus about checking daily blood glucose and giving therapy of insulin. The research used cross sectional design with consecutive technique sampling to 49 children suffering type 1 diabetes mellitus aged 1 – 18 years old in Jabotabek areas. Data was collected from filling out logbook for 14 days. Analysis used Spearman method according to the type of databased on type of data. The result of the study showed that there was no compliance relationship of blood glucose examination with prepandrial blood glucose level (p>0,05). It was found that there was no association with the level of insulin compliance with prepandrial blood glucose levels (p>0,05). Nevertheless, univariate data showed that the level of insulin compliance was appropriate, but not so with the level of blood glucose adherence that is not good. This research gives scientific basis in giving nursing care to children with type 1 diabetes that self care in children with type 1 diabetes mellitus must be monitored and increased to get good quality of life.
Key words : Type 1 diabetes mellitus, adherence of glucose checkup, insulin adherence
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menilai hubungan antara dukungan sosial, spiritualitas, dan stress terhadap beban keluarga dan kenyamanan pasien kanker. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik purposive sampling, melibatkan 106 keluarga dan 106 pasien kanker. Penelitian ini menggunakan lima instrumen yaitu: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), dan kuesioner kenyamanan pasien kanker. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan beban keluarga (p value 0.030), spiritualitas dengan beban keluarga (p value 0,000), dan stress dengan beban keluarga (p value 0.024). Stadium kanker tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kenyamanan pasien kanker (p value 0.080). Kesimpulan: Dukungan sosial, spiritualitas, dan stress berpengaruh terhadap beban keluarga. Diperlukan intervensi terkait dukungan sosial, spiritualitas, dan menagamen stress untuk menurunkan beban keluarga pasien kanker. 

To determine the relationship between social support, spirituality, and stress towards the family caregivers burden and patients comfort. Method: Cross sectional was used. Purposive sampling technique involving 106 family caregivers and 106 cancer patients. This study utilized five instruments: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), and instrument for cancer patients comfort. Result: There was a significant relationship between social support and family caregiving burden (p value 0.030), spirituality and family caregiving burden (p value 0,000), stress and family caregiving burden (p value 0.024). There was no significant relationship  between cancer stage and patients comfort (p value 0.080). Conclusion: Social support, spirituality, and stress affect the family caregiving burden. It need intervention in social support, spirituality, and stress management to decrease the family caregiving burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Nur Indahsari
"ABSTRAK
Diabetes merupakan penyakit progresif yang tidak hanya membutuhkan perawatan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga perawatan paliatif.. Kepuasaan merupakan salah satu indikator penting tercapainya perawatan paliatif yang efektif sehingga pengukuran kepuasan pasien terhadap perawatan menjadi hal yang penting dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien diabetes yang mendapatkan perawatan paliatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian cross sectional menggunakan sampel pasien diabetes di balai asuhan keperawatan Jabodetabek sebanyak 43 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Clien Satisfaction Inventory (CSI), dan Long-form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III). Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 14% responden merasa cukup puas, 60,5% merasa puas, dan 25,6% merasa sangat puas. Pada penelitian ini juga ditemukan tidak ada perbedaan yang bermakna antara karateristik responden dengan tingkat kepuasan (p>0,05). Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memperdalam pengetahuan mengenai perawatan paliatif dan mengaplikasikannya pada pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Diabetes is a progressive disease that needs palliative care aside from curative and rehabilitative. Satisfaction play as one of the most important indicator to get effective achievement of palliative care, so the measurement of patient satisfaction with treatment is necessary. This study was conducted to describe the level of satisfaction of diabetes patients who receive palliative care. This study used cross sectional approach with 43 respondents of diabetic patients accommodate under nursing care centers in Jabodetabek selected with purposive sampling technique. This study used Home Care Client Satisfaction Instrument-Revised (HCCSI-R), Clien Satisfaction Inventory (CSI), and the Long-Form Patient Satisfaction Questionnaire (PSQ-III) to measure satisfaction level. The results showed that 14% of respondents felt quite satisfied, 60.5% were satisfied, and 25.6% felt very satisfied. This research also found that there is no significant differences between the characteristics of the respondents with the level of satisfaction (p> 0.05). The study recommend healthcare practitioners to deepen their knowledge about palliative care and apply it to health services."
2015
S60556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Ayunda Sayid
"Tingkat persepsi spiritualitas pada perawat berdampak pada tingkat kompetensi perawatan spiritual pada pasien. Kompetensi perawatan spiritual yang dimiliki oleh perawat sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan spirtual. Persepsi spiritualitas merupakan salah satu faktor yang mendorong perawat untuk meningkatkan kompetensi perawatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi spiritualiatas perawat dengan kompetensi perawatan spiritual terhadap pasien di RSKD. Penelitian cross=sectional ini melibatkan 84 perawat yang dipilih secara probablity sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) dan kuesioner Spiritual Care Competence Scale (SCCS). Hasil didaptakna adanya hubungan dan pengaruh yang kuat antara persepsi spiritualitas perawat dan kompetensi perawatan spiritual pada pasien (p=0,0005; OR=12.333). Persspsi spiritualitas perawat yang tinggi meningkatan kompetensi perawatan spiritual. Rekomendasio bagi pihak rumah sakit untuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual pada pasien dengan mengadakan edukasi, pelatihan serta evaluasi terkait perawatan spiritual. Dengan pembekalan tersebut, diharapkan perawat dapat mengeksplorasi dan meningkatkan kompetensi keperawatan spiritual.

The level of perceived spirituality in nurses has an impact on the level of spiritual care competence in patients. The spiritual care competence possessed by nurses is a reference in providing spirtual nursing care. Perceived spirituality is one of the factors that encourage nurses to improve spiritual care competence. This study aimed to identify the relationship between nurses' perceptions of spirituality and spiritual care competence in patients at the RSKD. This cross-sectional study involved 84 nurses selected by probablity sampling. The study used the Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) questionnaire and the Spiritual Care Competence Scale (SCCS) questionnaire. The results showed a strong relationship and influence between nurses' perceived spirituality and spiritual care competence in patients (p=0.0005; OR=12.333). high perceived spirituality of nurses increases spiritual care competence. Recommendations for hospitals to improve the quality of service in providing spiritual nursing care to patients by providing education, training and evaluation related to spiritual care. With this provision, nurses are expected to explore and improve spiritual nursing competence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Suciani
"ABSTRAK
Spiritualitas merupakan salah satu hal yang terpenting dalam hidup seseorang, termasuk bagi pasien diabetik. Spiritualitas digambarkan sebagai pengalaman yang paling tinggi, hubungan yang lebih mendalam yang dirasakan terhadap Tuhan, sesama, termasuk terhadap alam. Studi pendahuluan ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres pasien diabetes yang melakukan perawatan luka di rumah perawatan. Penelitian potong lintang ini melibatkan sampel sebanyak 64 responden pasien diabetes di rumah perawatan di wilayah Jabodetabek, dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah modifikasi dari Multidimensional Measure of Religiousness/Spirituality, Spiritual Involvement and Belief Scale Revised Version, Spiritual Health, and Life-Orientation Measure dan kuesioner Depression Anxiety Stress Scales (DASS). Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p= 0,219; p< 0,05) antara kemampuan spiritualitas dan tingkat stres, namun secara klinis penelitian ini cukup bermakna karena responden dengan tingkat stres normal memiliki rerata kemampuan spiritualitas yang lebih tinggi dibanding kategori lainnya. Studi lanjutan perlu dilakukan untuk menguji hubungan factor lainnya terhadap kemampuan spiritual dan tingkat stress. Kemampuan spiritualitas pasien diabetik ini perlu lebih diperhatikan oleh seorang perawat ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien diabetikum sehingga dapat menunjang aspek lainnya yang berkontribusi dalam kemampuan perawatan diri pasien."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurul Dwi Utari
"ABSTRAK
Siswa di sekolah berbasis Islam rentan mengalami stres akademik. Pola asuh yang sesuai dari orangtua dapat menurunkan stres akademik siswa. Di sisi lain, spiritualitas juga dapat menjadi sumber koping bagi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola asuh dan tingkat spiritualitas dengan tingkat stres akademik siswa di sekolah berbasis Islam. Pene korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara online terhitung sejak 03 Apri 10 Mei 2020 dengan sampel sejumlah 109 siswa kelas XII di sekolah berbasis Islam MAN Jakarta Timur yang diambil dengan metode simple random sampling. Instrumen The Parental Care Style Questionnaire digunakan untuk mengidentifikasi pola asuh orangtua, instrumen Spiritual Involvement and Beliefs Scale untuk mengukur tingkat spiritualitas, dan instrumen Educational Stress Scale for Adolescents untuk mengukur tingkat stres akademik. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson (CI 95%), peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna negatif antara pola asuh demokratis dengan tingkat stres akademik (p=0,000), terdapat hubungan bermakna positif antara pola asuh otoriter dengan tingkat stres akademik (p=0,036), dan terdapat hubungan bermakna negatif antara pola asuh permisif dengan tingkat stres akademik (p=0,005). Pola asuh demokratis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan tingkat stres akademik dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan permisif. Hasil analisis korelasi Pearson juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan bermakna negatif antara tingkat spiritualitas dengan tingkat stres akademik pada siswa di sekolah berbasis Islam (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan. Orangtua diharapkan untuk menerapkan pola asuh demokratis dan sekolah agar dapat membuat program untuk meningkatkan spiritualitas siswa dalam rangka mengurangi stres akademik
.
Students in Islamic-based schools are vulnerable to experiencing academic stress. An appropriate parenting style from parents can reduce it. Besides, spirituality can be a source of coping for individuals. This study aims to identify the correlation between parenting style and level of spirituality with academic stress level in students of Islamic- based school. Descriptive correlative with cross-sectional approach was used. Data was collected online starting from April 3rd to May 10th, 2020 with a total of 109 respondents of 12th-grade senior students at Islamic-based high school MAN Jakarta Timur. Respondents were selected by simple random sampling. The Parental Care Style Questionnaire was used to identifying parenting style, the Spiritual Involvement and Beliefs Scale was used to measuring spirituality level, and the Educational Stress Scale for Adolescents was used to measuring academic stress level. Data were analysed using Pearson correlation analysis (CI 95%). Results showed that there was a negative correlation between the democratic parenting style with academic stress level (p=0.000), there was a positive correlation between the authoritative parenting style with academic stress level (p=0.036), and there was a negative correlation between the permissive parenting style with academic stress level (p=0.005). The democratic parenting style had the most significant correlation with academic stress level than the authoritative and permissive parenting style. The finding also showed that there was a significant negative correlation between the level of spirituality and academic stress level in students of the Islamic-based school (p=0.000). Results from this study can be used to develop nursing practice, education, and research. In addition, parents are expected to be able to use a democratic parenting style, and schools can develop some programs to increase student’s spirituality to reduce academic stress level
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>