Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanna Qudsiyah
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan motivasi berprestasi dalam hope of success dan fear of failure pada remaja jalanan. Self-esteem ialah komponen evaluasi diri, penilaian afektif yang berpengaruh pada konsep diri. Motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk menampilkan sesuatu dengan baik atau berjuang untuk sukses dan dibuktikan dengan ketekunan dan usaha dalam menghadapi kesulitan. Motivasi berprestasi dapat dikatakan sebagai kombinasi dari dua variabel kepribadian yaitu kecenderungan untuk mencapai kesuksesan dan kecenderungan menghindari kegagalan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran self-esteem menggunakan Rosenberg’s Self-Esteem Scale (RSES) dan pengukuran motivasi berprestasi menggunakan alat ukur Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Partisipan berjumlah 58 remaja jalanan.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan hope of success pada remaja jalanan (r=0,286; p=0,029) dan hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan fear of failure pada remaja jalanan (r=-0,437; p=0,01). Remaja jalanan yang memiliki self-esteem tinggi akan lebih termotivasi untuk meraih kesuksesan dalam kehidupannya.

This research was conducted to find the relationship between self-esteem and achievement motivation in hope of success and fear of failure among street youth. Self-Esteem is self-evaluation components, affective appraisal which affects the self-concept. Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success, evidenced by persistence and effort in the face of difficulties.
This study used quantitative method. Self-esteem was measured by Rosenberg’s Self-esteem Scale (RSES) and achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The participants were 58 street youth.
The result of this study showed that there is a positive significant correlation between self-esteem and hope of success (r=0,286; p=0,029) and a negative significant correlation between self-esteem and fear of failure (r=-0,437; p=0,01). Street youth with high self-esteem will be more motivated to achieve success in life.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shita Harfiana
"[Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara self-esteem dan motivasi berprestasi pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian berjumlah 71 orang mahasiswa laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18-23 tahun. Self-esteem adalah sikap positif atau negatif seseorang terhadap dirinya sendiri. Motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
sesuatu dengan baik atau meraih kesuksesan yang dibuktikan dengan kegigihan dan usaha dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran self-esteem menggunakan
alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale sementara motivasi berprestasi diukur menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dan motivasi
berprestasi pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia (r= .340, p < 0.01). Hasil tersebut membuktikan bahwa self-esteem dan motivasi berprestasi memiliki peran penting pada kesuksesan akademis seseorang dan juga aspek kehidupan yang lain terutama pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia.

This study was conducted to find the relationship between self-esteem and achievement motivation among migrant students at Universitas Indonesia. Participants study of 71 students between the ages of 18-23 years. Self-esteem is a positive or negative attitude toward a particular object, namely, the self. Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success, evidenced by persistence and effort in the face of difficulties. The study was a correlational study using a quantitative approach. Self-esteem was measured by -esteem Scale (RSES) and achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). The result showed a significant relationship between self-esteem and achievement motivation (r= .340, p < 0.01). The result proved that self-esteem and achievement motivation has an important role in academic performance as well as other aspects of life, especially among migrant students at Universitas Indonesia., This study was conducted to find the relationship between self-esteem and
achievement motivation among migrant students at Universitas Indonesia.
Participants study of 71 students between the ages of 18-23 years. Self-esteem is a
positive or negative attitude toward a particular object, namely, the self.
Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success,
evidenced by persistence and effort in the face of difficulties. The study was a
correlational study using a quantitative approach. Self-esteem was measured by
􀀵􀁒􀁖􀁈􀁑􀁅􀁈􀁕􀁊􀂶􀁖􀀃 􀀶􀁈􀁏􀁉-esteem Scale (RSES) and achievement motivation was
measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). The result showed a
significant relationship between self-esteem and achievement motivation (r= .340,
p < 0.01). The result proved that self-esteem and achievement motivation has an
important role in academic performance as well as other aspects of life, especially
among migrant students at Universitas Indonesia.]
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Izhharuddin Syamil Indradi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan motivasi relawan dengan kecenderungan kodependensi pada relawan bencana yang berusia 20-40 tahun. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengukur variabel kodependensi menggunakan composite codependency scale berdasarkan adaptasi dari penelitian Priscarani (2014), dan mengukur variabel motivasi relawan menggunakan volunteer function inventory yang telah diadaptasi oleh Kurniasih (2004), sedangkan variabel self-esteem menggunakan Rosenberg self-esteem scale yang digunakan pada penelitian Sanyoto (2014). Responden pada penelitian ini berjumlah 87 orang relawan bencana yang pernah turun ke lokasi bencana. Pengumpulan sampel menggunakan metode snowball sampling.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi relawan dan self-esteem dengan kecenderungan kodependensi. Hasil dari dimensi motivasi relawan yang mempengaruhi kodependesi secara signifikan adalah motivasi relawan sosial dan motivasi relawan protektif. Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi motivasi relawan sosial dan motivasi relawan protektif disertai semakin rendahnya self-esteem, maka semakin tinggi tingkat kecenderungan kodepedensi relawan bencana. Motivasi relawan protektif yang tinggi artinya relawan bergabung dalam kegiatan kerelawanan untuk menghilangkan rasa bersalah dan sebagai tempat "pelarian" dari masalahnya, sedangkan motivasi relawan sosial yang tinggi artinya relawan bergabung menjadi relawan untuk menghindari kesepian dan tekanan dari lingkungannya untuk bergabung menjadi relawan. Saran praktis dari penelitian ini adalah bagi organisasi relawan untuk melakukan screening self-esteem dan motivasi relawan untuk menghindari resiko dari kodependensi.

This study was carried out to get an overview of the relationship between self-esteem and motivation of volunteers with codependency tendencies among disaster volunteers aged 20-40 years. Researchers used quantitative approach, to measure codependency variable using composite codependency scale based on an adaptation of Priscarani (2014) research, and measured the volunteers motivation using volunteer function inventory that has been adapted by Kurniasih (2004), while the self-esteem variable measured using the Rosenberg self-esteem scale that had been used in research Sanyoto (2014). Respondents in this study are 87 disaster volunteers who participate to the disaster site. Sample method using snowball sampling.
The main results of this study indicate that there is a significant relationship between motivation and self-esteem volunteers with codependency tendencies. Results of dimensions that influence the motivation of volunteers significantly to codependency tendencies is a social volunteer motivation and protective volunteer motivation. These results showed the higher the social volunteer motivation and protective volunteer motivation and lower self-esteem, the higher the level of disaster volunteers codependency tendency. High protective Volunteer motivation means volunteers join in volunteer activities to eliminate the guilt and as an escape from problem, while the high social volunteer motivation means volunteers joined the volunteer to avoid loneliness and because of pressure from the environment to join a volunteer. Practical suggestions of this research is for volunteer organizations to conduct screening of self-esteem and motivation of volunteers to avoid the risk of codependency.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S59996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
"Fenomena anak jalanan merupakan hal yang dijadikan fokus oleh banyak kalangan karena jumlahnya yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anak jalanan memiliki harga diri yang rendah dan identik dengan pola asuh uninvolved. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan harga diri anak jalanan usia remaja.
Penelitian ini dilakukan di daerah binaan rumah singgah di Jakarta Timur dengan 98 sampel yang diambil menggunakan metode consecutive sampling. Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenberg?s Self Esteem Scale dan pola asuh diukur dengan Instrumen Pola Asuh Mashoedi yang dikembangkan dari teori pola asuh orangtua milik Diana Baumrind.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat harga diri anak jalanan usia remaja di Jakarta Timur (p=0,04). Untuk menangani masalah anak jalanan, diperlukan kerjasama dari pemerintah, perawat komunitas, pekerja sosial dan pihak rumah singgah untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga yang berguna untuk merehabilitasi anak jalanan.

The phenomenon of street children is a matter that has become the focus by many people because the number of street children itself is always increasing. Previous research stated that the street children have low self-esteem and they are identical with uninvolved parenting style. It is descriptive correlative study which aims to identify the relationship between parenting style and self-esteem on street children at East Jakarta.
This research was conducted in the target area of shelter in East Jakarta towards 98 samples recruited using consecutive sampling. Self-esteem is measured using Rosenberg's Self Esteem Scale and parenting style measured using Mashoedi?s Parenting Style which was developed from the theory of Diana Baumrind?s parenting style.
The results showed, there is a relationship between parenting style and a level of self-esteem street children in East Jakarta (p = 0.04). To overcome the problem of street children, the cooperation between governments, community nurses, social workers and shelter is needed to do the family-based empowerment together to rehabilitate street children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Meidya Ova
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan perilaku kekerasan pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek.
Jenis perilaku kekerasan yang diukur antara lain perkelahian fisik, tawuran,tindakan melukai orang dengan senjata, tindakan melukai seseorang hingga membutuhkan perawatan dokter, vandalisme, perilaku mengancam dengan senjata, perilaku mengancam tanpa senjata, dan bullying (menjahili orang lain, mempermalukan orang lain di depan umum, memanggil nama orang dengan sebutan lain, dan mengancam akan melukai orang lain). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale untuk mengukur self-esteem. Daftar perilaku kekerasan yang digunakan adalah alat ukur yang telah diadaptasi dari penelitian-penelitian sebelumnya. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Partisipan berjumlah 311 remaja laki-laki yang berada di komunitas dan lembaga pemasyarakatan. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dan perkelahian fisik pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek (r = 0.24; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Selain itu, terdapat hubungan positif yang signifikan antara selfesteem
dan perilaku mengancam tanpa senjata pada remaja laki-laki di wilayah Jabodetabek (r = 0.231; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara self-esteem dan jenis perilaku kekerasan lainnya.

This research was conducted to find the relationship between self-esteem and violence behavior among male adolescents in Jabodetabek Area. Type of violent behavior being measured include physical fights, group fights, used a weapon in a fıght, hurt someone badly enough to need bandages or care from doctor or nurse, vandalism, threatening behavior with a weapon, threatening behavior with and without weapons, and bullying (teased others, humiliate someone, call the person's name with another name, and threatened to hurt someone else). This research used a quantitative approach and using the Rosenberg Self-Esteem Scale to measuring self-esteem. List of violent behavior that is used is a measure that has been adapted from previous studies. Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The participants were 311 male adolescents in community and correctional-institution. The results showed that there is a significant correlation between self-esteem and physical fights among male adolescents in Jabodetabek area (r = 0.24; p = 0.000, significant at the L.o.S 0.01). In addition, there is a significant positive correlation between self-esteem and threatening behavior without weapon among male adolescents in Jabodetabek area (r = 0.231, p = 0.000, significant at the LoS 0.01). Did not reveal any significant relationship between self-esteem and other types of violent behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Anandiza Syafris
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku cyberbullying atau rundungan siber pada remaja. Penelitian dilakukan berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel 195 orang siswa Sekolah Menengah Atas di Jakarta yang usianya berkisar antara 15-17 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat self-esteem dan perilaku rundungan siber r=0,095 dan p=0,185. Hasil lainnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku rundungan siber dan jenis sekolah, di mana perilaku rundungan siber siswa sekolah swasta lebih tinggi dibandingkan dengan siswa sekolah negeri.

This reserach aims to find the relationship between self esteem and cyberbullying offending in adolescence. This research was conducted based on the knowledge that prior studies about cyberbullying perpetrators and self esteem showed inconsistent results. This research involved 195 high school students in Jakarta aged 15 to 17 as participants.
The result shows that there is no significant relationship between self esteem and cyberbullying offending behavior in adolescence r 0,095, p 0,185, and there is a significant relationship between the levels of cyberbullying offending behavior and the type of schools where a higher level of cyberbullying is found in private highschool students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Natasha Sudja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara Self-Disclosure dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Program Sarjana. Pengukuran self-disclosure menggunakan alat ukur Jourard Self- Disclosure Questionnaire yang dikembangkan oleh Jourard pada tahun 1958 dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self- Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg pada tahun 1965. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-disclosure dan self-esteem pada mahasiswa psikologi program sarjana [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed].

This research is conducted to find the relationship between selfdisclosure and self-esteem among psychology undergraduate students. In this research, self-disclosure is measured using a modification instrument named Jourard Self-Disclosure Questionnaire that originally constructed by Jourard at 1958 and self-esteem is measured using a modification instrument named Rosenberg Self-Esteem that originally constructed by Rosenberg at 1965. The participants of this research are 177 psychology undergraduate students University of Indonesia from years 2009, 2010, 2011, dan 2012. The main results of this research show that no correlation significantly between self-disclosure and self-esteem among psychology undergraduate students [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed]."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasrya Ratri Harumi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-regulation dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Self-regulation merupakan kemampuan seseorang dalam mengarahkan tingkah lakunya untuk mencapai hasil yang diinginkan di masa mendatang (Carey, Neal, dan Collins, 2004). Sedangkan self-esteem adalah sikap seseorang terhadap dirinya, baik positif maupun negatif, secara keseluruhan (Rosenberg, dalam Mruk, 2006). Pengukuran self-regulation menggunakan alat ukur Short Self-Regulation Questionnaire (SSRQ) dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 179 responden yang merupakan mahasiswa jenjang sarjana reguler dan paralel Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-regulation dengan selfesteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0,519; p = 0.001). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan untuk lebih peka terhadap keadaan psikologis mahasiswa. Untuk penelitian lebih lanjut, perolehan data dapat dilengkapi dengan metode wawancara atau focus group discussion (FGD) untuk mengetahui gambaran yang lebih spesifik terkait self-regulation dan self-esteem mahasiswa.

This research is carried out to identify the relationship between self-regulation and self-esteem among undergraduate psychology students. Self-regulation is a person’s ability to direct behavior in order to achieve desired outcomes in the future (Carey, Neal, & Collins, 2004). Self-esteem is a positive or negative attitude toward the self of a person as a whole (Rosenberg, in Mruk, 2006). Selfregulation was measured by the adaptation version of Short Self-Regulation Questionnaire (SSRQ) and self-esteem was measured by Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Research participants were 179 undergraduate psychology students at Universitas Indonesia from years of 2009, 2010, 2011, and 2012.
The results indicate a significant positive correlation between self-regulation and self-esteem among psychology undergraduate students (r = 0,519; p = 0.001). Results of this study might be taken as a consideration for the policymakers of the faculty to be more sensitive to the psychological state of the students. For further study, the data acquisition could be equipped with interviews or focus group discussion (FGD) to explore more specific overview about self-regulation and self-esteem of students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uzlifatil Jannah
"Remaja yang sering menggunakan internet melalui media sosial akan lebih rentan terhadap cyberbullying daripada remaja yang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses internet. Salah satu tantangan yang perlu dihadapi remaja di internet tersebut yakni rentan menjadi korban cyberbullying (perundungan maya). Cyberbullying sangat berdampak terhadap korban karena dampak yang ditimbulkan memengaruhi keadaan psikologis dan mental korban, salah satunya self-esteem (harga diri). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menerapkan desain analitik korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia remaja (11-20 tahun) yang berjumlah 348 responden dan diambil menggunakan multistage cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan 53,4% responden berada pada kategori keterlibatan berat sebagai korban cyberbullying serta 70,4% responden memiliki self-esteem tinggi. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cyberbullying dengan self-esteem pada remaja di Kota Depok, Jawa Barat (p-value = 0,005; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan pada penelitian ini adalah perawat mencegah dampak dari cyberbullying melalui program pendidikan kesehatan tentang dampak negatif cyberbullying pada remaja, sehingga dapat berfokus pada tugas-tugas perkembangan masa remaja.

Adolescents who frequently use the internet through social media will be more vulnerable to cyberbullying than teenagers who do not have the ability to access the internet. One of the challenges that teenagers need to face on the internet is that they are vulnerable to becoming victims of cyberbullying. Cyberbullying is very impactful on victims because the impact caused affects the psychological and mental state of the victim, one of which is self-esteem. This study aims to determine the relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java. The research design used quantitative methods by applying a correlation analytic design using a cross-sectional approach. The samples used in this study were teenagers (11-20 years old) totaling 348 respondents and were taken using multistage cluster sampling. The instruments used were the Revised Cyber Bullying Inventory (RCBI) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The results showed that 53.4% of respondents were in the category of heavy involvement as victims of cyberbullying and 70.4% of respondents had high self-esteem. Chi Square test results show that there is a significant relationship between cyberbullying and self-esteem in adolescents in Depok City, West Java (p-value = 0,005; α = 0,05). The researcher recommends that nurses prevent the impact of cyberbullying through health education programs on the negative impact of cyberbullying on adolescents, so that it can focus on the developmental tasks of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Rizkiany Sutjijoso
"Obesitas adalah kelebihan berat badan yang jauh dari normal. Pada remaja, bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dapat berpengaruh pada harga diri dan prestasi belajar mereka. Harga diri dan prestasi belajar saling berhubungan, dimana harga diri mempengaruhi prestasi belajar dan prestasi belajar mempengaruhi harga diri (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Remaja yang obesitas sering diasosiasikan dengan memiliki harga diri yang rendah (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Lebih lanjut, obesitas juga berpengaruh pada prestasi belajar. Penelitian terdahulu menemukan bahwa remaja yang obesitas cenderung memiliki prestasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan remaja dengan berat badan normal (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan harga diri dan prestasi belajar tersebut pada remaja obesitas.
Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara harga diri dan prestasi belajar pada remaja yang obesitas. Subyek berjumlah 31 orang, terdiri dari 18 laki-laki dan 13 perempuan, berusia antara 14 tahun hingga 18 tahun. Seluruh subyek merupakan siswa SMA dari 3 sekolah di Jakarta. Skala harga diri disusun berdasarkan Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967) dan prestasi belajar dilihat berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian. Korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan prestasi belajar pada remaja yang obesitas.
Hasil ini dapat disebabkan adanya faktor lain yang terkait dengan harga diri dan prestasi belajar serta kemampuan lain yang dimiliki subyek. Penelitian selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan prestasi belajar dan harga diri, mengikut sertakan semua mata pelajaran, dan tingkat inteligensi subyek.

Obesity is a condition where there is excess body weight due to an abnormal accumulation of fat. Disturbance in physical appearance during adolescents could influence adolescents' self-esteem and later affected their academic achievement at school. There is a reciprocal correlation between self-esteem and academic achievement (Coopersmith, 1967 dalam Frey & Carlock, 1984; Trautwein et al., 2006). Obese adolescents are associated with low self-esteem (French et al., 1995; Pesa, Syre, & Jones, 2000). Obesity is also affected adolescents' academic achievement, where obese adolescents tend to have lower academic achievement than normal weight adolescents (Datar, Sturm, & Magnabosco, 2004; Pyle et al., 2006). Therefore, the current study was conducted to examine the relationship of self-esteem and academic achievement on obese adolescents.
It was hypothesized that there is a relationship between self-esteem and academic achievement on obese adolescents. Subjects were consisted of 31 adolescents, 18 of them were males and 13 were females between the age of 14 and 18 years old. All subjects were high school students in Jakarta. Subjects were asked to fill out self-esteem scale which designed based on Coopersmith Self-Esteem Inventory (1967). Subject's academic achievements were seen based on their examination results. The Pearson?s product moment correlation did not show any significant relationships between self-esteem and academic achievement on obesity adolescent.
This result could be explained that there were other factors related to self-esteem and academic achievement that did not take account of in this study. Further research should consider other variables that related to self-esteem and academic achievement, include all academic subjects in school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>