Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Sekar Ayu
"ABSTRAK
Masyarakat di perkotaan terpapar dengan berbagai sumber stres setiap harinya, selain itu tuntutan pekerjaan juga menyebabkan mereka banyak melakukan aktivitas sedentari. Kedua hal ini berpotensi menyebabkan masyarakat perkotaan rentan mengalami distres psikologis. Beruntungnya saat ini telah muncul kesadaran untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik diketahui berkorelasi positif pula dengan optimisme yang merupakan faktor protektif bagi distres psikologis. Penelitian ini ingin mencari tahu hubungan antara optimisme dan distres psikologis pada masyarakat di perkotaan yang aktif melakukan aktifitas fisik. Penelitian dilakukan pada 1108 masyarakat di Jabodetabek yang aktif melakukan aktivitas fisik. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara optimisme dan disres psikologis pada masyarakat perkotaan yang melakukan aktivitas fisik

ABSTRACT
People in urban areas are exposed to various sources of stress every day. In addition, their job makes them use more time doing sedentary activities. Both of these could potentially make urban communities vulnerable to psychological distress. Fortunately, people in urban area has emerged awareness to physical activity. Physical activity is also known to be positively correlated with the optimism, that is a protective factor for psychological distress. This study purpose to find out the relationship between optimism and psychological distress among urbanese who actively engaged in physical activity. The study was conducted on 1108 people in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang who actively doing physical activity. The results show that there is a significant negative correlation between optimism and psychological disres in urban communities who perform physical activity.
"
2016
S63990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aya Audi Rachgea
"ABSTRAK
Beban dan tuntutan kerja yang tinggi menyebabkan masyarakat perkotaan kurang melakukan aktivitas fisik. Meskipun demikian, masyarakat perkotaan tetap mencari cara untuk beraktivitas fisik. Mereka melakukan aktivitas fisik baik secara individu maupun bersama-sama dalam sebuah komunitas olahraga. Selain bermanfaat untuk kesehatan fisik, bergabung dalam komunitas olahraga juga memiliki manfaat bagi kesehatan mental, yaitu menurunkan distres psikologis. Masyarakat yang bergabung dalam komunitas olahraga memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan dukungan sosial yang kemudian dapat menurunkan distres psikologis. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah individu yang bergabung dalam komunitas olahraga memiliki dukungan sosial yang tinggi sekaligus distres psikologis yang rendah. Partisipan penelitian berjumlah 1108 orang yang berusia 18-65 tahun dan berdomisili di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap dukungan sosial dan distres psikologis (r =-0,322, p <0,01). Artinya, semakin tinggi persepsi terhadap dukungan sosial seseorang, maka semakin rendah distres psikologis yang dialaminya.

ABSTRACT
Workload and high demand leads urban communities became less physically active. Nevertheless, the urban community still looking for ways to perform physical activity. They perform physical activity either individually or together in sport community. Besides beneficial for physical health, join the sports community also has benefits for mental health especially to reduce psychological distress. People who join the sports community have greater access to get social support which can lower the psychological distress. Therefore, researchers wanted to know whether the individuals who joined the sports community have a high social support dan lower psychological distress. Total research participant are 1108 age range from 18-65 and domiciled in Jabodetabek. The result of the research show there were significant negative relationship between perceived social support and pyschological distress among people who are actively engaged in physical activity in Jabodetabek (r =-0.322, p <0.01). This means the higher perceived social support, the lower psychology distress."
2016
S63991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rizqia Sukmadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image terhadap distres psikologis pada masyarakat perkotaan Jabodetabek yang aktif beraktivitas fisik. Sebanyak 955 masyarakat perkotaan berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara body imagee terhadap distres psikologis pada individu yang aktif beraktivitas fisik dalam populasi normal di area perkotaan, secara spesifik pada lingkup Jabodetabek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin positif body image yang dimiliki oleh individu, semakin rendah distres psikologis yang inidividu miliki.

ABSTRAK
This study aims to know the relationship between body image and psychological distress in Jabodetabek urban citizens who are actively conducting physical activities. There are 955 urban citizens participated in this study. It was found that there was a significant negative relationship between body image and psychological distress in individuals who actively conduct physical activities in normal population of urban areas, specifically in Jabodetabek areas. Therefore, it can be concluded that the more positive individual?s body image, the lower the psychological distress that the individual has.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chamellia Natasya Brilianti
"Tenaga kesehatan memiliki tuntutan kerja yang berat dan perlu bekerja dalam sistem shift sehingga seringkali memiliki waktu yang terbatas untuk beristirahat. Gaya kerja tersebut membuat tenaga kesehatan rentan mengalami stres. Tuntutan kerja dan stres yang dialami ditemukan membuat tenaga kesehatan seringkali kesulitan untuk menjalankan perilaku sehat di kehidupan sehari-harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived stress dan perilaku latihan fisik pada tenaga kesehatan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan desain penelitian cross sectional. Peneliti mengukur tingkat perceived stress dengan alat ukur Perceived Stress Scale (PSS-14) dan perilaku latihan fisik dengan melihat frekuensi latihan fisik. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 115 tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit tipe A/B di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perceived stress dan perilaku latihan fisik pada tenaga kesehatan (rs = 0,316, p < 0,01). Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat perceived stress tenaga kesehatan, maka semakin rendah frekuensi latihan fisik yang dilakukan.

Healthcare workers have heavy work demands and need to work in shifts, so it is not uncommon for them to have limited time to rest. This work style makes healthcare workers susceptible to stress. The work demands and stress experienced by healthcare workers have been found to make it difficult for healthcare workers to engage in healthy behaviors in their daily lives. This study aims to determine the relationship between perceived stress and exercise behavior among healthcare workers. The method used in this study is quantitative correlational with a cross-sectional research design. The researcher measured the level of perceived stress using the Perceived Stress Scale (PSS-14) and exercise behavior by looking at the frequency of exercise in a week. The participants in this study consisted of 115 healthcare workers working in type A/B hospitals in DKI Jakarta. The results of the study showed that there is a significant negative relationship between perceived stress and exercise behavior among healthcare workers (rs = 0.316, p < 0.01). In other words, the higher the perceived stress level of healthcare workers, the lower the frequency of exercise they perform."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteya Prima Percaya
"Belajar di negara asing akan membuat seorang mahasiswa asing menghadapi berbagai tuntutan yang dapat menimbulkan distres. Salah satunya adalah untuk membangun hubungan sosial yang baru. Untuk dapat membangun hubungan sosial dibutuhkan keterampilan sosial yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara expressivity, yaitu emotional expressivity dan social expressivity, dan distres psikologis pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini melibatkan 101 responden, yang dijaring melalui teknik accidental sampling. Untuk mengukur distres psikologis digunakan the Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25), sedangkan untuk mengukur expressivity digunakan alat ukur Social Skills Inventory (SSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dan expressivity baik emotional expressivity dan social expressivity.

Studying abroad may make an international student have to face various challenges that may cause distress. One of these challenges is to build new social relationships. To be able to build social relationships, good social skills are needed. The aim of this study is to see if there is a significant relationship between expressivity and psychological distress among international students in Universitas Indonesia.
This study involves 101 respondents who were sought using accidental sampling. The Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) was used to measure psychological distress and the Social Skills Inventory (SSI) was used to measure expressivity. The result of this study shows that there is not a significant relationship between expressivity social skills and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestika Dyah Waraningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian korelasional, yang dilakukan kepada 391 mahasiswa tahun pertama program sarjana di UI. Tingkat alienasi diukur menggunakan Jessor and Jessor Social Alienation Scale, sementara tingkat distres psikologis diukur menggunakan SRQ-20.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa baru di UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, signifikan pada LoS = 0.01). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin seseorang merasa teralienasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat distres psikologis yang dimiliki.

This study aimed to investigate the relationship between alienation and psychological distress among the first-year students of Universitas Indonesia (UI). This correlational study was conducted using a quantitative method. The participants of this study were 391 first-year bachelor students of UI. The alienation was measured using Jessor and Jessor Social Alienation Scale, while psychological distress was measured using SRQ-20.
The result of this study showed that there was a significant and positive correlation between alienation and psychological distress among the first-year students of UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, significant at LoS = 0.01). The result means that the higher alienation among the first-year students, the higher psychological distress among them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Pandu Irsyadi
"ABSTRAK
Studi ini meneliti tentang hubungan aktivitas fisik dan indeks stres pada pekerja perkantoran di Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan data numerik. Data aktivitas fisik berupa data jumlah energi ekspenditur berasal dari pengisian International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan data indeks stres berasal dari pengukuran Heart Rate Variability (HRV). Rerata jumlah energi ekspenditur subjek penelitian adalah  2865 MET-minutes/week. Rerata indeks stres subjek penelitian adalah 150. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi bermakna antara jumlah  energi ekspenditur dan indeks stres pekerja perkantoran dengan kekuatan korelasi yang bisa diabaikan (p = 0,748; r = -0,045). Namun, terdapat korelasi bermakna antara indeks kelelahan dan indeks stres pada perkantoran dengan kekuatan korelasi yang tinggi (p = 0; r = 0,782).

ABSTRACT
The focus of this study is to identify the correlation between physical activity and stress index in office workers at Jakarta. This is a cross sectional study with numeric data. The physical activity data in the form of total energy expenditure data was acquired from International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) and the stress index data was acquired from Heart Rate Variability (HRV). Subjects' total energy expenditure has a median of 2865 MET-minutes/week. Subjects stress index has a median of 150. The result of this study shows that there's no significant correlation between total energy expenditure and stress index among office workers with neglectable power of correlation (p = 0,748; r = -0,045). However, theres significant correlation between fatigue index and stress index amongf office workers with a high power of correlation (p = 0; r = 0,782)."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saharun Iso
"Latihan fisik telah diketahui memberikan manfaat terhadap kesehatan. Namun demikian latihan fisik juga berpotensi memberikan dampak negatif seperti cedera dan terjadinya stres oksidatif. Latihan fisik dengan intensitas tinggi dan durasi lama dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Latihan longmars merupakan salah satu materi pelatihan Komando yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan Komando pada tahap gunung hutan. Latihan longmars dilaksanakan dengan berjalan kaki selama 8 hari berturut-turut, kecepatan 5-6 km/jam, membawa beban 35 kg, melewati medan bervariasi (datar, menanjak dan menurun) dan menempuh jarak sekitar 500 km. Latihan longmars sebagai salah satu bentuk latihan fisik di lingkungan militer dengan durasi lama dan intensitas tinggi diduga dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif dapat diketahui dengan pemeriksaan Malondialdehida (MDA) yang merupakan penanda stres oksidatif.
Tujuan: mengetahui rerata kadar MDA dan perbedaan rerata kadar MDA peserta pelatihan Komando sebelum dan setelah melaksanakan latihan Longmars.
Metode: sebanyak 30 subyek penelitian peserta pelatihan Komando dalam kelompok usia 20-30 tahun yang dipilih secara acak mengikuti penelitian ini. Subyek penelitian merupakan prajurit terlatih yang telah melaksanakan program latihan fisik selama 1-4 tahun. Pemeriksaan kadar MDA dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan latihan Longmars dan segera setelah selesai melaksanakan latihan Longmars.
Hasil: rerata kadar MDA sebelum latihan Longmars adalah 0,729 ± 0,229 nmol/mL, rerata kadar MDA setelah latihan Longmars adalah 0,655 ± 0,183 nmol/mL. Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata kadar MDA sebelum dan setelah latihan Longmars ( P 0,191 ).
Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan bermakna kadar MDA peserta pelatihan Komando sebelum dan setelah melaksanakan latihan Longmars. Hal ini kemungkinan disebabkan telah terjadi adaptasi latihan fisik terhadap kadar MDA yang terjadi selama latihan Longmars.

Background: Physical exercise has been known to provide health benefits. However, physical exercise as well as the potential negative impact of injury and oxidative stress. Physical exercise with high intensity and long duration are considered as one of the factors that cause oxidative stress. Longmarch Exercise is one of the training materials Commando conducted by trainees Commando training in forest mountain stage. Longmarch exercises conducted by walking for 8 consecutive days, speed of 5-6 km / h, carrying a load of 35 kg, over varied terrain (flat, uphill and downhill) and a distance of about 500 miles. Longmarch exercise as one of procedural activity in the Commando training in a military environment with long duration and high intensity could be expected to lead to oxidative stress. Oxidative stress can be determined by examination malondialdehida (MDA) which is a marker of oxidative stress.
Purpose: To determine the mean levels of MDA and the mean differences MDA levels of Commando training participants before and after implementing Longmarch exercise.
Methods: Subjects of the study were 30 participants in Commando training 20-30 years old were randomly selected to follow become respondent of this research. The research subject is a trained soldier who had been carrying out a physical exercise program for 1-4 years. The level of MDA examination performed 1 day prior to the Longmarch exercise and immediately after completion of the Longmarch exercise.
Results: The mean of MDA levels before Longmarch exercise was 0.729 ± 0.229 nmol / mL, the mean of MDA levels after Longmarch exercise was 0.655 ± 0.183 nmol / mL. There were no significant differences in mean of MDA levels before and after Longmarch exercise (P 0.191).
Conclusion: there is no significant difference of the MDA levels of Commando training participants before and after implementing Longmarch exercise. This is probably due to the body's adaptation that occur during Longmarch exercise.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T58018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dearesty Melinda Setyorini
"Penggunaan jasa online food delivery (OFD) yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya status gizi lebih karena pemilihan jenis dan jumlah makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan proporsi frekuensi penggunaan jasa OFD berdasarkan faktor risikonya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, tingkat stres, dan tingkat semester kuliah pada mahasiswa Nonkesehatan Universitas Indonesia tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Maret-April 2021 dengan jumlah responden sebanyak 136 mahasiswa. Hasil analisis univariat menunjukkan sebanyak 11,8% mahasiswa menggunakan jasa OFD dalam frekuensi yang sering. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat perbedaan proporsi frekuensi penggunan jasa OFD yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, tingkat stres, dan tingkat semester kuliah (­p-value ­>0,05). Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa frekuensi penggunaan jasa OFD yang sering lebih banyak terjadi pada mahasiswa perempuan, termasuk dalam usia dewasa, beraktivitas fisik cukup, memiliki tingkat stres yang tinggi, dan belum semester akhir.

Uncontrolled use of online food delivery (OFD) services can increase the risk of overnutrition due to the selection of the type and amount of food that does not suit the consumer needs. This study aims to describe and determine the proportion differences in the frequency of using OFD services based on risk factors, such as gender, age, physical activity, stress level, and college semester level among Nonmedical Students at University of Indonesia in 2021. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design and using secondary data taken in March-April 2021 with 136 students as the respondents. The results of the univariate analysis showed that 11,8% of students used OFD services frequently. Bivariate analysis using the chi-square test showed that there is no significant proportion differences in the frequency of using OFD services based on gender, age, physical activity, stress level, and college semester level (p-value >0,05). In addition, there is a tendency that the frequency of using OFD services frequently is higher among female students, are included in adult age, have sufficient physical activity, have high levels of stress, and are not yet in their final semester."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmawati
" ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara distres psikologis dan optimisme pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kepada 1024 mahasiswa aktif di seluruh Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah convenience sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur distres psikologis adalah Hopkins Symptoms Checklist-25 HSCL-25 . Sementara itu, instrumen yang digunakan untuk mengukur optimisme adalah Life Orientation Test-Revised LOT-R . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara distres psikologis dan optimisme r = 0,303, N = 1024, p < 0,01, two-tails . Hasil analisis data demografis menunjukkan bahwa jenis kelamin memengaruhi optimisme dan status pernikahan dapat memengaruhi distres psikologis.
ABSTRACT This research was conducted in order to seek the relationship between psychological distress and optimism among college students. Quantitative research method was conducted to 1024 active college students in Indonesia. The sampling technique used was convenience sampling. The instrument used to measure psychological distress was Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25 . Meanwhile, the instrument used to measure optimism was Life Orientation Test Revised LOT R . The result indicated negative and significant relationship between psychological distress and optimism r 0,303, N 1024, p 0,01, two tails . Demographic data analysis revealed that gender influences optimism and marriage status influenced psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>