Ditemukan 130440 dokumen yang sesuai dengan query
Agung Ibrahim
"Berdasarkan adanya Permen KP No. 57/2014 berdampak pada banyaknya kapal angkut ikan yang tidak dapat beroprasi sehingga diperlukan modifikasi guna utilitasi kapal angkut ikan menjadi kapal angkut barang dan penumpang. Modifikasi dilakukan dari segi fungsi, rute dan teknis. Salah satu aspek yang mengalami perubahan yaitu kecepatan. Kecepatan harus ditingkatkan tanpa adanya perubahan pada mesin utama dan shaft.
Untuk memenuhi perubahan tersebut maka salah satu langkah yang bisa diambil adalah pengurangan hambatan dengan cara penurunan draft pada kapal dan rancangan ulang pada propeller. Perhitungan hambatan dilakukan dengan 3 metode yaitu : metode Yamagata, permodengan menggunakan software maxsurf dengan metode Holtrop, dan uji tarik. Hambatan berkurang 15,6 kN menurut Metode Holtrop, berkurang 29,92 kN menurut metode yamagata dan berkurang 148,47 kN dari hasil uji tarik.
According to Permen KP No. 57/2014 that effects on the number of not operating fishing vessel, that leads to the urgency of modification to utilize such vessel into cargo and passenger vessel. This modification consist of function, route, and technical specification. One of modified aspec is speed. This aspec must be increase without any changes of main engine and shaft. In order to fulfill such change, the redaction of ship resistance shold be done by decreasing draft of the ship and redesign of the existing propeller. Resistance will be calculate using 3 methods, such as: Yamagata Method, Modelling and Visualisation with Holtrop Method in Maxsurf, and Towing Test. Resistance decreased 15,6 kN based on Holtrop Method, decreased 29,92 kN based on Yamagata Method and decreased 148,47 kN based on Towing Test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62179
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amrina Roosyada
"Sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor 56/PERMEN-KP/2014 tentang moratorium perizinan usaha tangkap di wilayah perairan Indonesia dan 57/PERMEN-KP/2014 tentang pelarangan alih angkut muatan di laut yang menyebabkan beberapa kapal angkut ikan berhenti beroperasi. Sebagai salah satu solusi agar kapal dapat beroperasi kembali adalah dengan utilisasi kapal angkut ikan dengan cara memodifikasi kapal menjadi kapal angkut penumpang dan barang. Sebelum pelaksanaan utilisasi, diperlukan studi untuk mengetahui kelayakan investasinya. Kelayakan investasi tersebut dapat dinilai dari manfaat ekonomi maupun non ekonomi dari hasil modifikasi kapal di masa yang akan datang. Dengan menggunakan analisis metode-metode umum kelayakan investasi, maka dapat diketahui modifikasi kapal angkut ikan ini layak untuk dilaksanakan.
In relation by the release of Minister Regulation of Maritime Affairs and Fisheries Republic of Indonesia Number 56 / PERMEN-KP / 2014 about moratorium licensing of fish catching in Indonesian waters, and Number 57 / PERMEN-KP / 2014 about banning transshipment at sea, causing several fish carrier vessels to stop operatin. As one of a solution so that the ship can resume operations, was then conducted a utilization of fish carrier vessel by modifying the ship into a cargo passenger vessel. Prior to the implementation of the utilization, is needed a study to determine the feasibility of the investment. The feasibility of the investment can be assessed from the economic and non-economic benefits of the modified vessel for the future.Using feasibility of investment analysis, it is known that the modification of fish carrier vessel is feasible."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61946
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nashrullah Jamil
"[
ABSTRAK Adanya peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 56 dan 57 tahun 2014 yang bertujuan untuk meminimalisir kegiatan illegal fishing berdampak pada banyaknya kapal perikanan yang berhenti beroperasi. Salah satunya adalah KM. Mitramas 6 yang merupakan jenis kapal angkut ikan. Agar KM. Mitramas 6 dapat dioperasikan kembali, maka perlu adanya suatu terobosan yang dilakukan. Untuk itu pada Tugas Akhir ini, penulis hendak melakukan modifikasi pada KM. Mitramas 6 dengan tujuannya agar kapal dapat dioperasikan kembali sebagai kapal jenis lain.
Modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan utilisasi fungsi dari kapal angkut ikan menjadi kapal angkut barang dan penumpang. Modifikasi yang dilakukan mecakup modifikasi tata ruang, modifikasi sitem sanitari dan sewage, serta serta analisis konstruksi dari salah satu bagian pada kapal. Dari hasil yang didapat, diketahui bahwa kapal hasil modifikasi layak untuk dioperasikan menjadi jenis kapal angkut barang dan penumpang.
ABSTRACT Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel.;Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel.;Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel.;Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel.;Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel., Regulation of the Minister Maritime Affairs and Fisheries number 56 and 57 in 2014 which aims to minimize illegal fishing activities have an impact on the number of fishing vessel that stop operating. One of them is KM. Mitramas 6 which is fish carrier vessel type. So that KM. Mitramas 6 can operated again, there should be an inovation. For this reason, in this final task, the writer want to make modification to the KM. Mitramas 6 in order to operate again as another another type of fishing vessel.Modifiacation done through utilization function of fish carrier vessel into cargo passenger vessel. Modification made include layout modification, sanitary and sewage piping system, and anlysis strength construction of one part of ship. The result are used to ensure that vessel can be modified into another vessel type as cargo passenger vessel.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62696
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aryo Aji Seno
"Dewasa ini, banyak terjadinya kasus pencurian ikan di perairan Indonesia oleh nelayan negara tetangga Indonesia atau sering disebut Illegal, Unreported and unregulated (IUU) Fishing. Didasari dengan banyaknya kasus pencurian ikan ini maka Kementrian Kelautan dan Perikanan mengeluarkan peraturan sementara atau Moratorium nomor 56 dan 57 /Permen-KP/2014 yang melarang alih muatan (Transhipment) ditengah laut. Dengan berlakunya peraturan tersebut banyak kapal pengangkut ikan yang sudah tidak beroperasi.
Oleh karena itu, penulis membuat analisis utilisasi kapal pengangkut ikan dengan cara memodifikasi kapal pengangkut ikan menjadi kapal angkut barang dan penumpang, agar kapal dapat beroperasi kembali. Untuk mendukung proses modifikasi kapal diperlukannya suatu sistem manajemen proyek. Selain itu perlu dilakukan survei galangan, kapal angkut ikan dan pelabuhan. Atas dasar itulah dibuat perencanaan pekerjaan dalam bentuk Master Schedule, Network Planning dan S-Curve, dengan membutuhkan waktu pengerjaan 1600 jam pekerjan dimulai tanggal 2 Januari 2016 hingga 27 Juli 2016.
Nowadays, many of the cases of illegal fishing in Indonesian waters by fishermen from neighboring countries are often called Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing. Based on the many number of cases of illegal fishing, the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries issued a temporary regulation or moratorium number 56 and 57/Permen-KP/2014 which prohibits the Transhipment in the middle of the sea. With the enactment of this regulation, there are many fish carrier vessels that are no longer operate. Therefore, the purpose of this study is to analyze the utilization of fish transport vessels by modifying fish carrier vessel into cargo passenger vessel, so that the vessel can operate again. To support the ship modification process, project management is needed. Other than, its need to survey the shipyard, the fish carrier vessel and the harbors. On this basis, the planning of work in the form of Master Schedule, Network Planning and S-Curve is made, it took time 1600 hours for working time, began on 2 January 2016 until 27 June 2016."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62716
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anggita Ambar Linarti
"Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan sangat luas sehingga dapat dikatakan Indonesia merupakan Negara Maritim. Indonesia sebagai Negara Maritim diutamakan menggunakan transportasi laut untuk kebutuhan logistik. Sarana transportasi laut yang efektif dan efisien salah satunya adalah sistem tol laut yang akan dipenuhi dengan penambah penambah kapal dan pembangunan kapal termasuk kapal perikanan untuk melakukan distribusi. Terkait dengan transportasi laut sebagai sarana distribusi, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengatur perarturan mengenai kelautan dan perikanan yang diundangkan dalam Perarturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Sesuai dengan isi dari Nomor 56/PERMEN-KP/2014 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014 maka diberlakukan penghentian sementara (moratorium) perizinan usaha perikanan tangkap yang ditujukan untuk kapal perikanan yang pembangunannya dilakukan di luar negeri dan penghentian sementara (moratorium) kegiatan alih muatan (transhipment) di laut sebagai upaya penanggulangan Illegal, Unrepoted and Unregulated (IUU) Fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI). Agar terhindar dari kerugian, banyak pengusaha kapal perikanan yang berusaha memodifikasi kapal perikanan milik mereka. Pada proses modifikasi kapal perlu dilakukan perancangan atau desain ulang kapal yang mengutamakan aspek keselamatan. Dalam teori bangunan kapal, aspek keselamatan berkaitan dengan stabilitas kapal. Pada penerapannya, perhitungan kembali stabilitas kapal pada desain ulang kapal harus dilakukan untuk dapat mengetahui kapal modifikasi layak berlayar atau tidak. Sehingga kapal dapat dimodifikasi sesuai pemenuhan persyaratan kriteria IMO.
Indonesia is a country that has extensive territorial waters so that Indonesia as a Maritime Country. Indonesia as the country's maritime preferred using sea transport to the needs of the logistics. Transportation of sea which effective and efficient one is the toll system which will be filled with new construction ships and the construction of ships including fishing vessel to do the distribution. Related to maritime transport as a main of distribution, Minister of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia sets up rules on marine and fisheries that are enacted in Perarturan Minister of Marine and fisheries. In accordance with the content of the Number 56/PERMEN-KP/2014 and the Number 57/PERMEN-KP/2014 then imposed temporary suspension (moratorium) licensing efforts capture fisheries aimed at the development of Fishing Vessel conducted overseas and temporary suspension (moratorium) activities over charge (transhipment) at sea in an effort to combat Illegal, Unregulated and Unrepoted (IUU) Fishing in the area of management of Fisheries of the Republic of Indonesia (WPP-NRI). To avoid losses, many entrepreneurs who are trying to modify their fish carrier vessel. On the process of modification of the vessel to do is design or redesign of the ship that prioritizes the safety aspect. In the theory of ship building, safety aspects related to the stability of the ship. In its application, calculation of the stability of the ship back on a redesign of the ship should be taken to be aware of modifications to the ship worth sailing or not. The ships can be modified according to the IMO?s Criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62418
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yessy Cintya Utami
"Seiring diberlakukannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 56/PERMEN-KP/2014 dan Nomor 57/PERMEN-KP/2014 tentang moratorium perizinan usaha tangkap di wilayah pengelolaan perikanan dan pelarangan transhipment di laut menyebabkan salah satu kapal angkut ikan milik PT. Ocean Mitramas, KM.Mitramas 6 berhenti beroperasi. Oleh karena itu, dilakukan utilisasi kapal angkut ikan dengan memodifikasi menjadi kapal penumpang barang.
Terkait dengan hal tersebut dilakukan perancangan ulang sistem keselamatan sesuai dengan acuan peraturan Internasional SOLAS (Safety of Life at Sea), FSS Code (Fire Safety System), LSA Code (Life Saving Appliances), ISM Code (International Safety Management) dengan tujuan menjamin keselamatan penumpang, hasilnya berupa fire control dan safety plan.
As the implementation of the Regulation of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 56/PERMEN-KP/2014 and Number 57/PERMEN-KP/2014 on a moratorium licensing of fishing business in the fishery management area and the banning of transshipment at sea causing one of fish carrier vessel owned by PT. Ocean Mitramas, KM. Mitramas 6 stop operating. Therefore, utilization conducted by modifying the fish carrier vessel into a cargo passenger vessel. Related to that, conducted redesigning safety system according to the reference regulations International of SOLAS (Safety of Life at Sea), FSS Code (Fire Safety System), LSA Code (Life Saving Appliances), ISM Code (International Safety Management) with the aim of ensuring passenger safety, the result in the form of fire control and safety plan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62111
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62696
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fathir Fauzi
"
ABSTRAKKapal ikan merupakan alat apung yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. Sistem propulsi merupakan salah satu komponen utama dalam perancangan sebuah kapal. Saat ini sistem propulsi yang mayoritas digunakan pada kapal ikan yaitu, sistem propulsi konvensional BBM . Penelitian ini dilakukan untuk merancang kapal ikan dengan sistem propulsi hybrid dan menganalisis perbandingan penggunaan antara sistem propulsi bahan bakar dengan sistem propulsi hybrid. Setelah dari perancangan awal dan analisis di dapatkan bahwa sistem propulsi elektrik secara efisiensi dan ramah lingkungan lebih baik dari sistem propulsi bahan bakar. Namun dari segi berat maka sistem propulsi bahan bakar lebih baik disbanding sistem propulsi elektrik.
ABSTRACTFishing vessel is a floating tool used for fishing, fish transportation, fish processing, fisheries training, and fisheries research exploration. The propulsion system is one of the main components in the design of a ship. Currently the propulsion system that is mostly used in fishing vessels is conventional propulsion system BBM . This research was conducted to design fish vessels with hybrid propulsion system and analyze the comparison of use between conventional propulsion system with hybrid propulsion system. After the initial design and analysis it was found that the electric propulsion system is better in an efficient and environmentally than the conventional propulsion system. But in terms of weight, the conventional propulsion system is better than the electric propulsion system. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tommy Limes
"Sistem propulsi merupakan salah satu komponen utama dalam perancangan sebuah kapal. Kapal rescue merupakan kapal yang membutuhkan kecepatan tinggi dan olah gerak yang baik dalam operasionalnya sehingga pemilihan jumlah mesin dan propeller sangat berpengaruh terhadap performa kapal. Kapal ndash; kapal cepat pada umumnya menggunakan sistem propulsi bermesin ganda untuk dapat memperoleh kecepatan tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sistem propulsi twin screw pada kapal rescue basarnas tipe 40 meter baik dari segi teknis maupun segi ekonomis tanpa mengubah bentuk lambung kapal. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mesin yang diperlukan untuk mencapai kecepatan kapal yang diinginkan adalah mesin dengan spesifikasi 2159 HP, 1610 kW, 1800 RPM dan propeller yang digunakan adalah propeller dengan 4 daun, diameter sebesar 1345,23 mm, pitch sebesar 1506,66 mm, pitch ratio sebesar 1,12, expanded area ratio sebesar 1,117 dan berat sebesar 265,4 kg. Secara ekonomis ditinjau dari konsumsi bahan bakar sistem propulsi twin screw memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem propulsi triple screw.
Propulsion system is one of the main components in a ship designing process. Rescue boat is a ship that needs to have high speed and good maneuverability, therefore the main engine and propeller chosen for the ship is very influential to the ship's performance. High speed craft usually uses more than one engine to achieve high speed. The purpose of this research is to analyse the twin screw propulsion system for the Indonesian National Search and Rescue ship technically and economically without any changes in ship rsquo s hull. The results obtained shows that the engine required to achieve the desired velocity is two engines with specification of 2159 HP, 1610 kW, 1800 RPM and the propeller used is a 4 bladed propeller with diameter of 1345.23 mm, pitch of 1506.66 mm, pitch ratio of 1.12, expanded area ratio of 1.117, and approximate weight of 265.4 kg. Economically, reviewed from the fuel consumption, twin screw propulsion system is proven to be more efficient than triple screw propulsion system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66698
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ivan Eka Aditya
"Indonesia sebagai negara maritim membutuhkan sarana transportasi laut untuk mendorong pertumbungan ekonomi di Indonesia. Mobilitas penumpang dan barang yang terjadi merupakan peluang PT PELNI (Persero) untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi trayek kapal penumpang. Namun saat ini PT PELNI (Persero) belum dapat menentukan rute-rute potensial sehingga trayek yang ditetapkan belum dapat mengoptimalkan margin keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil penjualan tiket penumpang dan barang pada kapal penumpang PT PELNI (Persero) dengan mempelajari pola rute-rute yang sering dilalui penumpang maupun barang pada waktu tertentu dan sebaran penumpang/barang berdasarkan daerah atau pelabuhan di Indonesia agar dapat membantu Manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan trayek perjalanan kapal dan meningkatkan penghasilan perusahaan.
Penelitian ini merupakan quantitative research menggunakan experimental strategy dengan pengumpulan data kuantatitatif dari data transaksi penjualan tiket penumpang dan barang pada kapal penumpang untuk dilakukan pengujian hubungan antar variabel dengan pemodelan data mining. Kemudian dilakukan tahapan-tahapan pada data mining menggunakan Cross-Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) untuk menemukan pola rute-rute yang sering dilalui oleh penumpang kapal maupun muatan barang. Penelitian ini menggunakan teknik data mining, yaitu clustering dengan algoritma K-Means dan classification dengan algoritma Na�ve Bayes, Decision Tree dan Random Forest. Berdasarkan hasil clustering yang dievaluasi dengan metode Elbow, cluster terbaik yang digunakan adalah cluster dengan nilai k=4 untuk menjadi label pada pemodelan classification. Dari hasil classification, Algoritma yang memiliki tingkat akurasi paling baik adalah algoritma Random Forest dengan nilai accuracy sebesar 99,70% dan accuracy meningkat setelah diseimbangkan dengan SMOTE upsampling menjadi 99,85%. Dari pemodelan data mining yang dilakukan dihasilkan rute-rute potensial untuk angkutan penumpang, potensial untuk angkutan barang, cukup potensial dan kurang potensial untuk penumpang atau muatan barang, sehingga PT PELNI (Persero) dapat mengatur stategi pemasaran untuk mengoptimalkan trayek dengan menyesuaikan rute, mengatur alokasi seat dan frekuensi pelayaran kapal penumpang pada saat peak season maupun low season.
As a maritime country, Indonesia needs sea transportation to encourage economic growth in Indonesia. The mobility of passengers and cargo is an opportunity for PT PELNI (Persero) to increase revenue by optimizing passenger ship routes. But currently, PT PELNI (Persero) has not been able to determine the potential ship routes, so the route set has not been able to optimize the profit margin. This study aims to analyze the cargo and passenger ticket sales of PT PELNI (Persero) passenger ships by studying the pattern of routes that passengers and cargo often travel at a particular time as well as the distribution of passengers and cargo by region or port in Indonesia to assist Management in making decisions to optimize ship routes and increase company revenue.This research uses the experimental strategy with quantitative data from transaction data on sales of cargo and passenger tickets on passenger vessels to test the relationship between variables with data mining modeling. Then the steps are done on data mining using Cross-Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) to find the pattern of routes that ship passengers and cargo often pass. This research uses data mining techniques: clustering with the K-Means algorithm and classification with Na�ve Bayes, Decision Tree, and Random Forest algorithm. Based on the clustering results evaluated using the Elbow methods, the best cluster to use is a cluster with a value of k=4 to be a label in classification modeling. From the classification results, the algorithm with the best accuracy level is the Random Forest algorithm, with an accuracy value of 99.70%. The accuracy increases after being balanced with SMOTE upsampling to 99.85%. The data mining modeling produces potential routes for passenger transportation, freight transportation, and enough and less potential for passengers or cargo. So that PT PELNI (Persero) can set a marketing strategy to optimize routes by adjusting routes, managing allocation seats, and frequency of passenger ships during peak and low seasons."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library