Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Marleni
"Tesis ini membahas perkembangan kepribadian tokoh utama film Love and Other Drugs, sebuah film komedi yang merupakan adaptasi dari sebuah buku non-fiksi, Hard Sell, The Evolution of a Viagra Salesman. Penelitian ini mencoba untuk mengungkapkan proses perkembangan kepribadian tokoh utama dengan menggunakan beberapa teori semiotik dan psikoanalisis. Alur film memperlihatkan benturan antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain yang menyebabkan dia menjadi lebih matang dan bertanggung jawab. Tokoh dan penokohan dalam film menampilkan permasalahan yang merupakan kunci proses perkembangan kepribadian tokoh utama. Alur dan penokohan mendukung perkembangan kepribadian tokoh utama. Dari hasil analisis keseluruhan ditemukan bahwa perkembangan kepribadian seseorang tidak lepas dari lingkungan di sekitarnya, terutama orang-orang terdekatnya. Film Love and Other Drugs memberikan tawaran baru bagi karya film bergenre komedi yang menyajikan sebuah tema serius.
This thesis analyzes the personality development in the main character of Love and Other Drugs, a comedy film based on the non-fiction book, Hard Sell, The Evolution of a Viagra Salesman. This research attempts to reveal the process of personality development of the main character using semiotic and psychoanalysis theories. The plot of the film shows that there are conflicts among the main character towards the other characters which cause him to be mature and reliable. The characters and the characterization show that their problems are the keys of the process of the main character?s personality development. The plot and the characterization support his personality development. The analysis shows that someone?s personality development relates to his environment, especially, his family and close friends. Love and Other Drugs presenting a new serious aesthetic of a comedy film."
2015
T45129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Marleni
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perkembangan kepribadian tokoh utama film Love and Other
Drugs, sebuah film komedi yang merupakan adaptasi dari sebuah buku non-fiksi,
Hard Sell, The Evolution of a Viagra Salesman. Penelitian ini mencoba untuk
mengungkapkan proses perkembangan kepribadian tokoh utama dengan
menggunakan beberapa teori semiotik dan psikoanalisis. Alur film memperlihatkan
benturan antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain yang menyebabkan dia menjadi
lebih matang dan bertanggung jawab. Tokoh dan penokohan dalam film
menampilkan permasalahan yang merupakan kunci proses perkembangan kepribadian
tokoh utama. Alur dan penokohan mendukung perkembangan kepribadian tokoh
utama. Dari hasil analisis keseluruhan ditemukan bahwa perkembangan kepribadian
seseorang tidak lepas dari lingkungan di sekitarnya, terutama orang-orang
terdekatnya. Film Love and Other Drugs memberikan tawaran baru bagi karya film
bergenre komedi yang menyajikan sebuah tema serius.

ABSTRACT
This thesis analyzes the personality development in the main character of Love and
Other Drugs, a comedy film based on the non-fiction book, Hard Sell, The Evolution
of a Viagra Salesman. This research attempts to reveal the process of personality
development of the main character using semiotic and psychoanalysis theories. The
plot of the film shows that there are conflicts among the main character towards the
other characters which cause him to be mature and reliable. The characters and the
characterization show that their problems are the keys of the process of the main
character?s personality development. The plot and the characterization support his
personality development. The analysis shows that someone?s personality
development relates to his environment, especially, his family and close friends. Love
and Other Drugs presenting a new serious aesthetic of a comedy film"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Marcella
"Analisis ini membahas mengenai pilihan perempuan dalam memilih untuk melakukan kohabitasi. Pilihan-pilihan yang ada dianalisis melalui karakter dalam film Love & Other Drugs. Di Amerika, kohabitasi adalah bagian dari gaya hidup. Berkat modernisasi, kohabitasi setelah menjalin asmara merupakan hal yang lazim terjadi pada pasangan -pasangan di Amerika. Akan tetapi, perempuan tidak mempunyai keharusan untuk melakukan kohabitasi dengan pasangannya. Perempuan mempunyai pilihan iya dan tidak dalam melakukan kohabitasi. Kehendak bebas yang dimiliki perempuan adalah hal yang menentukan mereka dalam memilih untuk melakukan kohabitasi atau tidak, sehingga pilihan perempuan untuk kohabitasi bukan hanya berdasarkan pada kohabitasi adalah gaya hidup yang lazim dan perempuan akan dengan senang hati mengikuti gaya hidup tersebut. Analisis ini menyimpulkan bahwa perempuan mempunyai kehendak bebas untuk memilih kohabitasi; entah itu untuk keuntungan mereka atau ada alasan lainnya.

This analysis examines women's choice in choosing cohabitation. The choices are examined through a character in the movie titled Love & Other Drugs. In the USA, cohabitation is a part of lifestyle. Thanks to modernization, it is customary these days for American couples to cohabit after dating. However, it is not an obligation for women to cohabit with their spouses. Women have choices to choose whether to cohabit or not. Their free wills are what make them decide whether to cohabit or not, so it is not simply because it is a common lifestyle and they will just gladly follow it. This analysis concludes that women have free wills to choose cohabiting; either for their own benefits or for other reasons."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrah Adhitama
"Kelahiran De Vijftigers pada pertengahan abad ke-20 memunculkan beberapa nama penulis baru, salah satunya adalah Remco Campert. Sebagai salah satu penulis besar Belanda, sudah banyak karya Remco Campert yang melegenda, salah satunya roman Een Liefde in Parijs 2004 . Roman tersebut bercerita tentang perjalanan Richard Sanders ke Paris, pertemuannya dengan seorang perempuan membuat dirinya terjebak dalam pencarian ingatan masa lalu yang telah terhapus. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kepustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan perkembangan karakter dalam roman Een Liefde in Parijs. Dalam penelitian ini dibahas mengenai tokoh dan penokohan yang hadir dalam cerita ini yang kemudian difokuskan pada analisis kepribadian yang dimiliki oleh tokoh utama, Richard Sanders. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara ayah Richard dengan Richard memiliki banyak sumbangsih terhadap kepribadiannya.

The birth of De Vijftigers in the middle of 20th century has brought a few new authors, one of them is Remco Campert. As one of the greatest authors in the Netherlands, some of Campert rsquo;s work are already have the legendary status, including a novel called Een Liefde in Parijs 2004 . This roman tells about Richard Sanders rsquo; journey in Paris. A meeting with a girl makes him trapped in a situation where he had to find his old forgotten memory. This research is qualitative research with literary study. It aims to explain the character development in Een Liefde in Parijs. In this research the characterization of the main character that is presented in the text will be examined using personality analysis. The result shows that the relationship between the main character and his father has a significant influence in his personality development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Riyadi
"Perilaku-perilaku tak wajar seorang tokoh tertentu di dalam sebuah karya sastra atau film terkadang menimbulkan pertanyaan apakah perilaku-perilaku tersebut dapat dipercaya atau tidak. Terkadang memang tidak mudah untuk memahami alasan yang membuat tokoh tersebut berperilaku sebagaimana digambarkan dalam cerita di karya sastra atau film tersebut. Di sinilah pendekatan psikoanalisis bisa menjadi alat yang sesuai untuk memahami hal tersebut.
Kajian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip psikoanalisis dapat digunakan untuk lebih memahami sebuah film yang berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet!, terutama tokoh utamanya, yaitu Adjeng. Secara lebih spesifik, tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk menemukan bagaimana (1) unsur-unsur naratif dan sinematografis film ini mencerminkan prinsip-prinsip psikoanalisis Freud, dan (2) bagaimana gejala-gejalan neurosis tokoh utama di dalam film ini ditunjukkan di dalam film, dan bagaimana gejala-gejala tersebut terkait dengan masa lalunya.
Dari hasil analisis unsur-unsur naratif film (tema, alur, penokohan, simbol, metafor, ironi, dan alegori) ditemukan bahwa semua unsur naratif tersebut sangat terkait dengan prinsip-prinsip psikoanalisis Freud. Keterkaitan yang sama juga ditemukan pada unsur-unsur sinematografisnya (gambar, gerakan, dan suara). Keterkaitan unsurunsur sinematografis ini mungkin tidak sejelas keterkaitan dengan unsur-unsur naratif. Meski begitu, unsur-unsur sinematografis tetap mempertegas keterkaitan antara struktur film ini dengan prinsip-prinsip psikoanalisis.
Sementara itu, analisis gejala-gejala neurosis pada tokoh utama film ini, Adjeng, menemukan adanya dua macam gejala neurosis yang diderita Adjeng, yaitu ketakutan akan keintiman dan ketakutan akan ditinggalkan (ditelantarkan). Gejala-gejala tersebut ditunjukkan oleh sekuen-sekuen yang menunjukkan hubungannya dengan orang-orang terdekatnya, seperti ibunya, kekasih-kekasihnya, dan teman-teman dekatnya. Gejala-gejala neurosis tersebut terkait erat dengan kejadian-kejadian traumatis yang dialami Adjeng ketika masih kecil dulu, khususnya saat ia mengalami kompleks Oedipus.

Uncommon behaviors of a certain character in a literary work or movie sometimes raise a question if such behaviors are really believable or not. In fact, it is sometimes difficult to understand why such character does the things s/he does in the story told by the literary work or movie. In this case, a psychoanalysis approach can be a very effective tool to understand such thing.
This study aims at showing how psychoanalysis principles can be used to get a better understanding of a movie entitled Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Say, I am a Monkey!), in general, and its character(s), in particular. To be more specific, the objective of this qualitative research is to find out (1) how the narrative and cinematographic elements of this movie reflect Freud's Psychoanalysis principles and (2) how the neurosis symptoms of the main character in this movie, Adjeng, which are related to her childhood memories, are shown in the movie.
The analysis of its narrative elements (theme, plot, characterization, symbolism, metaphor, irony, and allegory) shows that all the elements are closely related to Freud's Psychoanalysis principles. The same finding also goes to the analysis of its cinematographic elements (picture, motion, dan sounds). Such relation might not be as vivid as the one found in its narrative elements, but cinematographic elements certainly give strong emphasis on such principles.
As for the neurotic symptoms of the main character, Adjeng, it is found that there are basically 2 kinds of neurotic symptoms that she suffers from; fear of intimacy and fear of abandonment. Such symptoms are shown by the sequences that show her relationship with the people she is close to, including her mother, her lovers, and her close friends. These neurotic symptoms are deeply rooted to her traumatic experiences in her childhood when Oedipus Complex took place.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T41375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Friska
"Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan transformasi karakter yang membawa kepada perubahan kepribadian tokoh utama dari novel Norwegian Wood (2005) ke film dan menampilkan kaitan tiga perempuan sebagai pembentuk struktur kepribadian Watanabe Toru dalam film Norwegian Wood (2010). Metode deskriptif analisis dengan teori psikoanalisis sastra dan analisis film melalui aspek narasi dan sinematografi digunakan untuk melihat bagaimana tokoh Watanabe Toru mengalami transformasi karakter sehingga tercipta kecemasan dan metode pertahanan diri yang diikuti dengan kaitan tiga perempuan sebagai struktur kepribadian Watanabe Toru. Dari hasil analisis tampak bahwa transformasi karakter terjadi untuk memberikan tempat bagi ketiga perempuan untuk menjadi visualisasi dari Id, Ego dan Superego (konflik batin) dari tokoh Watanabe Toru.

This analysis aims to show the transformation character that lead to personality changes of Watnabe Toru, the main character from novel Norwegian Wood (2005) into film. The changes show the connection between three women as the personality structure of Watanabe Toru in the film of Norwegian Wood (2010). Descriptive analytical method and theory of pshycoanalysis from Sigmund Freud as well as movie analysis through narrative and cinematic techniques from Joseph M Boggs is used to reveal that the characterization of Watanabe Toru in the film is based on the anxieties and self-defense methods. This analysis shows that the film adaptation gives role the three women to become a visualization of Id, Ego and Superego of the Watanabe Toru character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Salsabila
"Secara umum, psikoanalisis memegang peranan penting dalam pengkajian film karena komposisi narasi dan tokoh dalam sebuah film tidak dapat terlepas dari aspek psikologis. Maka dari itu, psikoanalisis menjadi salah satu cara untuk memahami lebih dalam kompleksitas dari kepribadian tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam film. Hal ini dapat ditemukan dalam film C’est pas moi, je le jure ! (2008) karya Philippe Falardeau yang menggambarkan bagaimana lingkungan keluarga dapat memengaruhi kepribadian anak, khususnya melalui tokoh utamanya, Leon Dore. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh dari id, ego, dan superego, serta kaitannya dengan prinsip kenikmatan dan prinsip kematian terhadap kebebasan bertindak tokoh Leon sebagaimana ditunjukkan dalam film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi kualitatif yang berlandaskan studi kajian sinema menurut Joseph M. Boggs dan Dennis W. Petrie (2018), didukung dengan kerangka teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu struktur kepribadian (2018) serta dorongan Eros dan Thanatos (2014). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebebasan bertindak Leon dapat dimaknai sebagai ketidakseimbangan ego akibat adanya pertentangan antara id dan tekanan superego dari struktur kepribadiannya yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Selain itu, kebebasan bertindak yang juga berakar dari prinsip kenikmatan dan prinsip kematian menjadi cara bagi Leon untuk menyalurkan dorongan id yang mendominasi kepribadiannya.

In general, psychoanalysis takes a significant role in film studies because the composition of narrative and characters in a film cannot be separated from psychological aspects. Therefore, psychoanalysis is a way to understand more deeply the complexities of characters’ personalities presented in films. This can be found in the film C’est pas moi, je le jure ! (2008) by Philippe Falardeau which describes how family environment can influence a child's personality, especially through its main character, Leon Dore. This research aims to reveal the influence of the id, ego, and superego, and their relation to the pleasure principle and the death principle on Leon's freedom of action as shown in the film. The method used in this research is qualitative methodology based on film studies according to Joseph M. Boggs and Dennis W. Petrie (2018), supported by Sigmund Freud's psychoanalytic theoretical framework, which consists of the personality structure (2018) and the drive theory of Eros and Thanatos (2014). The results of this study indicate that Leon's freedom of action can be interpreted as an imbalanced ego due to the conflict between the id and the superego from his personality structure that was strongly influenced by his family environment. In addition, freedom of action, which is also rooted in the pleasure principle and the death principle, is a way for Leon to channel the drives of the id that dominate his personality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Testa, Bernard
London: Academic Press, 1995
615.7 TES m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Freud, Sigmund, 1856-1939
Boston: Beacon Press, 1956
131.346 2 FRE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mangesti Diah Sulistiani
"Jurnal ini membahas mengenai penggambaran tokoh harimau yang ada pada cerita rakyat Korea. Harimau kerap kali digunakan sebagai tokoh pada cerita-cerita rakyat yang ada di Korea. Pada beberapa cerita rakyat Korea, karakter harimau digambarkan secara beragam dan unik. Sehingga, penulisan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hewan harimau digambarkan pada cerita rakyat Korea. Selanjutnya penggambaran tokoh harimau pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan budaya yang ada di Korea, serta makna semiotik apa yang terkandung di dalam tokoh harimau itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pustaka. Selanjutnya, teks cerita rakyat akan diteliti menggunakan teknik membaca cermat. Temuan dari penelitian ini adalah adanya latar belakang budaya di Korea yang turut andil dalam penggambaran tokoh harimau pada cerita rakyat Korea. Tokoh harimau pada dua cerita rakyat ini digambarkan memiliki dua sisi yang berbeda. Meskipun merupakan hewan buas, harimau digambarkan memiliki sisi baik. Pada cerita ‘은혜 갚은 호랑이'(Eunhye Kapheun Horangi, Harimau yang Membalas Budi), harimau bersedia membalas kebaikan seorang manusia. Sedangkan pada cerita ‘호랑이와 곶감'(Horangi-wa Gotgam, Harimau dan Selai Kesemek), harimau memiliki sifat yang bodoh.

This journal discusses about the portrayal of tiger in Korean folklores. Tiger is often used as a figure in the folklores that exist in Korea. In some Korean folklores, the character of tiger is portrayed diversely and uniquely. This becomes an interesting thing to be examined. Thus, this research aimed to determine how the portrayal of tiger in Korean folklore is. After that, the portrayal of tiger in Korean folklores will be associated with cultural in Korea, also will be associated with the meaning of semiotics from the symbol of tiger itself. The method used is qualitative method with descriptive analysis. The method for collecting sources used in this research is the literature method. Furthermore, the text sources of folklores will be examined using the technique of close reading. The discovery of this research is that the cultural background in Korea which took a part in the portrayal of the tiger figure in Korean folklores. Tiger figure in two folklores is described as having two different sides. Although it is a wild animal, the tiger is described as having a good side. In the '은혜 갚은 호 랑이' (Eunhye Kapheun Horangi, Tiger who Repaid a Kindness) story, tiger willing to repay a man's kindness. While in the '호랑이와 곶감' (Horangi-wa Gotgam, Tiger and Dried Persimmon) story, the tiger is described as a stupid animal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>