Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Komariyah
"Perbedaan dialek maupun subdialek yang ada dalam suatu bahasa dapat diidentifikasi melalui pengkajian secara dialektologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isolek Jawa di Kabupaten Trenggalek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakap. Metode simak menggunakan teknik sadap, catat, dan rekam, sedangkan metode cakap menggunakan teknik pancing, cakap semuka, dan teknik rekam. Analisis data menggunakan metode dialektometri. Data penelitian ini dikumpulkan dari lima daerah pengamatan yang menjadi wilayah penelitian, yaitu Desa Tamanan, Kecamatan Trenggalek, Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari, Desa Besuki, Kecamatan Panggul, dan Desa Duren Sumurup, Kecamatan Bendungan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang yang terdiri atas 400 glos yang yang meliputi Kosakata Dasar Swadesh, Bagian Tubuh, Sistem Kekerabatan, Gerak dan Kerja, serta Kata Tugas. Dari penghitungan dialektometri terhadap 400 glos tersebut didapatkan hasil sebagai berikut. Bahasa Jawa yang digunakan di wilayah Trenggalek terdapat dua kelompok, yaitu subdialek Besuki, dan beda wicara antara Tamanan,Karanganyar, Tanggaran, dan Duren Sumurup."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2016
BEBASAN 3:1 (2016 )
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Respati Danardhono
"Skripsi ini adalah hasil penelitian dialektologi di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui wilayah-wilayah bahasa yang ada di lokasi tersebut. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah situasi kebahasaan di lokasi yang sangat menarik yaitu penggunaan dua bahasa secara teratur oleh penutur-penuturnya. Dengan dilandasi teori-teori yang mendukung munculnya kemungkinan-kemungkinan masalah kebahasaan di wilayah seperti itu, penelitian ini pun dilakukan.
Penelitian ini menggunakan metode langsung. Peneliti langsung datang ke objek penelitian, dan melakukan wawancara berdasarkan daftar tanyaan yang telah disiapkan, berupa tanyaan leksikal dan kalimat. Jumlah percontoh sebanyak 42 desa, di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap.
Hasil yang didapat adalah telah ditentukannya dua wilayah bahasa di Kabupaten Cilacap. Penelitian ini pun telah mendukung usulan Lauder tentang modifikasi persentase pemilahan bahasa Guiter (1973). Untuk peta leksikal. Hasil lainnya adalah menemukan kekurangsesuaian persentase Guiter (1973) untuk larak fonetis pada kondisi Kabupaten Cilacap. Untuk masalah tersebut, penulis telah mengusulkan untuk memodifikasi kembali persentase Guiter (1973) tentang jarak fonetis, disesuaikan denaan kondisi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dani Irawan
"Variasi fonetis terjadi pada suatu bahasa dalam wilayah tertentu dan dapat menjadi pembeda dialek yang mempengaruhi bahasa tersebut. Salah satunya, variasi fonetis dapat ditemukan pada Bahasa Jawa yang digunakan di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi fonetis Bahasa Jawa yang digunakan di wilayah tersebut. Penelitian ini berlandaskan pada teori Petyt yang menyatakan variasi fonetis dapat dikatakan sebagai variasi bunyi dengan melihat kemunculan bunyi dari fonem vokal berdasarkan pendistribusian dalam suku kata. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif oleh Mulyana dengan cara mendeskripsikan data dan fakta dari suatu fenomena. Sumber data yang digunakan adalah tuturan masyarakat di dua titik pengamatan, yaitu Desa Sugihwaras dan Genukwatu. Jumlah informan pada penelitian ini sebanyak 2 orang dari setiap desa berdasarkan kriteria oleh Ayatrohaedi. Cara mendapatkan data dilakukan dengan teknik bertanya secara langsung. Data yang didapatkan berupa kata yang mewakili 246 glos. Dalam proses analisis data, penelitian ini menggunakan aplikasi Praat untuk membantu mengetahui perbedaan kualitas bunyi. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan variasi fonetis pada fonem /e/, /u/, dan /i/. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan yang diketahui sebagai variasi fonetis dapat digunakan sebagai pembeda atau ciri dari Bahasa Jawa yang digunakan di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.

Phonetic variation occurs within a language in specific regions and can serve as a distinguishing factor among dialects that influence the language. One example of such variation is observed in the Javanese language spoken in the Ngoro Subdistrict of Jombang Regency. This study aims to describe the phonetic variation in the Javanese language used in this area. The research is grounded in Petyt's theory, which posits that phonetic variation can be considered a variation in sound by examining the occurrence of sounds from vowel phonemes based on their distribution within syllables. The research employs a qualitative methodology as described by Mulyana, which involves the detailed description of data and facts pertaining to a phenomenon. The data sources consist of the speech of residents in two observation points, namely Sugihwaras Village and Genukwatu Village. The study includes 2 informants from each village, selected based on Ayatrohaedi's criteria. Data collection was conducted using direct questioning techniques. The data obtained comprises words representing 246 glosses. For the data analysis process, this study utilizes the Praat application to assist in identifying differences in sound quality. The findings of this study indicate phonetic variations in the phonemes /e/, /u/, and /i/. Based on these results, it can be concluded that the identified differences as phonetic variations can be used as distinguishing features or characteristics of the Javanese language spoken in the Ngoro Subdistrict of Jombang Regency."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 7 GEO (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hastono
"Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia tulis yang dipakai murid-murid kelas VI sekolah dasar di Kabupaten Bantul yang berbahasa ibu bahasa Jawa. Pokok permasalahannya, yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh murid-murid itu akibat penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa secara bergantian. Penyimpangan itu yang biasa disebut interferensi.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gejala-gejala interferensi yang muncul pada bahasa Indonesia tulis murid-murid tersebut. Gejala interferensi itu dibatasi pada tataran morfologi. Tujuan kedua, melakukan perbandingan terjadinya interferensi yang di lakukan oleh murid antara SD di kota dan desa.
Penelitian menggunakan metode deskriptif berdasarkan metode kualitatif. Cara perolehan data dengan metode memilih. Lokasi penelitian diambil setengah populasi, satu dasar untuk satu kecamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan kuesioner, masing-masing dengan seperangkat instrumen penelitian.
Kesimpulan dari penelitian ini, ada beberapa bentuk morfem bahasa Jawa yang tertransfer ke dalam bahasa Indonesia tulis murid-murid itu. Di antaranya adalah morfem nasal N-, N-i , morfem tak, tak-i, morfem -an, dan morfem ke-an. Interferensi lebih banyak dilakukan oleh murid-murid di desa daripada di kota."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S10924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Komariah
Surabaya: Lima-lima Jaya, 2011
499.222 SIT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Lestari
"Kabupaten Kendal merupakan wilayah yang berbatasan dengan kabupaten-kabupaten yang menggunakan dialek yang berbeda mdash;dialek Semarsuradupati di bagian timur, dialek Pekalongan di bagian barat, dan dialek Wonosobo di bagian selatan. Kabupaten Kendal juga memiliki topografi yang unik, yaitu adanya daerah pegunungan di bagian selatan dan daerah pesisir Laut Jawa di bagian utara. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana situasi kebahasaan di Kabupaten Kendal.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan situasi kebahasaan di Kabupaten Kendal dengan pemetaan bahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pupuan lapangan dengan daftar tanyaan berjumlah 236 kata: 200 kosakata dasar Morish Swadesh, 11 Kosakata kata ganti, sapaan, dan acuan, dan 25 kosakata bidang sistem kekerabatan.
Penelitian ini membuktikan bahwa Kabupaten Kendal merupakan wilayah pakai satu bahasa beda wicara dengan persentase hasil dialektometri mencapai 27. Anggapan masyarakat mengenai dialek Weleri di Kabupaten Kendal tidak sesuai dengan hasil penelitian ini. Akan tetapi, Weleri mempunyai kekhasan ungkapan fatis ra, po, dan si yang memiliki fungsi yang sama dengan kan, ya, dan sih dalam bahasa Indonesia. Selain itu, ditemukan 15 kata yang tergolong sebagai kosakata khas Kabupaten Kendal.

Kendal is a regency that is bordering with some other regencies having different dialect mdash Semarsuradupati dialect in the east, Pekalongan dialect in the west, and Wonosobo dialect in the south. Kendal has a unique topography, namely the mountainous areas in the south and coastal areas in the northern part of Java Sea. According to these, the formulation of this research is how the languages situation in Kendal is.
The aim of this research is to explain the language situation in Kendal with language mapping. This research is using survey method with questionnaire totaling 236 words 200 basic vocabulary Swadesh Morish, 11 Vocabulary pronouns, greeting, and reference, and 25 vocabulary kinship system.
This research reveal that Kendal is an area of one language different pronounciations with the percentage of dialectometric result reaches 27. Therefore, the public opinion about Weleri dialect in Kendal is not in accordance with the results of this study. However, Weleri does have the peculiarities phatic phrases ra, po, and si that has the same function as lsquo kan, ya, and sih in Bahasa Indonesia. In addition, there are 15 words that are categorized as Kendal typical vocabulary.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahayu
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas variasi dan persebaran bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen. Bahasa Jawa di Kabupaten Kebumen menarik untuk diteliti karena dipengaruhi oleh dua dialek, yaitu dialek Yogyakarta dan dialek Banyumasan. Pengambilan data dilakukan di 26 kecamatan di Kebumen dengan menggunakan metode pupuan lapangan. Sementara itu, daftar tanyaan yang digunakan adalah kosakata dasar Swadesh dan kosakata budaya dasar bidang kata tugas. Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk peta bahasa lambang. Pengolahan selanjutnya dilakukan dengan membuat berkas isoglos dan penghitungan dialektometri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kebumen tidak ada perbedaan dialek atau perbedaan bahasa. Bahasa Jawa yang digunakan di Kebumen adalah bahasa Jawa dialek Banyumasan atau dialek Ngapak. Hal tersebut sesuai dengan pengakuan masyarakat penutur bahwa mereka menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan. Selain itu, ditemukan variasi fonologis dan variasi leksikal. Variasi fonologis dipengaruhi oleh dialek Banyumasan dan dialek Yogyakarta, begitu juga dengan variasi leksikal. Ditemukan pula kosakata khas yang bekembang dalam bahasa Jawa di Kebumen.

ABSTRACT
This paper discusses Javanesse language variation and distribution in Kebumen District. Javanesse Language in Kebumen District becomes interesting to be researched because influenced by two dialects, containing Yogyakarta dialect and Banyumasan dialect. Data is collected at 26 districts in Kebumen using questionnaire. Meanwhile, the list of questions used are Swadesh basic vocabulary and basic vocabulary of the function word. The result of this study is shown in map form language of symbols. The further data processing is done by creating isoglos and counting of dialectometri. The result of this study indicates that in Kebumen there is no dialect or language difference. The Javanesse language used in Kebumen is Banyumasan dialect or Ngapak dialect. This is in accordance with the recognition of the speakers community that they use the Banyumasan or Ngapak dialect. In addition, there are phonological variations and lexical variations. Phonological variations and lexical variations are influenced by Banyumasan dialect and Yogyakarta dialect. It is found special vocabularies in Javanesse language in Kebumen."
2017
S69676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.222 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman Herusantosa
"ABSTRAK
Organisasi-organisasi pemuda yang mengadakan kongres pada tanggal 28 Oktober 1928 tidak hanya berkeinginan untuk mempunyai tanah air yang satu dan berbangsa yang satu, tetapi juga berkeinginan mempunyai bahasa persatuan. Mudah dipahami bahwa keinginan yang tersebut terakhir itu didasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari pelbagai suku bangsa; yang pada umumnya memiliki bahasa daerahnya sendiri. Keinginan para pemuda tersebut kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Bab XV, pasal 36, dengan perumusan " Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia" disertai penjelasan. "Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihara oleh rakyatnya baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura dsb.) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup." Sebagai warga negara Indonesia, setiap orang berkewajiban untuk menyadari betapa panjangnya jalan yang harus ditempuh untuk kelahiran sebuah bahasa negara. Dalam kewajiban tersebut terkandung keharusan untuk menggunakannya secara baik dan benar dan lebih dari itu ialah kewajiban untuk mempertahankan dan mengembangkannya. Hal tersebut antara lain juga disebabkan fungsi bahasa Indonesia sebagai penghubung berbagai bahasa daerah Nusantara dalam membentuk satu masyarakat bahasa (Masinambow, 1985 : Kompas 18 Januari), atau seperti yang dikatakan Einar Haugen (1966:927),"A language is the medium of communication between speakers of different dialects.""
1987
D67
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>