Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211844 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Traviata Prakarti
"Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing).
Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat.

Malaria is one of the infectious diseases that become a major health problem especially in rural areas of Indonesia. It is shown from the result of Riskesdas 2013 where malaria prevalence in rural areas of Indonesia was 7.1%, higher than national prevalence (6.0%). This study used cross sectional design which aims to determine the factors associated with the occurrence of malaria in rural areas of Indonesia. This quantitative studies involving 382,231 subject collected from the secondary data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2013. Samples were population aged ≥15 years, living in rural areas of Indonesia, and had complete data.
Results showed that the prevalence of malaria based on the diagnosis of health personnel in the population aged ≥15 years was 3.3%. The results of the bivariate analysis showed there was a significant association (p value<0.05) between individual factors (age, sex, occupation, nutritional status), environmental factors (ceiling, walls of houses, types of water sources, landfills feces, seedy neighborhood), health prevention behavioral factors (use of bed nets, use of wire netting on the ventilation, use of anti-mosquito drugs/electric, repellent, and taking chemoprophylaxis). Therefore, it?s necessary to increase environmental control to break the chain of malaria transmission supported by people?s health behavior modification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Aisyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian kelambu berinsektisida dengan kejadian malaria pada anak usia 0-4 tahun diwilayah Puskesmas Galang Kecamatan Galang Kota Batam tahun 2013. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 132 responden. Hasil penelitian membuktikan bahwapada tingkat signifikansi 5% terdapat hubungan bermakna antara jenis kelambu (OR=4,6), lama pemakaian kelambu (OR=2,9), cara pencucian kelambu (OR=3,6), cara menjemur kelambu (OR=2,8), dan pencelupan ulang kelambu (OR=3,6) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Begitu juga pendidikan (OR=2,9), pekerjaan (OR=2,8), dan lama bermukim (OR=3,1) memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria. Analisis regresi logistik menemukan bahwa odds ratio tertinggi dan terendah berturut- turut adalah jenis kelambu yang tidak berinsektisida, lama bermukim ≤ 2 tahun dan cara mencuci dengan dikucek, disikat dan direndam.

This research aimed to know the relation of the use of Insecticide Treated Nets (ITNs) with incidence of malaria in children aged 0-4 years in Primary Helath Care Galang Galang Sub District Batam City 2013. Design research was a crosssectional in 132 respondents. The research has proves that there were meaningful relationship between types of nets (OR = 4.6), while the use of Insecticide Treated Nets (OR = 2.9), the way in washing nets (OR = 3.6), job (OR = 2.8), and retreated insecticide (OR = 3.6) have a meaningful relationship with incidence of malaria. So are education (OR = 2.9), employment (OR = 2.8), and leugth of stay (OR = 3.1) had a significant association with the incidence of malaria. Logistic regression analysis found that the odds ratio is the highest and the lowest row is not the type of insecticide-treated bed nets, long settled ≤ 2 years and by washing with dikucek, brushed and soaked."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inraini F. Syah
"Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Karakteristik Individu, Perilaku, dan Lingkungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung Sulawesi Utara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini seluruh masyarakat yang bermukim di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kecamatan Girian Kota Bitung Sulawesi Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama tinggal (0,41 ;0,19-0,90), perilaku mencegah malaria (14,84; 5,43-40,56), kebiasaan keluar rumah malam hari (70,34; 25,68-192,63), kondisi geografis (12,52; 2,94-53,33), tempat perindukan nyamuk (5,68; 2,73-11,80), dan sumber penularan.

Malaria remains a public health problem in the region of Sub Health Center Girian Weru Girian Bitung city of North Sulawesi. This study aims to determine the characteristics of individual relationships, Behavior, and Environment in Malaria incidence in the Work Area Health Center District Weru Girian Girian Bitung City of North Sulawesi. The study was a quantitative study with case-control design. The population in this study all the people who live in the region of Sub Health Center Girian Weru Girian Bitung city of North Sulawesi.
These results indicate that there was a significant association between length of stay (0.41, from 0.19 to 0.90), behaviors preventing malaria (14.84; 5.43 to 40.56), a habit out at night (70 , 34; 25.68 to 192.63), geography (12.52; 2.94 to 53.33), where the mosquito brood (5.68: 2.73 to 11.80), and source of infection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Vinikasari
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban malaria tertinggi di Asia Tenggara. Diperkirakan 35 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah dengan
Annual Parasite Incidence (API) yang berisiko tertular malaria. Perilaku pencegahan penyakit malaria dilakukan untuk menurunkan angka kejadian malaria di Indonesia terutama di wilayah berpotensi malaria. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor hubungan perilaku pencegahan malaria
dengan kejadian malaria di provinsi Bengkulu tahun 2013. Penelitian
menggunakan data RISKESDAS 2013 dengan desain studi cross sectional. Dengan desain efek dua, maka jumlah minimum sampel adalah 3.412 responden. Sampel penelitian ini adalah seluruh individu di rumah tangga di provinsi
Bengkulu yang terpilih menjadi responden RISKESDAS 2013 yaitu 18.120 responden. Faktor dominan perilaku pencegahan yang mempengaruhi kejadian malaria yaitu jenis kelamin, klasifikasi wilayah, dan konsumsi obat pencegahan.
Dimana jenis kelamin laki-laki berpeluang terkena malaria sebesar 1,2 kali
dibandingkan dengan perempuan setelah di kontrol umur, pendidikan, pekerjaan,
klasifikasi wilayah, kelambu berinsektisida, obat nyamuk bakar, kasa nyamuk,
repelen, rumah di semprot insektisida, dan konsumsi obat pencegahan.

ABSTRACT
Indonesia is one country with the highest malaria burden in Southeast Asia. An estimated 35 percent of Indonesia's population live in areas with Annual Parasite
Incidence (API) that is at risk of contracting malaria. Malaria prevention behaviors done to reduce the incidence of malaria in Indonesia, especially in the
area of potential malaria. The purpose of this study is knowing the relationship between the behavior to prevent malaria with malaria with malaria incidence in Bengkulu province in 2013. The study used data RISKESDAS 2013 with cross sectional study design using the data RISKESDAS 2013. With two design effects, the minimum number of samples was 3412 respondents. Samples were all
individuals in households in Bengkulu province were elected to the respondent RISKESDAS 2013 ie 18 120 respondents. The dominant factor affecting the behavior of the incidence of malaria prevention: gender, region classification, and prevention of drug consumption. Where the male chance of getting malaria by 1.2 times compared with women after control variables age, education, occupation, region classification, insecticide-treated nets, mosquito coils, mosquito netting, repellent, home insecticide spray, and prevention of drug consumption."
2015
S61453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Winardi
"Kecamatan Selebar yang terdiri dari Puskesmas Basuki Rahmat, Betungan, dan Padang Serai merupakan salah satu dari empat kecamatan yang ada di Kota Bengkulu dengan penderita malaria klinis terbanyak. Median Annual Malaria Incidence (AMI) selama 5 (lima) tahun berturut-turut paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya dan termasuk dalam kategori High Incidence Area (HIA) dengan AMI > 50%, dan paling banyak diderita oleh penduduk yang berumur 15-44 tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu Tahun 2004. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik individu dan faktor lingkungan fisik dengan kejadian malaria.
Desain penelitian menggunakan kasus kontrol. Kasus adalah penduduk berusia 15-44 tahun yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala klinis dan sediaan darahnya positif malaria baik itu P. falciparum, P. vivax, P. malariae, P. mix sedangkan kontrol adalah penduduk yang berusia 15-44 tahun yang berkunjung ke Puskesmas dengan gejala demam akan tetapi sediaan darahnya negatif malaria. Sebagai gold standard digunakan pemeriksaan laboratorium. Jumlah kasus dan kontrol diambil berdasarkan proporsi penderita malaria klinis di tiga Puskesmas dengan perincian kasus 158 dan kontrol 158.
Faktor-faktor yang diteliti adalah karakteristik individu dan faktor lingkungan fisik, meliputi pendidikan, pekerjaan, lama tinggal, pemakaian kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, keadaan dinding rumah, ventilasi, kebersihan, dan ternak besar.
Hasil analisis bivariat dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan 5 variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria, yailu pekerjaan dengan nilai p=0,001 (2,265; I,398-3,671), penggunaan obat anti nyamuk nilai p=0,001 (4,723; 2,436-9,15'7), keadaan dinding rumah nilai p=0,006 (1,921; 1,222-3,019), kebersihan lingkungan rumah nilai p=0,003 (2,321; 1,215-2,978), dan ternak besar nilai p=0,021 (1,806; 1,116-2,923).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan adalah penggunaan obat anti nyamuk. Berturut-turut diikuti oleh kebersihan lingkungan rumah, keadaan dinding rumah, dan pekerjaan.
Dari hasil penelitian ini maka disarankan untuk memberikan penyuluhan ke masyarakat, menggalakkan Jum?at bersih/budaya gotong royong yang ada untuk mengurangi/menghilangkan daerah yang disenangi nyamuk; dalam bekerja menggunakan pakaian yang tertutup dan menggunakan repellent; melindungi orang yang rentan agar jangan sampai digigit nyamuk dan memberikan obat anti malaria untuk pencegahan infeksi malaria dan Dinas Kesehatan iidak perlu melaksanakan penyemprotan di rumah penduduk yang terbuat dari papan/palupu serta semi permanen karena tidak akan efektif sehingga pertimbangan untuk menggunakan/membudayakan pemakaian kelambu yang dicelup insektisida dimasyarakat sangat diperlukan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Bernadethe Kurniawati Beyeng
"Malaria merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan dan ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Kejadian Malaria pada balita dapat menimbulkan komplikasi khususnya pada infeksi oleh plasmodium falciparum, dapat menyebabkan malaria cerebral, malaria berat, gangguan pernapasan(acidosis) dan hipoglikemia. Kabupaten Lembata di Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan satu dari 21 kabupaten kota di Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan API tertinggi yaitu 137/ ‰ dan SPR mencapai 16% pada tahun 2012. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita di Puskesmas Lewoleba Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilakukan dengan kasus kontrol. Total populasi 3194, jumlah sampel sebesar 216.
Hasil penelitian menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita adalah kebiasaan memakai kelambu secara rutin saat tidur malam hari nilai p=0,002 Odds Ratio= 3,085 dengan 95% CI=1,543-6,169, pengetahuan ibu tentang malaria nilai p=0,035 Odds Ratio=1,888 dengan 95% CI: 1,081-3,297 serta status gizi dengan nilai p=0,000 Odds Ratio=4,684 dengan 95% CI: 2,513-8,730. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah tempat perindukan nyamuk nilai p=0,059 dan OR=1,818 derajad kepercayaan 95% CI: 1,019-3,243, pendidikan ibu nilai p=0,411 dan OR=1,3 derajad kepercayaan 95% CI: 0,760-2,230, perilaku ibu nilai p=0,077 dan OR=1,685 derajad kepercayaan 95% CI: 0,884-2,886, pekerjaan ibu nilai p=0,149 dan OR=0,550 derajad kepercayaan 95% CI: 0,266-1,138, dan riwayat ibu sakit malaria, nilai p=0,237 dan OR=1,585 derajad kepercayaan 95% CI: 0,810-3,102. Saran atas hasil penelitian ini adalah kelambunisasi, meningkatkan status gizi balita, upaya promosi kesehatan yang berkesinambungan.

Malaria is one of the environmentally based diseases which is spread through a female anopheles mosquito bites. The incident of Malaria to the Children Under Five Years Old may cause specific complication particularly infection caused by plasmodium falcifarum which may cause Malaria Cerebral, severe Malaria, respiratory distress (acidosis) and hypoglycemia. Lembata Regency in Nusa Tenggara Province is one of 21 Regencies/Cities in the Nusa Tenggara Timur Province which has the highest API 137 ‰ and SPR reached 16% in 2012. The purpose of the research is to find out any Risk Factors connected with the incident of Malaria to the Children Under Five Years Old in the Local Government Clinic of Lewoleba of Lembata Regency of Nusa Tenggara Timur Province. The research has been conducted through case-control study. A number of population 3194 and the number of samples are 216.
The research result indicates that the variables connected with the incident of Malaria to the Children Under Five Years Old is the habits of using mosquito nets routinely at night with p value = 0.002 Odds Ratio = 3.085 with 95% CI = 1.543 to 6.169, mother's knowledge of Malaria with p value = 0.035 Odds Ratio = 1.888 with 95% CI: 1.081 to 3.297 and nutritional status with p = 0.000 Odds Ratio = 4.684 with 95% CI: 2.513 to 8.730. While unconnected variables are mosquito breeding places p value = 0.059 and OR = 1.818 95% CI: 1.019 - 3.243, mother’s education p value = 0.411 and OR = 1.3 CI: 0.760 to 2.230, the mother’s behavior with p value = 0.077 and OR = 1.685 CI: 0.884 - 2.886, mother’s occupancy with p value = 0.149 OR = 0.550 CI 0.266 - 1.138, and maternal history of malaria illness, with p value = 0.237 and OR = 1.585 95% CI: 0.810 to 3.102. The suggestions on the results of this research is that to have the mosquito net program, to increase the nutritional status of children under five years old and the sustainable health promotion efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizal Masra
"Di Indonesia, penyakit malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah luar Jawa Bali. Di daerah-daerah tersebut masih sering terjadi letusan wabah yang menimbulkan banyak kematian. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan pemutusan rantai penularannya, melalui upaya menghilangkan tempat perindukan nyamuk Anopheles di sekitar rumah, sehingga nyamuk tidak dapat berkembangbiak.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2002. Desain penelitian yang digunakan adalah Kasus-Kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 196 orang dan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan tempat perindukan nyamuk yang berjarak kurang dari 2 km dari pemukimam mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian malaria, dengan nilai OR sebesar 3,774 (95 % CI: 1,975-7,211), dan setelah dikontrol oleh variabel lain, yakni pekerjaan dan pemakaian kelambu yang berperan sebagai faktor konfonding, nilai OR menjadi 3,687 (95 % Cl: 1,819-7,473).
Aktifitas di luar rumah pada malam hari, Pemasangan kassa pada ventilasi rumah, dan lama bermukim di wilayah penelitian, merupakan variabel yang mempunyai hubungan langsung dengan kejadian malaria, akan tetapi tidak mempunyai pengaruh secara bermakna terhadap hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria.
Disarankan agar masyarakat lebih berperan aktif dalam pemberantasan penyakit malaria dengan upaya membersihkan tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahya, melakukan perlindungan individu dan perlindungan rumah/keluarga terhadap gigitan nyamuk Anopheles.
Dan bagi Pemerintah Daerah bersama-lama dengan Dinas Kesehatan agar lebih intensif lagi melaksanakan kegiatan pemberantasan penyakit malaria dengan lebih melibatkan peran serta aktif masyarakat dan melaksanakan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan masyarakat secara intensif.

In Indonesia, malaria diseases remains one of public health problems, mainly at the districts beyond Java and Bali.Within those districts, frequently occurs the outbreaking disease with result to the mortality case. Malaria disease elimination through breaking down the infection linking by cleaning up the Anopheles breeding places around the house, in order the mosquito could not growth.
The research is conducted to find assosiation strength between breeding place with malaria incidence in Kecamatan Teluk Behmg Barat, Kota Bandar Launpung Tahnm 2002. Research design used is Case-Control with total sample are 196 peoples and using questioner as collecting instrument
The research shows that the existence of breeding place which the distance is less than 2 km from community residence have significant assosiation with malaria incidence, with OR is 3,774 (95% CI : 1,975 - 7,211), and controlled by another variables, that is occupational and bad net used which plays role as confounding factor, then OR becomes 3,687 (95% CI : 1,819 - 7,473).
Night outdoor activities, screening applied on ventilation, length of stay in the research area, are the direct variables to the malaria incidence without having significant influence to the relation between breeding place and malaria incidence.
The community is advised to participate actively in eliminating the malaria disease by cleaning up the breeding place of mosquito around the house, individual protecting and house/flintily protecting against anopheles bitting.
The District Government and Provincial health authority are expected to work together intensively in malaria eliminating by involving community roles, and conducting counseling about conummity health education intensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T4600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurasni
"Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten yang endemis tinggi di Provinsi Lampung. Puskesmas Hanura merupakan wilayah dengan endemisitas yang tinggi dimana API 43,9?. Tujuan penelitian Mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di desa Lempasing puskesmas Hanura. Desain penelitian cross sectional dengan data primer, jumlah sampel 211, dilakukan uji chi-square. Data tentang sosio-demografi, pengetahuan, sikap, perilaku, dan lingkungan dikumpulkan dengan wawancara dan observasi melalui pengisian kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian malaria adalah pendidikan (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), dan penggunaan kelambu (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria.

Malaria one of communicable disease still remains public health problem in Indonesia even in the world. Pesawaran District is one high malaria endemic district in Lampung Province. Hanura Health Centre is a high malaria endemic area which its API 43,9?. This study aims to analyze Factors associated with the occurence of malaria in Hanura Health Centre. The design study is cross sectional study, using primary data, the overall samples are 211, chi-square test was done. Data of Socio-demografy, knowledge, attitude, and behavior collected through interview and observation using questionaires. The results showed that two were three variables significantly associated with malaria incidence; education (OR=2,135; 95%CI: 1,168-3,902), and using of bednets (OR=1,594: 95%CI: 1,067-2,383). Concluded that significantly assosiated between education and using bednets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ratih Chaerunisa
"Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan tempat tinggal terhadap kejadian malaria pada ibu hamil di daerah perdesaan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010 dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat (faktor risiko). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang tinggal di rumah tidak permanen memiliki risiko 1,45 kali lebih besar untuk mengalami malaria klinis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, ibu hamil yang di sekitar rumahnya tidak ada ternak memiliki risiko 1,62 kali lebih kecil untuk mengalami malaria klinis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, dan ibu hamil yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan/petanu memiliki risiko untuk terkena malaria klinis 1,58 kali lebih besar daripada responden yang berkerja selain bertani/nelayan.

This study was made in order to determine the relation between neighboorhood factors in the incidence of malaria in pregnant women at rural areals in Indonesia. This study uses data Riskesdas 2010 with univariate, bivariate, and multivariate analysis (risk factors). The results showed that pregnant women who stay at home do not permanent 1.45 times greater risk for experiencing clinical malaria once controlled by work variables, pregnant women arround the house there are no cattle had 1.62 times the risk of developing clinical malaria once controlled by the occupation variable, and pregnant women who have jobs as fisherman/farmers are at risk for clinical malaria is 1.58 times greater than the respondents who worked in addition to farmers/fishermen.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frits, Wamaer
"Prevalensi malaria klinis di kabupaten Fakfak : 285%o (2002), dan untuk triwulan 1 tahun 2003, (SPR): 65.33%, Jalciparuin: 28.83%, dan vivax: 24.62%, sedangkan malaria klinis pada balita : 23.73% dari semua golongan umur.
Tujuan penelitian untuk mengetahui kejadian malaria pada anak umur 6-59 bulan serta hubungannya dengan kondisi fisik bangunan rumah dan tempat perindukan nyamuk di daerah Distrik Fakfak; dan apakah hubungan dimaksud dipengaruhi oleh faktor pendidikan, penghasilan, lama waktu bennukim, kebiasaan pakai pakaian Tutup badan saat melakukan aktifitas di luar rumah pada malam hari, kebiasaan pakai kelambu saat tidur malam hari, dan kebiasaan pakai obat nyamuk pada malam hari.
Jenis penelitian adalah studi observasional dengan disain kasus kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara rumah dengan kondisi fisik bangungannya berpotensi (ada risiko) sebagai tempat hinggap, istirahat, dan mengigit nyamuk malaria dengan kejadian malaria pada anak umur 6-59 bulan sebesar 3.07 kali lebih besar dibandingkan dengan rumah yang kondisi fisik bangunannya tidak berpotensi (tidak ada risiko) sebagai tempat hinggap, istirahat, dan menggigit nyamuk malaria. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berpengaruh terhadap hubungan kondisi fisik bangunan rumah dengan kejadian malaria pada anak sebagai faktor konfonding yang bersifat protektif yang mengurangi risiko untuk terkena malaria sebesar 0.47 kali lebih kecil dibandingkan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Terdapat interaksi antara kebiasaan pakai kelambu > 30 hari dan kondisi fisik bangunan rumah terhadap hubungannya dengan kejadian malaria pada anak dengan kekuatan hubungan 3.57 kali lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan pakai kelambu <30 hari (tidak pakai kelambu). Diperoleh pula prediksi berdasarkan perhitungan regresi logistik bahwa kemungkinan risiko terjadinya malaria pada seorang anak umur 6-59 bulan yang tinggal dirumah dengan kondisi fisik bangunannya berpotensi (ada risiko) sebagai tempat hinggap, istirahat, dan menggigit nyamuk malaria; dan memiliki orang tua dengan latar belakang tingkat pendidikan rendah, serta pakai kelambu <30 hari (tidak pakai kelambu) sebesar 77.64% lebih besar apabila dibandingkan dengan seorang anak umur 6-59 bulan tinggal dirumah dengan kondisi fisik bangunannya tidak ada risiko, dan memiliki orang tua dengan latar belakang tingkat pendidikan tinggi, serta pakai kelambu >30 hari (pakai kelambu) sebesar 39.65%. Jika dilakukan upaya pencegahan penyakit malaria dengan cara masyarakat membangun rumah tempat tinggal yang desain maupun bahan konstruksi bangunan rumah tidak berpotensi sebagai tempat hinggap, istirahat, dan menggigit nyamuk malaria akan memberikan dampak potensial berupa penurunan kejadian malaria sebesar 4230%.
Sangat diperlukan kesadaran dan peran aktif masyarakat dengan menjaga kondisi fisik bangunan rumah tetap bersih dan bebas dari vektor malaria; dan membangunan rumah yang desain maupun bahan konstruksi bangunan rumah yang tidak berpotensi sebagai tempat hinggap, istirahat, dan mengigit nyamuk malaria; serta membiasakan diri selalu menggunakan kelambu saat tidur pada malam hari.
Daftar pustaka : 49 (1963 - 2003 ).

The Association of Housing Condition and Mosquito Breeding Place to the Malaria Prevalence at Children Under 5 Years old at Fakfak District Health Services, Papua, 2003In 2003, the morbidity of clinical malaria at Fakfak District was 285 9uo. Furthermore, in the first quarterly year 2003, the Slide Positive Rate (SPR) was 65.33 % which consist of Plasmodium falciparum: 65.33 %, Plasmodium vivax: 24.62 % and the remained is combined (mixed), while the SPR of clinical malaria for children under five years old was 23.73 % from all ages group.
In general, the objective of this research was to identify and to examine the association between housing condition and mosquito breeding place to the malaria cases at children under five years old at Fakfak District, including any confounding factors were mostly education level, out come per capita per month, length of stay, the habit of wearing closed clothes when had outdoors activities at night, the habit of having mosquito net at night and using mosquito coil at night.
This research was conducted and carried out by the writer and health officers who have duties at Fakfak District mainly in Canton area, Papua. The type of this study was observational study with has case control design. It looked at the association between housing condition and mosquito breeding place as independent variable to the malaria cases as dependent variable at children under five years old. 220 respondents (head of household) were interviewed at Canton Sub-district, Fakfak District with consist of 110 respondents as control and 110 respondents who has malaria cases, The result of this study showed that there were strong significant of housing conditions which have potentially risk was 3.07 times compared to housing conditions where as mosquito can alighting, resting and biting which have no potentially risk with malaria cases at children under Hive years at Fakfak District. Moreover, of the confounding factors are considered being associated with the malaria cases, those that were strongly significant are the following variables: education level (p= 0.016), the habit of having mosquito net at night more than 30 days (p= 0.038). It represent that the respondent who has high education level became protective 0.47 times less than respondent who has low education level. Also it describes that respondent who have habits of having mosquito net at night more than 30 days had strongly significant (3.57) limes more than that respondent who have habits of having mosquito net at night less than 30 days. The data analysis using logistic regression that there is probability 77.64 % which children under five years old who stay at home where has potential risk and have parents who have low education level and who have habits of having mosquito net less than 30 days or without mosquito net.
Based on the results, it recommended that Health Officials should consider all significant variables involved in health policy, health promotion and health education. It is important to develop a strategy and Government policy to support the better implementation of malaria program for example healthy housing condition program where no potential risk for malaria or to eliminate of malaria breeding place. Moreover, it is required awareness and participation of community to be concerned of healthy housing. Hence, it is necessary to maintain their behavior primarily having mosquito net at night. Finally, it is essential to conduct further study concerning other factors associated with malaria cases.
References: 49 (1963 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>