Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Lia Meirita Ulo
"Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat berpartisipasi secara aktif dalampolitik melaluie-participation. Petisionlinemerupakan salah satu bentuk darie-participation. Penandatanganan petisionlinemelalui Change.org Indonesia semakin populer di Indonesia, akan tetapibanyak petisi yang hanya memperoleh sedikit dukungan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisfaktor pada domain informasi, sumber informasi, dan motivasi personal yang mempengaruhi niat orang untuk menandatangani petisi online. Penelitian dilakukan dengan menggunakanpendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuisioner kepada para pengguna internet yang pernah menandatangani petisi di Change.org. Dari hasil pengumpulan data, diperoleh responden penelitian sejumlah 211 orang yang kemudian dianalisis dengan menggunakanCovariance Based SEM(CB-SEM) dengan bantuan aplikasi IBM Amos v22. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwaattitudepengguna dipengaruhi olehsource credibility, argument quality, altruism, danpersonal relevance. Attitudeyang positif akan mendorong pengguna internet untuk menandatangani petisionline.

The development of technology made citizen could participate in politics through e-participation. Online petition is a kind of e-participation. Petition signing through Change.org increasingly popular in Indonesia, but many petitions is signedonlyby a fewpeople. This study aimed to analyzefactors in the domain of information, source of information, and personal motivation. This research conducted on quantitative approach through questionnaire to whom that have signed petitiononChange.org. After data collection,we got 211 respondentsin total. Thedata were analyzed byIBM Amos v22 applicationusing Covariance Based SEM (CB- SEM). Results from this study is attitude was influenced by source credibility, argument quality, altruism, and personal relevance. Positive attitude will encourage internet users to sign an online petition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurnajah Krishnadewi
"Penelitian ini meneliti pengaruh kualitas informasi dan kredibilitas sumber eWOM terkait produk kecantikan pada social networking services terhadap niat pembelian. Penelitian ini menggunakan teori Information Adoption Model (IAM). Desain penelitian ini adalah desain metode kuantitatif dan pendekatan konklusif deskriptif cross-sectional. Data primer dikumpulkan melalui metode survei dengan kuesioner daring yang dibagikan kepada 190 responden yang diambil dengan metode non-probability sampling purposive dengan memenuhi kriteria: WNI berumur 18 tahun ke atas, pernah mengakses konten produk kecantikan di TikTok/Instagram, dan membeli produk kecantikan dalam setahun terakhir. Analisis data dilakukan dengan metode SEM-PLS yang mencakup analisis model pengukuran dan analisis model struktural. Berdasarkan hasil pengujian data, ditemukan bahwa kualitas informasi dan kredibilitas sumber berpengaruh positif terhadap persepsi manfaat informasi eWOM, yang kemudian berpengaruh positif terhadap adopsi informasi dan niat pembelian produk kecantikan. Temuan ini diharapkan menjadi panduan dalam aktivitas pemasaran industri kecantikan yang melibatkan eWOM dan influencer marketing.

This study examines the influence of information quality and source credibility of eWOM related to beauty products on social networking services on purchase intentions. The research employs the Information Adoption Model (IAM) theory. The research design is a quantitative method design and a conclusive descriptive cross-sectional approach. Primary data was collected through a survey method using an online questionnaire distributed to 190 respondents selected through non-probability purposive sampling, meeting the criteria: Indonesian citizens aged 18 and above, having accessed beauty product content on TikTok/Instagram, and purchased beauty products in the past year. Data analysis was conducted using the SEM-PLS method, which includes measurement model analysis and structural model analysis. Based on the data testing results, it was found that information quality and source credibility positively influence the perceived benefits of eWOM information, which then positively influence information adoption and purchase intentions for beauty products. These findings are expected to guide marketing activities in the beauty industry involving eWOM and influencer marketing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randika Sulistyo
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti gambaran sikap pemilih muda terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta internet sebagai sumber informasi utama dengan menggunakan teori social judgment (Sherif & Hovland, 1961 dalam Petty & Cacioppo, 1981). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sikap Terhadap Pemilu (STP) dan Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI) yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan teori yang sama. Penelitian ini dilakukan kepada 96 partisipan. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui email dan media sosial kepada para partisipan.
Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar dari pemilih muda (76%) memiliki sikap yang favorable terhadap Pilpres 2009 dan semakin menguat pada 2014 (82%). Selain itu, mereka mendapatkan pengaruh dari orang-orang di lingkungan sosialnya dalam membentuk sikap terhadap Pilpres. Separuh dari responden (55,2%) menyatakan internet sebagai sumber utama dari informasi terkait Pilpres yang mereka dapatkan. Informasi dari internet terkait kinerja presiden dan wakilnya serta informasi terkait pilpres pada tahun 2009 dan 2014 banyak membantu mereka dalam membentuk sikapnya terhadap Pilpres.

This research was conducted to describe the attitude on young voters towards Indonesia’s Presidential Election and internet as the main source of information using the social judgment theory (Sherif & Hovland, 1961 in Petty & Cacioppo, 1981). The questionnaire used in this study, Sikap Terhadap Pemilu (STP) and Sikap Terhadap Sumber Informasi dari Internet (STSI), was constructed by the researcher based on the same theory that being used in the study. Using accidental sampling method, there was 96 participants acquired. Online Questionnaire was being used in the study and delivered to the responden via email and social media.
The result of the study has given us description that the majority of young voters have a favorable attitude towards Indonesia’s Presidential Election in 2009 (76%). The attitude was getting stronger in 2014 (82%). They were influenced by people in their social environtment in forming attitude towards the election. Half of the participant (55,2%) were using the internet as their main source of informations about the election. Information about the election in 2009 and 2014 also the government’s previous performance from the internet have the main role in forming their attitude towards the election itself.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Pambudi
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh kualitas dan kredibilitas informasi terhadap persepsi kegunaan Instagram Goods Dept sebagai sumber informasi dan pengaruhnya terhadap intensi pengikut untuk terus menggunakan Instagram Goods Dept sebagai sumber informasi. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas dan kredibilitas informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan Instagram Goods Dept sebagai sumber informasi. Namun, persepsi kegunaan Instagram Goods Dept memililiki pengaruh signifikan terhadap intensi pengikut untuk terus menggunakan Instagram Goods Dept sebagai sumber informasi.

This study is about analyzing the influence of information quality and credibility towards perceived usefulness of Goods Depts Instagram as an information source and its followers intention to continue using Goods Depts Instagram as information source. The results are information quality and credibility has no significant influence towards perceived usefulness of Goods Depts Instagram, and perceived usefulness of Goods Depts Instagram has significant influence towards the followers intention to continue following Goods Depts Instagram.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Sherlyta Gloria
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pengaruh kualitas sistem, layanan, dan informasi terhadap intensi pengguna jasa E-Commerce di Indonesia untuk kembali menggunakan layanan Online-to-Offline O2O . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode riset deskriptif cross sectional. Pada penelitian ini digunakan sebagian Model Sistem Informasi DeLone McLean untuk menentukan variabel-variabel pengukuran terhadap intensitas penggunaan. Melalui penyebaran kuesioner, didapatkan data dari 111 responden yang berusia 16 tahun keatas dan pernah berbelanja online menggunakan layanan Online-to-Offline O2O . Setelah melakukan pengujian data menggunakan regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa dari 3 variabel, hanya variabel kualitas sistem dan kualitas informasi yang dapat mempengaruhi secara positf dan signifikan terhadap intensi penggunaan kembali layanan O2O di masa depan. Selain itu, ditemukan juga bahwa masih banyak responden yang tidak mengetahui layanan O2O sehingga dari penelitian ini menyarankan perusahaan-perusahaan E-Commerce untuk meningkatkan awareness terhadap layanan O2O kepada penggunanya agar layanan O2O dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi keuntungan dan keberlangsungan perusahaan.

ABSTRACT
This thesis discusses about the influence of system, information, and service quality toward the intention of E Commerce users in Indonesia to repurchase using Online to Offline O2O again. This is a quantitative research which applying cross sectional descriptive research. In this research, DeLone McLean Information System model is used to determine the measurement variables toward usage intention. Through questionnaire distribution, there are 111 respondents acquired with age 16 years old and above and they have ever shopped online using Online to Offline O2O service. According to the multiple linier regression test, the results state that from the 3 variables, only system quality and service quality which positively and significantly influence the intention to repurchase using Online to Offline O2O service in the future. In addition, it is also found that there are still many respondents who do not know the O2O service, hence, this research advises E Commerce companies to increase awareness of O2O service to their users so that O2O service can be utilized maximally to increase profit and sustainability of the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis petisi online Change.org Indonesia sebagai alat advokasi kebijakan periode tahun 2015-2016 dengan menggunakan konsep sifat, bentuk, fungsi, aktivitas atau taktik penyampaian pesan, dan juga konsep evaluatif. Analisis petisi online mengacu pada aktivitas advokasi kebijakan lain yang dilakukan secara online dan offline untuk mendukung petisi online. Aktivitas advokasi kebijakan tersebut mencakup upaya meningkatkan kesadaran. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan menganalisis petisi online yang dipilih berdasarkan sembilan kategori. Data pendukung diperoleh melalui wawancara. Penelitian ini menemukan bahwa petisi online yang didukung dengan aktivitas advokasi kebijakan lain seperti advokasi media, kampanye secara online dan aksi offline, pengorganisasian, lobi, dan event akan dikategorikan secara intermediate yaitu berhasil menarik perhatian pembuat kebijakan atau target petisi. Petisi online dan aktivitas advokasi kebijakan tersebut akan menghasilkan liputan media, menumbuhkan kesadaran publik, membangun dukungan publik, dan juga berpotensi menghasilkan dukungan dari pembuat kebijakan. Petisi online yang didukung dengan aktivitas advokasi kebijakan lain akan mecapai konsep ultimate yaitu berhasil mencapai perubahan kebijakan ketika disertai penerimaan positif dari pembuat kebijakan atau target petisi. Pencapaian tujuan ultimate ini juga dipengaruhi oleh kemampuan penggerak petisi dalam mengeskalasi petisi online melalui aktivitas advokasi kebijakan lain guna menekan dan mendesak pembuat kebijakan. Ketika petisi online dan aktivitas advokasi kebijakan lain menghasilkan perubahan kebijakan, maka keaktifan penggerak petisi masih diperlukan untuk mengawasi implementasi kebijakan yang dihasilkan.

ABSTRACT
This study analyzed the online petition Change.org Indonesia as a tool of policy advocacy in 2015 2016 period using the concept of nature, form, function, activity, and also an evaluative concept. The online petition analysis in this study refers to other policy advocacy activities conducted online and offline to support online petitions. Policy advocacy activities include efforts to raise awareness through media media advocacy , campaigns, organizing building coalitions , lobbying, and events. This study uses case study methods by analyzing selected online petitions based on nine categories of issues democracy, corruption, criminal justice, animal welfare, environment, human rights disability, tolerance, consumer rights, sports, health. Petitions also scrutinized by those gaining media coverage, engaging the community, and mobilizing other policy advocacy activities that support the success of online petitions. Supporting data is also obtained through interviews with online petition platform Change.org Indonesia, representatives of petitioners, communities involved as well as individuals who cast their votes signed the petition . The study founds that online petitions supported by other policy advocacy activities such as media advocacy, online campaigns and offline actions, organizing, lobbying, and events will be categorized intermediately by successfully attracting decision makers or petition targets. The online petitions and policy advocacy activities will generate media coverage, foster public awareness, build public support, and also potentially make support from policymakers. Online petitions backed up with other policy advocacy activities will achieve the ultimate concept of achieving policy changes when accompanied by positive earnings from policy makers or petition targets. This ultimate goal achievement also influenced by the ability to drive the petition in escalating online petitions through other policy advocacy activities to press and urge policy makers. When online petitions and other policy advocacy activities result in policy changes, the activeness of the petition drivers is still needed to oversee the implementation of the resulting policy."
2017
T48024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rey Fahriza
"Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan petisi online sebagai alat advokasi kebijakan. Permasalahan yang dibahas di dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan petisi online sebagai alat advokasi kebijakan sehingga dapat mencapai tujuan dari advokasi. Penelitian ini menggunakan petisi online di Change.org Indonesia yang berjudul “Penghapusan Syarat Diskriminatif Terhadap Penyandang Disabilitas Pada CPNS 2019” sebagai studi kasus. Hal yang menarik dari studi kasus ini adalah petisi ini dibuat oleh perseorangan tanpa membawa nama lembaga, Ormas, atau komunitas manapun. Selain itu, petisi ini hanya mendapatkan dukungan akhir sebanyak 1.894 tandatangan, namus petisi ini berhasil menang karena berhasil mengubah kebijakan. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori advokasi kebijakan. Advokasi kebijakan adalah segala upaya dan aktivitas yang dilakukan untuk mendorong perubahan kebijakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam untuk mengumpulkan data primer dan studi literatur untuk mengumpulkan data sekunder. Temuan dari penelitian ini adalah petisi online juga harus diikuti dengan aktivitas advokasi kebijakan lain baik secara online seperti kampanye dan menyebarkan isu petisi di media sosial, maupun secara offline seperti aksi unjuk rasa dan demonstrasi turun ke jalan, untuk memperkuat efektivitas petisi online dalam memengaruhi kebijakan pemerintah.

This research discusses the utilization of online petitions as a policy advocacy toolkit. The problem discussed in this research is how to use online petitions as a tool for policy advocacy to achieve the objectives of advocacy. This study uses an online petition at Change.org Indonesia entitled "Eliminating Discriminatory Conditions Against Persons with Disabilities in CPNS 2019" as a case study. The interesting things from this case study are that this petition was made by individuals without the name of any institution, CBO, or community. In addition, this petition only received final support of 1,894 signatures, but this petition won because it successfully changed public policy. In this research, the writer uses the policy advocacy theory. Policy advocacy is all efforts and activities undertaken to encourage policy change. This research has used qualitative research methods by conducting in-depth interviews to collect primary data and literature studies to collect secondary data. The findings of this study are that online petitions must also be followed by other policy advocacy activities both online such as campaigns and disseminating petition issues on social media, as well as offline such as demonstrations and street demonstrations, to strengthen the effectiveness of online petitions in influencing government policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fajriyati Sadeli
"Di era perkembangan teknologi keuangan saat ini, fokus perlindungan data pribadi menjadi hal yang sangat penting terutama setelah banyaknya kasus kebocoran data pribadi dan penyalahgunaan data pribadi, hal tersebut berkaitan pula dengan kemampuan literasi privasi dari setiap masyarakatnya dalam hal perilaku berbagi khususnya kepada platform teknologi keuangan (fintech). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh literasi privasi terhadap kesadaran pengguna fintech dalam mengelola data pribadi dan perilaku berbagi informasi. Pedekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data primer. Teknik sampel yang digunakan adalah convenience sampling dan didapat 263 responden sebagai data primer. Teknik analisis data menggunakan statistik parametrik yang diawali dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas, dimana setelah keduanya memnuhi syarat kelayakan maka kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi linier sederhana, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi dengan bantuan SPSS 24. Regresi linear diujikan antara variabel literasi privasi terhadap kesadaran data pribadi serta perilaku berbagi informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat pengaruh yang signifikan antara literasi profesi terhadap kesadaran data pribadi pengguna fintech, 2) terdapat pengaruh yang signifikan juga terjadi antara literasi televisi terhadap perilaku berbagi informasi pengguna fintech dan terakhir terdapat pengaruh yang signifikan juga antara kesadaran data pribadi terhadap perilaku berbagi informasi.

In the current era of financial technology development, the focus on protecting personal data has become very important, especially after the many cases of personal data leakage and misuse of Personal data. This is also related to the privacy literacy capabilities of each community in terms of sharing behavior, especially on financial technology (fintech) platforms. This research aims to measure the influence of Privacy Literacy on Fintech Users' Awareness in Managing Personal Data and Information Sharing Behavior. The approach used is quantitative, with a survey method that uses questionnaires to collect primary data. The sampling technique used was convenience sampling, and 263 respondents were obtained as primary data. The data analysis technique uses parametric statistics, which begins with a classic assumption test consisting of a normality test and a linearity test, where after both have fulfilled the eligibility requirements, it is then continued with simple linear regression analysis, hypothesis testing, and coefficient of determination testing with the help of SPSS 24. Linear regression is tested between the privacy literacy variable and personal data awareness and information sharing behavior. The results of the research show that 1) there is a significant influence between professional literacy on the awareness of personal data of fintech users, 2) there is also a significant influence between television literacy on the information sharing behavior of fintech users, and finally, there is also a significant influence between awareness of personal data on information sharing behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nara Puspaputri Pernama
"Di tengah maraknya penggunaan internet di Indonesia, berkembang pula strategi personalisasi yang merupakan strategi tailor-made yang dibuat khusus menyesuaikan pengalaman pribadi dan keinginan masing-masing konsumen menggunakan informasi dan pengetahuan yang mendalam mengenai konsumennya. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan paradigma post-positivisme, penelitian ini membahas mengenai keterlibatan konsumen dalam melakukan pengungkapan informasi personal.
Penelitian ini menemukan bahwa proses keterlibatan konsumen dalam melakukan pengungkapan informasi personalnya tidak terlepas dari aspek-aspek konsumen seperti kepuasan, kepercayaan, identitas konsumen, tujuan konsumen, sumber daya yang dimiliki, dan analisis terhadap biaya dan manfaat yang didapatkan. Brand juga melakukan upaya untuk menciptakan keterlibatan konsumen dengan menyediakan fitur- fitur personalisasi dan pelayanan yang maksimal untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Apabila strategi personalisasi yang dilakukan oleh brand tidak sesuai dengan ekspektasi konsumen, maka akan berpotensi menimbulkan perasaan bahwa brand menginvasi privasi konsumennya.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa aspek- aspek konsumen yang disebutkan di atas yang mendorong konsumen untuk menentukan intensitas berinteraksi dengan brand. Semakin besar intensitas maka semakin besar juga keterlibatan konsumen terhadap brand. Pola yang berulang akan berujung pada pembentukan loyalitas dimana konsumen menginvestasikan kepercayaan, komitmen, dan partisipasi dalam hubungannya dengan brand, termasuk dalam mengungkapkan informasi personalnya.

In the midst of the increasing of internet usage in Indonesia, personalization has also grown rapidly mdash a strategy that is tailor made based on personal experiences and preferences of each consumer. Using qualitative method and post positivism paragidm, this research mainly talks about personal information disclosure as a form of costumer engagement.
Studies finds that costumer engagement influenced by satisfaction, trusts, commitment, identity, costumer goals, resources, and cost benefit analysis. Brand also make an effort to engage with their costumer by providing them personalized features and also give the best services to maximize costumer satisfaction. If personalization done in a wrong way, where personalization efforts doesn rsquo t meet customer expectation, it can potentially cause privacy invansion.
This research also give a deep analysis about aspects that influence intensity using the brand. High intensity using the brand give opportunity for costumer to interacts with brand more frequently. These interactions will lead to create costumer loyalty where costumer invest trust, commitment, and participation in the relationship with brand, including disclosing their personal information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gagah Triyuniar Prabowo
"Perkembangan internet sebagai media yang tumbuh secara pesat di Indonesia membuat masyarakat Indonesia memiliki tendensi untuk melakukan segala sesuatunya melalui fasilitas internet dan aplikasi pendukung lainnya. Konsumen Indonesia kini juga memiliki kecenderungan untuk memilih berbelanja secara online karena dianggap lebih memberikan kenyamanan, kemudahan, dan nilai ekonomis yang lebih baik bila dibandingkan dengan berbelanja secara tradisional. Tren ini juga terjadi pada sektor penjualan makanan dan minuman, yang mana kemudian mendorong munculnya layanan pemesanan dan jasa antar makanan secara online.
Studi ini bertujuan untuk menguji tingkat penerimaan teknologi masyarakat terhadap aplikasi online food delivery OFD yakni Go-Food, melalui pengukuran sikap dan perilaku konsumen terhadap aplikasi pemesanan dan pengantaran tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah pengguna aplikasi Go-Food di berbagai kota dan daerah di Indonesia, terutama pada kota-kota dan wilayah yang masuk ke dalam daerah jangkauan layanan Go-Food.
Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa beberapa faktor seperti faktor penghematan uang, pengalaman pembelian terdahulu, serta motivasi kenyamanan cenderung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap dan perilaku intensi dari konsumen, sedangkan untuk hipotesis dan variabel lainnya terbukti berpengaruh signifikan.

The development of the internet as one of the media that grows big enough in Indonesia makes the people of Indonesia have tendency to do various things through internet facilities and other supporting applications. Consumers Indonesia also tend to prefer to shop online because it is considered to provide comfort or convenience motivation and economic value better than traditional shopping. It also occurs in the food and beverage sector, which encourages the emergence of online food delivery services or OFD services.
This study aims to examine the effects of convenience motivation and post usage usefulness as well as several other factors toward attitudes toward online food delivery service AODS and behavioral intention toward online food delivery service BIOFDS, using case study of mobile application service Go Food's users . The sample of this study is the users of Go Food service in various regions in Indonesia, following the service area covered by Go Food service.
The results imply that most of the proposed hypothesis were proven supported, except for some relationships from price saving orientation, prior online purchase experience, and convenience motivation to attitude towards OFD service.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>