Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yona Kurnia Sari
"Dampak HIV/AIDS menimbulkan stres pada orang dengan HIV/AIDS. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat stress orang dengan HIV/AIDS dikota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIV (MOSS-HIV) dan Perceives Stress Scale HIV (PSS-HIV).
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stress responden berada dalam kategori stress berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stress (p value < 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stressnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV / AIDS cause stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Way to reduce stress is to seek social support. The purpose of this study was to determine the relationship of social support and stress levels of people with HIV / AIDS in Depok city. The study design was descriptive correlation with cross sectional study of 77 people with HIV / AIDS by using a consequtive method sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceives HIV Stress Scale (PSS-HIV).
The results of this study found that the social support received by respondents is high (55,8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80,5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p value <0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV / AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Widyanti
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang di sekitar subjek dengan kepatuhan subjek dalam menjalani terapi antiretroviral (ARV). Subjek penelitian berjumlah 40 orang, mayoritas berjenis kelamin laki-laki (38 orang). Data penelitian dimabil dengan menggunakan metode self report (laporan pribadi subjek penelitian) yang berbentuk kuesioner. Data penelitian ini kemudian diolah oleh peneliti dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi mengenai jumlah dukungan sosial yang diterima subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV-nya. Begitu juga dengan persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterimanya. Namun, jika diteliti lebih lanjut, terdapat satu item mengenai persepsi kepuasan terhadap dukungan sosial yang diterima subjek yang dapat membuatnya merasa lebih baik ketika ia sedang merasa di bawah yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan menjalani terapi ARV.
Disamping hasil penelitian di atas, peneliti juga mencoba untuk meneliti hubungan yang terdapat antara data tambahan yang terdapat di data kontrol dengan golongan kepatuhan subjek. Penggolongan kepatuhan didasarkan pada ketaatan subjek dalam mengkonsumsi ARV tepat waktu selama empat hari terakhir (7 kali waktu konsumsi ARV). Jika subjek melewatkan satu kali saja, berarti ia digolongkan sebagai tidak patuh. Penghitungan ini menggunakan metode chi-square. Hasilnya, tidak ada satupun informasi yang didapatkan dari data tambahan tersebut yang berhubungan dengan golongan kepatuhan menjalani terapi ARV pada Odha karena tidak dapat dipenuhinya syarat penghitungan chisquare.

The research is about the correlation between social support the people living with HIV/AIDS (PLWHA) receives from neighbourhood with their adherence in running the antiretroviral (ARV) therapy. The majority of respondents are male (38 men) and the other two are women. Researcher using a self-report questionnaires in collecting the data. The data then was calculating using the pearson product moment correlation.
The result shows that the perception about the amount of social support isn't significantly related to the PLWHA's adherence. So do the perception of satisfaction of social support. It isn't significantly related to PLWHA's adherence also. But, if we see the correlation of each item to the adherence, there is an item about perception of satisfaction of social support that can make PLWHA feel better if he/she feel very bad which significantly related to his/her adherence in running ARV therapy.
Besides the result above, researcher also try to find if the data control she got related to the PLWHA's adherence group in running their ARV therapy. The groups divided into two, adhere or not adhere. Respondent will be considered as adhere if he/she got the perfect result in the last 7 times of consuming ARV. The method used here is chi-square. The result shows that there is no correlation between the data control and the divisions of adherence.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
155.92 WID h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV.

During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agustanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup ODHA di Bandar Lampung, khususnya yang bergabung dalam LSM Sakurai Support Group, yang berjumlah 54 orang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian untuk sumber dukungan didapatkan bahwa keseluruhan responden menyatakan mendapat dukungan, balk dari keluarga, teman, tenaga profesional dan non profesional. Dimensi dukungan materil instrumental, dukungan emosi/psikologis dan dukungan penghargaan didapatkan jumlah yang berimbang antara yang mendapat dukungan balk dan tidak balk. Sedangkan untuk dimensi dukungan integritas sosial dan informasi, sebagian besar responden mendapatkan dukungan baik. Jumlah responden yang memiliki kualitas hidup baik juga berimbang antara yang baik dan tidak balk. Analisis hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup dengan menggunakan uji Chi Square dengan a < 0,05, terlihat ada hubungan yang bermakna antara dukungan emosi, penghargaan dan informasi dengan kualitas hidup (p Value 0,05). Uji regresi Iogistik terhadap 5 (lima) variabe! yang memenuhi syarat untuk analisis multivariat ditemukan bahwa ada 2 (dua) variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup yaitu dukungan penghargaan dan dukungan informasi. Hasil akhir analisis multivariat didapatkan bahwa dukungan penghargaanlah yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup ODHA (p = 0,000). Pihak pemerintah maupun institusi pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas disarankan dapat membuat program dukungan sosial bagi ODHA baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan berperan aktif dalam memberikan dukungan sosial bagi ODHA. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan desain eksperimen maupun penelitian kualitatif untuk mengetahui efektifitas dukungan sosial yang diberikan pada ODHA dan dimensi dukungan yang paling diharapkan ODHA untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

The purpose of this study is to examine the correlation between social support and quality of life of people with HIV/AIDS (PHlV/AIDS) in Bandar Lampung, especially those who joined in Saburai Support Group's non-governmental organization (NGO). The total respondent of this study were 54 persons, male and female. This study used correlation descriptive design with cross sectional approach. The method of data analysis was univariate, bivariate, and multivariate. The descriptive results showed that all respondents got the social support from all sources such as from family, friends, professionals, and non-professionals. It also showed that respondents got an equal support for instrumental/material, emotional/psychological, and esteem dimensions of social support. Therefore, all respondents categorized in good social support both from social integrity and informational dimensions of social support. For the quality of life variable, this study showed that respondents had an equal result both from good and bad category. To measure the correlation between social support and quality of life, this study using the Chi Square test with cc < 0.05. The result indicated that there is a significant correlation between emotional, esteem and informational support with quality of life (p<0.05). The multiple logistic regression analysis informs that 5 variables could be used in multivariate analysis properly, and 2 variables -that are esteem and informational support- were significantly correlated to quality of life. This study - using multivariate analysis-found that esteem support is the dominant factor to quality of life of PHIVIAIDS (p=0.000). This finding of this study suggests that the government and the health service institutions should make short and long programe about social support for PHIVIAIDS. The suggestions for the community are to encourage for H1V/AIDS information actively, minimize the discrimination and develop new health centre/ NGO which are concern to PHIVIAIDS. The new researcher can used disaign eksperiment research or kualitative research. So then, social support from any kind of sources could be optimized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yona Kurnia Sari
"Kondisi HIV/AIDS menimbulkan stres bagi para penederitanya. Salah satu cara untuk mengurangi stres adalah mencari dukungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres orang dengan HIV/AIDS di Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 77 orang dengan HIV/AIDS dengan menggunakan metode pengampilan sampel consequtive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Medical Outcomes Sosial Support Survey HIVdan Perceives Stress Scale HIV. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dukungan sosial yang diterima responden tergolong tinggi (55,8%) dan tingkat stres responden berada dalam kategori stres berat (80,5%). Hasil analisis bivariat menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat stres (p< 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan dukungan sosial sebagai salah satu cara untuk membantu orang dengan HIV/AIDS menurunkan tingkat stresnya, dengan memberikan prioritas yang lebih pada dukungan materi.

The impact of HIV/AIDS causes stress to people living with HIV/AIDS (PLWHA). Seeking a social support is one method to reduce stress for people living with PLWHA. The purpose of this study was to determine the relationship between social support and stress levels of people with HIV/AIDS in Depok city. The study design was a descriptive correlation with the cross-sectional study of 77 people with HIV/AIDS by using a consecutive sampling. Instruments used namely Medical Outcomes Survey of Social Support HIV (HIV-MOSS) and Perceive HIV Stress Scale (PSS-HIV). The results of this study found that the social support received by respondents is high (55.8%) and stress levels of respondents mostly were in severe stress (80.5%). The results of the bivariate analysis found that there is a relationship between social support and stress levels (p< 0.05). The results of this study recommend social support as a way to help people with HIV/AIDS reduces the stress level, by giving higher priority to the material support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuapattinaja, Josetta Maria Remila
"AIDS (acquired immune dqficiency syndrome) adalah salah satu penyakit yang termasuk kaagori kronis, yang muncul sehubungan dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh masuknya virus yang disebut HIV (human immunodeficienay virus).
HIV menyerang dan menurunkan fungsi kekebalan tubuh manusia, dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pertukaran cairan tubuh saat melakukan hubungan seksual, melalui darah, melalui air susu ibu yang terinfeksi HIV, sena melalui penggunaan jarum suntik bersama orang yang juga sudah terinfeksi HIV. Virus ini
secara bertahap membuat daya tahan tubuh semakin berkurang dan mengarah pada kematian Sementara kenyataan hingga saat ini adalah belum adanya vaksin yang bisa menyembuhkan atau membunuh virus tersebut. Hal ini dapat membuat pendedta AIDS
mengalami stres yang tinggi, yang jika tidak diintervensi, akan berdampak negatif bagi
kesehatan sehubungan dengan semakin menurunya fungsi kekebalan tubuh
Salah satu bentuk intewensi untuk mengatasi perasaan tertekan/stres adalah melalui dukungan sodal yang diberikan lingkungan terhadap orang yang mengalami stres tersebut Yang dimaksud dengan dukungan sosial adalah suatu bentuk bantuan dari orang-orang disekitar individu yang dianggap dekat secara emosional dan berfungsi
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis. Dukunan sosial dapat diberikan dalam bentuk informational supporl, emotional supporl, esteem support, instrumental' or tangible supporr, dan companionship support.
Pendekatan kualitatif digunakan dalam mengumpulkan data tentang dukungan sosial yang dibutuhkan dan yang diterima dari tiga partisipan agar dapat memahami penghayatan subjektif yang dirasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan
memperoleh informational support, emotional support, companionship mpport, dan esreem supporf dari orang-orang di Iuar keluarga maupun media komunikasi, sedangkan hanya satu partisipan yang mendapat instnimental or tangible support dari keluarga yang sejak awal sudah mengetahui kondisinya. Sekalipun demikian, ketiga partisipan tetap sangat membutuhkan emotional supporr yang lebih Iuas dari keluarga
dan anggota masyarakat, dan bagi dua partisipan yang ditolak keluarga membutuhkan instrumenral or tangible supporf dari pemerintah ataupun LSM yang peduli AIDS.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Adzhani Awanis Latief
"Meningkatnya jumlah ibu penderita HIV/AIDS di Indonesia membuat perlunya untuk mengetahui dinamika kehidupan mereka, terutama keyakinannya dalam melakukan parenting terhadap anak. Keyakinan dalam melakukan parenting ini disebut sebagai parenting self-efficacy (Coleman & Karraker, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan parenting self-efficacy dan dukungan sosial pada ibu dengan HIV/AIDS yang memiliki anak usia kanak-kanak madya.
Pengukuran parenting self-efficacy dilakukan melalui alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000), sedangkan dukungan sosial diukur melalui dua komponen—yaitu persepsi terhadap jumlah orang yang dapat diandalkan dan kepuasan akan dukungan yang ada—dalam alat ukur Social Support Questionnaire-Short Form (SSQSR) (Sarason, Sarason, Shearin & Pierce, 1987). Partisipan penelitian ini berjumlah 30 ibu yang terinfeksi HIV dan memiliki anak usia lima hingga dua belas tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting self-efficacy dengan persepsi jumlah dukungan sosial (r = 0,386 ; n = 30; p < 0,05, two-tail) dan juga kepuasan akan dukungan sosial (r = 0,409 ; n = 30; p < 0,05, two-tail). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy ibu, semakin tinggi pula dukungan sosial yang ibu persepsikan; begitu pula sebaliknya. Ditemukan pula bahwa domain parenting self-efficacy tertinggi adalah nurturance sedangkan yang terendah adalah disiplin. Analisis tambahan juga menemukan adanya perbedaan yang signifikan pada parenting self-efficacy ibu dengan HIV/AIDS berdasarkan urutan kelahiran anak mereka yang berusia kanak-kanak madya.

Mothers living with HIV/AIDS are significantly increasing in Indonesia. By then, it's important to know further about their life, including their belief in parenting their children. The mother’s belief in parenting is called parenting self-efficacy (Coleman & Karraker, 1997). This study examined the relationship between parenting self-efficacy and social support among HIV/AIDS mothers with middle childhood children.
Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000), while social support measured through it's two elements (the perception of available others to whom one can turn in times of need and the degree of satisfaction with the available support) in Social Support Questionnaire-Short Form (SSQSR) (Sarason, Sarason, Shearin & Pierce, 1987). The participants in this study were 30 mothers infected HIV with middle childhood children.
The result shows that there is a significant, positive relationship between parenting self-efficacy and both of the elements of social support, which are the perception of social support numbers (r = 0,386 ; n = 30; p < 0,05, two-tail) and the satisfaction of the support (r = 0,409 ; n = 30; p < 0,05, two-tail). Those indicates that the higher mothers parenting self efficacy, the higher they perceive social support, and vice versa. This study also found that the highest domain in parenting self-efficacy is nurturance, while the lowest is discipline. Furthermore, this study found that there is a difference between mothers parenting self-efficacy based on their middle childhood child's ordinal position.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fallon Victoryna
"Kualitas hidup merupakan indikator penting bagi kesehatan dan banyak aspek kehidupan ODHA LSL. Kualitas hidup dapat terganggu karena berbagai kondisi stres yang dialami ODHA LSL. Stres pada ODHA LSL terjadi karena masalah yang terkait dengan penyakit dan status orientasi seksual. Kondisi stres yang terus menerus terjadi, dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup.
Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas hidup ODHA LSL di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian 176 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale dan WHOQOL-HIV BREF. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun, berpendidikan menengah SMP-SMA, sebagian besar bekerja, terbanyak sebagai karyawan swasta, dan rata-rata terdiagnosis HIV selama 12 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dengan kualitas hidup ODHA LSL p=0,021. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya memperhatikan aspek psikososial ODHA LSL, mengembangkan intervensi yang berkontribusi lebih positif dalam menurunkan stres serta mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup ODHA LSL.

Quality of life is an important indicator for health and many aspects of MSM living. Quality of life can be disrupted due to various stress conditions experienced by PLWHA MSM. Stress on MSM is due to problems related to disease and sexual orientation status. Stressful conditions that occur continuously can have an impact on the decline in quality of life.
The purpose of this study was to see the relationship between stress level and quality of life of PLWHA in Medan City. This research uses cros sectional design with purposive sampling method, the number of research sample is 176 respondents. The instruments used are the Perceived Stress Scale questionnaire and WHOQOL HIV BREF. The average early adult respondents 18 40 years old, middle schooled SMP SMA, mostly worked, most were private employees, and were on average diagnosed with HIV for 12 months.
The result of this research that there is a correlation between stress level and quality of life of PLWHA p 0,021. This study recommends the importance of taking into account the psychosocial aspects of PLWHA MSM, developing interventions that are more positive in reducing stress and identifying other factors that affect the quality of life of PLWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>