Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raditya Indera Syahreza
"ABSTRAK
Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan adanya saling ketergantungan (dependensi) antarnegara yang cukup besar. Indonesia misalnya adalah salah satu negara yang memiliki ketergantungan besar terhadap negara lain terutama untuk membantu mengolah sumber daya alamnya. Ketergantungan ini terlihat dari banyaknya perusahaan transnasional (TNC) yang beroperasi di Indonesia. Banyaknya TNC sebenarnya adalah hal yang bagus karena berarti pemerintah berhasil membangun suasana ekonomi yang kondusif bagi negara lain untuk berinvestasi. Teori yang dapat digunakan untuk mengkaji beroperasinya TNC disebuah negara adalah teori diplomasi perusahaan. Pada diplomasi perusahaan setiap TNC harus mempertimbangkan keinginan-keinginan negara tuan rumah dan bertindak secara etis menggunakan keempat elemen kebiasaan diplomasi perusahaan. Keempat elemen itu adalah personal, learning, openness,and mindset. PT Freeport Indonesia adalah perusahaan pertambangan yang paling lama beroperasi di Indonesia. Ternyata banyak praktik-praktik bisnis PTFI yang melanggar empat elemen tersebut. Pelanggaran terhadap keempat elemen kebiasaan diplomasi perusahaan tersebut juga berdampak pada citra PTFI di mata masyarakat.

ABSTRACT
Globalization has made the world more open and dependency between countries are even greater. Indonesia for example, is one country that has a large dependence on other countries. Especially in processing it?s natural resources. This dependence is evident from the many transnational corporations (TNCs) operating in Indonesia. The number of TNC is actually a good thing because it means the government managed to build an conducive economy atmosphere for other countries to invest. One of the theory that can be used to assess the operation of the TNC in a country is the theory of corporate diplomacy. In corporate diplomacy TNC should consider the wishes of the host country and act ethically using four behavioral elements of corporate diplomacy. The fourth elements are personal, learning, openness, and mindset. PT Freeport Indonesia is the longest operating mining corporation in Indonesia. Apparently there are a lot of PTFI?s business practices that violates those four elements. Violations of the four elements of corporate diplomacy also have an impact on the PTFI's image in the public?s eyes.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erny Yoesry
"Abstrak
Potensi sumber daya alam Indonesia khususnya pada sektor pertambangan membuat Indonesia menjadi buruan para investor asing, salah satunya PT. Freeport Indonesia. Freeport beroperasi di Indonesia berdasarkan Kontrak Karya (KK) yang ditandatangani pada tahun 1967. Dalam KK, seluruh urusan manajemen dan operasional diserahkan kepada penambang. Negara tidak memiliki kontrol sama sekali atas kegiatan operasional perusahaan. Negara hanya memperoleh royalty yang besarnya ditentukan dalam KK tersebut. Perusahaan tambang pemegang KK yang ingin mengekspor mineral olahan (konsentrat) harus melepas status KK menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dan membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (konsentrat). Pasal 97 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara beserta peraturan pelaksanaannya mengatur tentang hal-hal yang wajib dimuat dalam IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus), salah satunya adalah divestasi saham."
Depok: Badan Penerbit FHUI, 2019
340 JHP 49:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Crisnova Arnas Clara
"Budaya perusahaan memegang peran penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan karena melandasi nilai-nilai budaya dan serangkaian peraturan yang dipegang bersama sebagai pedoman bagi anggota perusahaan dalam bertindak dan berperilaku. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dianut Samsung Electronic Indonesia (SEIN) telah membuktikan bahwa penerapan nilai-nilai Konfusianisme Korea, seperti hubungan subordinat dan loyalitas, di kantor cabang luar negeri tidak menurunkan keberhasilan Samsung dalam mengembangkan usaha. Sampai saat ini, anak perusahaan Samsung tersebar di berbagai negara, salah satunya adalah SEIN. Lokasi yang cukup jauh dari perusahaan induknya di Suwon, Korea dan perbedaan nilai-nilai budaya antara Korea dan Indonesia menjadi tantangan bagi SEIN untuk tetap mempertahankan budaya perusahaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan nilai-nilai Konfusianisme dalam SEIN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif ini, pencarian data dilakukan melalui wawancara terstruktur dan studi kepustakaan dari berbagai sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa SEIN masih berusaha mempertahankan budaya perusahaan induknya. Hal tersebut ditampilkan pada pemberlakuan training dan pemberian materi tentang budaya kerja Korea. Dalam perusahaan SEIN, nilai-nilai Konfusianisme masih terlihat, terutama di antara hubungan atasan dan bawahan, contohnya penggunaan panggilan terhadap atasan dan respek terhadap atasan.

Corporate culture plays an important role in the sustainability of a company because it underlies cultural values and a set of rules that are implemented as guidelines for company members in acting and behaving. The corporate culture values adopted by Samsung Electronic Indonesia (SEIN) have proven that the implementation of Korean Confucian values, such as subordinate relations and loyalty, in overseas branches does not reduce Samsung`s success in developing its business. Until now, Samsung`s subsidiaries are spread in various countries, one of which is SEIN. The quite far distance from its parent company in Suwon, Korea and differences between Korea and Indonesia`s cultural values become a challenge for SEIN to maintain its corporate culture. This study aims to explain the application of Confucian values in SEIN. This study was conducted by using qualitative research methods. In this qualitative research, the search for data sources was carried out through structured interviews and literature review from various sources. The results of this study indicate that SEIN is still trying to maintain the culture of its parent company. It is shown by the implementation of training and providing material about Korean work culture. Within the SEIN company, Confucian values are still evident, mainly between superiors and subordinate relationships, for example the use of summons to superiors and respect for superiors. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pusparida Syahdan
"Mengharapkan perusahaan memiliki tanggung jawab sosial merupakan sesuatu yang muskil. Sejak lama ada anggapan dalam masyarakat bahwa perusahaan adalah institusi yang semata mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Pendapat ini diwakili oleh Milton Friedman yang mengatakan bahwa tangguung jawab sosial perusahaan adalah mencari keuntungan. Akan tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan harus memperhatikan mereka yang kehidupannya secara langsung atau tidak langsung terpengaruh oleh perusahaan. Teori ini disebut teori stakeholder. Teori ini sejalan dengan pendapat Vetica bahwa perusahaan merupakan bagian dari budaya masyarakat dan tidak sekedar bagian dari ekonomi pasar.
Masyarakat Amerika menempatkan institusi perusahaan pada tempat yang khusus. Pada satu sisi perusahaan adalah simbol kekuatan ekonomi tapi disisi lain perusahaan juga dapat dilihat sebagai simbol kekuatan yang arogan yang tidak memperhatikan masyarakat sekelilingnya. Kedua kekuatan inilah yang terus-menerus saling berebut pengaruh.
Perusahaan tidak lagi dapat berbuat seenaknya karena besarnya tuntutan masyarakat lebih memperhatikan masyarakat sekitarnya. Dalam masyarakat muncul lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang turut menjadi kelompok penekan terhadap perusahaan-perusahaan. Perusahaan pun mencoba mempertahankan kepentingannya dengan menggunakan pengaruh mereka di dalam maupun diluar pemerintahan.
Ketika perusahaan Amerika beroperasi di negara lain seperti Indonesia maka pertarungan serupa juga terjadi pada mereka. Dalam kasus PT. Freeport Indonesia kita dapat melihat bagaimana perusahaan ini mendefinisikan tanggung jawab sosial mereka disetiap kurun waktu. Ketika pertama kali beroperasi praksis tanggung jawab sosial mereka masih sangat terbatas tetapi pada era 1990-an praksis tanggung jawab sosial PT. Freeport Indonesia menjadi lebih beragam. Hal ini tidak terlepas pada tarik-menarik wacana tanggung jawab sosial perusahaan yang berkembang di Amerika dan juga di Indonesia. Tentu keterlibatan lembaga-lembaga swadaya masyarakat memegang peran penting dalam ini."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frista Marcellia Bregina
"ABSTRAK
Penelitian tesis ini merupakan hasil analisis hukum tentang kebijakan efisiensi furlough yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia pada tahun 2017 yang dikaitkan dengan kewajiban perusahaan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik dan tanggung jawab sosial dan lingkungan terhadap setiap keputusan perusahaan dan kegiataan operasional perusahaan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis is the results of a legal analysis about PT. Freeport furlough efficiency policy in 2017 which is associated with company's obligation to implement good corporate governance and corporote social responsibility in company's decision and company's operational activities based on Indonesia's law regulation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Nurharini
"Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan beroperasinya nilai budaya persamaan dan nilai budaya kejujuran di dalam proses pengalihan kemampuan dari pekerja asing kepada pekerja lokal terutama karyawan lokal PT Freeport Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk menelaah apakah budaya korporasi yang diproduksi dan direproduksi oleh pekerja asing dan pekerja lokal itu, berpengaruh terhadap implementasi. dari program counterpart yang dicanangkan oleh PT Freeport Indonesia. Walaupun dipahami bahwa kebudayaan bukanlah merupakan faktor penentu dari keberhasilan pengalihan kemampuan, tetapi budaya korporasi tidak bisa diabaikan sebagai kebudayaan dalam arti konteks, yaitu sebagai acuan atau menawarkan sejumlah konsepsi yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pekerja dalam menentukan tindakannya. Hai ini dikarenakan nilai budaya meletakkan fondasi untuk memahami sikap dan motivasi para pekerja, selain itu nilai budaya memiliki kemampuan untuk mernpengaruhi persepsi kita.
Pembahasan dalam tesis ini bertumpu pada teori kebudayaan mencakup budaya korporasi, dan teori hubungan internasional, dengan menggunakan pendekatan poststructuralist atau constructivist, yang menekankan pemahaman kebudayaan pada: (I) Norma-norma, nilai-nilai, dan pranata-pranata dikonstruksikan oleh praksis-praksis dari para pekerja yang tentu saja bermuatan kepentingan-kepentingan dan kekuasaan yang mereka miliki; (2) Pranata dipahami sebagai kumpulan praksis yang merefleksikan pengamatan pada pandangan subyektif di antara para pekerja; (3) Para pekerja tidak terpisah dengan pekerja lainnya, atau dari pranata yang ada, sebaliknya tujuan dan perilaku mereka dikondisikan oleh keduanya. Jadi, para pekerja merupakan pengendali dalam mengkonstruksikan, memelihara dan merubah budaya korporasi, dan melalui praksispraksis mereka, para pekerja diberdayakan sekaligus dibatasi oleh struktur sosial di dalam lingkungan kerja PT Freeport Indonesia. Pendek kata, kebudayaan dalam teori ini didekati sebagai suatu praksis termasuk praksis kewacanaan, suatu proses, dan suatu konsep.
Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan mengandalkan data kepustakaan yang didukung oleh data dari penelitian lapangan yang dilakukan oleh Tim URGE LTI Penelitian lapangan dilakukan secara acak dan kualitatif melalui `in-depth interview' dengan sejumlah responden para eksekutif dan manajemen menengah, yang diambil dari para pekerja asing dan lokal yang terpilih, di PT Freeport Indonesia. Pengupasan gejala memakai metoda interpretatif dan metoda verstehen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, perbedaan intensitas kadar nilai persamaan dan kejujuran yang digunakan sebagai acuan bertindak dari praksis-praksis para pekerja, memiliki kecenderungan menghambat proses program counterpart di PT Freeport Indonesia; kedua, komitmen positif dari manajemen puncak yang didukung oleh manajemen menengah, memberi pengaruh penting dan menentukan bagi pengalihan teknologi dari para pekerja asing kepada para pekerja lokal.

Corporate Culture and Transfer of Technology in American Transnational Companies: A Case Study of Counterpart System in PT Freeport Indonesia, 1997 period. The object of this theses is to explore equality and honesty values in operation during the process of disembodied technology transfer between expatriates and local workers at PT Freeport Indonesia. This research tries to answer whether corporate culture which is produced and reproduced by both expatriates and local employees, impact the implementation of counterpart program in PT Freeport Indonesia. Although culture is certainly not a determining factor in the disembodied technology transfer process, but it can not be disregarded as a context. Because it lays the foundation for the understanding of attitudes and motivation and also influences our perceptions.
This study relies on the poststructuralist or constructivist approach of both corporate culture and international relations theory, which emphasizes the following: (1) Norms, values and institutions are constructed by the practices of the workers in which involved their interests and powers; (2) The conception of institutions as "sets of practices," reflects this focus on intersubjectivity: (3) Workers are not divorced by other employees or from its institutional setting, conversely their goals and behavior are conditioned by both. So, workers are centrally involved in the construction, maintenance, and change of corporate culture, and through their practices they are enabled as well as constrained by social structure in PT Freeport Indonesia environment. Shortly, culture is approached as practice including discursive practice, as a process, and as a context.
It is an investigation which uses qualitative research methodology, based on an intensive literature review combined with the result of in-depth interview of the executives and middle management of selected expatriates and local workers in PT Freeport Indonesia. The narrative highlights the importance of the verstehen and interpretative method.
The conclusion of this study indicated that: firstly, the various degree of intensity of particular values such as equality and honesty as a context of employee's practices, tend to inhibit the process of counterpart program in PT Freeport Indonesia; and secondly, the commitment of top management combined with middle management support, has an important and a determined impact on the disembodied technology transfer between expatriates and local employees.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulaksono
"Dengan seiring tuntutan investasi PT Freeport Indonesia Company (P.T. F.I.C.) terhadap optimalisasi penerimaan negara, pemenuhan kebutuhan tembaga dalam negeri, alih teknologi canggih peleburan tembaga, konservasi dan pelestarian lingkungan serta harmonisasi masyarakat di lingungan tambang, maka perlu upaya peningkatan sektor ekonomi dengan mengoptimalkan kepentingan nasional dan iklim investasi tetap terjaga.
Pada kontrak karya generasi kelima PT F.I.C. yang diberikan tambahan kewajiban harus mendirikan pabrik peleburan tembaga (smelter), dengan melakukan metode aliran kas didiskon (discount cash flow method) untuk analisa investasi akan diperoleh hasil economic return perusahaan yang masih menguntungkan dan optimalisasi penerimaan negara bagi Pemerintah dengan berpegang pada penelitian pakar-pakar tambang serta membandingkan kontrak pertambangan dari segi keekonomian dengan negara-negara lain.
Dari hasil analisa investasi PT FIC pada Kontrak Karya Generasi kelima, diperoleh tingkat pengembalian modal 15 % lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman 10,7 %, nilai sekarang bersih positip sebesar US$. 54.835.95 ribu dan indek keuntungan lebih besar dari satu yaitu 1,09 maka perusahaan layak melakukan investasi di Indonesia. Dan nilai yang diterima keseluruhan pemerintah dibanding dengan nilai perusahaan sebelum pajak dari tahun 1997-2000 sebesar 45,86 %, 41,51 %, 45,43 %, 57,83 % lebih kecil dari 60 % maka produk kontrak karya generasi kelima cukup menarik. Dan ini sebagai dasar pembuatan produk kontrak karya akan datang dari segi keekonomian dengan tanpa membebani lagi aspek keuangan dan perpajakan pada perusahaan, tentunya aspek lain juga mendukung sektor Pertambangan.

In line with the investment demand of PT FIC toward the optimalization of the state revenue, the fulfillment of domestic copper demand, the transfer of high-technology copper melting, conservation and preservation of environment and development of the people near the mining location, an effort to improve the economic sector is needed to optimize the national interest and maintain the investment climate.
In the fifth generation production sharing, PT FIC is given additional obligation to establish copper smelling factory (Smelter), by performing with discount cash flow method for investment analysis to obtain economic return which is still profitable and optimize the state revenue to be received by the government based on researches of mining experts and compare the mining contract in economic term with other countries.
From the investment analysis PT FIC of the fifth generation profit sharing is obtained internal rate of return is 15 % exceeds MARL, net present value is US$. 54,835.95 and profitability index is 1,09, that PT FIC feasible for mining to Indonesia. And the economic return obtained net effective tax rate from years 1997-2000 is 45,86 %, 41,51 %, 45,43 %, 57,83 % not exceeds is 60 %, that the fifth generation profit sharing is quite profitable. And this is the base of the next production sharing contract in economic terms without burdening the finance and tax aspect to company, certainly other aspects are also conducive for the mining sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finasari
"Program pendidikan merupakan salah satu wujud dari diplomasi Soft Power Amerika yang menargetkan kelompok minoritas di negara lain untuk memberikan pemahaman tentang Amerika serta mempererat hubungan kedua negara. Community College Initiative merupakan salah satu program yang dipromosikan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Pengelolaan program Community College Initiative di Indonesia merupakan hasil kemitraan antara AMINEF dan PT Freeport Indonesia yang berbentuk Public Private-Partnership dengan fokus pada peserta domisili Papua dan Papua Barat.
Program Community College Initiative bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM daerah melalui enam pilarnya seperti: akademik (academic), magang (internships), layanan pembelajaran (service learning), pertukaran budaya (cultural exchange), kepemimpinan (leadership), dan perencanaan aksi (action planning). Output diplomasi soft power dari implementasi program Community College Initiative pada peserta domisili Papua dan Papua Barat, memiliki hasil beragam tergantung masing-masing individu. Penelitian ini menggunakan teori Soft Power Joseph Nye dan Reception Theory Stuart Hall.
Hasil temuan pada penelitian ini antara lain, pertama: terdapat kesamaan antara visi dan misi PT Freeport Indonesia dan AMINEF yang mengedepankan social investment melalui program pendidikan untuk masyarakat daerah. Kedua: adanya pergeseran perspektif, ekspektasi, serta rencana masa depan peserta domisili Papua dan Papua Barat setelah mengikuti program di Amerika Serikat. Ketiga: terdapat kesesuaian awal output peserta dengan diplomasi soft power penyelenggara melalui visi dan misi dalam bidang peningkatan bidang karir serta soft skills. Keempat: adanya strategi diplomasi soft power Amerika menggunakan instrumen program beasiswa pendidikan meliputi intervensi melalui social investment dan nation branding Amerika pada negara-negara berkembang seperti Indonesia.

An education program is a form of America's Soft Power diplomacy that targets minority groups in other countries to understand America and strengthen relations between the two countries. Community College Initiative is one of the programs, which is promoted by the US Department of State. The management of the Community College Initiative program in Indonesia is a result of a partnership between AMINEF and PT Freeport Indonesia in the form of a Public-Private-Partnership with a focus on participants domiciled in Papua and West Papua.
The Community College Initiative program aims to improve the quality of human resources through six pillars, such as academic, internships, service learning, cultural exchange, leadership, and action planning. The output of soft power diplomacy from the Community College Initiative program's implementation for participants domiciled in Papua and West Papua has various results depending on each individual. This study uses Joseph Nye's Soft Power theory and Stuart Hall's Reception Theory.
The findings of this research include, first: there is a similarity between the vision and mission of PT Freeport Indonesia and AMINEF, which prioritizes social investment through education programs for local communities. Second: there is a shift in perspectives, expectations, and plans for participants who domiciled in Papua and West Papua after joining the program to the United States. Third: there is a match between the initial output of the participants and the organizers' soft power diplomacy through the vision and mission in career advancement and soft skills. Fourth: There are some soft power diplomacy strategies by America using educational scholarship programs as instruments, including intervention through social investment and American nation branding in developing countries such as Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Rachel
"Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia seyogyanya digunakan untuk kepentingan rakyat. Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi bangsa asing untuk menanam modal mereka di Indonesia dalam rangka mengembangkan kemakmuran bangsa Indonesia dengan memanfaatkan kekayaan alam bumi Indonesia. Akan tetapi agar kemakmuran rakyat Indonesia dapat terjamin, maka perusahaan tambang asing diwajibkan untuk menjual sahamnya kepada Pemerintah Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Namun di dalam prakteknya kewajiban divestasi perusahaan pertambangan asing ini belum dapat berjalan dengan lancar. Maka dengan penelitian ini diharapkan dapat menjawab mengenai masalah mengapa divestasi tersebut masih terhambat sehingga pada akhirnya dapat dijadikan alasan untuk melakukan renegosiasi kontrak karya antara pihak asing yakni PT. Freeport Indonesia dengan Pemerintah Indonesia.
Indonesia is a country which is rich in natural resources. These natural resources are, in the first place for the benefit of the Indonesian people. In recent years, the Indonesian government has removed certain obstacles to foreign investment in Indonesia so as to exploit these natural resources and in turn, to increase the prosperity of all Indonesians. However, at particular times, foreign mining companies are obliged to sell their shares to the government of Indonesia. In practice, this divestment obligation has not been exercised smoothly. This thesis attempts to answer why divestment has not been exercised smoothly especially in regards to the renegotiation of the Contract of Works between PT. Freeport Indonesia and the Government of Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1549
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini menguji dan mengevaluasi pelaksanaan corporate social responsibility (CSR) I PT Freepot Indonesia dan menggali lebih jauh apakah pelaksanaan CSR tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian dari sebuah pendekatan strategik atau sekedar reaksi terhadap kritik publik (Tanggungjawab diskresioner)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>