Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulisan ini mengangkat masalah perempuan bekerja dan hubungannya dengan streotip pekerjaan perempuan, tenaga murah dan soal pembagian peran domestik yang yang timpang. Tulisan ini memberikan potret beberapa negara khusunya di wilayah Asia Tenggara dimana masih terdapat diskriminasi di bidang-bidang pekerjaan yang bias gender atau "sesuai porsinya" sebagai perempuan. Sehingga ini menyebabkan hambatan dan kerugian perkembangan karier perempuan."
306 JP 73 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lopulalan, Dicky
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), 1999
305.4 DIC k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"ABSTRAK
Konsep mitra sejajar pada dasarnya telah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Pada masyarakat tradisional yang masih hidup sekarang, konsep mitra sejajar tersebut masih dapat dijumpai. Hal itu merupakan warisan budaya bangsa yang tidak terni1ai harganya. Sa1ah satu masyarakat yang masih mewarisi nilai-nilai luhur tersebut adalah masyarakat Baduy, yang menetap di daerah Banten Selatan, Jawa Barat.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah konsep budaya apakah yang melatarbelakangi prinsip mitra sejajar antara pria dan wanita pada masyarakat Baduy-bagaimanakah fungsi dan peranan pria dan wanita dalam kaitannya sebagai mitra sejajar? Penelitian ini merupakan kajian antropologis yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan.
Dari penelitian ini diperoleh kenyataan bahwa berbagai aktivitas pria dan wanita Baduy, baik yang sakral, misalnya upacara perladangan, upacara-upacara adat, dan upacara daur hidup; maupun yang profan, misalnya kegiatan di ladang, di rumah, dan di kampung, masing-masing memiliki fungsi dan peranan yang penting. Tidak ada yang mendominasi dan tidak ada pula yang tersubordinasi. Hal ini disebabkan ada beberapa konsep budaya dalam masyarakat Baduy yang mampu 'menyetarakan' fungsi dan peranan pria dan wanita tersebut. Konsep yang dimaksud itu adalah konsep Ambu. Nyi Pohaci, dan Keseimbangan. Melalui konsep-konsep tersebut, pria yang memiliki potensi berkuasa, ternetralisir dengan: (a) konsep Ambu, yang mempersonifikasikan sosok wanita (ibu) yang melindungi, memelihara dan mengayomi kehidupan di dunia dan akhirat kelak? (b) konsep Nyi Pohaci, yang mempersonifikasikan padi, makanan dan cocok tanam utama masyarakat Baduy, dan (c) konsep Keseimbangan, yang dilandasi sifat masyarakat yang egaliter dan kondisi dan yang masih 'perawan'."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perserikatan Bangsa Bangsa, 2000
323.430.5 KON ;323.430.5 KON (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arsy Salsabila
"Penelitian ini membahas terjadinya diskriminasi terhadap perempuan yang terdapat dalam sebuah film Arab Saudi, berjudul ‘Al Murasyahah al Mitsaliyah’ yang rilis pada tahun 2019. Film yang disutradarai oleh Haifaa Al-Mansour dibintangi oleh Mila Alzahrani sebagai tokoh utama. Film ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam karena menggambarkan keadaan diskriminasi terhadap perempuan yang mana terjadinya pembatasan kebebasan berekspresi bagi perempuan di Arab Saudi, dengan membawa pesan yang mengkritik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pesan dibalik terjadinya diskriminasi terhadap perempuan yang dianggap kontroversial yang diperoleh di dalam adegan-adegan film tersebut. Untuk menjelaskan makna dan pesan yang disampaikan, film Al Murasyahah al Mitsaliyah ini menggunakan analisis teori semiotika Roland Barthes dan teori kebebasan bereskpresi di ruang sosial milik Bonaventure Rutinwa. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya diskriminasi terhadap perempuan dalam kebebasan berekspresi di ruang publik, seperti adanya stereotip merendahkan terhadap perempuan di ruang sosial dan serta terdapatnya pembatasan ruang gerak bagi kaum perempuan.

This research discusses the occurrence of discrimination against women contained in a Saudi Arabian film, entitled ‘Al Murasyahah Al Mitsaliyah’ which was released in 2019. The film, directed by Haifaa al-Mansour starring Mila Alzahrani as the main character of the film, is very interesting to study further. in because it describes the situation of discrimination against women in which there are restrictions on freedom of expression for women in Saudi Arabia, by carrying messages that criticize. This research is a qualitative research with a descriptive design. The purpose of this study is to explain the message behind the occurrence of discrimination against women which is considered controversial which is obtained in film scenes. To explain the meaning and message conveyed, Al Murasyahah al Mitsaliyah uses an analysis of Roland Barthes' semiotic theory and Bonaventure Rutinwa's theory of freedom of expression in social space. The results of this study are that there is discrimination against women in the freedom of expression in the public space, such as stereotypes that demean women in the social space and restrictions on women's movement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Rifani Astuti Nst.
"Sastra anak menjadi salah satu wadah untuk merefleksikan rasisme dan diskriminasi yang masih terjadi. Praktik rasisme dan diskriminasi yang dialami oleh kelompok minoritas, khususnya kelompok kulit hitam, masih kerap ditemui hingga saat ini di Amerika. Bentuk diskriminasi yang mereka terima terus berubah seiring perkembangan era dan generasi. Saat ini, banyak ditemui diskriminasi verbal dan perlakuan yang tidak menyenangkan yang secara tidak sadar dilakukan oleh kelompok dominan kulit putih. Selain itu, stereotip juga memperparah sistem rasisme di Amerika. Prasangka terhadap kelompok kulit hitam berkibat pada ketidaksetaraan akses dan kesempatan di lingkungan sosial-budaya. Dalam menantang ketimpangan rasial, sejumlah penulis kulit hitam mengangkat isu tersebut dalam buku anak. Tujuan dari karya sastra ini adalah untuk menggambarkan kehidupan orang-orang kulit hitam dari perspektif kulit hitam dan mengubah stereotip negatif orang kulit hitam yang telah lama ada dalam masyarakat dan sastra Amerika. Peraih penghargaan Piecing Me Together (2017) karya Renee Watson, yang menerima penghargaan Coretta Scott King, adalah salah satu karya sastra anak-anak yang mengungkap diskriminasi rasial yang dialami oleh anak-anak kulit hitam. Novel ini bercerita tentang seorang gadis kulit hitam bernama Jade yang mengalami diskriminasi berlapis. Selain Jade, beberapa tokoh perempuan lain juga mendapatkan diskriminasi seperti; Lee-lee, Natasha Ramsey, dan Maxine. Penelitian ini akan membongkar bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami tokoh perempuan kulit hitam dalam teks. Penelitian ini menggunakan konsep intersectionality oleh Kimberlee Crenshaw (1989) sebagai alat untuk menganalisis bentuk diskriminasi berlapis. Selanjutnya, penelitian ini akan meganalisis strategi yang dilakukan tokoh perempuan kulit hitam untuk melawan tindakan diskriminatif yang mereka terima.

Children's literature is a media to reflect on racism and discrimination that still occurs. The practice of racism and discrimination experienced by minority groups, especially black race, is still common today in America. The forms of discrimination they receive continue to change from generastion to generation. Today, there are verbal discrimination and unpleasant treatment that is unconsciously carried out by the dominant white group. In addition, stereotypes also worsen racism system in America. Prejudice against black groups results in inequality of access and opportunities in the socio-cultural environment. In challenging racial inequality, a number of black writers raised the issue in children's books. The aim of this literary work is to depict the lives of black people from a black perspective and change the long-standing negative stereotypes of black people in American society and literature. Award-winning Piece Me Together (2017) by Renee Watson, who received the Coretta Scott King award, is one of the works of children's literature that exposes the racial discrimination experienced by black children. This novel tells the story of a black girl named Jade who experiences multiple discrimination. Besides Jade, several other female characters also received discrimination such as; Lee-lee, Natasha Ramsey, and Maxine. This study will reflects the forms of discrimination experienced by black female characters in the text. By using the concept of intersectionality by Kimberlee Crenshaw (1989) as a tool to analyze layered discrimination. Furthermore, this study will analyze the strategies done by black female character to fight the discriminations they received. Then, it will uses the concept of cultural capital by P. Bourdieu (1986)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lewenhak, Sheila
London: Macmillan Press , 1980
331.4 LEW w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva : International Labour Office, 1976.
331.4 INT w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Edlyn John
"Dalam masyarakat yang modern, perempuan di Korea masih mengalami kesulitan dalam menghadapi glass ceiling di tempat kerja. Dalam menanggapi masalah ini sudah banyak hal dilakukan termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui media. Untuk mengkaji pesan dan makna penulis serial TV Korea mengenai fenomena glass ceiling dan efikasi diri perempuan di perusahaan, penelitian dilaksanakan dengan fokus cara penulis menyajikan permasalahan tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dua serial TV dengan analisis komparatif menggunakan teori tiga aspek penanda mentoring oleh Crawford dan Smith. Penulis memilah dialog ke dalam kategori aspek penanda mentoring dan menganalisis bagaimana hubungan efikasi diri dan glass ceiling ditampilkan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kedua serial TV mengkritik permasalahan glass ceiling dan mentoring di perusahaan dengan cara yang berbanding terbalik. Penelitian ini menggaris bawahi pentingnya peran media untuk memberikan kesadaran akan permasalahan glass ceiling dan solusinya kepada masyarakat.

n modern society, women in Korea still suffer from facing glass ceiling in the workplace. Several efforts have been done in respond to this issue including raising public awareness through media. To examine messages and meanings of Korean TV series writer about the glass ceiling phenomenon and women self-efficacy in the corporate, a research has been done focusing on the way TV series writers presented those problems. The methods used in this research are literature study on two TV series through comparative analysis using three aspects of mentoring significance theory of Crawford and Smith. Chosen dialogues were sorted out into categories of mentoring significance aspects and the relationship between glass ceilings and mentoring shown in the serial TV were analyzed. In this research it was found that the two TV series criticized glass ceiling and mentoring problems in the corporate through opposite ways. This research highlights the importance of media roles in raising awareness about glass ceiling problem and the solution to the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna J. Kasakeijan
"Diskriminasi terhadap kaum wanita kulit putih di Amerika Serikat sudah ada sejak beberapa ratus tahun lalu. Dengan adanya diskriminasi ini maka timbullah gerakan-gerakan feminisme yang menentangnya. Maka pada tahun 1848 konvensi feminis awal yang dilakukan oleh kaum wanita di Seneca Falls, New York, mengungkapkan Declaration of Sentiments yang mengatakan bahwa semua wanita diciptakan sama/identik dengan pria baik dalam hal kapasitas maupun tanggung jawabnya. Jika wanita dan pria itu serupa di mata Tuhan, maka tidak ada dasar lain untuk memperlakukan wanita sebagai individu yang berbeda dan lebih rendah dari pria. Masalah yang dibahas dalam tesis ini ialah diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif dalam upah dan kedudukan. Sekalipun seorang wanita kulit putih eksekutif melakukan tugas yang setara dengan pria eksekutif, upah yang diterima wanita akan lebih rendah dari yang diterima pria. Dalam hal kedudukan pun demikian pula. Lebih mudah bagi kaum pria untuk memperoleh posisi puncak dari pada kaum wanitanya. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan bahwa di Amerika Serikat yang terkenal sangat demokratis itu, masih ada diskriminasi terhadap wanita, juga wanita kulit putih. Lebih-lebih lagi diskriminasi ini teijadi terhadap wanita kulit putih eksekutif yang tergolong tinggi pendidikannya. Metode penulisan yang saya pakai sepenuhnya mengguuakan studi kepustakaan sebagai sumber utama, ditunjang oleh informasi yang saya peroleh melalui internet.
Hasilnya ialah bahwa diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif itu memang ada, khususnya mengenai upah dan kedudukan mereka yang tidak setara dengan pria eksekutif untuk membuktikan adanya diskriminasi ini saya memberikan kasus-kasus dengan melampirkan tabelnya. Saya juga memperoleh jawaban bahwa sampai tahun 1990-an masih terjadi diskriminasi terhadap wanita kulit putih eksekutif dalam upah dan kedudukan, yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam cara mendidik dan membesarkan anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga Amerika serta sikap patriarki yang kuat dalam masyarakat Amerika yang menganggap kaum wanita sebagai subordinasi dari kaum pria. Juga saya menguraikan pola-pola yang digunakan dalam mendiskriminasikan wanita kulit putih eksekutif ini. Pada akhirnya saya memberikan kesimpulan, bahwa wanita kulit putih eksekutif masih menghadapi hambatan-hambatan yang mencegah mereka untuk memperoleh upah dan kedudukan yang setara dengan pria eksekutif.

Discrimination against white females in the United States started some hundred years ago. Due to discrimination, feminist movements appeared and tried to oppose it. The radical nature of the early feminist movement was revealed in the Declaration of Sentiments, which asserted that `all men and women are created equal'. Equal in their capacity as well as responsibility. If man and woman are equal in the eyes of God, there is no reason to treat one sex as different from and less equal than the other. The problem in this thesis is that discrimination against white female executives concerns pay and position. Even though a white female executive does an equal job as a male executive, the pay a female gets is lower than what the male executive receives. This is the same in position. It is much easier for a male to get a top position but this does not count for a female. My aim to write this thesis is to show that there is still discrimination against white women. Significantly this discrimination is against the white female executives who belong to the highly educated ones. The writing method I conduct is by using fully a literature study as a primary source, backed up with some information from the Internet.
The result is that discrimination against white female executives really exists, mainly concerning pay and position. To prove these, I have stated some cases of discrimination in which I include a table showing inequality of pay and position between female and male executives. I also prove that discrimination happens due to the difference of the parents' attitude in the way of upbringing their son and daughter. Besides that the patriarchy is deeply embedded in the social culture of the United States. I also mention how the patterns of discrimination are. Finally in conclusion, I wrote that female executives still face barriers in their efforts to get equal pay and position.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T3505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>