Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barus, Linda Sari
"Mencuci tangan dapat dilalcukan oleh anak yaitu sebelum dan sesudah beraktifitas sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan unhrk mengidentifikasi efektivitas permainan terapeutik: Cuci tangan dengan flannelgrapft kombinasi demonstrasi terhadap ketepatan anak dalam mencuci tangan. Desain pada penelitian ini menggunakan quasi elcsperiment: post test-only non equivalent control group terhadap 96 anak usia 3-12 tahun yang dibagi menjadi kelompbk intervensi dan kontrol dengan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjulJcan bermain terapeutik: cuci tangan menggunakan flannelgraph kombinasi demonstrasi efektif terhadap ketepatan anak mencuci tangan (p < 0,001). Hasil penelitian dapat diaplikasikan sebagai intervensi berrnain terapeutik di rumah sakit.

Hand washing activitity can be done by children before and after the children do activities as an effort in the prevention and control of infections in hospitals. This study aims to identifu the effectiveness of therapeutic play: Handwashing with flannelgraph combination of demonstrations toward the accuracy of children in hand washing . The design of this research uses a quasi experiment: post-test-only non equivalent control group towards 96 aged 3-12 who were divided into the intervention group and the control goup with consecutive sampling. The results showed that the therapeutic play: Handwashing with flannelgraph combination demonstration is effective toward the children accuracy of hand washing (p <0.001). The results of this study can be applied as an interventions of therapeutic play in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T41475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat oleh pasien, pengunjung rumah sakit bahkan petugas kesehatan yang berada di rumah sakit. Di Amerika Serikat, insiden infeksi nosokomial kira-kira 5%. Sementara di Indonesia, menurut Kamal (1998) mengatakan bahwa prevalensi infeksi ini lebih besar terjadi di rumah sakit pendidikan.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pengunjung rumah sakit mempunyai andil dalam penyebaran infeksi nosokomial. Penyebaran infeksi dapat dicegah dengan memutus rantai penyebaran infeksi, Salah satu yang paling murah adalah mencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat pengetahuan pengunjung rumah sakit terhadap pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi rumah sakit. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 27 responden. Hasil yang diperoleh ternyata tingkat pengetahuan responden tentang mencuci tangan adalah tinggi, sebanyak 59,3% dengan nilai 2 80. Dari hasil penelitian, peneliti merekomendasikan perlu adanya penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan secara kualitatif, pengadaan sarana untuk mencuci tangan bagi pengunjung rumah sakit."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5146
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Meisa
"Infeksi nosokomial merupakan masalah yang serius bagi semua institusi pelayanan kesehatan di seluruh dunia yang muncul akibat kegagalan dalam melakukan kebersihan tangan. Cuci tangan adalah sarana yang mempunyai pengaruh besar dalam memutus penularan infeksi jika dilakukan dengan baik dan benar. Berdasarkan data Rumah Sakit Awal Bros Bekasi sebesar 75% perawat yang bertugas di ruang keperawatan tidak melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mencuci tangan perawat dan faktor-faktor yang berhubungan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode accidental sampling pada 123 perawat. Hasil penelitian ini menunjukan perilaku mencuci tangan kurang baik perawat sebesar 30,9% dan ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, dan sikap dengan perilaku mencuci tangan pada perawat. Serta ada pula yang tidak signifikan antara unit kerja, waktu pelatihan pencegahan infeksi nosokomial, pengetahuan dan peraturan dengan perilaku mencuci tangan. Dari temuan tersebut rumah sakit perlu adanya supervisi yang berkesinambungan setelah pelatihan sehingga kebiasaan mencuci tangan sesuai prosedur diterapkan sehari-hari.

Nosocomial infections are a serious problem for all health care institutions around the world that arise due to failure to perform hand hygiene. Washing hands is the means that have a major influence in deciding the transmission of infection when it's done properly. Based on data from Awal Bros Hospital Bekasi by 75% of nurses who served in the nursing room, did not wash their hands before patient contact. Correlation descriptive study aims to determine nurse handwashing behavior and factors associated. Data was collected through accidental sampling method on 123 nurses. These results indicate poor handwashing behavior of 30.9% and there was a significant association between age, gender, education, and attitude to handwashing behavior in nurses. And there is also no significant association between work units, nosocomial infection prevention training time, knowledge and rules with hand washing behavior. From these findings the hospital needs to be continuous and consistent supervision after training, so that appropriate hand washing procedures would be applied daily."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S44786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Solikhah
"Kecemasan dan ketidakmandirian merupakan reaksi yang sering terjadi pada anak selama hospitalisasi dan berakibat penurunan kondisi, lamanya adaptasi, serta gangguan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh therapeutic-peer-play terhadap kecemasan dan kemandirian anak usia sekolah yang dirawat. Rancangan quasy-experiment, pre-test post-test control-group design, sampel masing-masing 33 pada kelompok intervensi dan kontrol. Analisis data dengan paired t-test.
Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan (pvalue= 0,000) terhadap kecemasan {sebesar 11,09 pada intervensi dan 3,73 pada kontrol (66%); dari cemas sedang menjadi cemas ringan}; dan berpengaruh signifikan (p-value=0,000) terhadap kemandirian {sebesar 7,85 pada intervensi dan 2,58 pada kontrol (67%); dari tidak mandiri menjadi mandiri}. Mengingat therapeutic-peer-play berpengaruh terhadap kecemasan dan kemandirian, maka perlu peningkatan peran perawat terhadap upaya permainan terapeutik anak usia sekolah selama hospitalisasi.

Anxiety and the lack of self-reliance is a reaction that often occurs in children during hospitalization and resulted in a decrease of conditions, duration of adaptation, and developmental disorders. The purpose of this research was to identify the effect of therapeutic peer play to the levels of anxiety and self-reliance school-age children during the hospitalization. This research used quasy-experiment, pre-test, post-test, control-group design, and samples in each of the intervention and control groups were 33 people. The data analysis used paired t-test.
From the data analysis, it has been recognized that there is a significant effect (p value: 0,000) to anxiety {11,09 in intervention and 3,73 in control (66%), from middle to low level of anxiety}; and also there is a significant effect (p value: 0,000) to self-reliance {7,85 in intervention and 2,58 in control (67%), from being not independent to being independent}. Considering therapeutic peer play has effect on anxiety and self-reliance, it is necessary to increase the role of nurses to create therapeutic peer play for school aged children during hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Prakartini
"ABSTRAK
Cuci tangan merupakan salah satu metode yang efektif dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan angka penyebaran infeksi nosokomial adalah pengunjung. Penelitian terkait pengetahuan dan perilaku pengunjung dalam mencuci tangan masih sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku pengunjung dalam hal mencuci tangan. Penelitian ini melibatkan 94 responden dan dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner pengetahuan pengunjung tentang cuci tangan dan lembar observasi perilaku cuci tangan. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pengunjng dalam hal cuci tangan (p = 0,445 ; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemberian informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengunjung dalam cuci tangan di rumah sakit.

ABSTRAK
Handhygiene is one of the effective methods in reducing the risk of nosocomial infections in hospitals. One of the factors that can lead to the increasing number of nosocomial infections is visitors. Research related to knowledge and handhygiene behavior of visitors is still rare. Therefore, this study aimed to determine the correlation between knowledge and behavior of handhygiene visitors in terms of handhygiene. This research involved 94 respondents and conducted using consecutive sampling technique. The research instrument consists of a questionnaire about the knowledge of visitors? handhygiene and handhygiene?s behavior observation sheet. Kolmogorov-Smirnov test results showed that no significant correlation between the level of knowledge and visitor?s behavior in hamdhygiene (p = 0.445; α = 0.05). The study recommnds the important of providing information to improve knowledge and awareness of visitors in handhygiene in hospitals."
2016
S64265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Indracahyani
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare baik di Indonesia maupun di dunia menunjukkan bahwa diare perlu penanganan secara global. Anak-anak merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami diare. Oleh karena itu, anak-anak perlu diajarkan mencuci tangan dengan metode yang tepat dan waktu yang sesuai agar prevalensi diare dapat diminimalisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare pada anak usia sekolah.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dan potong lintang. Sampel penelitian ini beajumlah 67 anak dan orang tua dengan kriteria inklusi sebagai berikut: Siswa-siswi SD kelas IV-VI, orang tua dengan anak yang menjadi responden, dapat membaca dan menulis, tinggal bersama keluarga, bersedia dan mampu berpartisipasi dalam penelitian Pengumpulan data dilakukan melalui observasi metode mencuci tangan anak, dan memberikan kuesioner kepada anak dan orang tua. Setelah itu, data diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji Fisher Exact.
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 42 responder: (75 %) yang memiliki perilaku mencuci tangan tidak tepat mengalami kejadian diare sedang. Sedangkan dari responden yang memiliki perilaku mencuci tangan tepat terdapat 10 responden (90,9 %) yang mengalami kejadian diare sedang. Analisis lebih lanjut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mencuci tangan dengan kejadian diare (P value=0,095, α=0,05). Peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai perilaku mencuci tangan pada tingkatan usia berbeda dengan menggunakan desain dan instrumen penelitian yang lebih baik Selain itu, agar hasil penelitian dapat representatif terhadap populasi tertentu, maka perlu memperbanyak jumlah responden dan memperluas area penelitian.

Diarrhea is one of the major health problems in children around the world. The high prevalence morbidity and mortality of diarrhea, both in Indonesia and in the world shows that diarrhea needs to be overcome globally. Children as the high risky group need to be taught the proper method and time of hand washing to minimize the prevalence of diarrhea. The aim of this stuay is to identify the correlation between hand washing behavior and the incidence of diarrhea in school age children.
This study use descriptive correlation and cross sectional design. It needs 67 children and their parents as respondents with qualifications as follows: students in elementary school from 4th grade to 6th grade (or 9-12 years old) and their parents, enable to reading and writing, agree to participate as respondent in this study. Data were collected by observation of hand washing methods, and give questionnaire, both to children and parents. Then, data were processed and analyzed by Fisher exact test.
The study results moderate incidences of diarrhea were experienced by 42 respondents (75 %) with improper hand washing, and 9 respondents (90.9 %) with proper hand washing. The analysis also identify there is no significant correlation between hand washing behavior with the incidence of diarrhea (P value =0.095, α=0. 05). The author recommends to held research or stuoy about hand washing behavior in certain developmental stage by using better instrument and research design The author also recommends to increase the number of respondents and widen the research area in order to represent the characteristic of population.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5639
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Bawaeda
"Hospitalisasi mengharuskan anak tinggal di rumah sakit dan menerima prosedur medis seperti terapi inhalasi yang dapat memicu kecemasan anak. Salah satu intervensi keperawatan non farmakologi yang dapat diberikan kepada anak untuk menurunkan bahkan menghilangkan kecemasan adalah bermain terapeutik pop-it. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas bermain terapeutik pop-it terhadap tingkat kecemasan anak yang mendapat terapi inhalasi di ruang rawat inap anak. Penelitian ini menggunakan design randomized control trial yang melibatkan 66 anak (dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol) berusia 1-12 tahun yang mendapat terapi inhalasi dan dirawat di ruang rawat inap anak RSUD Talaud, RSUD Manembo-nembo Bitung dan RSUP Prof Dr. R.D. Kandou Malalayang Manado. Sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling. Tingkat kecemasan diukur menggunakan instrumen visual facial anxiety scale (VFAS). Hasil penelitian menunjukan bahwa bermain terapeutik popit efektif menurunkan tingkat kecemasan anak yang mendapat terapi inhalasi dengan nilai p 0,000 (α < 0,05). Dengan demikian bermain terapeutik pop-it tepat diberikan kepada anak yang mendapat terapi inhalasi dan direkomendasikan untuk disediakan di rumah sakit sebagai alternatif permainan. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi perawat di rumah sakit saat melakukan asuhan keperawatan pada anak yang mendapat terapi inhalasi.

Hospitalization requires the child to stay in the hospital and receive medical procedures such as inhalation therapy that can trigger a child's anxiety. One of the nonpharmacological nursing interventions that can be given to children to reduce and even eliminate anxiety is pop-it therapeutic play. The purpose of this study was to determine the effectiveness of pop-it therapeutic play on the anxiety level of children receiving inhalation therapy in the pediatric inpatient room. This study used a randomized control trial design involving 66 children (divided into intervention and control groups) aged 1-12 years who received inhalation therapy and were treated in the pediatric inpatient room at Talaud Hospital, Manembo-nembo Hospital Bitung and Prof Dr. R.D. Kandou Malalayang Manado. Samples were taken using simple random sampling technique. Anxiety levels were measured using a visual facial anxiety scale (VFAS). The results showed that pop-it therapeutic play was effective in reducing the anxiety level of children receiving inhalation therapy with a p value of 0.000 (α < 0.05). Thus, pop-it therapeutic play is appropriate for children receiving inhalation therapy and is recommended to be provided in the hospital as an alternative game. The results of this study can be used as a reference for nurses in hospitals when providing nursing care to children receiving inhalation therapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Habibah Sari Melati
"Kebersihan tangan adalah salah satu hal yang penting dalam pengendalian infeksi di rumah sakit. Perawat sebagai lini terdepan layanan kesehatan, memiliki beban kerja yang fluktuatif, juga dituntut memiliki kepatuhan cuci tangan. Rumah Sakit. telah terakreditasi JCI Joint Commission International, dimana keselamatan pasien merupakan fokus utamanya, dan cuci tangan memiliki peranan yang sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor beban kerja dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit S. Desain penelitiannya adalah potong lintang, dengan 55 sampel pada perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat, Unit Perawatan Intensif dan Unit Hemodialisis. Data diambil dengan cara observasi dan kuisioner, yaitu menggunakan lembar observasi kepatuhan cuci tangan; lembar observasi perilaku. langkah cuci tangan; lembar observasi beban kerja; kuisioner karakteristik demografi; kuisioner pengetahuan; dan kuisioner persepsi. Data dianalisis dengan uji pearson untuk melihat hubungan kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dan uji. tidak berpasangan untuk melihat hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan variabel perilaku, pengetahuan, persepsi, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dengan pengetahuan; dengan persepsi cuci tangan; dengan usia; dengan pendidikan; dan dengan masa kerja. >0,05. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan jenis kelamin. = 0,02. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan masa kerja. = 0,02. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan: beban kerja, karakteristik demografi usia, pendidikan dan masa kerja. pengetahuan, dan persepsi. Namun ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan perilaku cuci tangan dan dengan jenis kelamin. Faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku cuci tangan dan masa kerja. Safety meeting/ safety talk dapat dilakukan secara berkala untuk mengatasi kendala dalam kepatuhan cuci tangan perawat.

Hand hygiene is one of the important things in hospital infection control. Nurses who act as the leading line of health services and have. fluctuating workload, are also required to have hygienic hands.. Hospital has been accredited JCI Joint Commission International. where patient safety is the main focus, and where having hygienic hands has. very big role. The purpose of this research is to know the workload factor and other factors related to the hand hygiene compliance of nurses at. Hospital. The research design is cross sectional, with 55 samples on nurses who work in Emergency Department, Intensive Care Unit and Hemodialysis Unit. Data were taken by observation and questionnaire, ie using hand hygiene compliance observation sheet. step hand hygiene behavior observation sheet workload observation sheet questionnaire of demographic characteristics hand hygiene knowledge questionnaire and perception questionnaires. Data were analyzed by pearson test to see the hand hygiene compliance relationship with workload and independent. Test to see the relationship between hand hygiene compliance with behavioral, knowledge, perception, age, gender, education, and working period. Furthermore, multiple linear regression test is also used.
Based on the analysis result, there is no significant relationship between hand hygiene compliance with workload with knowledge with perception with age with education and with working period. 0.05. The variables significantly associated with hand hygiene compliance were behavior. 0.00 and gender. 0.02. The most dominant factors affecting hand hygiene compliance were behavior. 0,00 and working period. 0,02. In this study, there was no relationship between hand hygiene compliance with workload demographic characteristics age, education and working period knowledge and perception. However, there was. relationship between hand hygiene compliance with hand hygiene behavior and gender. The most dominant factors for hand hygiene compliance are hand hygiene behavior and working period. Safety meeting safety talk can be done regularly to overcome obstacles in the hand hygiene compliance of nurse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Arinda Putri
"Indonesia masih memiliki prevalensi kasus infeksi parasit usus pada anak yang tinggi karena berbagai faktor seperti iklim dan suhu yang mendukung perkembangan parasit hingga sosioekonomi yang rendah. Anak-anak di TPA Bantar Gebang memiliki risiko lebih besar untuk terinfeksi oleh karena sanitasi lingkungan yang buruk sehingga menjaga kebersihan diri menjadi hal yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara angka infeksi parasit usus pada anak-anak di Bantar Gebang dan kebiasaan mencuci tangan yang termasuk pola hidup yang sehat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Pengambilan data dari 100 subjek penelitian dilakukan pada Mei 2012. Data diolah dengan program SPSS 21.0 dengan uji Fisher.
Hasil penelitian menunjukkan angka infeksi parasit usus pada anak-anak di TPA Bantar Gebang adalah 80% dengan parasit penyebab infeksi terbanyak adalah Blastocystis hominis (59%). Berdasarkan hasil perhitungan data, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara angka infeksi parasit usus dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar. Perlu dilakukan upaya untuk mengurangi angka infeksi melalui penyuluhan pola hidup bersih dan sehat oleh petugas kesehatan dan perbaikan sistem pengolahan sampah oleh pemerintah setempat.

Indonesia still has high prevalence of intestinal parasitic infections in children due to various factors such as climate and temperature which supports the development of parasites, to low socioeconomic class. Children in TPA Bantar Gebang have a greater risk for infection because of poor environmental sanitation, so that maintaining personal hygiene is important. The purpose of this study is to determine the relationship between the prevalence of intestinal parasitic infections in children in Bantar Gebang and the habit of washing hands as one of hygiene practices. The study design was cross sectional. The data was collected from 100 subjects in May 2012. The data was then processed with SPSS 21.0 program with Fisher test.
The results showed that intestinal parasite infection rates in children in TPA Bantar Gebang was 80% with the highest rate of infection caused by Blastocystis hominis (59%). Based on calculations, we found no significant association between the prevalence of intestinal parasitic infections and washing hands before eating and after defecation. Efforts should be made to reduce the number of infections through counseling about clean and healthy lifestyle by health workers and improvement of waste management system by the local government."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni A.
"Mencuci tangan dengan sabun merupakan tindakan sederhana yang dapat mencegah berbagai macam penyakit salah satunya diare, namun tindakan tersebut masih jarang dilakukan oleh anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi perilaku dengan teknik modeling terhadap perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Metode yang digunakan quasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok; 38 anak sebagai kelompok intervensi dan 38 kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yang dilanjutkan dengan simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan modifikasi perilaku dengan teknik modeling berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000), dan keterampilan (p=0,000) cuci tangan anak sekolah. Analisis lebih lanjut menunjukkan modifikasi perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga (p=0,000). Modifikasi perilaku dengan teknik modeling dapat diterapkan sebagai salah satu upaya peningkatan perilaku mencuci tangan pada anak sekolah yang dapat diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah.

Hand washing is a simple action that can prevent a variety of diseases especially diarrhea, but this action is still rarely carried out by school children. The aim of this study was to determine the effect of behavior modification with modeling techniques on hand washing behavior at primary school age children (6-12 years). The research design was quasi experiment consisting of two groups; 38 subjects as intervention groups and 38 subjects as control groups. The sampling technique used stratified random sampling, followed by simple random sampling.
The results showed a behavior modification significantly affect of knowledge (p=0.000), attitude (p=0.000), and skills of hand washing (p=0.000). Further analysis showed that behavior modification is influenced by family knowledge (p=0.000). Behavior modification with modeling techniques can be applied as one effort to increase hand washing behavior of school children that could be integrated in the school nursing service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>