Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143382 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Setyo Prabowo
"Keuntungan Cloud Computing (CC) merupakan teknologi baru yang mempunyai karakteristik on-demand self service, broad network access, resource pooling, rapid elasticity, dan measured service, yang menjanjikan efisiensi dan efektifitas operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada organisasi. Permasalah pada CC dalam mendukung kinerja Lembaga Pemerintahan masih menjadi belum perhatian khusus. Artikel ini memaparkan hasil migrasi data center berbasis CC (Virtual Private Data Center) yang diterapkan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Model penerapan ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk instansi pemerintah lain yang memiliki karakteristik dan serumpun dengan LIPI maupun instansi pemerintah lain dalam melaksanakan pengelolaan TIK untuk bisa lebih banyak mendapatkan manfaat dari CC sehingga efektifitas dan efisiensi pengelolaan TIK dapat tercapai. "
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informasi Ri, [Date of publication not identified]
352 JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setyo Prabowo
"Keuntungan Cloud Computing (CC) merupakan teknologi baru yang mempunyai karakteristik on-demand self service, broad network access, resource pooling, rapid elasticity, dan measured service, yang menjanjikan efisiensi dan efektifitas operasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada organisasi. Permasalah pada CC dalam mendukung kinerja Lembaga Pemerintahan masih menjadi belum perhatian khusus. Artikel ini memaparkan hasil migrasi data center berbasis CC (Virtual Private Data Center) yang diterapkan pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Model penerapan ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk instansi pemerintah lain yang memiliki karakteristik dan serumpun dengan LIPI maupun instansi pemerintah lain dalam melaksanakan pengelolaan TIK untuk bisa lebih banyak mendapatkan manfaat dari CC sehingga efektifitas dan efisiensi pengelolaan TIK dapat tercapai. "
Kementerian Komunikasi dan Informasi Ri, 2015
384 JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fathurahman
"Keberadaan data center pada sistem cloud computing sangat besar artinya. Data center yang terletak pada lapisan IaaS pada sistem cloud berisi komponen fisik yang meliputi komponen komputasi seperti server dan switch dan komponen non komputasi seperti sistem pendingin dan pengaturan suhu. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna data center, maka konsumsi daya listrik pada data center akan meningkat. Telah diusulkan skema penghematan energi pada data center yakni skema DVFS dan DNS.
Pada penelitian ini telah disimulasikan menggunakan GreenCloud, yang merupakan ekstensi dari NS2, kepada tiga macam arsitektur data center yakni two-tier, three-tier dan three-tier high-speed dengan jenis workload adalah High Performance Computing HPC. Penerapan skema penghematan meliputi skema DVFS dan DNS saja serta DVFS dan DNS sekaligus. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan skema DNS menunjukkan hasil terbaik karena berhasil melakukan penghematan rata-rata sebesar 63,42% pada server dan hampir 100% pada switch.

The existence of a data center in the cloud computing system was huge. Data center is located on the IaaS layer cloud systems containing physical component includes computing components such as servers and switches and non-computing components such as cooling systems and temperature regulation. Along with the increasing number of users of data center, then the electric power consumption in the data center will increase. Energy conservation schemes have been proposed in the data center is DNS and DVFS.
In this study has been simulated using GreenCloud, which is an extension of NS2, the three kinds of data center architecture these are two-tier, three-tier and three-tier high-speed with the type of data center workloads is HPC High Performance Computing. The applications of the savings schemes include schemes DVFS only, DNS only and both DVFS and DNS. From the results obtained indicate that the application of the DNS control scheme is the best because it managed to save an average of 63.42% on the server and almost 100% on the switch for all data center architecture.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Tidia Hera Pratiwi
"ABSTRAK
Pemakaian energi pada data center berbasis cloud computing semakin besar maka dari itu diperlukan penghematan pemakaian energi pada komponen data center seperti server dan switch. Skripsi ini membahas evaluasi pemakaian energi pada data center berbasis cloud computing menggunakan simulator GreenCloud yang merupakan ekstensi dari Network Simulator 2 (NS2). Simulasi evaluasi diuji pada arsitektur two-tier, three-tier dan three-tier high-speed dengan tipe Computationally Intensive Workload (CIW) dengan penerapan metode penghematan Dynamic Voltage and Frequency Scaling (DVFS), Dynamic Network Shutdown (DNS) dan DVFS+DNS. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan dengan metode DNS menunjukkan penghematan yang paling efisien yaitu penghematan sekitar 69,13% pada server dan hampir 100% pada switch.

ABSTRACT
Energy consumption in the cloud computing data center is huge. Energy consumption in the data center consists of computation energy consumption, communication energy consumption and non-IT data center facilities energy consumption. In this project we evaluate IT data center energy consumption such as server and switch using GreenCloud Simulator, that is an extension of Network Simulator 2 (NS2). Simulation applied is in the three kind of data center architectures such as two-tier, three-tier and three-tier high-speed with energy saving method such as Dynamic Voltage and Frequency Scaling (DVFS) mechanism, Dynamic Network Shutdown (DNS) mechanism, and both DVFS and DNS mechanism. The type of workload is Computationally Intensive Workload (CIW). The results indicate that the most efficient energy saving mechanism is DNS which saves energy the average of 69,13% on server and almost 100% on switch.
"
2015
S60895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Girindratama
"Pada penelitian ini, dikembangkan HPC yang menerapkan multicore processing pada program Sistem Pendeteksi Plagiarisme dengan memanfaatkan infrastruktur komputasi awan berbasis OpenStack. Sistem Pendeteksi Plagiarisme merupakan program yang dikembangkan untuk mendeteksi tingkat plagiarisme dari suatu karya ilmiah. Algoritma program yang digunakan untuk penelitian kali ini adalah latent semantic analysis (LSA). Implementasi HPC dilakukan dengan bantuan library OpenMP yang didesain untuk bahasa pemrograman C. Diterapkan dua jenis paralelisme pada program, yaitu paralelisme fungsi dan paralelisme data. Setelah dilakukan pengujian, didapati hasil bahwa kedua metode paralelisme ini mempercepat eksekusi program. Paralelisme fungsi mempercepat waktu eksekusi hingga sebesar 1,03 kali waktu eksekusi serial dan paralelisme data mempercepat waktu eksekusi hingga 1,34 kali waktu eksekusi serial.

In this research, HPC with multicore processing is developed on Plagiarism Detection System using OpenStack based cloud computing infrastructure. Plagiarism Detection System is a software developed to detect plagiarism level of a scientific papers. The algorithm used in this program is latent semantic analysis (LSA). HPC implementation is done using OpenMP library which is designed to be used in C programming language. There are two types of paralelism in this program, which are function paralelism and data paralelism, both accelerate the execution time. Function paralelism accelerates program by up to 1,03 times of serial execution while data paralelism decreases the execution time by up to 1,34 times serial execution time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muti Pertama Haqi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh cloud computing pada PT X yang merupakan penyedia infrastruktur cloud. Transformasi digital telah meningkat secara global karena terdapat infrastruktur internet yang mapan, sementara di Indonesia masih perlu dikembangkan. Penelitian ini menganalisa penerapan komputasi awan dengan menggunakan analisis PESTEL dan Technology Organization Environment framework. Beberapa penelitian sebelumnya dilakukan dengan melihat cloud dari perspektif pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya cloud digunakan sebagai penyimpanan data untuk aktivitas tertentu seperti kebutuhan kantor. Namun, saat ini kegiatan telah berubah menjadi kegiatan sehari-hari di dunia maya sehingga menghasilkan big data. Masalah berikutnya, cloud telah dianggap sebagai produk ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan sumber daya sementara untuk aktivitas pusat data mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar sehingga berkontribusi menciptakan emisi karbon. Bentuk transformasi digital dari berbagai macam aktivitas siber, ini bisa menjadi pasar potensial bagi PT X untuk mengembangkan bisnis mereka.

This research aims to evaluate the impact of cloud computing at PT X, a provider of cloud infrastructure. Digital transformation has gained global momentum due to a robust internet infrastructure, while in Indonesia, there is still a need for further development. This study analyses the implementation of cloud computing at PT X as a provider of cloud infrastructure using PESTEL and Technology Organization Environment framework. Previous research primarily focused on the user perspective of cloud computing. The research findings indicate that initially, cloud services were utilized for extensive data storage for specific activities, such as office needs. However, over time, these activities have evolved into daily virtual tasks, resulting in the generation of big data. Another challenge is that, despite being considered an environmentally friendly product, cloud services have the potential to contribute to carbon emissions due to the substantial electricity consumption of data centres. The digital transformation across various cyber activities presents a potential market for PT X to expand their business."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezwendy Rezwendy
"ABSTRACT
Inhibitor sodium glucose co-transporter 2 (SGLT2) telah dievaluasi dalam uji klinis sebagai dasar strategi penanganan hiperglikemia pada diabetes. Namun, karena tergolong kelas obat baru antidiabetik oral, inhibitor SGLT-2 masih jarang ditemukan di Indonesia dan harga beli yang masih tinggi untuk dijangkau. Studi ini bertujuan untuk menemukan senyawa kandidat yang berpotensi mempunyai aktivitas sebagai inhibitor SGLT2 dari pangkalan data herbal Indonesia melalui pendekatan penapisan virtual berbasis farmakofor. Model farmakofor inhibitor SGLT2 dibuat dari 10 training set ligan inhibitor SGLT2 menggunakan LigandScout 4.1.5. Sepuluh model farmakofor yang terbentuk kemudian divalidasi menggunakan metode test set dan decoy set. Farmakofor model-1 merupakan model farmakofor terbaik dengan nilai 0,9080, EF1 =56,5 , EF5 = 56,5 dan AUC100 = 0,87 yang akan dijadikan model untuk penapisan virtual. Model-1 terdiri dari 1 interaksi hidrofobik, 1 cincin aromatis, 4 donor ikatan hidrogen dan 5 akseptor ikatan hidrogen. Penapisan virtual menghasilkan tiga senyawa kandidat Hits yang memiliki pharmacophore fit score terbaik terhadap model 1, yakni vitexin = 113,62; cucumerin A = 112,62; dan cucumerin B = 113,51. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Vitexin, Cucumerin A, dan Cucumerin B berpotensi sebagai kandidat senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai inhibitor SGLT2.

ABSTRACT
Sodium glucose co transporter 2 SGLT2 inhibitor has been evaluated in clinical trials as the basic strategy of hyperglycemia handling in diabetes. However, because of SGLT 2 inhibitor was the new class of oral antidiabetic, it still rare in Indonesia and because of the high price. This study was intended to find compounds that capable of having activity as SGLT2 inhibitors from Indonesian herbal database through a pharmacophore based virtual screening approach. The SGLT2 inhibitor pharmacophore models was made from 10 training sets of SGLT2 ligand inhibitors using the LigandScout 4.1.5. Ten pharmacophore models which has been made were validated using test set and decoy set methods. The model 1 pharmacophore was the best model, with values of 0.9080, EF1 56.5 , EF5 56.5 and AUC100 0.87 which will serve as models for virtual screening. Model 1 consists of 1 hydrophobic interaction, 1 aromatic ring, 4 hydrogen bond donors and 5 hydrogen bond acceptors. Virtual screening showed three compounds Hits which have best pharmacophore fit scores according to model 1, they were Vitexin 113.62 Cucumerin A 112,62 and Cucumerin B 113,51. These results conclude that Vitexin, Cucumerin A, and Cucumerin B potentially have an activity as a SGLT2 inhibitor."
2017
S69566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airell Ramadhan Budiraharjo
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keamanan jaringan khususnya pada teknologi komputasi awan dari serangan siber. Hal ini didasarkan dengan melihat era sekarang di mana teknologi komputasi awan (Cloud Computing) sedang mengalami perkembangan yang pesat. Banyak perusahaan saat ini mulai beralih dari penggunaan sumber daya secara on-premises menjadi teknologi cloud berjeniskan private cloud dengan alasan efisiensi dan kemudahan yang diberikan teknologi cloud. Namun, kemudahan akses pada teknologi private cloud ini pun justru menjadi peluang yang besar oleh para peretas untuk melakukan serangan siber, seperti Port Scanning, DoS, dan Reverse shell. Oleh karena itu, diperlukan keamanan jaringan yang baik agar teknologi cloud yang digunakan terhindar dari dampak serangan siber yang merugikan. Salah satu metode keamanan yang dapat diterapkan, yaitu dengan implementasi tools Intrusion Detection System (IDS). Intrusion Detection System (IDS) berfungsi untuk mengawasi keamanan jaringan dengan melakukan pendeteksian terhadap anomali atau serangan yang dilakukan melalui analisis lalu lintas jaringan tersebut. Berdasarkan hasil dari penelitian implementasi IDS pada server komputasi awan didapat bahwa nilai rata-rata detection rate IDS dari tiga skenario pengujian serangan siber adalah sebesar 51.19% dengan rata-rata penggunaan CPU dan memori dari server selama pengujian adalah 21.23% dan 29.20%. Hal ini menunjukkan bahwa IDS menunjukkan potensi sebagai tools yang efektif dalam meningkatkan keamanan pada platform cloud computing tanpa memberikan dampak negatif yang berarti terhadap performa perangkat.

This research was conducted to analyze network security, especially in cloud computing technology from cyber attacks. This is based on looking at the current era where cloud computing technology is experiencing rapid development. Many companies are now starting to switch from using on-premises resources to private cloud technology due to the efficiency and convenience that cloud technology provides. However, this ease of access to private cloud technology is also a huge opportunity for hackers to carry out cyber attacks, such as Port Scanning, DoS, and Reverse shell. Therefore, good network security is needed so that the cloud technology used can avoid the harmful effects of cyber attacks. One of the security methods that can be applied is the implementation of Intrusion Detection System (IDS) tools. This Intrusion Detection System (IDS) aims to monitor network security by detecting anomalies or attacks through analyzing network traffic. Based on the results of the IDS implementation research on the cloud computing server, it is found that the average IDS detection rate from three cyber attack test scenarios is 51.19% with the average CPU and memory usage of the server during testing is 21.23% and 29.20%. This shows that IDS shows potential as an effective tool in improving security on cloud computing platforms without having a significant negative impact on device performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Herjuno Chondro Laksono
"Perusahaan jasa keuangan dihadapkan pada perkembangan layanan finansial berbasis teknologi. Perusahaan perbankan saat ini perlu membuat aplikasi perbankan berbasis teknologi yang membutuhkan infrastruktur cloud untuk mendukung kehandalan dan kecepatan time to market bisnisnya. Teknologi cloud computing yang sering digunakan adalah public cloud atau private cloud. Saat ini belum ada regulasi khusus yang membahas terkait penggunaan public cloud, sehingga banyak perusahaan jasa keuangan yang membangun Virtual Private Cloud (VPC) nya sendiri. Bank ABC yang telah membangun VPC nya pada tahun 2018 dihadapkan pada masalah inefisiensi produk tersebut. Penelitian ini memberikan rekomendasi strategi pengendalian manajemen produk VPC sesuai dengan teori dan konsep yang ada. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) bagaimana penetapan pusat pertanggung jawaban group IT Infrastruktur untuk meningkatkan kinerja Bank ABC, (2) Bagaimana perhitungan biaya dari VPC Bank ABC dan (3) Bagaimana rancangan sistem untuk mendukung implementasi transfer pricing Produk VPC yang optimal. Penelitian ini menganalisa produk VPC di Bank ABC secara kualitatif dengan data primer yang didapatkan melalui proses interview. Hasil dari penelitian ini menjelaskan mengenai penetapan departemen IT sebagai pusat laba semu yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memberi gambaran metode perhitungan biaya untuk VPC menggunakan pendekatan Total Cost of Ownership (TCO) dan rekomendasi rancangan sistem transfer pricing untuk VPC. Keterbatasan penelitian ini hanya menganalisis obyek penelitian perusahaan perbankan, dimana penggunaan public cloud masih belum di izinkan. Sehingga harga transfer di bebankan menggunakan metode cost-based. Penelitian ini juga tidak membahas desain teknis dari teknologi VPC. Penelitian ini memberikan gambaran terkait sistem pengendalian manajemen untuk Departemen pengelola VPC di perusahaan perbakan Indonesia.

Financial services companies are faced with the rapid development of technology-based financial services. Today's banking companies need to create technology-based banking applications that require cloud infrastructure to support the reliability and speed of their business time to market. Cloud computing technology that is often used is public cloud or private cloud. Currently, there are no specific regulations that discuss the use of public clouds, and many financial service companies decide to build their own Virtual Private Cloud (VPC). Bank ABC, which built its VPC in 2018, was faced with the inefficiency of the product. This study provide recommendations for VPC product management control strategies in accordance with existing theories and concepts. The research problems of this study are (1) how to determine the IT Infrastructure group responsibility center to improve the performance of Bank ABC, (2) How to calculate Bank ABC’s VPC cost and (3) How to design a system to support the implementation of transfer pricing for VPC products. This study analyze the VPC product at Bank ABC qualitatively with primary data obtained through the interview process. The results of this study explain the determination of the IT department as a pseudo profit center that can improve company performance. This paper also demonstrate VPC costing calculation method using Total Cost of Ownership (TCO) approach and recommendations for the design of a transfer pricing system for VPC. The limitation of this study is only examines banking organization as the research object, where the use of the public cloud is not permitted. Therefore the transfer pricing charge is calculated by cost-based method. This research also does not discuss the technical design system of VPC technology. This study provides an insight of the management control system for a VPC product management department in an Indonesian banking organization."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noni Elysa N
"ABSTRAK
Kemajuan Teknologi Internet saat ini telah berkembang dengan pesat. Kemajuan tersebut dapat dirasakan oleh penggguna internet, yang menjadikan segala aktifitas pekerjaan dapat dilakukan pada Teknologi Internet sebagai media utamanya. Salah satu Teknologi Internet tersebut adalah Teknologi Cloud Computing. Teknologi cloud belum banyak diaplikasikan di jaringan real. Private Cloud Computing merupakan pemodelan Cloud Computing yang hanya memberikan layanan kepada pengguna tertentu. Pembuatan Cloud Computing
pada skripsi ini dilakukan dengan membuat simulasi nyata dengan menggunakan Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) yang metode instalasi telah disesuaikan dengan topologi yang disarankan. Kemudian dapat dilakukan pengukuran Quality of Service (QoS) dengan menggunakan parameternya pada saat dilakukan uji coba pengiriman data. Selisih nilai delay untuk file ukuran 5MB, yaitu 3,382 ms; video ukuran 20,5MB, yaitu 5,646 ms; video ukuran 103MB, yaitu 6,837 ms. Selisih
nilai throughput untuk file ukuran 5MB, yaitu 500 kBps; video ukuran 20,5MB, yaitu 2000 kBps; video ukuran 103MB, yaitu 5000 kBps. Selisih nilai packet loss untuk file ukuran 5MB, yaitu 0,87%; video ukuran 20,5MB, yaitu 0,708%; video ukuran 103MB, yaitu 0,915%.

ABSTRACT
The advancement of current Internet Technology has grown rapidly. The progress can be felt by internet user, which makes the activities of the work can be done on the Inter net Technology as the main media. One of the Internet Technology is Cloud Computing. Cloud Computing has not been widely applied in real networks. Private Cloud Computing is the modeling of Cloud Computing in small scope to provide services to specific users. In this thesis, the Cloud Computing network is done by making a real simulation using the Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) which installation method has been adapted to the recommended topology.
Quality of Service (QoS) can be measured by using the parameters at the time of trial data delivery. The difference in delay values for the file size of 5MB is 3,382 ms; video size of 20,5MB is 5,646 ms; video size of 103MB is 6,837 ms. The difference in throughput values in file size of 5MB is 500 kBps; video size of 20,5MB is 2000 kBps; video size of 103MB is 5000 kBps. The difference in packet loss values in file size of 5MB is 0, 87%; video size of 20,5MB is 0,708%; video size of 103MB is 0,915%.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42646
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>