Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Gadis Maulinda
"Kebijakan untuk menjadikan e-money sebagai alat pembayaran non tunai di Indonesia sudah dicanangkan sejak tahun 2004 dan jumlah pengguna e-money mengalami peningkatan hingga tahun 2015. Artikel ini berupaya untuk melengkapi studi sebelumnya bahwa pentingnya dimensi trust untuk memaknai sejauh mana kepercayaan pengguna dalam melihat e-money sebagai sebuah teknologi dalam perubahan sosial serta perbedaannya antara masyarakat kelas menengah-atas dan menengah-bawah. Sehingga argumen dari artikel ini adalah pentingnya trust dalam memaknai penggunaan e-money. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan data primer berupa wawancara mendalam kepada beberapa informan terkait, yaitu mahasiswa FISIP UI.
Kesimpulan dalam artikel ini adalah terdapat perbedaan antara masyarakat kelas menengah-atas dan menengah-bawah dalam memaknai trust penggunaan e-money. Data terkait perubahan sosial dengan adanya inovasi teknologi e-money menunjukkan perubahan sosial kultural dan trust yang dimiliki oleh masyarakat adalah rational trust dengan memperhatikan costbenefit.
Policy to create e-money as cashless payment tool in Indonesia has been proclaimed since 2004 and the number of e-money user has increased significantly until 2015. This article sought to complement the previous studies regarding the importance of trust dimension and to what extent the trust of e-money user in seeing the e-money as a technology in social change as well as the difference between middle and low-end class society. So the argument of this article becomes trust is important in give meaning to the utilization of e-money. Research method used in this article was qualitative research method with primary data consisted of in-depth interview with the informants that is e-money users who is also FISIP UI students.
The study found that there are differences between middle and low-end class society in giving meaning of trust in using e-money. Data shows that within innovation in technology of e-money, there are socio-cultural changes possesed by society in form of rational trust within its cost and benefit.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dian Rakyat, 1993
303.4 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Korten, David C.
Oakwood Avenue: Kumarian Press, 1990
303.4 KOR g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surakarta : FISIP Universitas Sebelas Maret, 2006,
361 DINA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Noviandini
"Dewasa ini negara-negara di dunia sedang mengalami fleksibilisasi pasar kerja. Dampak dari fleksibilisasi pasar kerja adalah sistem kerja alih daya. Sistem kerja alih daya menimbulkan berbagai macam masalah, sepertipekerja alih daya di Cina, India, dan Jerman mengaku bahwa upah yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan perjanjian kontrrak. Lalu di Indonesia, pekerja alih daya menuntut pemenuhan hak mendapatkan kesejahteraan sosial. Apabila hak-hak tersebut tidak terpenuhi maka akan berimplikasi pada terjadinya eksklusi sosial. Studi ini membahas esklusi sosial yang dialami pekerja alih daya di Indonesia berupa hak mendapatkan perlindungan hukum, yang termasuk kedalam dimensi politik. Selama ini masih terbatasnyastudi-studi sebelumnya yang membahas eksklusi sosial berdasarkan hak dimensi politik, mayoritas membahas hak dimensi sosial & ekonomi. Studi ini juga berusaha melengkapi kajian-kajian sebelumnya dengan membahas eksklusi sosial berdasarkan dimensi politik, namun tidak terlepas kaitannya dengan dimensi sosial dan ekonomi.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa pekerja alih daya mengalami eksklusi sosial dalam mendapatkan hak perlindungan hukum. Lalu, studi ini juga menemukan bahwa instansi pengguna mengaku bahwa mereka tidak menggunakan tenaga kerja alih daya sehingga pekerja alih daya semakin tereksklusi.Eksklusi sosial dalam studi ini dilihat melalui pengetahuan dan tanggapan pekerja alih daya terhadap peraturan sistem kerja alih daya di Indonesia. Selain itu, peran negara sebagai regulator dan legislator yang cenderung menguntungkan pihak pengguna dan penyalur serta peran negara sebagai pengawas sangat lemah. Teknik pengumpulan data dalam studi ini adalah wawancara mendalam, dengan menggunakan sudut pandang pekerja alih daya sebagai sumber data.
Nowadays the countries in the world are experiencing flexibility on labor market. The effect from flexibility on labor market is outsourcing system. Outsourcing system is generate various problem. Outsourced worker in China, India, and German claim that their income not appropriate to contract agreement. Whereas in Indonesia, outsourced worker is demand that fulfillment rights to social welfare. However, if rights of outsourced worker not fulfilled, it will implicated to social exclusion. This study will discuss about social exlusion on outsourced worker to have rights of rule of law protection, in which the rights of rule of law protection is included into the political dimension. The previous study is limited which is discuss about social exclusion who has experienced by outsourced workers is according to political dimension, mostly discusss about social exclusion according to economic and social dimension. This study will complete pervious studies by discuss about social exclusion according to political dimension, which is rights according to political dimension also related by social and economic dimension.
Then, this study also find the facts that users admitted don‟t use outsourced worker. Social exclusion in this study is showed through a knowledge of outsourced worker to rules of outsourcing work system in Indonesia and a reaction of outsourced workers to rules of outsourcing work system in Indonesia. Furtheremore, the role of government as legilslator and regulator is impartiality to outsourced worker and the role of government as controller is very weak.The technique of data collection in this study is using an in-depth interview by using the outsourced workers‟ point of view as a data source. Keyword: social exclusion, outsourced workers, rights of rule of law protection, the role of state, industrial relationship
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Syafiyah
"Perilaku asertif menjadi salah satu keterampilan yang perlu diterapkan oleh mahasiswa. Social Skills Training (SST) adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia untuk meningkatkan perilaku asertif pada Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dalam Social Skills Training (SST) tersebut, terdapat pengenalan mengenai self-esteem dan penerimaan sosial mahasiswa sebagai upaya meningkatkan perilaku asertif. Sementara itu, berdasarkan teori, hubungan penerimaan sosial, perilaku asertif, dan self-esteem memiliki hubungan yang berjenjang di mana penerimaan sosial memengaruhi self-esteem kemudian self-esteem memengaruhi perilaku asertif. Dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerimaan sosial terhadap perilaku asertif mahasiswa dengan self-esteem sebagai variabel antara. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survei dan instrumen berupa kuesioner. Penelitian cross-sectional ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2023 secara online melalui Google formulir. Responden dalam penelitian ini adalah 83 Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019-2022 yang diambil dengan menggunakan teknik simple random probability sampling. Data penelitian dengan uji korelasi Kendall’s tau-b dan metode analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa nilai hubungan penerimaan sosial dengan perilaku asertif tanpa adanya variabel antara lebih besar, yaitu sebesar 0,468 dibandingkan nilai hubungan dengan adanya self-esteem sebagai variabel antara, yaitu sebesar 0,078. Hasil tersebut berarti bahwa penerimaan sosial memiliki hubungan terhadap perilaku asertif secara langsung bagi mahasiswa Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2019-2022. Selain itu, didapat juga hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara self-esteem dengan perilaku asertif, yaitu sebesar 0,369. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Social Skills Training (SST) sudah tepat sasaran dan Social Skills Training (SST) penting untuk diikuti oleh mahasiswa.  

Assertive behavior is one of the skills that students need to apply. Social Skills Training (SST) is one of the efforts made by the Department of Social Welfare, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia to increase assertive behavior in Social Welfare College Students. In the Social Skills Training (SST), there is an introduction to self-esteem and social acceptance of students as an effort to increase assertive behavior. Meanwhile, based on theory, the relationship between social acceptance, assertive behavior, and self-esteem has a tiered relationship where social acceptance influences self-esteem and then self-esteem influences assertive behavior. Therefore, this study aims to determine the relationship of social acceptance of assertive behavior of students with self-esteem as an intervening variable. The study uses a quantitative research approach with a survey research type and questionnaire as an instrument. This cross-sectional research study was conducted online from February to April 2023 via the Google form. Respondents in this study were 83 Social Welfare College Students, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019-2022 who were taken using the simple random probability sampling technique. The results of the study using the Kendall's tau-b correlation test and the path analysis method show that the value of the link between social acceptance and assertive behavior without an intervening variable was 0,468, while the value of the relationship with self-esteem as an intervening variable was 0,078. These results mean that social acceptance has a direct relationship to assertive behavior for students of the Social Welfare Study Program, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia class of 2019-2022. In addition, the results also show that there is a relationship between self-esteem and assertive behavior, which is equal to 0,369. From these results, it can be concluded that the implementation of Social Skills Training (SST) is right on target and Social Skills Training (SST) is important for students to participate in."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shely Fitrianisa
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai kepemilikan sebuah alat teknologi komunikasi yang sedang digemari oleh remaja saat ini. Kebutuhan yang cukup tinggi terhadap teknologi komunikasi di zaman modern ini tidak hanya sekadar sebagai sebuah alat komunikasi saja, tetapi melibatkan prestise yang berperan dalam menentukan identitas seseorang. Dalam memeroleh identitas kalangan menengah-atas, sebagian mahasiswa cenderung mengonsumsi barang-barang bermerek sebagai salah satu dari gaya hidup lifestyle mereka. Barang merek tersebut salah satunya adalah produk-produk keluaran perusahaan Apple Inc. yang menciptakan standar gawai mewah bagi kalangan masyarakat menengah-atas. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan terlibat terhadap sejumlah mahasiswa di FISIP UI untuk melihat bagaimana budaya konsumen mahasiswa consumer culture berkaitan dengan identitas. Perilaku untuk memperoleh identitas sebagai kalangan atas dengan memaknai produk Apple sebagai alat penunjang, tidak terlepas dari skema-skema yang dimiliki oleh setiap individu. Dalam kajian Antropologi Kognitif, skema-skema tersebut menjadi tuntunan bagi individu dalam berperilaku dengan acuan skema di masa lalu, dan ekspektasi di masa depan. Dengan menggunakan pemahaman tentang skema untuk memahami perilaku mahasiswa dengan gawai yang dimilikinya, maka perbedaan pengetahuan antar individu menjadi suatu hal yang sangat penting untuk melihat interpretasi dan penilaian mereka terhadap produk Apple.Kata Kunci: Antropologi Kognitif, Apple Inc, Consumer Culture, Identitas, Lifestyle, Mahasiswa

ABSTRACT
This article focuses on the ownership of communication technology which is popular amongst college students. The needs for great device on this modern era is high. The function is not only for communication, but also includes prestige tied to a person rsquo s identity. To achieve the identity of high class society, some college students tend to consume branded goods as part of their lifestyle. Among branded goods that college students consume are the products of Apple Inc. which has become the standard of high taste technology for high class society. This research was conducted participant observation among college students at FISIP UI to saw how consumer culture relates to self identity. The action to obtain the identity of a high class person by using Apple products, also cannot be understood apart from schemas that every individual has. In cognitive anthropology, schemas take part in guiding every individual action with reference to past schemas, and future expectations. By using schemas to understand the behavior of college students with their gadgets, we can see the differences of knowledge between one person and the other is important in their interpretation and valuation of Apple products.Key Word Anthropology Cognitive, Apple Inc, Collage Students, Consumer Culture, Identity, Lifestyle, Scheme."
2016
S66270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM,
300 PUBLICA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Al Fakhri
"Penelitian ini membahas hubungan dukungan sosial teman sebaya dan peer attachment dengan penyesuaian diri mahasiswa perantau. Kemampuan penyesuaian diri merupakan hal yang penting untuk dimiliki mahasiswa perantau, karena di tahun pertamanya mahasiswa perantau akan mengalami culture shock dalam berbagai hal. Penelitian ini melihat beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap penyesuaian diri mahasiswa, diantaranya yaitu dukungan sosial teman sebaya dan peer attachment. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Politik Universitas Indonesia yang berasal dari luar Jabodetabek. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang cukup atau sedang antara dukungan sosial teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa dengan nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,541. Nilai tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang dimiliki oleh mahasiswa perantau, maka akan semakin baik penyesuaian dirinya. Sementara itu, penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif yang sedang antara peer attachment dengan penyesuaian diri mahasiswa perantau dengan nilai koefisien korelasi (r) yaitu 0,498. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kuat peer attachment yang dimiliki oleh mahasiswa perantau, maka akan semakin baik penyesuaian dirinya.

This study discusses the relationship between peer social support and peer attachment with the adjustment of overseas students. The ability to adapt is an important thing for overseas students to have, because in their first-year overseas students will experience culture shock in various ways. This study looks at several factors that can influence student adjustment, including peer social support and peer attachment. Respondents in this study were first-year students of the Faculty of Political Science and Political Science, University of Indonesia who came from outside Jabodetabek. The research method used in this research is a quantitative method with a descriptive research type. The data collection technique in this study used stratified random sampling. The results of this study indicate that there is a moderate positive relationship between peer social support and student adjustment with a correlation coefficient (r) of 0.541. This value indicates that the higher the social support possessed by overseas students, the better their adjustment will be. Meanwhile, this study also showed a moderate positive relationship between peer attachment and self-adjustment of overseas students with a correlation coefficient (r) of 0.498. This shows that the stronger the peer attachment possessed by overseas students, the better their adjustment will be."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubiana Soeboer
"ABSTRAK
Penelitian mengenai persepsi ketidak adilan berdasarkan stratifikasi mayoritas-minoritas ini disusun berdasarkan konstruksi teoritik mengenai stratifikasi sosial yang ada di masyarakat (Jeffries dan Ransford, 1980). Menurut Jeffries dan Ransford, stratifikasi sosial di masyarakat secara hirarkis terdiri dari stratifikasi kelas (aset ekonomi, posisi pekerjaan, tingkat pendidikan, dan gaya hidup), etnik, jenis kelamin, dan usia. Stratifikasi sosial yang ada di masyarakat akan membedakan mereka yang berada pada posisi manoritas (kelompok yang menguasai surplus kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise) dan mereka yang berada pada posisi minoritas (kelompok yang kurang memiliki aset kekuasaan, kekayaan, previlegi, dan prestise). Secara obyektif diasumsikan bahwa mereka yang berada pada posisi minoritas akan merasakan adanya ketidak adilan yang berkaitan dengan distribusi sumber daya ini. Namun demikian, kondisi obyektif ini tidak selalu ada pada semua kelompok masyarakat. Pada masyarakat dengan budaya tertentu seperti budaya Jawa, persepsi ketidak adilan yang dirasakan oleh kelompok minoritas (kelas bawah) tergantung pada hubungan baik (kekerabatan) antara kelompok kelas ini dengan si pelaku.
Dalam studi ini, di samping kondisi obyektif dan subyektif, tipe "distribusi reward" serta sumber pertukaran dalam interaksi mayoritas-minoritas juga perlu dilihat. Alasannya adalah tipe "distribusi reward" yang ada di masyarakat terkait dengan setting kultural di mans individu tersebut berada. Dalam studi ini
diasumsikan bahwa subyek penelitian balk Jawa maupun Cina melakukan "ditribusi reward" yang equity. Bila "equity" dalam kelompok Jawa berarti adanya pola pertukaran yang tidak sejajar antara atasan bawahan sesuai dengan input yang diberikan oleh masing-masing pihak, maka dasar "equity" kelompok Cina adalah input yang berupa kapasitas pribadi (uang yang diiniliki, informasi, atau barang).
Berdasarkan asumsi teoritik di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teori tersebut sesuai bila diterapkan pada kondisi masyarakat Indonesia khususnya Jakarta yang terpilah berdasarkan (1) variabel stratifikasi kelas, yaitu kelas menengah sebagai kelompok mayoritas dan kelas bawah kelompok minoritas, (2) variabel stratifikasi etnik, yaitu kelompok etnik Jawa sebagai kelompok mayoritas dan kelompok Cina sebagai kelompok etnik minoritas, dan (3) interaksi antara variabel stratifikasi kelas dan variabel stratifikasi etnik. Diasumsikan bahwa ketiga variabel penentu di atas akan berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian mengenai pengalaman yang dianggapnya tidak adil. Di samping pengaruh kondisi obyektif struktur mayoritas-minoritas, kondisi subyektif yaitu nilai-nilai budaya tradisional juga ikut berpengaruh terhadap persepsi subyek penelitian.
Sampel penelitian yang diambil adalah 200 sampel penelitian masyarakat Jakarta dewasa (berusia 21 tahun ke atas) dan telah bekerja. Jumlah sampel tersebut terbagi menjadi 100 subyek Jawa golongan menengah dan golongan bawah, dan 100 subyek Cina golongan menengah bawah.
Alat ukur disususun berdasarkan teori dan klasterisasi yang telah dibuat oleh Mikula dkk. (1990).
Secara keseluruhan hasil-studi ini menunjukkan bahwa:
Pada kelompok kelas menengah dan bawah persepsi subyek tidak semata-mata dipengaruhi oleh kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya, melainkan ia juga dipengaruhi oleh kondisi subyektif mereka yaitu nilai-nilai budaya tradisional yang
mengutamakan hubungan baik antara subyek dengan pelaku ketidak adilan. Pada kelompok Jawa, persepsi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai subyektif budaya tradisional subyek yaitu nilai-nilai kekerabatan. Pada kelompok Cina, persepsi subyek dipengaruhi kondisi obyektif mereka dalam stratifikasi sosialnya. Pada masyarakat Jakarta baik kelompok Jawa maupun Cina, terdapat kecenderung untuk mempraktekkan "distribusi reward" negatif bilamana kelompok tersebut dalam interaksinya berada pada posisi super-ordinat.
Tujuan studi ini, selain untuk mengetahui masalah ketidak adilan pada masyarakat yang terstruktur berdasarkan stratifikasi mayoritas minoritas, studi ini juga dilakukan untuk membentuk klaster ketidak adilan yang khas Indonesia khususnya Jakarta.
Berdasarkan hasil studi ini, ternyata pertama, tipe ketidak adilan yang dominan muncul adalah adanya perlakuan sewenang-wenang atasan di tempat kerja, perlakuan sewenang-wenang figur otoritas pegawai pemerintah, dan perlakuan tidak adil oleh atasan di tempat kerja dalam hal distribusi barang dan keuntungan. Kedua,masalah diskriminasi seks bagi wanita dan diskriminasi etnik baik bagi kelompok etnik Jawa maupun.kelompok etnik Cina muncul sebagai salah satu tipe ketidak adilan yang ada di Jakarta.
Berdasarkan hasil studi ini, saran yang dapat diberikan mencakup dua hal, yang pertama saran yang dapat diberikan seandainya dilakukan penelitian berikutnya yang menyangkut topik penelitian ini, dan yang kedua saran aplikatif yang dapat diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>