Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemala Maharani Fabrian
"ABSTRAK
Envy Me merupakan merek aksesoris fesyen mewah yang mengangkat warisan budaya Indonesia sebagai salah satu keunggulannya, yaitu batik yang telah dikembangkan. Keunikan produk-produk Envy Me juga terletak pada desain unik serta penggunaan teknik laser untuk menciptakan motif batik pada produk. Dengan melahirkan produk-produk handmade berkualitas tinggi dengan harga premium, Envy Me ditujukan bagi target khalayak yang niche. Meski memiliki batik yang sangat terkenal sebagai daya tarik, Envy Me memiliki kekurangan-kekurangan. Sudah empat tahun Envy Me berdiri namun namanya masih kurang terdengar karena ketatnya persaingan dan positioning yang tidak jelas di pasar. Hal tersebut berakibat pada citra Envy Me yang tidak kuat. Envy Me juga memiliki tenaga kerja yang terbatas. Dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, maka strategi yang ditawarkan adalah melalui program Marketing Public Relations (MPR), yang mencakupi empat kegiatan utama yang terdiri dari pembuatan tim MPR Envy Me, endorsement oleh blogger fesyen dan tokoh publik, pembuatan website dan penggunaan media sosial yang optimal, serta mengadakan special events. Yang berusaha didorong melalui program ini MPR ini adalah word-of-mouth, baik di dunia online maupun offline.

ABSTRACT
Envy Me is a luxurious fashion accesory brand that promotes Indonesia?s cultural heritage, batik, by using redefined batik prints. The excellence of Envy Me?s products are found in the unique designs as well as the use of laser to engrave the redefined batik print on its products. By generating handmade high quality products with a premium price, Envy Me is meant for a niche target audience. Inspite of having the infamous batik as its appeal, Envy Me has some flaws. It has been four years since Envy Me was found, but it is not well known as a brand due to the high competition in the market and the unclear positioning bore by Envy Me. These affect the brand image of Envy Me not the way Ari wants it to be perceived. Envy Me also has a limited human resources to do all the work. In order to answer the problems, the strategy offered is to execute a Marketing Public Relations (MPR) program, which has four main activities consisting of establishing Envy Me?s MPR team, endorsement by fashion bloggers and public figure, creating a website and optimizing the use of social media sosial, as well as holding speacial events. Through this MPR program, Envy Me aims in pushing the online and offline word-of-mouth.
"
2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tiara Putri Ostia
"Indonesia memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi halal, termasuk dalam industri kosmetik halal yang terus berkembang pesat. Wardah, sebagai pelopor kosmetik halal di Indonesia, ingin mempertahankan citra halal melalui penerapan strategi Marketing Public Relations (MPR) yang mengintegrasikan nilai-nilai Islami dalam setiap aspek pemasarannya. Penelitian ini menganalisis penerapan tiga strategi utama MPR—Pull, Push, dan Pass—dalam membangun dan mempertahankan citra halal Wardah. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan dengan literatur review dan analisis konten sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan strategi Pull dilakukan melalui halal social media marketing dan event beauty class, Push melalui promosi dan kolaborasi dengan brand ambassador yang menghasilkan iklan, konten media sosial, dan activation. Terakhir strategi Pass dilakukan melalui program CSR dan sponsorship acara Islami.

Indonesia holds significant potential as a hub for the halal economy, including the rapidly growing halal cosmetics industry. Wardah, as a pioneer of halal cosmetics in Indonesia, seeks to maintain its halal image through the implementation of Marketing Public Relations (MPR) strategies that integrate Islamic values into all aspects of its marketing efforts. This study analyzes the application of three main MPR strategies—Pull, Push, and Pass—in building and maintaining Wardah's halal image. A descriptive qualitative research method was employed, using literature reviews and content analysis as supporting data. The findings show that the Pull strategy is implemented through halal social media marketing and beauty class events, the Push strategy through promotions and collaborations with brand ambassadors resulting in advertisements, social media content, and activations, and the Pass strategy through CSR programs and sponsorship of Islamic events."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Aisha Devany
"Kehadiran sosok public relations dibutuhkan oleh banyak perusahaan, sejalan dengan salah satu fungsinya yang bertanggung jawab dalam membantu perusahaan memiliki citra dan reputasi yang baik di mata khalayaknya.  Citra yang positif dapat memberi berbagai dampak yang menguntungkan pada perusahaan. Mall Pesona Square yang baru berdiri selama kurang lebih satu tahun tentu membutuhkan jasa public relations guna membangun citra yang positif sedini mungkin. Upaya public relations diciptakan melalui berbagai rancangan strategi humas yang kemudian diterapkan oleh Mall Pesona Square. Strategi ini dibentuk melalui empat tahapan proses yang mencakup defining problems, planning and programming, taking action, dan evaluating the program. Strategi kemudian dikelompokkan ke dalam tujuh jenis di antaranya publications, event, news, community involvement, inform, lobbying, serta social responsibility. Dalam implementasinya, Mall Pesona Square berhasil menggunakan seluruh tujuh jenis strategi dalam upaya membangun citra positif.  Strategi yang paling dianggap positif oleh khalayak yaitu strategi inform di mana Mall Pesona Square menjadi satu-satunya mall di Kota Depok yang mengumandangkan adzan ketika memasuki waktu sholat bagi umat islam.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zebua, Winda Dwi Astuti
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan metode studi kasus, dan menggunakan paradigma postpositivism. Objek penelitian adalah PT. XL. Axiata Tbk. Data diperoleh dari wawancara dan studi pustka. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telekomunikasi telah melakukan tiga strategi marketing public relations yaitu push, pull dan pass. Strategi push tidak signifikan dalam membangun citra. Sedangkan strategi pull cukup berhasil mambangun citra positif produk dengan mengutamakan komunikasi dan hubungan baik kepada publik. Kemudian untuk strategi pass, perusaahan melakukan community relations dan memanfaatkan media sosial guna membentuk opini dan persepsi publik untuk membangun citra produk di mata publik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan metode studi kasus, dan menggunakan paradigma postpositivism. Objek penelitian adalah PT. XL. Axiata Tbk. Data diperoleh dari wawancara dan studi pustka. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

ABSTRACT
Competition in 4G LTE, have an impact on the company 39 s strategy in the promotion and efforts to build the image of the product. This study uses a Marketing Public Relations as a perspective in investigating the promotional program of product qualiy dan service quality in building the image of the product. The purpose of this study to determine the marketing public relations strategies of the company in building the image of the product.This study used a qualitative approach with descriptive case study method, then the paradigm used is postpositivism. The object of research is PT. XL. Axiata Tbk. Techniques of data collection through interviews and studies Ref. While the validity of the data using a triangulation technique source.The results showed that the telecommunications company has made three marketing public relations strategies that push, pull and pass. Push strategy is not a significant in image building. While the pull strategy was quite successful, builds a positive image of a product with emphasis on communication and good relations between the public and the company. Then to pass strategy, the company do community relations and take advantage of social media to shape public opinion and perceptions to build the image of the product in the public mind. 39 font size 12.0pt font family Times New Roman , serif 39 strategi pass, perusaahan melakukan community relations dan memanfaatkan media sosial guna membentuk opini dan persepsi publik untuk membangun citra produk di mata publik.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keni Agusriati
"Brand adalah representasi dari kepribadian produk yang dapat meningkatkan pemasaran produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang bersedia untuk menghabiskan banyak anggaran untuk membangun brand image yang positif. Salah satu cara untuk membangun brand image adalah menggunakan strategi marketing public relations. PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menggunakan strategi ini untuk membangun brand image salah satu produknya, Dove dengan membuat program "Dove The Real Beauty".
Seperti halnya tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi marketing public relations yang dilakukan pada program Dove. Program "Dove The Real Beauty" menggunakan strategi marketing public relations seperti pull, push dan pass kegiatan yang dilakukan yaitu publikasi, event, dan kegiatan pelayanan publik. strategi marketing public relations memiliki peran yang besar dalam membangun brand image positif Dove diantara persaingan produk kosmetik.

Brand is a representation of a product personality that can improve product marketing. Therefore, many companies are willing to spend alot of money to build a positive brand image. One way to build a brand image is using public relations marketing strategy. PT. Unilever Indonesia Tbk is a company that use this strategy to build the brand image of one of its products, Dove by making campaign Dove "Real Beauty The Dove".
As it does this paper is to investigate and analyze strategic marketing public relations conducted in Real Beauty The Dove campaign. The program Dove Real Beauty use marketing public relations strategy such as pull, push and pass strategy consisting consist of publication activities, events, and public-service activities. Marketing public relations strategy can play a major role in building Dove positive brand image among the cosmetic products competition."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad August Dwi Hariyanto
"Setiap perusahaan pastilah ingin memiliki citra brand yang kuat dan baik di mata masyarakat. Salah satu cara untuk mendapatkan brand image yang baik ialah menggunakan strategi marketing public relations. Spotify, perusahaan aplikasi streaming musik asal Swedia pun menggunakan beberapa strategi marketing public relations dalam membangun brand imagenya, yakni strategi push dan pull. Kedua strategi ini diimplementasikan dengan cara aktivasi media sosial, event-event, serta benefit dari kerjasama yang dilakukannya dengan partner-partner bisnisnya. Konsistensi Spotify dalam membangun brand image-nya di Indonesia yang selalu menyertakan tanda pagar #WaktunyaSpotify terbukti ampuh dalam meningkatkan awareness masyarakat mengenai brand-nya. Maka dari itu, tulisan ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar peranan marketing public relations yang dilakukan Spotify untuk membangun brand image-nya di antara persaingan yang ketat dalam industri aplikasi streaming musik.

Every company surely wants a good brand image in the eyes of their people. One way to gain the good brand image is by doing marketing public relations. Spotify, a music streaming startup based in Sweden also using some marketing public relations strategies such as push and pull to obtain its goals. Both strategies are implement with social media activation, events making, and benefits from the cooperation with their business partners. Spotify?s consistency in building its brand image by adding a hashtag #WaktunyaSpotify successfully effective to gain awareness from their publics. Therefore, this paper was made to know how big is the role of marketing public relations from Spotify to establish its brand image among tight competition in music streaming application market."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gabby Evitho
"[ABSTRAK
RINGKASAN EKSEKUTIF
Profil Perusahaan
Lucky Tours merupakan salah satu agen tour dan travel, yang bertempat di Jalan Ternate no.28 D, Jakarta. Didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2001 oleh PT. Lucky Wisata Indah, Lucky Tours dipimpin oleh pasangan suami-istri, Latif Tanamas dan Kurnia Ningsih.
Berawal dari kesukaan terhadap traveling, pasangan suami-istri tersebut akhirnya mendirikan Lucky Tours sebagai bisnis mereka. Selama 13 tahun ini, Lucky Tours telah menjadi perusahaan yang maju dan mandiri. Lucky Tours didukung oleh tenaga kerja yang profesional dan berpengalaman di bidang pariwisata, serta didukung dengan sistem jaringan penerbangan yang berkualitas.
Analisis SWOT
Strengths (Kekuatan)
Adanya pilihan mengatur perjalanan wisata yang disesuaikan dengan biaya klien. Hal ini menjadi suatu kelebihan karena bisnis biro perjalanan sudah memiliki paket-paket tour yang telah disiapkan, khalayak hanya diperbolehkan memilih dari paket yang sudah ada.
Tergabung dalam ASTINDO, yaitu Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan dan ASITA (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies), serta IATA (International Air Transport Association) dimana posisi Lucky Tours sudah terjamin dan terpercaya.
Layanan 24 jam untuk klien via telepon. Klien akan mendapatkan servis selama 24 jam dari Lucky Tours dalam berwisata.
Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer via ATM dan kartu kredit, sehingga memudahkan khalayak untuk menggunakan jasa Lucky Tours.
Weaknesses (Kelemahan)
Rendahnya citra Lucky Tours di mata khalayaknya.
Tidak memiliki divisi PR yang bertugas untuk menjalankan fungsinya.
Kegiatan promosi dan publikasi yang minim.
Website tidak dikelola dengan baik dan tidak memiliki akun media sosial sehingga promosi dan publikasi online kurang berjalan.
Belum memiliki kantor cabang sehingga akses khalayak hanya ke kantor di Jl. Ternate no.28 D, Jakarta saja.
Paket wisata yang kurang beragam.
Opportunities (Kesempatan)
Tren pengeluaran biaya untuk traveling pada masyarakat Indonesia meningkat setiap tahunnya.
Kondisi kelas ekonomi menengah masyarakat Indonesia semakin meningkat.
Terdapat khalayak yang tidak memiliki waktu untuk melakukan riset perjalanan wisata.
Threats (Ancaman)
Terdapat tour dan travel lainnya yang lebih terkenal dibandingkan Lucky Tours. Kompetitor dari Lucky Tours adalah Avia Tour, Wita Tour, dan Obaja Tour (dipilih berdasarkan kesamaan jasa).
Terdapat komunitas backpacker Indonesia, yaitu wadah yang menjembatani para traveller untuk berwisata dengan biaya yang lebih murah karena menggunakan sistem sharing cost.
Pernyataan Masalah
Rendahnya citra Lucky Tours di mata khalayak.
Usulan Program
Pembentukan Divisi PR
MPR melalui website dan media sosial
Special event
Tujuan Program
Meningkatkan citra Lucky positif secara positif dan mengedukasi khalayak mengenai layanan yang diberikan oleh Lucky Tours.
Khalayak Sasaran
Geografis: Berdomisili di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan
Demografis: Laki-laki dan perempuan berusia 20-34 tahun, dengan tingkat SES pengeluaran (Socio Economic Status) A (>3.000.000) sampai SES B (2.000.000-3.000.000), berlatar pendidikan SMA, S1, S2, S3, dan yang bekerja.
Psikografis: Memiliki gaya hidup suka berwisata (minimal 3 kali dalam setahun), memiliki smartphone, menggunakan media sosial rata-rata 3 jam/hari, terbuka terhadap hal baru.
Behavioral: Mencari nilai tambah dalam melakukan transaksi.
Pesan Kunci
Lucky Tours: Get more value behind your lucky journey?, yang memiliki arti bahwa Lucky Tours adalah tour dan travel yang memberikan nilai tambah untuk mementingkan kepuasan khalayaknya dalam menggunakan jasa Lucky Tours.
Anggaran
Rp 425.350.000
Evaluasi
Tahapan evaluasi yang digunakan adalah:
1. Tahap Input
Tahap Output
Tahap Outcomes
Setiap tahap memiliki tolok ukur dan instrumen masing- masing.

ABSTRACT
EXECUTIVE SUMMARY
Company Profile
Lucky Tours is a tour and travel agent at Jl. Ternate no.28 D, Jakarta. Established in Jakarta on October 16, 2001 by PT. Lucky Wisata Indah, Lucky Tours led by married couples, Latif Tanamas and Kurnia Ningsih.
Starting from a hobby for traveling, Latif and Kurnia make it turn to business. During these 13 years, Lucky Tours has become a company that developed and independent. Lucky Tours supported by skilled and experienced professionals who work in the field of tourism, and supported by qualified flight network system.
SWOT Analysis
Strengths
There?s a choice to customize your own trip, which fit with your budget. This is strength because usually another tour and travel has already fix package, and audiences can only choose that.
Incorporated in ASTINDO (Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan), ASITA (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies), and IATA (International Air Transport Association) which Lucky Tours?s position has already guaranted and trusted.
24-hour service for client via phone. Client will get 24-hour service from Lucky Tours during the trip. Agent of Lucky Tours will always be ready to answer every question and help clients.
Payment by transfer ATM and credit card
Weaknesses
The low image of Lucky Tours
Don?t have PR division who has the responsibility to run their function.
The minimum activities of promotion and publication.
Not maintain the website well and not having any social media yet, so promotion and online publication not running often.
Not have branch offices, so that client?s access to Lucky Tours only at Jl. Ternate no.28 D, Jakarta.
Not various travel packages.
Opportunities
A trends expense for traveling on Indonesian society is increasing every year.
The increase of middle economic class in Indonesian society.
There are audiences that do not have the time to do research for travel.
Threats
There are other tour and travels which more famous than Lucky Tours. Competitors of Lucky Tours are Avia Tour, Wita Tour, and Obaja Tour (selected based on similarity services).
There is Indonesia backpacker community. It is a place where traveler can travel with cheaper cost because cost-sharing system.
Problem
The low image of Lucky Tours in audience sight.
Programs
Establishment of PR division
MPR through website and social media
Special event
Goal
Improving the positive image and educate the audiences about Lucky Tours?s services.
Target Audiences
Geographic: Based in North Jakarta and South Jakarta
Demographic: Men and women aged 20-34 years, with the level of SES in spending (Socio Economic Status) A (> Rp 3.000.000) until the SES B (Rp 2.000.000-Rp 3.000.000), set in a high school education, S1, S2, S3, and worked.
Psychographic: Having a lifestyle to travel (at least 3 times a year), have a smartphone, using social media with an average of 3 hours / day, open to new things.
Behavioral: Looking for value-added in the transaction.
Key Message
Lucky Tours: Get more value behind your lucky journey?, which means Lucky Tours is a tour and travel which give more value to prioritize the satisfaction of audiences.
Budget
Rp 425.350.000
Evaluation
The evaluation stages:
1. Input
II.Output
Outcomes
Each stage has indicator and instrument. , EXECUTIVE SUMMARY
Company Profile
Lucky Tours is a tour and travel agent at Jl. Ternate no.28 D, Jakarta. Established in Jakarta on October 16, 2001 by PT. Lucky Wisata Indah, Lucky Tours led by married couples, Latif Tanamas and Kurnia Ningsih.
Starting from a hobby for traveling, Latif and Kurnia make it turn to business. During these 13 years, Lucky Tours has become a company that developed and independent. Lucky Tours supported by skilled and experienced professionals who work in the field of tourism, and supported by qualified flight network system.
SWOT Analysis
Strengths
There’s a choice to customize your own trip, which fit with your budget. This is strength because usually another tour and travel has already fix package, and audiences can only choose that.
Incorporated in ASTINDO (Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan), ASITA (Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies), and IATA (International Air Transport Association) which Lucky Tours’s position has already guaranted and trusted.
24-hour service for client via phone. Client will get 24-hour service from Lucky Tours during the trip. Agent of Lucky Tours will always be ready to answer every question and help clients.
Payment by transfer ATM and credit card
Weaknesses
The low image of Lucky Tours
Don’t have PR division who has the responsibility to run their function.
The minimum activities of promotion and publication.
Not maintain the website well and not having any social media yet, so promotion and online publication not running often.
Not have branch offices, so that client’s access to Lucky Tours only at Jl. Ternate no.28 D, Jakarta.
Not various travel packages.
Opportunities
A trends expense for traveling on Indonesian society is increasing every year.
The increase of middle economic class in Indonesian society.
There are audiences that do not have the time to do research for travel.
Threats
There are other tour and travels which more famous than Lucky Tours. Competitors of Lucky Tours are Avia Tour, Wita Tour, and Obaja Tour (selected based on similarity services).
There is Indonesia backpacker community. It is a place where traveler can travel with cheaper cost because cost-sharing system.
Problem
The low image of Lucky Tours in audience sight.
Programs
Establishment of PR division
MPR through website and social media
Special event
Goal
Improving the positive image and educate the audiences about Lucky Tours’s services.
Target Audiences
Geographic: Based in North Jakarta and South Jakarta
Demographic: Men and women aged 20-34 years, with the level of SES in spending (Socio Economic Status) A (> Rp 3.000.000) until the SES B (Rp 2.000.000-Rp 3.000.000), set in a high school education, S1, S2, S3, and worked.
Psychographic: Having a lifestyle to travel (at least 3 times a year), have a smartphone, using social media with an average of 3 hours / day, open to new things.
Behavioral: Looking for value-added in the transaction.
Key Message
“Lucky Tours: Get more value behind your lucky journey”, which means Lucky Tours is a tour and travel which give more value to prioritize the satisfaction of audiences.
Budget
Rp 425.350.000
Evaluation
The evaluation stages:
1. Input
II.Output
Outcomes
Each stage has indicator and instrument. ]"
2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nawi Komang Somya Brawisci
"Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tahun 2018, industri kosmetik di Indonesia mencapai lebih dari 760 perusahaan, 95% industri kosmetik nasional berasal dari sektor industri kecil dan menengah (IKM). Didukung oleh industri kosmetik nasional (lokal) yang telah mengalami kenaikan sebesar 20%. Kenaikan tersebut didasari oleh permintaan besar dari pasar domestik dan ekspor seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Jakpat (2016), menghasilkan bahwa 64,71% perempuan Indonesia lebih memilih untuk menggunakan produk kosmetik lokal untuk perawatan kulit mereka dibanding dengan produk kosmetik luar negeri. Wub Skin Beauty sebagai salah satu brand lokal yang menyediakan produk kosmetik berupa rangkaian produk body care dengan tujuan menjadi solusi untuk para wanita yang menginginkan perawatan kulit yang aman dan berkualitas tinggi dengan hasil nyata mencerahkan dan memutihkan kulit. Media komunikasi utama yang digunakan Wub Skin Beauty adalah Instagram dan Tiktok, namun penggunaan dan pemanfaatannya belum maksimal. Hasil wawancara dengan owner Wub Skin Beauty dan hasil survei online, ditemukan data yang relevan yang menyatakan bahwa brand Wub Skin Beauty membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dalam rangka meningkatkan brand awareness. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand awareness Wub Skin Beauty adalah dengan melakukan pendekatan hubungan masyarakat dengan mengedukasi dan memperbaiki komunikasi yang terjalin di kanal media Wub Skin Beauty, mengadakan kegiatan humas serta memanfaatkan media non-connector. Khalayak sasaran: Demografis: perempuan, usia 17-28 tahun, status ekonomi dan sosial menengah ke atas, Geografis: domisili pulau Jawa, wilayah sasaran utama: Bandung, Jabodetabek, Surabaya, Psikografis: gaya hidup sehat dengan merawat kulit tubuh, memiliki ketertarikan pada merawat kulit tubuh, aktif menggunakan media sosial, mengikuti trend media sosi

Based on data from the Ministry of Industry in 2018, the cosmetic industry in Indonesia reached more than 760 companies, 95% of the national cosmetic industry came from the small and medium industry (IKM) sector. Supported by the national (local) cosmetic industry which has increased by 20%. The increase was based on the huge demand from the domestic and export markets in line with the trend of people starting to pay attention to use body care products. Based on the results of a survey conducted by Jakpat (2016), it was found that 64.71% of Indonesian women prefer to use local cosmetic products for their skin care compared to import cosmetic products. Wub Skin Beauty as a local brand that provides cosmetic products in the form of a series of body care products with the aim of being a solution for women who want safe and high-quality skin care with real results in brightening and whitening. The main communication media, Instagram and TikTok, have not been used optimally. Data from interviews with Wub Skin Beauty owners and online surveys, found relevant data stating that the Wub Skin Beauty brand requires an effective communication strategy to increase brand awareness. One of the solutions to increase brand awareness is to approach public relations by educating and improving communication on Wub Skin Beauty's media channels, holding public relations activities, and utilizing non-connector media. Target Audience: Demographic: woman, age 17-28 years old, economic and social status middle to upper, Geographic: domiciled in Java, main target areas: Bandung, Jabodetabek, Surabaya, Psychographic: healthy lifestyle by taking care of body skin, have an interest in taking care of body skin, actively use social media, follow the social media trends. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Azalia Revandra
"Indonesia dengan kekayaan dan keindahan alamnya memiliki potensi pariwisata yang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Dalam meningkatkan daya tarik wisata, promosi pariwisata menjadi elemen penting demi menarik wisatawan domestik dan internasional. Upaya nation branding dalam komunikasi pemasaran perlu dilakukan untuk membangun dan memperkuat citra positif suatu bangsa. Keberadaan Wonderful Indonesia sebagai brand pariwisata nasional memberikan potensi besar dalam memposisikan Indonesia sebagai destinasi unggulan. Wonderful Indonesia dapat memanfaatkan strategi marketing public relations sebagai alat untuk melakukan promosinya di kancah global. Dalam melihat implementasi strategi marketing public relations sebagai upaya meningkatkan nation branding, penelitian ini mengadopsi metode tinjauan pustaka sebagai pendekatan untuk mengumpulkan informasi, data, dan referensi yang relevan dengan konsep dan implementasi strategi Wonderful Indonesia. Kombinasi strategi ini menunjukkan keberhasilan Wonderful Indonesia dalam meningkatkan citra positif dan memperluas visibilitas global, melalui publikasi, kegiatan acara internasional, maupun kolaborasi lintas negara. Wonderful Indonesia diusung sebagai alat untuk mempromosikan wisata Indonesia. Namun, penerapan strategi marketing public relations juga berhasil menjadi ajang nation branding dengan memperkuat identitas nasional sebagai destinasi unggulan yang berdaya saing global.

Indonesia with its natural wealth and beauty has tourism potential that can be optimized for the welfare of its people. In increasing tourist attractions, tourism promotion is an important element to attract domestic and international tourists. Nation branding efforts in marketing communications need to be carried out to build and strengthen a positive image of a nation. The existence of Wonderful Indonesia as a national tourism brand provides great potential in positioning Indonesia as a leading destination. Wonderful Indonesia can utilize marketing public relations strategies as a tool to promote itself on the global stage. In viewing the implementation of marketing public relations strategies as an effort to improve nation branding, this study adopts a literature review method as an approach to collect information, data, and references that are relevant to the concept and implementation of the Wonderful Indonesia strategy. This combination of strategies shows the success of Wonderful Indonesia in improving its positive image and expanding global visibility, through publications, international event activities, and cross-country collaborations. Wonderful Indonesia is promoted as a tool to promote Indonesian tourism. However , the implementation of marketing public relations strategies has also succeeded in becoming a nation branding event by strengthening national identity as a leading destination that is globally competitive."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>