Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kesadaran membangun citra 'nation branding' menjadi tren hampir di setiap negara. Indonesia juga ikut ambil bagian dalam inisiasi merek bangsa yang ditandai dengan lahirnya slogan Wonderful Indonesia dan Remarkable Indonesia. Merek atau brand negara yang positif memiliki manfaat potensial untuk mengembanglan repitaso mersk (brand reputation) baik dadi sisi ekspor, pariwisata, investasi dan budaya. Merek bangsa yang terkait dengan perswpi orang lain terhadap suatu negara cukup mendeskripikan pandangan dan evaluaso oeang lain terhadapnsuatu Negara. Oleh karena itu, artikel ini berusaha memetakan top of mind atau hal-hal yang paling diingat oleh diaspora Indonwsia dan warga negara asing yang beradda di Indonwsia. Dwngan menggunakan kuesioner yang berisi sepuluh pertanyaan terbuka mengenai Indonesia, didapatkan sepuluh hal yang paling diingat oleh warga asingmdan diapora Indonesia. Sepuluh hal yang paling diingat dari Indoneia adalah (1) makanan, (2) pariwisata, (3) budaya, (4) pemerintah, (5) masyarakat, (6) transportasi publik, (7) permasalahan sosial, (8) infrastruktur, (9) lingkungan dan (10) jangkauan internet. Top of mind terhadap Indonesia terebut menunjukkan Indonesia msmiliki sisi reputasi positif dan negati yang sama kuat. Sehingga, untuk menginisiasi merek bangsa, Indonesia lsbih mengutamakan hal-hal positif sembari membenahi hal-hal yang dipersepsi negatif.

Awareness built up imagery 'narion branding' was almost be trends in every country. Indonesia also took part in inisiation of nation branding which signed with establishment slogan of Wonerful Indonesia dan Reputation Indonesia. Brand or state branding was positive that had potential benefit to expanded brand reputation both side export, tourism, investation and culture. Nation branding related to perception of people to the country enough descripted viewpoint and evaluation of people to the country. Therefore, this paper attemped shape top of mind or important things which reminded by Indonesia's diaspora and foreign national were in Indonesia. By using questionaire had ten open question about Indonesia, obtained ten impotant things which reminded by foreign narional and Indonesia's diaspora. Ten important things reminded from Indonesia were (1) food, (2) tourism, (3) culture, (4) government, (5) society, (6) environment, (7) publoc transportation, (8) social problem, (9) infrastructure and (10) internet scope. Top of mind toward Indonesi showe Indonesia had side positive and negative were equally strong. Furthermore, for initiation nation branding, Indonesia should priority positive things and improve things which perceived negative."
Lengkap +
[Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Nation branding berpotensi meningkatkan daya saing bangsa. Swbagao representasi diri yang stratejik dari suatu bangsa, nation branding diharapkan mampu meciptakan modal reputasi melalui peomoso terhadap ketertarikan ekonomi, politik, dam sosial. Pengukuran nation branding pernah dilakukan oleh Anholt-Gfk Roper dengan memperhatikan enam dimensi yaitu ekspor, investasi dan imigrasi, pemerintah, budaya, pariwisata, dan masyarakat. Namun, enam dimensimini dianggap tidak cukup untuk memperkuat daya saong bangsa. Oleh karenaa itu tulisan ini mengeksplorasi dan mendiskusikan dimensi-dimensi diluar enam dimdnsi Anholt-Gfk Roper. Melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif ditemukan bahwa terdapat 17 dimenso pengembangan dari enam dimenk Anjolt-Gfk Roper dan dimensk-dimensi lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menginisiasi adanha nation branding Indonesia tidak dapar dilakukam secara parsial. Integrasi, kontinuitas, dan sinergitas dalam mengembangkan dimensi-dimensi nation branding secara komprehensif diperlukan untuk menjadi dasar dalam membangun daya saing bangsa.

Nation branding has potential to the nation competitiveness. As self-representztion strategicfrom a nation, nation branding was capable expected to create repitation modal through promotion to attract economy, politic, and social. Measurement of nation branding was ever conducted by Anholt-Gfk Roper with pay attention six domensions that were export, imvestation and immigration, government, culture, tourism, and society. Therefore, the six dimensions were not enough to reinforce the nation competitiveness. Furthermore, this writing explored and dissucced dimensions without Anholt-Gfk Roper's six dimensions. By way of quantitative approaching and qualitative found that 17 dimensions development of Anholt-Gfk Roper's six dimensions and the other dimensions. The research result showed in initiation of existence Indonesia nation branding could not conduct parcially. Integrity, continuity, and sinergity expanded dimensions of nation branding comprehensively of which required to being basex on developing of the nation competitiveness."
Lengkap +
[Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"Indonesia sebagai negara yang telah menginiiaso dan mengembangkan nation branding, maka dirasa perlu untuk mengembangkan tidak hanya diplomasi kuliner atau gastro. Tetapi lebih mengembangkan makanan sebagai merek (brand) nasional. Makanan kemudian menjadi salah alat diplomasi yang dikenal dengan "culinary diplomacy" sebagai instrumen untuk menciptakan pemahanan antar budaya dalam rangka meningkatkan interaksi dan kerjasama dan sebagai identitas nasional yang dijadikan sebagai ciri representatif kebanggaan suati bangsa. Makanan menjadi bagian vital dalam kehidupan, representasi sejarah, tradisi, dan budaya secara universal dan emosional. Kuliner Indonesia memiliki potensi positif sebagai top pf mind merek bangsa yang memberikan pengalaman menarik bagi wisatawan maupun warga asing terlebih dibantu oleh jaringan diaspora Indonesia. Sehingga gastro branding kuliner Indonesia penting diperhatikan sebagai langkah inisiaso membentuk merek bangsa melalui empat cara; (1) menentukan makanan Indonesia yang di -branding, (2) membuka dan memperluas jaringan restoran Indonesia di luar negeri, (3) publikasi masakan Indonesia di media luar negeri dan (4) mengembangkan makanan Indonesia sebagai menu utama pada sarapan pagi (buffet), makan siang, dan makan malam di hotel-hotel berbintang di Indonesia.

Indonesia as the country has inisiated and developed nation branding, it was felt necessary to expand not only culinary diplomacy or gastro. But more developing of food as national brand. The food was being one of diplomacy tool, be know as culinary diplomacy as intrument to create understanding among culture to increased interaction and cooperated and as national identity was being representative character pride for nation. The food was part of vital in life, history represention, tradition, culture which was generally and emotionally. Indonesia culinary have potential positive as top of mind nation branding that gave attracting experience both tourist and foreign assisted by Indonesia networking diaspora. With the result that Indonesia culinary gastro branding was important to payed as inisiation step to form nation branding through four ways ; (1) determined the Indonesia food to branded, (2) disclosed and expanded Indonesoa restaurant networking in overseas, (3) publicated for the Indonesia food in overseas media and (4) developed the Indonesia food as particular food for buffet breakfast, lunch, and dinner in stars hotel in Indonesia."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Erikson
"Skripsi ini membahas mengenai perlindungan merek terkenal dari Dilusi Merek di Indonesia. Adanya Dilusi Merek merupakan perluasan perlindungan bagi merek Terkenal. Tidak adanya pengaturan secara tegas dan khusus mengenai Dilusi Merek di Indonesia membuat adanya ketidakpastian bagi hakim dalam memutus perkara pada sengketa merek terkenal terhadap barang yang tidak sejenis. Suatu sengketa merek yang seharusnya dapat diselesaikan melalui Dilusi Merek akhirnya diselesaikan melalui Pelanggaran Merek biasa. Padahal secara nyata bahwa Dilusi Merek berbeda dengan Pelanggaran Merek pada umumnya. Sejauh ini hakim dalam memutus sengketa merek tidak sejenis menggunakan Pasal 4 dan Pasal 6 ayat (2) UU No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Pasal 6 ayat (2) sendiri masih perlu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Ketiadaan PP sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 6 ayat (2) UU No. 15 Tahun 2001 membuat hakim tidak memiliki pedoman yang tetap dalam memutus sengketa merek terkenal tidak sejenis. Ketentuan mengenai merek terkenal juga belum diatur secara jelas dan utuh yang merupakan salah satu unsur utama agar suatu merek dapat dilindungi dari Dilusi Merek.

This thesis discusses the protection of Well-Known mark from Trademark Dilution in Indonesia. Trademark Dilution is an extension of protection for Well-Known Mark. The absence of forcefully and specifically regulation about Trademark Dilution in Indonesia cause the uncertainty for the judge in deciding the case of well-known mark dispute especially on dissimilar goods. A trademark dispute that should have been resolved in Trademark Dilution is resolved through trademark infringement instead. Whereas, it is obvious that Trademark Infringement and Trademark Dilution are different in general. So far the judge in deciding well-known mark dispute on dissimilar goods use Article 4 and Article 6, paragraph (2) of Law Number 15 of 2001 about Trademark. Article 6, paragraph (2) itself still needs to be further regulated in Government Regulation. The absence of Government Regulation as mandated in Article 6 paragraph (2) of Law Number 15 of 2001 cause the judge does not have persistent guidelines in deciding well-known mark dispute on dissimilar goods. The provision about well-known mark also has not clearly defined and intact, which is one of the main elements for a mark in order that a mark can be protected under Trademark Dilution."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S22918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Nadia Putri
"Persaingan bisnis FMCG dalam memperebutkan potensi pasar di Indonesia menjadi semakin ketat seiring dengan pertumbuhan pasar yang kian menjanjikan dan banyaknya pemain baru yang memasuki industri FMCG. Keberhasilan manajemen merek dalam membangun dan memelihara merek yang diwujudkan dalam implementasi strategi branding menjadi kunci utama dalam memenangkan kompetisi. Ekuitas merek sebagai nilai intrinsik merek menjadi fokus utama seorang manajer merek dalam manajemen merek.
Skripsi ini menyajikan pendekatan sistem dinamis dalam mensimulasikan interaksi yang terjadi antar faktor-faktor yang mempengaruhi ekuitas merek pada penerapan suatu strategi branding terhadap dalam konteks manejemen merek. Sebagai hasil, dihasilkan sebuah model yang dapat dipergunakan dalam proses pembuatan keputusan dalam manajemen merek untuk mengevaluasi implementasi dari suatu strategi branding terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ekuitas merek.

Competition among Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) companies in winning Indonesian emerging market potential is getting fiercer nowadays. This happens along with the promising growth of FMCG market in Indonesia with many new players entering the industry. Brand management success in building and sustaining a brand, as embodied in their branding strategies, is the key driving factor in winning the competition. Since brand equity is the intrinsic value of the brand, one of the biggest concern in brand management lies in monitoring brand equity over time as the measure of brand competitiveness.
This research presents system dynamic approach in simulating the interaction among brand equity elements as an impact of brand strategy by also incorporating consumer behavior aspect and other affecting factors in management decision making context. As the result, the model that can be used in brand management decision-making process for evaluating branding strategy implementation impact to brand equity elements. The research concludes with a demonstration of brand strategy implementation scenario and an analysis of its effect to the brand equity elements.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah
"ABSTRAK
Kekosongan hukum Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001
tentang Merek merupakan ketentuan yang rentan menimbulkan masalah
sehingga harus segera ditetapkan oleh pemerintah. Muculnya berbagai masalah
merek terkenal jauh sebelum undang-undang ini berlaku juga disebabkan oleh
kekosongan hukum Pasal 6 ayat (4) Undang-Undang Nomor 14 tahun 1997
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1992 tentang Merek
karena Pasal tersebut mengamanatkan lahirnya sebuah Peraturan Pemerintah
yang mengatur tentang perlindungan merek terkenal terhadap barang dan atau
jasa yang tidak sejenis. Akibatnya, pengertian dan kriteria merek terkenal serta
pengertian dan penjelasan lebih lanjut mengenai barang dan jasa tidak sejenis
apakah mencakup barang-barang yang berbeda kelas barang belum dapat
diketahui secara pasti dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Alasannya
karena untuk menentukan keterkenalan suatu merek sangat tergantung pada
penilaian Hakim yang memeriksa sengketa tersebut. Padahal sistem Peradilan di
Indonesia tidak menganut azas precedent dimana Hakim tidak diharuskan untuk
mengikuti putusan-putusan Hakim sebelumnya bahkan untuk sengketa yang
sama atau mirip. Walaupun bangsa Indonesia tunduk kepada instrumen
internasional seperti (The Paris Convention for the Protection of Industrial
Property/Konvensi Paris) dan (Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rghts, Including Trade in Counterfeit Goods/TRIPs),
tetapi semua ketentuan yang terdapat didalamnya juga tidak memberikan
pengertian yang jelas dan lengkap mengenai perlindungan terhadap barang yang
tidak sejenis. Ketentuan ini juga memberikan kebebasan kepada setiap negara
anggota untuk menetapkan dan mengatur keterkenalan suatu merek di negaranya
masing-masingg. Oleh sebab itu, penentuan keterkenalan suatu merek pada
akhirnya tetap diserahkan kepada Majelis Hakim maupun Direktorat Jenderal
HKI. Ketentuan Pasal 16 ayat (3) TRIPs yang menerapkan Pasal 6 Bis Konvensi
Paris secara mutatis mutandis dapat diartikan sebagai perluasan perlindungan
hukum Hak Atas Merek Terkenal untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis."
Lengkap +
2012
T30679
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melka Neria S.
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumen. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 160 konsumen maskapai penerbangan Garuda Indonesia di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Jawa Barat dengan menggunakan metode non-probability sampling serta teknik purposive. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 68% dan sisanya 32% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis menunjukkan citra merek memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen.

The objective of this research is to analyze how the effect of brand image on customer loyalty. This research applied quantitative approach. The sample of this research is 160 Garuda Indonesia Soekarno-Hatta Airport customers, collected using non-probability sampling and purposive technique. This research used questionnaire as research instrument and analyzed with simple linear regression.
The result of this research indicate that brand image give effect on customer loyalty to 68%, and the residual equal to 32% effected by some other factors. This analysis result indicate that brand image have an effect on customer loyalty.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Hanafi
"Industri kuliner merupakan industri yang semakin rapat persaingannya. Perusahaan jasa kuliner tidak dapat hanya berorientasi terhadap produk tetapi juga bagaimana brand tersebut dapat menjangkau dan memahami konsumennya. Kopitiam XYZ adalah sebuah kopitiam peranakan yang berusaha melestarikan kuliner lokal Indonesia dan menganjurkan budaya minum kopi kualitas terbaik dari produksi lokal. Peneliti tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana brand Kopitiam XYZ mengomunikasikan brand identity-nya kepada konsumennya dan bagaimana implementasi brand identity tersebut dapat mendekatkan dan menyesuaikan diri dengan konsumen.
Dengan metode kasus yang melalui proses wawancara dan observasi, hasil penelitian ini melihat bahwa Kopitiam XYZ melakukan strategi pemasaran di era pemasaran horizontal dengan menerjemahkan brand identity lewat saluran pemasaran yang terintegrasi terutama pada proses komunitisasi (Communitization, Confirming, Clarity), promosi lewat social media seperti Twitter, branding secara visual, serta pelayanan yang berorientasi untuk konsumen meski tetap berpedoman pada identitas utama yang telah diproduksi dan disepakati oleh manajemen Kopitiam XYZ.

Competition in culinary industry has found its culmination. In the meantime, culinary industry is not only product-oriented business. Brand should reach out to its targeted consumers and understand their needs and wants. Kopitiam XYZ is one of the ?kopitiam peranakan? which aims to promote Indonesian local cuisine and conserve the culture of having high quality local coffee. Researcher observes how Kopitiam XYZ communicate its brand identity to its consumers and how the idea of brand identity is implemented to reach out their consumers and adapted to their needs and wants.
Study case method is utilized in this research. Through interviews and observation, Kopitiam XYZ this research shows that Kopitiam XYZ is commiting marketing strategy in horizontal marketing era through the use of 3C (communitization, confirming and clarity), social media promotion through Twitter, visual branding and excellent service for consumers while holding onto its core identity produced and approved by Kopitiam XYZ management.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nini Nuraini
"Berkembangnya masalah merek dewasa ini merupakan konsekwensi logis dari bertambah ramainya dunia perdagangan. Dan sejalan dehgan semakin pesatnya arus perdagangan tersebut, masuk pula pengaruh-pengaruh asing ke Indonesia sehingga menimbulkan orientasi pada konsumen kita bahwa segala sesuatu yang bermerek luar negeri itu baik. Keadaan ini tentunya tidak akan disia-siakan begitu saja oleh para produsen/pengusaha yang cepat tanggap terhadap kehendak konsumen. Ironisnya hal ini kemudian terwujud dengan dipalsukannya atau ditirunya merek-merek asing tersebut oleh para produsen/pengusaha kita dengan maksud agar produk-produk yang dipasarkannya tersebut laku terjual dan menjadi laris di pasaran. ' Hal ini dilakukan mereka karena di dalam UU Merek 1981 tidak ada ketentuan yang- mengatur mengenai larangan pemakaian merek luar negeri. Namun keadaan ini justru menimbulkan kecaman dari pihak pemilik merek asing yang mereknya ditiru/dipalsu tersebut. Sebagai salah satu negara anggota Konyensi Paris, Indonesia tentunya harus memperhatikan " kritikan ini. Karenanya kemudian dikeluarkanlah Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.02-HC.01.01 tahun 1987 tentang Penolakan Permohonan Merek Yang Mempunyai Persamaan Dengan Merek Terkenal Orang Lain. Adapun dasar pertimbangan dikeluarkannya SK Menteri ini adalah bahwa pemakaian merek terkenal milik orang lain tersebut akan menyesatkan masyarakat tentang asal-usul serta kwaiitas sesuatu barang sehingga masyarakat akan keliru untuk memilih barang yang bermutu baik . Mengingat usia UU Merek yang sudah relatif' tua dan efektivitasnya yang kurang mengenai sasaran lagi, maka adalah wajar apabila dalam perkembangan selanjutnya peraturan ini seringkali kurang mampu lagi mengatasi kesulitan-kesulitan atau permasalahan yang ada. Oleh karenanya perlu segera dilakukan revisi terhadap undangundang ini agar mengenai sasaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembangunan.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>