Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59616 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdiyanto
"Sekolah Luar Biasa Don Bosco adalah satu dari dua lembaga pendidikan anak tuna rungu yang ada di Wonosobo. Sekolah yang didirikan setelah proklamasi kemerdekaan itu khusus diperuntukkan bagi siswa laki-laki yang menyandang kelainan pendengaran. Keberadaan lembaga tersebut sebagai wujud karya dan semangat pengabdian dari Tarekat Bruder Karitas. Lembaga pendidikan yang berada di Wonosobo itu merupakan suatu sekolah oral, dengan kata lain bahwa sistem pengajaran yang dipakai adalah memakai komunikasi oral-aural, berarti lisan bukan isyarat, dan memanfaatkan sisa pendengaran. Hal semacam itu didasari pengertian bahwa kaum tuna rungu sebagai minoritas harus dapat menyesuaikan diri di masyarakat, karena tidak mungkin masyarakat belajar bahasa isyarat untuk menyesuaikan diri dengan kaum tuna rungu. Adapun penelitlan dan penulisannya menggunakan metode sejarah. Langkah-langkah yang dilakukan berdasarkan tahapan dalam penulisan sejarah. Fakta atau data yang didapat dari sumber tertulis maupun sumber lisan telah melalui tahapan dalam metode sejarah."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2011
959 PATRA 12:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulistiawati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Maemunah
"Perpustakaan Sekolah merupakan unit kerja sebagai perangkat mutlak yang seharusnya terdapat di sekolah. Dalam kurikulum modern perpustakaan sekolah merupakan jembatan pengetahuan dalam belajar selain di kelas. Keberadaan perpustakaan sekolah di tengah sekolah luar biasa merupakan saran pendukung yang dapat mendorong siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang sama, untuk mengenal lebih luas dunia nyata. Perkembangan peranan perpustakaan sekolah terkait dengan kebijakan dan perhatian semua pihak dari mulai kepala sekolah, guru, murid, serta hubungan kerjasama dengan institusi luar. Selanjutnya perpustakaan sekolah sendiri ditunjang dengan komponen-komponen di dalamnya seperti layanan dan kegiatan, koleksi, fasilitas, serta tenaga pengelola. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berbentuk studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan catatan lapangan sederhana. Sekolah Luar Biasa Tunanetra Pembina Tingkat Nasional di Jakarta tepatnya di daerah Lebak Bulus Jalan Pertanian Raya merupakan sekolah yang ditunjuk pemerintah sebagai percontohan Sekolah Luar Biasa, berdasarkan hasil penelitian tahun 1984 Perpustakaan SLB A PTN memiliki kondisi perpustakaan yang baik, dari segi koleksi, layanan, fasilitas serta tenaga pengelolanya yang dapat mengelola perpustakaan dengan pengolahan koleksi yang baik. Namun ternyata hal tersebut hanya berjalan sekitar 6 tahun dari tahun 1983, selebihnya kondisi perpustakaan SLB A PTN mengalami naik dan turun, bisa dikatakan mengalami kemunduran selama kurun waktu 18 tahun. Naik turunnya kondisi tersebut sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan terkait dengan fungsional semestinya. Berdasarkan temuan penelitian di lapangan, kondisi perpustakaan yang sekarang belum bersesuaian dengan teori tentang penyelenggaraan perpustakaan sekolah semestinya. Oleh sebab itu, peranan perpustakaan SLB sekarang masih jalan ditempat hanya sebatas membantu kelancaran belajar mengajar dengan kegiatan peminjaman koleksi brailenya, berkaitan dengan hal tersebut perpustakaan selalu mengadakan kebutuhan materi belajar yang akan digunakan tiap ajaran baru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kegiatan yang cukup aktif dilakukan adalah sebatas layanan peminjaman buku pelajaran dan fiksi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Widyanto W.
"Anak-anak penderita cacat terdapat di mana-mana, di negara maju maupun di negara berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mendapat hambatan karena cacat yang di_sandangnya itu, sehingga diperlukan usaha khusus untuk mempersiapkan mereka dalam menerima pendidikan. Diperlu_kan waktu yang lebih lama dan ketelitian yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan belajar mereka. Dalam hal pendidikan inilah perpustakaan dapat berperan secara po_sitif dalam membantu para penyandang cacat, terutama per_pustakaan pada sekolah-sekolah khusus untuk penyandang cacat. Walaupun masih banyak orang, bahkan pustakawan pun mengira bahwa pelayanan perpustakaan hanyalah untuk orang normal saja, patutlah disadari bahwa para penyandang cacat sebetulnya mempunyai hak untuk mendapat pelayanan perpus_takaan sama seperti anggota masyarakat lainnya. Penulis berkeyakinan bahwa perpustakaan pada sekolah khusus untuk penyandang cacat dapat juga berfungsi seba_gai pusat informasi, pusat belajar-mengajar dan rekreasi, serta dapat menjadi alat yang efektif untuk mempertinggi hasil usaha sekolah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sjapawi
1992
S2231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Indri Savitri
"Maslach memandang burnout sebagai sindrom psikologis yang meliputi tiga dimensi yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan low personal accomplishment (Maslach, 1982; 1993). Dimensi kelelahan emosional mencerminkan terkurasnya sumber-sumber diri sehingga individu tidak mampu memberikan pelayanan dengan baik. Kemudian dimensi depersonalisasi ditandai oleh kecenderungan individu bersikap negatif dan sinis terhadap penerima pelayanan. Sedangkan dimensi low personal accomplishment mengacu pada penilaian negatif terhadap kinerja diri.
Fenomena burnout umumnya dialami oleh profesional yang bekerja di bidang pelayanan sosial. Maslach (1993) serta Pines dan Aronson (1993) berpendapat bahwa para profesional di sektor pelayanan sosial selalu dituntut untuk memberikan pelayanan dengan baik. Hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan yang bersifat asimetris menyebabkan pemberi pelayanan dituntut secara kontinyu memperhatikan kesejahteraan penerima pelayanan. Padahal selama proses pemberian pelayanan mereka menghadapi situasi yang kompleks sehingga rentan terhadap emosi negatif. Situasi yang kompleks tersebut misalnya penerima pelayanan yang tidak kooperatif, beban kerja, konflik dengan rekan kerja, sampai masalah birokrasi. Dengan berjalannya waktu energi pemberi pelayanan akan terkuras sehingga berkembanglah fenomena burnout.
Dalam memahami proses burnout memang tidak terlepas dari teori stres umum (Chemiss, 1980). Ia menjelaskan Iebih lanjut, burnout diawali oleh adanya persepsi individu terhadap tuntutan pekerjaan yang berlebihan (stres). Kemudian individu berupaya mengatasi ketidaknyamanan akibat stres (coping). Ketika upaya mengatasi pemwasalahan selalu menemui kegagalan, individu menjadi tidak berdaya. Ketidakberdayaan tersebut menyebabkan individu menggunakan mekanisme pertahanan intrapsikis seperti menjaga jarak dari klien serta memperlakukan mereka secara sinis. Simtom-simtom tersebut mencerminkan individu mengalami burnout.
Peneliti tertarik untuk melihat burnout pada guru SLB tuna ganda, yaitu individu yang mengajar siswa yang memiliki Iebih dari satu kelainan. Dawson dkk., (dalam Stieler, 1994) mengatakan bahwa guru SLB tuna ganda rentan terhadap timbulnya frustrasi karena menghadapi karakteristik siswa yang tidak responsif, labil secara emosi, dan daya tangkap siswa sangat terbatas. Kondisi ini menuntut perhatian dan pelayanan guru terus menerus secara individual. Selain itu tugas-tugas guru SLB tuna ganda pun beragam, selain melayani siswa secara individual, mereka juga memodifikasi perilaku siswa, menjalin kerjasama dengan orangtua dan profesional lain, serta menyelesaikan tugas-tugas tambahan lain. Dengan beragamnya tuntutan yang dihadapi guru SLB tuna ganda maka dengan berjalannya waktu, rnereka rentan terhadap burnout. Dengan demikian permasalahan yang ingin diteliti adalah bagaimanakah gambaran burnout yang dialami guru SLB tuna ganda pada dimensi kelelahan emosional, depersonalisasi, dan low personal accomplishment? Faktor-faktor apa sajakah yang merupakan sumber burnout?, serta bagaimanakah proses berkembangnya burnout yang dialami oleh guru SLB tuna ganda?
Melalui wawancara mendalam diperoleh hasil sebagai berikut gambaran dimensi kelelahan emosionai ditandai dengan perasaan frustrasi, lelah secara psikologis, jenuh, dan tidak berdaya yang bersifat kronis. Kemudian gambaran dimensi depersonalisasi yang tercermin dari informan adalah kehilangan idealisme terhadap siswa, sikap apatis untuk menerapkan metode Iain, malas mengajar, serta perilaku mudah membentak siswa. Adapun dimensi low personal accomplishment yang dialami informan meliputi perasaan gagal sebagai guru, meragukan kompetensi diri, merasa tidak berharga, tidak ada keinginan untuk mengembangkan potensi diri di pekerjaan, tidak memiliki target (kecuali demi meraih kepangkatan), serta perasaan putus asa terhadap pekerjaannya.
Adapun sumber-sumber burnout yang diperoleh dari penelitian ini meliputi empat matra yaitu keterlibatan dengan siswa, lingkungan kerja, individu, dan keluarga. Matra keterlibatan dengan siswa tuna ganda yaitu perasaan jenuh. kesal, dan Ielah menghadapi perubahan pada siswa yang sangat Iambat karena karakteristik siswa tuna ganda yang keterbelakangan mental, daya tangkap terbatas, labil secara emosi, serta tidak mampu menolong diri. Kondisi tersebut selalu menuntut kesabaran dan kompetensi guru untuk mengulang-ulang pelajaran dalam jangka waktu yang Iama. Sedangkan matra lingkungan kerja sebagai sumber burnout meliputi beban kerja secara kuantitas dan kualitas, konflik dengan rekan, kontrol yang rendah terhadap pekerjaan, konflik peran, ambiguitas peran, jalur komunikasi dari atas tidak jelas, sikap orangtua tidak kooperatif, serta dukungan sosial yang tidak dirasakan dari rekan dan atasan. Adapun matra individu yang merupakan sumber burnout adalah harapan yang tidak realistis terhadap siswa, konsep diri yang tergolong rendah, sikap tertutup, penekanan keberhasilan pada hasil akhir, locus of control cenderung eksternal, kurang gigih dalam berusaha, dan penghayatan terhadap makna kerja untuk mencapai kemapanan secara materi. Sedangkan matra keluarga yaitu konflik peran pada wanita bekerja.
Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa burnout yang dialami informan berkembang karena strategi coping yang tidak adekuat dalam menghadapi permasalahan siswa dan permasalahan lain di tempat kerja. Informan menggunakan strategi coping yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan emosional (emotion-regulating function), seperti penghindaran terhadap masalah, penyangkalan terhadap masalah, maupun upaya melupakan permasalahan. Penggunaan strategi coping tersebut disebabkan oieh kegagalan berulang kali dalam mengembangkan siswa. Ada sejumlah faktor internal dan eksternal yang turut mempengaruhi kegagalan dalam mengembangkan siswa. Faktor eksternal meliputi karakteristik psikologis siswa tuna ganda dan sikap orangtua yang tidak kooperatif. Sedangkan faktor internal yang turut andil menyebabkan kegagaian dalam mengembangkan siswa meliputi: harapan yang tidak realistis terhadap siswa, locus of control cenderung eksternal, ragu terhadap kompetensi diri dan kurang gigih dalam berusaha. Penggunaan strategi coping yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan emosional memang adaptif untuk jangka pendek. Namun jika berlangsung lama, ternyata tidak efektif. Permasalahan yang dihadapi informan tetap muncul karena karakteristik siswa tuna ganda yang dihadapi informan merupakan stressor yang kronis. Dengan bertambahnya waktu energi informan terfokus untuk mengatasi pemasalahan yang tidak kunjung dapat diatasi sehingga semakin lama menguras sumber-sumber diri informan. Pada akhirnya informan mengalami humour, yaitu kelelahan emosional. Kemudian keIelahan emosional tersebut menyebabkan perkembangan depersonalisasi dan low personal accomplishment.
Penelitian ini juga mendapatkan informan yang tidak mengalami burnout. Proses yang dialami informan yang tidak mengalami burnout yaitu mereka menggunakan strategi coping yang mengarah pada pemecahan masaIah. Hal ini tampak dari membuat program yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, berkonsultasi dengan rekan, pakar, dan atasan mengenai masalah pekerjaan, selalu mencoba metode secara konsisten, membuat suasana belajar yang berbeda, serta mengisi hidup secara variatif. Penggunaan strategi coping tersebut dilakukan setelah informan dapat 'menerima keterbatasan siswa tuna ganda apa adanya'. Selanjutnya penggunaan strategi coping yang mengarah pada pemecahan masalah menyebabkan informan meraih keberhasilan dalam mengembangkan siswa setahap demi setahap. Keberhasilan yang diraih secara bertahap tersebut mengembangkan sense of personal accomplishment.
Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga perlu dikembangkan untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan desain korelasional maupun penelitian longitudinal untuk memahami keterkaitan antara sumber burnout, burnout, dan dampak dari burnout di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan organisasional terhadap burnout. Sedangkan saran metodologis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan triangulasi metodologis. Adapun saran praktis untuk informan yang mengalami burnout yaitu konseling karir untuk menetapkan harapan yang realistis serta menyadari kekuatan dan keterbatasan diri. Selain itu pemberian pelatihan seperti pelatihan keterampilan sosial dan pelatihan strategi coping yang adaptif, akan membantu informan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan mengatasi masalah. Pihak sekolah sebaiknya membentuk support group untuk mengembangkan dukungan sosial antara sesama guru maupun guru dengan orangtua siswa."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S2656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Renanda Putra
"Penelitian ini membahas tentang pengembangan koleksi perpustakaan yang dilakukan di sekolah khusus anak tunarungu, yaitu Sekolah Luar Biasa B Pangudi Luhur Jakarta SLB/B Pangudi Luhur . Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk memahami proses pengembangan koleksi, mulai dari analisis pengguna, kebijakan pengembangan koleksi, seleksi, pengadaan, penyiangan, dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di dalam kegiatan pengembangan koleksinya, diketahui bahwa perpustakaan SLB/B Pangudi Luhur tidak memiliki anggaran khusus untuk memperbarui koleksi-koleksinya. Oleh sebab itu, perpustakaan hanya mengandalkan buku-buku hasil dari pemberian sumbangan individu atau lembaga tertentu yang diberikan kepada mereka. Buku-buku yang memiliki konten-konten bergambar atau informasi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa-siswa tunarungu SLB/B Pangudi Luhur menurut penyeleksinya, yaitu pustakawan, adalah buku-buku yang akan dijadikan sebagai koleksi. Oleh sebab itu sebagian besar koleksi perpustakaan SLB/B Pangudi Luhur merupakan buku-buku bergambar, baik itu buku-buku pengetahuan ataupun buku-buku cerita seperti komik dan semacamnya.

This research examines about collection development in the library of Sekolah Luar Biasa B Pangudi Luhur Jakarta SLB B Pangudi Luhur which is a special school for children with hearing impairment. The purpose of this research is to understand the collection development process. Started from community analysis, the collection development policy, selection, acquisition, wedding, and evaluation. This research use the case study method. The result of this research shows that in the process of the collection development, it is known that the library in SLB B Pangudi Luhur does not have the specific budget to improve their collection. Since the library does not have the budget, they only rely on the books that is given to them from individuals or some institutions. According to the selector, the librarian, the books which have pictures or information that is appropriate with the characteristics and the needs of the students, are the books that will be put as their collection. Because of that, most of the book collections in this library are books with pictures, not only books of knowledge, but also story books like comic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>