Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herlinawati
"Penggunaan alat kontrasepsi oleh PUS (pasangan usaha subur) sangat penting tetapi banyak mengalami drop out. Drop out penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor individudan lingkungan adalah faktor program yaitu pelayanan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) dan kualitas pelayanan kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh KIE (macam KIE KB dan macam konseling KB) dan kualitas pelayanan kontrasepsi (pilihan metode kontrasepsi, kemudahan pelayanan dan pemberian informasi) terhadap terjadinya drop out penggunaan alat kontrasepsi. Jenis penelitian ini explanatory survey degan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah PUS yang menjadi apsektor KB dan tercatat pada bulan Desember 2002-Desember 2003 di Desa Setupatok. Besar sampel sebanyak 119 orang yang diambil secara acak sistematik. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik (araf signifikasn 95%) diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh macam KIE KB terhadap drop out (p=0,024), ada pengaruh macam konseling terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh pilihan metode kontrasepsi terhadap drop out (p=0,008), tidak ada pengaruh kemudahan pelayanan terhadap drop out (p=0,186), ada pengaruh pemberian informasi terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (0,002), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (p=0,002) serta probabilitas terjadi drop out sebesar 38% pada ekspektor KB yang memperoleh konseling yang tidak lengkap dan informasi yang tidak memadai. disarankan kepada petugas pemberi pelayanan KB untuk memberikan pelayanan KIE KB yang teratur, pemberian materi KIE yang lengkap, pemberian konseling yang lengkap dan pemberian informasi yang memadai."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia Kata kunci: Fertilitas, CBR, Kontrasepsi

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment/health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjamsibar Baras
"Perluasan Pelayanan Keluarga Berencana menyebabkan bertambahnya peserta KB baru. Penambahan peserta KB baru diikuti pula oleh banyaknya peserta KB drop out, sehingga menghambat tercapainya tujuan Program KB yaitu norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi antara lain faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB meliputi sumber pelayanan, jenis petugas dan keterampilan petugas, kepuasan peserta KB terhadap pelayanan. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kegiatan pembinaan petugas kesehatan/KB terhadap peserta KB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembinaan petugas kesehatan/KB terhadap peserta KB dalam meningkatkan kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian analitik dan pengumpulan data dengan teknik Cross Sectional. Pengambilan sample pada peserta KB dengan cara Stratified random sampling, sedangkan pada petugas tidak dilakukan sampling. Analisis yang digunakan yaitu Analisis presentase, Chi Kuadrat, Cramer's V atau Phi, uji korelasi dan Analisis regresi sederhana.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa kebanyakan petugas kesehatan/KB adalah petugas pemerintah dari jenis tenaga terbanyak Dokter. Ternyata kegiatan konseling dilaksanakan oleh sebagian besar petugas kesehatan kemudian kunjungan ke Posyandu merupakan kegiatan kedua terbanyak, sedangkan kegiatan pembinaan lainnya hanya di laksanakan oleh kurang dari separuh petugas kesehatan. Didapatkan pula bahwa bidan paling banyak melayani peserta KB dalam pembinaan.
Peserta KB yang menerima kegiatan pembinaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang kebanyakan berumur 20-40 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan terbanyak suntikan dan pil, hanya sebagian kecil menggunakan IUD. Peserta KB tersebut sebagian besar masih memanfaatkan pelayanan pemerintah. Alasan terbanyak drop out peserta KB karena adanya keluhan. Didapatkan 44, 1% peserta aktif selama 18 bulan, 42, 4% selama 12 bulan, 7,4% selama 6 bulan dan 6, 1% selama 20 bulan.
Dari Analisa Statistik ternyata tidak ada perbedaan tingkat kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi yang bermakna menurut frekuensi kunjungan rumah, frekuensi kunjungan ke Posyandu, frekuensi pembinaan Tokoh Masyarakat, pembinaan organisasi, frekuensi rapat staf dan frekuensi rapat koordinasi, ada/tidak adanya uraian tugas, baik/tidak rencana kerja, motivasi kerja, kerja lama dan penampilan kerja. Terbukti adanya korelasi yang bermakna antara frekuensi konseling dengan kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi dan kekuatan korelasi sebesar 18%. Tiap kenaikan kategori frekuensi konseling akan meningkatkan keikutsertaan KB sebesar 0,167. Diharapkan adanya peningkatan pelayanan pembinaan melalui konseling dan pemerataan pelayanan KB terutama meningkatkan peranan Dokter/Bidan Swasta.
Akhirnya disarankan perlunya penelitian lebih lengkap mengenai kegiatan pembinaan peserta KB yang mencakup bukan hanya intensitas kegiatan tapi juga kualitas dan materi pelaksanaan kegiatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Fikri
"Pekerja seks komersial PSK merupakan masalah global yang terus meningkat setiap tahunnya, termasuk di Indonesia. PSK merupakan kelompok yang memiliki faktor risiko tinggi dalam penularan infeksi menular seksual IMS . Penelitian ini menggunakan analisis potong lintang untuk mengetahui hubungan infeksi Trichomonas vaginalis dengan penggunaan alat kontrasepsi kondom wanita dan IUD pada pekerja seks komersial di Daerah Indramayu, Jawa Barat. Dari 252 PSK, diperoleh 151 subjek positif terinfeksi T. vaginalis dengan proporsi subjek pengguna Intrauterina Device IUD 49 orang 38,8 dan pengguna kondom wanita 102 orang 80,9 . Pada uji chi-squares didapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi Trichomonas vaginalis dengan penggunaan alat kontrasepsi

Commercial Sex Workers CSW were global burdens and each year continues to increase, include in Indonesia. Commercial Sex Workers were the group that had a high risk of sexual transmitted disease STD . In analytical cross sectional study, this study examined associated between Trichomonas vaginalis infection with contraceptive usage in commercial sex workers in Indramayu, West Java. Among the 252 sex workers enrolled, there were 151 positive infected by Commercial Sex Worker with the proportion of Intrauterina Device IUD usage was 49 commercial sex workers 38,8 and female condom usage was 102 sex workers 80,9 . In Chi Square test, there was a significant associated between Trichomonas vaginalis infection with contraceptive usage in commercial sex workers in Indramayu, West Java."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsiah
"Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Dalam mewujudkan tujuan tersebut, program keluarga berencana nasional memakai beberapa metoda kontrasepsi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi fisik peserta KB itu sendiri. Menggunakan alat kontrasepsi merupakan salah satu metoda KB yang terbaik untuk mengatur kelahiran anak, AKDR merupakan alternatif pilihan bagi pasangan muda yang ingin menunda kehamilannya, juga merupakan alternatif kedua setelah kontap bagi pasangan tua yang ingin mengakhiri kehamilannya.
Di Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin, persentase akseptor berdasarkan metode kontrasepsi adalah, suntik KB (47,58%), p11 (21,90%), implant (19,77%), AKDR (6,20%), khusus AKDR relatif rendah bila dibandingkan dengan nasional (13,6%), juga bila dilihat dari propinsi Sumatera Selatan (6,25%). Hal ini tentunya banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian AKDR di wilayah tersebut salah satu diantara faktor tersebut adalah faktor sosial budaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi di Kelurahan Serasan Jaya, Soak Baru dan Balai Agung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dengan responden 102 orang akseptor KB. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan teknik analisis chi square dan regresi logistik.
Alasan responden memilih AKDI sebagian besar mengatakan aman (78,8%), sedangkan alasan tidak memakai AKDR mayoritas mengatakan takut efek samping (88,23%). Hasil analisis chi square menunjukkan adanya hubungan antara umur, pendidikan suami, jumlah anak hidup dan dukungan suami dalam memilih alat kontrasepsi. Analisis regresi logistik diperoleh faktor yang paling dominan adalah dukungan suami.
Dalam rangka meningkatkan pemakaian AKDR di wilayah khususnya Serasan Jaya, Soak Baru dan Balai Agung, perlu diberi KIE (komunikasi informasi dan edukasi) terutama ditujukan untuk PUS yang belum menggunakan alat kontrasepsi .

The Role of Husbans to Support to the Selection of Contraceptive Device on Family Planning Patient at Serasan Jaya Village, Soak Baru and Balai Agung Sub-Districts, Musi Banyuasin District, South Sumatera Province, 2002The National Family Planning Movement has double aims that are to increase mother and child welfare, and also to form prosperous and welfare of the small family norm (NIXBS). In parsing those goals, the National Family Planning Program used some contraceptive methods that adjusted to situation and condition of Family Planning physical patient herself The using of contraceptive device is one of the best Family Planning methods to arrange child birth, IUDs is the alternative selection for young couple who wants to postpone her pregnancy, it also second alternative after "kontap" for old couple who wants to ending her pregnancy.
In Sekayu Sub-District, Musi Banyuasin District, the percentage of acceptor based on contraceptive method are injectable (47,58%), pill (21,90%), implant (19,77%), IUDs (6,25%), especially for IUDs relative small if compared with national (13,6%), also when it seen at South Sumatera (6,25%). The factor that influences to lowering the use of IUDs on those areas, one of them is social-demographic.
The objective of this study is to know factors that were related in the selection of contraceptive device at Serasan Jaya, Soak Baru, and Balai Agung villages. The study design used cross-sectional, with the respondent is 102 acceptors of Family Planning. The data is collected by questionnaire, and then the data is analyzed by univariate, bivariate, and multivariate used technical analysis chi-square and regression logistic.
Reason of respondent selected IUDs the most of them are safety (78,8%), while the reason was not used IUDs, the majority of them afraid the side effects (88,23%). The result of chi-square analysis showed that there was relationship between age, husband's education, the number of live birth child, and husband's support in selecting the contraceptive device, Regression logistic analysis obtained that the most dominant factor is husband's support.
In order to improve the using of IUDs at the villages, especially at Serasan Jaya, Soak Baru and Balai Agung, it is need to provide Information, Education, and Communication) especially addressed to fertile-age couple.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusro Hadi
"Program Keluarga Berencana merupakan suatu upaya dalam peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui; pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu metode KB yang terbaik untuk menjarangkan kelahiran anak dan merupakan alternatif pilihan kedua setelah Pil bagi pasangan muda yang ingin menunda kehamilannya, juga merupakan alternatif kedua setelah Kontap bagi pasangan tua yang ingin mengakhiri kehamilannya.
Pada kenyataannya di wilayah Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, persentase pemakaian AKDR relatif rendah (12,16%) bila dibandingkan dengan Nasional (20,04%), juga bila dilihat di Kabupaten Lampung Tengah (20,47%). Hal ini tentunya banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya pemakaian AKDR di wilayah tersebut, yang antara lain faktor-faktor peserta KB itu sendiri, faktor sarana prasarana dan faktor pemberi pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor peserta KB dan hubungannya dengan pemakaian AKDR di Desa Purwodadi wilayah Kecamatan Trimurjo. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan responden 163 orang ibu-ibu peserta KB di desa Purwodadi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan uji univariat dan bivariat, dengan tehnik analisis Chi-Square dan Fisher Exact.
Hasil analisis Chi-Square menunjukkan dari 9 variabel, ada 2 variabel mempunyai hubungan, yaitu; Status bekerja istri dan keinginan menambah anak. Dalam rangka peningkatan pemakaian AKDR di wilayah Kecamatan Trimurjo,khususnya Desa Purwodadi perlu diupayakan beberapa hal yaitu; sasaran dalam memasyarakatkan pemakaian AKDR sebagai alat KB, khususnya bagi peserta KB Non AKDR , pada istri yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) dan bagi peserta KB yang masih mempunyai keinginan untuk menambah anak di kemudian hari.

Family Planning Program is one of the efforts to enhance awareness and participation of community by delaying the age of marriage, controlling birth spacing as well as increasing Family welfare. AKDR is one of the best method to regulate birth spacing and the second choice after Pill that most used by young couples who want to delay pregnancy and the old ones desire to end their fertility.
In fact, in Trimurjo Sub district, percentage of AKDR user is relatively low (12, 16%), compared to National figure (20, 04%), and Lampung Tengah regency (20,47%). I suppose that there should be many factors, which influence the low coverage of AKDR use in this Sub district. Those factors are Family Planning Participants, the means and also the providers.
This research is purposed to know the relation of Family Planning Participants factors, with the use of AKDR in Purwodadi Village, Trimurjo Sub district. The design of this research is Cross Sectional and analyzed by using Chi-Square and Fisher Exact.
The results of Chi-Square analysis indicate that of 9 variables there are 2 significant variables. The variables are the wife job status and the need of desired children. In order to increase the use of AKDR contraception especially in Purwodadi Village , I suggest that the target of AKDR should be directed to non AKDR user which the wife who have not job (house hold wife), as well as those who desired to have more children in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Ihsani
"ABSTRAK
Nama : Tien IhsaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Peran Pengambil Keputusan Terhadap Penggunaan MKJP diIndonesia Analisisis Data Sekunder SRPJMN 2017 Pembimbing : Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.KesMetode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan jenis kontrasepsi yang efektif dari segibiaya dan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, namun peningkatanpenggunaan MKJP di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan sangat lambat.Pengambil keputusan ber-KB merupakan target dalam sasaran program komunikasi KB.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran pengambil keputusanterhadap penggunaan MKJP. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampelpenelitian ini adalah akseptor kontrasepsi modern yang diambil data sekunder hasilSurvei Indikator Kinerja Program KKBPK RPJMN tahun 2017 sejumlah 20.109 orang.Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Pengambilan keputusan yang dilakukansecara bersama oleh akseptor bersama pasangan atau bersama penyedia layanan secarasubstansi mempunyai peluang yang lebih besar terhadap penggunaan MKJP. Hubunganpengambil keputusan dengan penggunaan MKJP berbeda menurut sumber layanansetelah dikontrol variabel umur, pendidikan, tempat tinggal, jumlah anak, rencana punyaanak, sumber layanan dan konseling KB. Pada sumber layanan pemerintah peluangpenggunaan MKJP menjadi kecil pada pengambilan keputusan yang dilakukan bersamadaripada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh akseptor sendiri. Disarankanuntuk dapat meningkatkan peran pasangan odan penyedia layanan untuk mendiskusikanpemilihan alat kontrasepsi dengan akseptor.Kata kunci: Pengambil keputusan, sumber layanan, MKJP.

ABSTRACT
Name Tien IhsaniStudy Program Public Health ScienceTitle The Role of Decision Makers Against MKJP Use inIndonesia Advanced Data Analysis of SRPJMN 2017 Counsellor Dra. Caroline Endah Wuryaningsih, M.Sc Dr.Martya Rahmaniati, S.Si, M.SiLong Acting and Permanent Method Contraceptives are a cost effective type ofcontraception and to prevent unwanted pregnancies, but increased use of MKJP inIndonesia in recent years has been very slow. Decision makers of family planning arethe targets in the target family planning communication program. The purpose of thisstudy is to know how the role of decision makers against the use of MKJP. The studydesign was cross sectional. The sample of this research is acceptors of moderncontraception taken secondary data result of Performance Indicator Survey KKBPKRPJMN program in 2017 number 20109 people. Data were analyzed by multiplelogistic regression. Decision making jointly by acceptor with partner or with serviceprovider has substantially greater chance to use LAPM. Decision making relationshipswith the use of MKJP differ by service source after controlling by age, education,shelter, number of children, desire for more children, source of FP services and FPcounseling. At government service sources, the opportunities for MKJP use to be smallon joint decision making rather than decisions made by the acceptor themselves. It issuggested to increase the role of spouses and service providers to discuss the selectionof contraceptives with acceptors.Keywords Decision maker, FP service source, LAPM"
2018
T51379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan – tindakan lain yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB."
Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2021
613.94 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Chazali Husni
"ABSTRAK
Alat kontrasepsi merupakan suatu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan maupun mengakhiri kesuburan. Gerakan KB Nasional telah mempergunakan berbagai jenis kontrasepsi sejak dimulainya program KB di Indonesia. Banyak faktor dari calon peserta KB yang berkaitan dengan penentuan pemilihan kontrasepsi yang diinginkan baik Implant maupun non Implant.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran operasional pemakaian kontrasepsi dilapangan, khususnya pemakaian Implant dan non Implant (Pil dan Suntikan) di 3 Kecamatan tersebut diatas. Penelitian membatasi pada beberapa faktor (13 faktor) dari peserta KB yang diteliti meliputi: umur, pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri, pekerjaan suami, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, jumlah anak yang diinginkan lagi, pengetahuan KB (tujuan KB, jenis-jenis kontrasepsi, tempat pelayanan, efek samping kontrasepsi), pendapatan/ekonomi keluarga. Terhadap faktor-faktor diatas sebagai variabel bebas dilakukan tabulasi silang terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian ini dilakukan dengan analisis persentase dan untuk melihat adanya perbedaan bermakna dengan uji Kai Kuadrat, yang secara tidak langsung menunjukkan adakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel ditentukan dengan besarnya koefisien dari (Phi, Cramer's V, dan Contingency Coeff.).
Dengan uji Kai Kuadrat didapatkan 5 (lima) variabel bebas yang memberikan perbedaan bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant. Kelima variabel bebas tersebut adalah umur istri, pendidikan istri, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, dan jumlah anak yang diinginkan lagi. Meskipun kelima variabel bebas tersebut memberikan perbedaan bermakna, keeratan hubungannya lemah (sekitar 19%). Karena lemahnya keeratan hubungan variabel yang diteliti terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant, disarankan untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor lain diluar faktor yang diteliti diatas.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Hendrayanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana hubungan paparan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana (KIE KB) terhadap penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal jangka pendek (pil dan suntikan) pada wanita usia 35-49 tahun yang berstatus kawin di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012. Sampel penelitian sebanyak 11.204 wanita usia 35-49 tahun berstatus kawin di Indonesia yang menggunakan kontrasepsi IUD, pil dan suntikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebelum survey. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, regresi logistik sederhana dan analisis multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menekankan pentingnya pemberian KIE KB melalui berbagai media, baik melalui media massa, personal contact maupun melalui konseling pra pelayanan kontrasepsi. Paparan KIE KB yang tinggi pada wanita usia 35-49 tahun terbukti secara statistik berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita usia 35-49 tahun berstatus kawin di Indonesia.

ABSTRACT
The focus of the this study is the analysis of the relationship of Family Planning Information Education and Counseling (FP IEC) to the use of Intra Uterine Device (IUD) which is compared with short-term hormonal contraceptives (pills and injections) among married women aged 35-49 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional study design. This study was conducted using Demographic and Health Survey (DHS) 2012 dataset, with total sample of 11,204 married women aged 35-49 years in Indonesia using IUD contraception, pill and injection in the last 5 years before the survey. The data were analyzed by Chi-square test, binary logistic regression and multivariate analysis by multiple logistic regression. The results emphasize the importance of providing Family Planning Information Education and Counseling through various media, either through mass media, mass information or through counseling in health facilities. The high exposure of IEC in women aged 35-49 years has been shown to be statistically related to the
use of IUD contraception in women aged 35-49 years married in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>