Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Marwoto
"Pengembangan hortikultura menghadapi kendala serangan nema-toda parasitik yang menyebabkan kehilangan hasil cukup tinggi. Di Indonesia, kerugian hasil hortikultura akibat nematoda parasitik berkisar antara 20-40% dari total produksi per tahun. Salah satu cara pengendalian yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan ialah dengan menggunakan varietas tahan dikombinasikan dengan teknik pengendalian lainnya. Tingginya kebutuhan akan varietas tahan mendorong peningkatan investasi di bidang pemuliaan tanaman. Di Indonesia investasi di bidang pemuliaan tanaman meningkat 15-30%. Sasaran pengembangan varietas tahan ialah menekan kerapatan populasi nematoda pada tingkat yang tidak merugikan guna meningkatkan produksi, produktivitas, mutu hasil, dan daya saing produk hortikultura. Sasaran tersebut dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut: (1) penggunaan varietas tahan dan teknik pengendalian lainnya dengan memerhatikan kelestarian lingkungan; (2) pengembangan sistem pemantauan populasi nematoda di lapangan; (3) diseminasi inovasi melalui sekolah lapang pengendalian hama terpadu; (4) pengembangan kerja sama pemuliaan partisipatif; dan (5) penguatan penelitian dasar di bidang biologi, ekologi, genetika, dan bioteknologi. Untuk meningkatkan investasi di bidang perakitan varietas tanaman dan perbenihan diperlukan penguatan penerapan sistem perlindungan varietas tanaman. Keberhasilan pengembangan industri pemuliaan tanaman sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. "
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mohamad Raihan Salim Hanafiah
"Pada kondisi perusahaan precast concrete di Indonesia saat ini ditemukan bahwa setiap pergantian pemimpin atau direksi baru, sistem di perusahaan tersebut akan menyesuaikan pemimpinnya. Perubahan sistem tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tergantung pada pemimpin kala itu. Dengan menerapkan sistem yang konsisten tanpa dipengaruhi pergantian kepemimpinan, diharapkan daya saing perusahaan dapat dipertahankan dan dikembangkan dengan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi inovasi leadership system yang perlu diterapkan perusahaan precast concrete bangunan gedung dan infrastruktur dalam upaya meningkatkan daya saing. Metode analisis deskriptif akan menggambarkan siapa saja pelaku leadership system beserta seberapa besar pengaruhnya dalam upaya meningkatkan daya saing. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dengan ialat bantu instrumen penelitian berupa kuesioner. Dalam penelitian ini akan penulis melakukan analisis data terhadap 90 responden yang bekerja dibidang perusahaan beton pracetak.. Setelah pengumpulan data penulis melakukan analisis deskriptif dengan bantuan perangkat lunak SPSS untuk mendapatkan nilai homogenitas, reliabilitas dan kecukupan data serta menggunakan perangkat lunak SmartPLS yang membantu penulis untuk mendapatkan hubungan nilai signifikansi dari variabel leadership system yang ditemukan melalui studi pustaka dan masukan para pakar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari ke-15 dimensi leadership system (Berpengaruh secara Ideal, Integritas Personal, Kemampuan Pengambilan Keputusan dan Risiko, Kepekaan Eksternal, Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal, Keterampilan Manajemen, Keterbukaan atas Perubahan, Motivasi Inspirasi, Pelibatan Pemangku Kepentingan, Pemecahan Masalah, Pengembangan dan Pemberdayaan, Pertimbangan Individu Pegawai, Profesional atas Pengalaman, Stimulasi Intelektual dan Suportivitas, serta Visioner dan Strategis) yang penulis dapatkan dari studi pustaka dan masukan pakar di tahap awal, dan didapatkan hanya variabel, Kemampuan Pengambilan Keputusan dan Risiko yang berpengaruh secara signifikan terhadap daya saing. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai T-Statistics variabel X3 terhadap variabel Y pada SmartPLS sebesar 2,312 (lebih besar dari 1.96, nilai level signifikansi 5%). Serta didapatkan 3 dari 5 indikator awal yang mempengaruhi variabel X3 (Kemampuan Pengambilan Keputusan dan Risiko) diantaranya indikator X3.2, X3.3, dan X3.4.

In the current condition of precast concrete in Indonesia, it is found that every new leader or director changes, the system in the company will adjust the leader. Changes to the system will affect the company's performance depending on the leader at that time. By implementing a consistent system without being influenced by changes in leadership, it is hoped that the company's competitiveness can be maintained and developed effectively. This study aims to develop a leadership system that needs to be implemented by precast concrete for buildings and infrastructure in an effort to increase competitiveness. The descriptive analysis method will describe the player of the leadership system in each company activity and how much influence they have in an effort to increase competitiveness. The research method carried out in this study is by using quantitative methods with research instruments in the form of questionnaires. In this study, the authors will analyze data on 90 respondents who work in the field of precast concrete companies. After collecting data the authors conduct a descriptive analysis with the help of SPSS software to get the value of homogeneity, reliability and data adequacy and use SmartPLS software which helps the author to get The significance value relationship of the leadership system variable was found through a literature study and expert input. From the results of the analysis, it was found that of the 15 dimensions of the leadership system (Ideally Influential, Personal Integrity, Decision and Risk Making and Risk, External Sensitivity, Communication and Interpersonal Skills, Management Skills, Openness to Change, Inspirational Motivation, Stakeholder Engagement, Problem Solving, Development and Empowerment, Individualize Consideration, Professional Experience, Intellectual Stimulation and Supportiveness, as well as Visionary and Strategic) which the authors obtained from literature studies and expert input in the early stages, and found only variables, Decision Making Ability and Risk that had a significant effect to competitiveness. This is evidenced by the T-Statistics value of the X3 variable on the Y variable on SmartPLS of 2,312 (greater than 1.96, the significance level value is 5%). Also, this research has obtained 3 of the 5 initial indicators that affect the X3 variable (Decision and Risk Making Abilit) including indicators X3.2, X3.3, and X3.4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Yohanna
"Seiring dengan pasar produk pracetak yang berkembang maju, beberapa aktivitas proses masih perlu dilakukan secara optimal dan efisien untuk produk beton pracetak dengan memperhatikan pesaing, baik di dalam maupun di luar negeri untuk mendorong peningkatan terus-menerus terhadap kinerja produktivitas dalam meningkatkan daya saing perusahaan. Oleh karena itu, pengembangan metode dalam pembuatan produk beton pracetak menjadi sangat penting. Terfokus pada produk dengan kapasitas produksi tertinggi di Indonesia, beton pracetak dengan metode putaran (rotary) yaitu, spun pile. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembuatan beton pracetak saat ini di Indonesia, mengidentifikasi faktor risiko, dan menemukan risiko tinggi sebagai basis inovasi dalam metode pembuatan tiang pancang (spun pile). Tujuan ini dicapai melalui penelitian kualitatif yang menggabungkan dan memvalidasi hasil dari para ahli tentang metode pembuatan dan faktor risiko, yang dianalisis menggunakan metode Delphi dan ISO 56002. Temuan dari penelitian ini difokuskan pada risiko dominan pada proses pemadatan (spinning). Penelitian ini menghasilkan inovasi dalam aktivitas tindakan preventif dan korektif dalam alur kerja tiang pancang, yang dihasilkan dari 5 faktor risiko tinggi. Rekomendasi inovasi yang didapat adalah sistem pemantauan kualitas online, penggunaan limbah pasta spun pile sebagai bahan pembuatan paving block dan concrete barrier dari produk reject memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga pengurangan waste material dan rework akan meningkatkan daya saing perusahaan dalam industri.

As of market for precast is thriving, some activities still need to be carried out optimally and efficiently for precast concrete products by taking into account competitors locally and abroad to encourage continuous improvement necessity of productivity performance in increasing the competitiveness of companies. Thus, developing innovative methods for making precast concrete products is necessary. Focuses on a product with the highest production capacity in Indonesia, precast concrete with the rotary method spun pile. The paper aims to explore Indonesia’s current precast concrete production process activities, identify risk factors, and find high risk as the basis of innovation of spun pile manufacturing methods. This goal was achieved using qualitative research, combining and validating the results from experts on production process activities and risk factors, which were analyzed using the Delphi method and ISO 56002. The research findings are focused on the dominant risk in the spinning process. The study results in innovations in the activities of preventive and corrective actions in the workflow of spun pile production derived from five high-risk factors. The obtained innovative recommendations include implementing an online quality monitoring system, utilizing waste pasta from spun pile as materials for making paving blocks and concrete barriers from rejected products, and providing added value to the company. This reduces waste material and rework, ultimately enhancing the company's competitiveness in the industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norton, Don C.
New York: John Wiley & Sons, 1978
632.65182 NOR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Wirtanu Fahreva
"Perkembangan bisnis di industri pracetak semakin menunjukkan persaingan yang ketat. Seiring berkembangnya industri, maka akan diikuti dengan inovasi produk dan perkembangan pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, daya saing perusahaan diuji secara serius, dan hanya perusahaan dengan kapabilitas tinggi dan strategi pemasaran yang tepat yang dapat bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan indikator yang tepat untuk membuat dan menganalisis strategi pemasaran berdasarkan bauran pemasaran dan lima kekuatan porter dengan risiko masing-masing indikator. Penelitian ini menggunakan proses inovasi ISO 56002 sebagai acuan alur penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk memunculkan beberapa alternatif strategi pemasaran dan Balanced Scorecard untuk merancang peta strategi pemasaran perusahaan. Penelitian ini akan menggunakan salah satu perusahaan precast di Indonesia sebagai studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan 8 alternatif strategi yang dapat dilakukan berdasarkan SWOT. Hasil yang diperoleh dari Balanced Scorecard adalah peta strategi dengan 11 tujuan strategis dimana perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bertema strategi peningkatan kualitas sumber daya dan kapabilitas perusahaan, perspektif proses bisnis internal bertema strategi peningkatan produktivitas, perspektif pelanggan bertema strategi peningkatan kualitas layanan dan kepercayaan pelanggan, dan perspektif keuangan bertema perencanaan strategi dan peningkatan pendapatan.

The development of business in the precast industry is increasingly showing intense competition. As the industry develops, it will be followed by product innovation and broader market developments. Therefore, a company's competitiveness is seriously tested, and only companies with high capabilities and the right marketing strategy can survive. This study aims to find the right indicators to create and analyse marketing strategies based on the marketing mix and porter's five forces with the risks of each indicator. This study uses ISO 56002 innovation process as a reference for research flow. This study uses SWOT analysis to bring up several alternative marketing strategies and Balanced Scorecard to design a map of the company's marketing strategy. This research will use one of Indonesia's precast companies as a case study. The results of the study show that 8 alternative strategies can be carried out based on SWOT. The results obtained from the Balanced Scorecard are a strategy map with 11 strategic objectives where the growth and learning perspective has the theme of strategy for improving the quality of company resources and capabilities, the internal business process perspective has the theme of strategy for increasing productivity, the customer perspective has the theme of strategy for improving service quality and customer trust, and a financial perspective has the theme of strategy planning and increasing revenue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Nurcahyo
"Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan, diperlukan ketersediaan dan suplai energi yang memadai.  Pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong konsumsi energi yang tinggi. Energi baru terbarukan (EBT) seperti matahari, angin, panas bumi, air, bio energi dan gelombang laut dinilai dapat mendukung memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan pengembangan EBT sebagai prioritas pembangunan di masa depan Efisiensi energi di industri pulp dan kertas sangat penting untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya produksi. Menurut sebuah kajian efisiensi energi di industri pulp dan kertas, kebutuhan energi industri pulp dan kertas akan menurun sebesar 12,5% pada tahun 2027 dengan skenario efisiensi energi. Potensi penghematan energi industri pulp dan kertas mulai tahun 2023 sebanyak 8,4 juta SBM dan menjadi 16,9 juta SBM pada tahun 2027. Untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan diperlukan penelitian yang lebih spesifik terhadap industri pulp dan kertas guna berkontribusi dalam efisiensi energi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dalam penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas menggunakan multi criteria decision making (MCDM) yang disebut Best Worst Method (BWM). Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah perubahan operasi, performa peralatan, dan perubahan harga energi/bahan bakar menjadi tiga tantangan prioritas. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman agar terwujudnya penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas dapat tercapai.

Aligned with economic growth which is projected to experience a significant increase, adequate availability and supply of energy is needed. Economic growth will also encourage high energy consumption. Renewable energy (EBT) such as solar, wind, geothermal, water, bio-energy and ocean waves are considered to be able to support meeting energy needs in the future. The Indonesian government has also determined the development of EBT as a development priority in the future Energy efficiency in the pulp and paper industry is critical to reducing energy use and production costs. According to a study on energy efficiency in the pulp and paper industry, the energy demand for the pulp and paper industry will decrease by 12.5% ​​in 2027 under an energy efficiency scenario. The energy saving potential for the pulp and paper industry starting in 2023 is 8.4 million BOE and will become 16.9 million BOE in 2027. To meet future energy needs, more specific research is needed on the pulp and paper industry to contribute to energy efficiency. For this reason, this study aims to analyze the challenges in implementing energy efficiency in the pulp and paper industry using multi criteria decision making (MCDM) called the Best Worst Method (BWM). The results of the study show that the problems of changes in operations, equipment performance, and changes in energy/fuel prices are the three priority challenges. The research results are expected to serve as a guideline for realizing the application of energy efficiency in the pulp and paper industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Hidayawanti
"Infrastruktur bangunan gedung dengan Sistem beton pracetak telah mengalami perkembangan yang sangat pesat di Indonesia dalam dekade terakhir ini. Sistem ini mempunyai banyak keunggulan dibanding Sistem konstruksi beton konvensional dalam aspek mutu yang terjaga, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis, bahan baku terdapat di Indonesia, dan memenuhi konsep pembangunan berkelanjutan . Oleh karena itu diperlukan pengembangan metode dan teknologi dalam aktivitas produksi spun pile yang terintegrasi dengan Sistem informasi dengan pendekatan ISO 56002:2019 berbasis risk untuk meningkatkan daya saing. Metode yang digunakan adalah SEM-PLS, hasil model matematis menunjukkan Y = 0.219 X ISO 56002 + 0.172 X Sistem Informasi + 0.194 X Metode + 0.183 X Risk + 0.180 Teknologi, artinya bahwa ISO 56002 merupakan faktor terpenting dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan beton pracetak. Pengembangan SOP melalui RACI digunakan untuk memotret siapa yang bertanggung jawab atas aliran proses produksi spun pile sehingga dapat menghilangkan risiko yang muncul serta waste di perusahaan. Dengan menghilangkan pemborosan yang terjadi pada proses produksi spun pile, tumbuh ide dan inovasi sehingga dapat meningkatkan daya saing. Penelitian ini menghasilkan Penilaian risiko dalam lini produksi yang menjadi hal penting untuk diidentifikasi di mana memungkinkan terjadinya penurunan kualitas produk. Seluruh hasil investigasi risiko dari inovasi perencanaan metode pelaksanaan dan penerapan teknologi dalam produksi beton pracetak berupa tindakan preventif dan korektif pada setiap risiko tinggi, dengan integrasi digitalisasi Sistem dapat melacak suatu proses produksi spun pile sehingga mencegah produk gagal yang terjadi pada batching plant precast .

Building infrastructure using precast concrete Sistems has experienced very rapid development in the last decade in Indonesia. This Sistem has many advantages over conventional concrete construction Sistems in terms of better quality, fast implementation time, economical costs, raw materials available in remote areas of Indonesia, and meets the concept of sustainable development. Therefore, it is necessary to develop methods and technology in spun pile production activities that are integrated with information Sistems using a risk-based ISO 56002:2019 approach to increase competitiveness. The method used is SEM-PLS, the results of the mathematical model show Y = 0.219 X ISO 56002 + 0.172. SOP development through RACI is used to determine who is responsible for the flow of the spun pile production process, which can eliminate risks and waste in the company. By eliminating waste that occurs in the spun pile production process, ideas and innovations will grow that can increase competitiveness. This research resulted in a risk assessment in the production line which is the main thing to identify where product quality may decrease. All results of risk investigations from planning innovations, implementation methods, and application of technology in precast concrete production in the form of preventive and corrective actions in each high-risk part, a spun pile production process can be tracked with digitalization integration so as to prevent product failures that occur in batching plants precast."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Anis Hadiyati
"ABSTRAK
Industri batik memiliki peran penting bagi perekonomian Kota Pekalongan. Industri yang berstruktur monopolistic competition seperti industri batik harus memiliki daya saing yang kuat agar dapat tetap eksis dalam era globalisasi seperti saat ini. Daya saing kuat dapat tercapai ketika perusahaan memiliki kemamapuan inovasi yang tinggi. Faktor utama yang mempengaruhi kemampuan inovasi adalah modal intelektual yang terdiri dari tiga komponen yaitu human capital, organizational/structural capital, dan social capital. Penelitian ini mengukur kemampuan inovasi dan komponen modal intelektual seperti apa yang mempengaruhi kemampuan inovasi Industri Batik Kota Pekalongan pada tahun 2012-2014. Data yang digunakan adalah data primer dari 75 sampel pengusaha batik. Berdasarkan hasil penelitian ini, organizational/structural capital dan social capital berpengaruh positif terhadap kemampuan inovasi, sedangkan human capital tidak berpengaruh. Sehingga, dalam rangka meningkatkan daya saing, perlu dilakukan revitalisasi paguyuban untuk memperkuat social capital dan edukasi tentang inovasi.

ABSTRACT
Batik industry has an important role in the economy of Pekalongan City Industry that has monopolistic competition structure such as in the batik industry has forced the industry to have a strong competitiveness in order to exist in the globalization era High competitiveness can be achived when the company has a strong innovation capability Intellectual capital that consist of human capital organizational structural capital and social capital is the main factor that affect innovation capability This study measures the innovation capability and how intellectual capital affect on Batik Micro and SME rsquo s of Pekalongan City during 2012 2014 It is used primary data from 75 samples of batik rsquo s enterpreneur The result find out that organizational structural capital and social capital have positive effect on innovation capability However human capital has no significant effect In order to increas competitiveness it nesessary to revitalize the industri association paguyuban to strengthen social capital and educate them about innovation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T45471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Ermon Denny Hasiholan
"Pada era globalisasi, tantangan besar yang dihadapi setiap perusahaan adalah dampak globalisasi, kompetisi dan strategi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi daya saing untuk meningkatkan profit perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) dan menyusun strategi bersaing. Penelitian ini berupa studi kasus terhadap perusahaan jasa konstruksi (kontraktor) rekanan PT. X di Papua. Metode penelitian adalah analisis deskriptif eksploratif melalui survei kuisioner dan wawancara pakar. Data diolah dengan analisis statistik dan SWOT. Hasil penelitian diperoleh enam faktor dominan yang mempengaruhi daya saing untuk meningkatkan profit perusahaan jasa konstruksi dan lima strategi bersaing.

In the era of globalization, the major challenges faced by each corporate are impact of globalization, competition and strategy. This research was conducted to identify the dominant factors that influence competitiveness to increase profit of the contractor and develop competitive strategies. This research was a case study of the construction companies which partners of PT. X in Papua. The research method was descriptive exploratory analysis through questionnaire surveys and expert interviews. The data was analyzed with statistical and SWOT analysis. The findings of the study were six dominant factors that affecting competitiveness of the contractor and five competitive strategies."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Pinandhita
"Industri konstruksi menjadi perhatian karena buruknya kualitas yang dihasilkan industri konstruksi jika dibandingkan dengan industri manufaktur. Untuk merespon itu, banyak perusahaan kontraktor mengadopsi dan mengimplementasikan strategi manajemen untuk meningkatkan kualitas. Salah satu pendekatan manajemen yang dapat digunakan untuk mencapai perbaikan kualitas berkelanjutan adalah Total Quality Management (TQM). Tujuan TQM dalam industri konstruksi adalah untuk menurunkan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan daya saing. Implementasi TQM membutuhkan perubahan mendasar dengan mengubah budaya, proses, strategi, dan keyakinan dalam suatu perusahaan. Orientasi pada kualitas ini lah yang menjadi kunci dari kepuasan pelanggan dan praktik bisnis. Quality Culture adalah bagian dari budaya organisasi yang berkaitan dengan kebiasaan, kepercayaan, nilai dan moral, dan perilaku untuk meningkatkan kualitas. Quality Culture juga dapat didefinisikan sebagai budaya organisasi yang berorientasikan kepada kualitas dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Konsep dari TQM dan Quality Culture ini adalah pendekatan holistic dalam pengembangan industry kontstruksi untuk menciptakan produk tanpa cacat dan tanpa melakukan pekerjaan tambahan. Studi daya saing kontraktor sebelumnya menekankan pada harga tender dan relatif mengabaikan evaluasi atribut kinerja kontraktor. Mekanisme yang paling populer untuk memberikan kontrak kepada kontraktor masih merupakan daya saing harga. Namun, telah diakui bahwa layanan berkualitas tinggi tidak dapat dicapai jika tender terendah diterima yang mengakibatkan kebutuhan untuk beralih dari “kemenangan harga terendah” menjadi ke “pemilihan multi-kriteria” dalam proses pemilihan. DI Indonesia, perusahaan kontraktor secara umum masih lemah dalam berbagai hal, antara lain manajemen yang tidak efisien, dana dan teknologi yang terbatas, sumber daya manusia yang kurang kompeten. Hal ini akan menyebabkan kontraktor di Indonesia akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi persaingan dengan kontraktor asing. Meningkatnya persaingan global ini yang kemudian membuat perusahaan kontraktor di Indonesia harus mengadopsi TQM dan Quality Culture sebagai salah satu strategi untuk selalu melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga memberikan kontribusi terhadap keunggulan daya saing dan kinerja perusahaan. Dibutuhkan sebuah alternative strategi untuk perusahaan kontraktor Indonesia agar dapat bersaing dengan kontraktor asing. Sebuah strategi dan suatu kerangka kerja untuk membantu pengembangan bisnis manajemen yang strategis. Kerangka kerja tersebut adalah hasil implementasi dari TQM dan Quality Culture, karena TQM dapat dilihat sebagai sebuah strategi yang meningkatkan kondisi ekonomi dan membantu perusahaan mencapai keunggulan daya saing.

The construction industry is a concern because of the poor quality produced by the construction industry when compared to the manufacturing industry. In response, many contracting companies adopted and implemented management strategies to improve quality. One of management approach that can be used to achieve continuous quality improvement is Total Quality Management (TQM). The purpose of TQM in the construction industry is to reduce production costs, thereby increasing competitiveness. Implementation of TQM requires a fundamental change by changing the culture, processes, strategies, and beliefs in a company. This quality orientation is the key to customer satisfaction and business practices. Quality Culture is a part of organizational culture related to habits, beliefs, values and morals, and behavior to improve quality. Quality Culture can also be defined as an organizational culture oriented to quality in every activity undertaken. The concept of TQM and Quality Culture is a holistic approach in the development of the construction industry to create products without defects and without doing additional work. Previous contractor competitiveness studies emphasized tender prices and relatively ignored evaluations of contractor performance attributes. The most popular mechanism for awarding contracts to contractors is still price competitiveness. However, it has been recognized that high quality service cannot be achieved if the lowest tender is accepted which results in the need to move from "lowest price wins" to "multi-criteria selection" in the selection process. In Indonesia, contractor companies are generally weak in many ways, including inefficient management, limited funds and technology, and less competent human resources. This will cause contractors in Indonesia to experience great difficulties in facing competition with foreign contractors. The increasing global competition which then makes contracting companies in Indonesia must adopt TQM and Quality Culture as one of the strategies to always make continuous improvements so as to contribute to the company's competitive advantage and performance. An alternative strategy is needed for Indonesian contracting companies to compete with foreign contractors. A strategy and a framework to help develop strategic business management. The framework is the result of the implementation of TQM and Quality Culture, because TQM can be seen as a strategy that improves economic conditions and helps companies achieve competitive advantage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>