Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Paper mill using recycle fiber as raw material produces reject containing fiber and plastic. The reject was identified by means of sorting. Reject pellet was prepared by drying, followed by shredding, and pellets moldings. It was analyzed for its proximate composition (moisture, ash, volatile matter and fixed carbon). Calorific value, sulfur content, ash mineral content, and ash fusion temperatures were also tested. The results showed that reject consists of 50.75% fiber and 49.25% plastic of which is >99% high density polyenthylene (HDPE). Reject contains a high calorific value of about 7000 cal/g which could potentially be used as fuel. Coal boiler fuel containing 5-50% reject pellet shows no indication of slagging and fouling in the boiler. "
JS 4:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Limited case study of biorefinery implementation in paper industry has been done through the investigation of fibers component separation from hydropulper reject for papermaking. Pulper rejects was cleaned from metal contaminant, crushing, screening sequentially through the screen 6, 2, and 1size, and drying. Reject fibers (R) then mixed with Old Corrugated Container or OCC (O) in the ratio of R:O as 100:0; 75:25; 50:50; 25:75; and 0:100. The handsheets then made at the basis weight of 70, 125, and 150 g/m2 or GSM, followed by testing and evaluating. The results showed that the furnish of reject and OCC mixing is feasible for papermaking, and still have some opportunities to develope further mechanically, chemically, and or fiber reinforcement. Based on the evaluation of handsheets quality, it
is recommended that improved 70 GSM paper suitable for wrapping paper, while improved 125 and 150 GSM papers supposed to be a lainer board and fluting medium."
JS 5 : 2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge has the potency to be used as organic fertilizer. Physically, organic fertilizer in pellet form has smaller volume and easily stored and transported. The aim of this study is to obtain the appropriate adhesive to make fertilizer pellets from the residue from anaerobic digestion of paper mill biological sludge. The experiment were performed with two variable treatments which are the types of adhesive (sago flour, cassava starch, molasses) and the adhesive doses (0.5%, 1.0%, and 1.5%) with respectively 3 replications. The physical properties of resulting pellets were tested including yield, density, water holding capacity, and durability. The effect of pellets on plant germination and growth was also done using tomato seed. The results explained that generally, the pellets meet minimum requirements of organic fertilizers and soil conditioner according to Indonesian National Standard (SNI 7847:2012) unless Zn as micro nutrient and Regulation of the Minister of Agriculture Number 70/2011 unless water content. The pelletization of organic fertilizer to the size of 3-5 mm can be done by adding the best adhesive material, namely cassava starch 1% with the physical properties of the pellets including a yield of 99.56%, density of 1.84 g/mL, water holding capacity of 65.53%, and durability of 99.65-99.84%, but organic fertilizer pellets (with sago flour as adhesive) at a dose of 0.5 g/50 g media is the best for tomato germination and growth."
JS 5:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Oil palm biomass derived from oil palm processing plant has a very abundant availability or nearly equal to the yield of crude palm oil. This paper provides a review of the chemical and fibers characteristics from the empty fruit bunches of oil palm tree associated with the properties of pulp and papermaking. Potential use of fibers from oil palm tree, which is included in the group of nonwood, as raw material for pulp and paper is large enough for wood substitution. Opportunities to use oil palm tree fibers as raw material for pulp and paper in industrial scale is very prospective. "
JS 5:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irnanda Pratiwi
"Chip merupakan bahan baku untuk pembuatan pulp, sedangkan Log adalah bahan baku untuk pembuatan chip. Chip adalah kayu yang telah dipotong-potong menjadi kecil dengan ukuran dan ketebalan tertentu. Keseragaman dari chip dan produktivitas dari sebuah pabrik pulp tergantung oleh banyak faktor, tetapi kualitas chip adalah faktor yang terpenting. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas Chip dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik (Statistical Quality Control). Berdasarkan diagram kontrol individual pada sampel bulan Juni 2015,terjadi penyimpangan proses tak terkendali sehingga diperlukan tindakan analisis serta perbaikan. Sedangkan sampel pada bulan Juli 2015 didapatkan semua data berada dalam batas kendali. Dari hasil analisis data dengan metode Diagram fishbone didapatkan bahwa faktor utama dalam penyebab terjadinya variasi dalam accepted chip adalah faktor bahan baku (Material), tenaga kerja (Man) dan Mesin (Machine)."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mandagie, Karel L.
"Kertas adalah Produk yang sangat penting sesudah kebutuhan fisik dan mental terpenuhi pada saat ini. Mulai dari uang kertas, catatan2, buku-buku, majalah, koran, kertas toilet sampai dengan kertas berharga, kesemuanya ini merupakan kebutuhan pokok umat manusia. Berkenibangnya perdagang internasional dan pemasaran internasional (global Marketing) memerlukan sistem informasi dan komunikasi global dengan perangkat komputer. Ternyata penggunaan komputer juga tetap mendorong penggunaan kertas khusus yaitu kertas komputer. Bila melihat kecenderungan kebutuhan kertas dunia dewasa ini, maka terlihat kenaikan secara konsisten mulai dari rtahun 1970?an (kecuali 1975/1976) sampai dengan saat ini, baik untuk konsumsi maupun produksi. Konsumsi kertas rata-rata perkapita pertahun saat ini di negara2 Amerika Utara adalah 283 kg, di negara2 Masyarakat Ekonomi Eropa adalah 130 kg, di negara2 Skandinavia adalah 205 kg dan di negara Jepang adalah 185 kg, Sedangkan, rata-rata konsumsi kertas di negara2 Asia lainnya adalah 16 kg dan di Indonesia hanya 45 kg (1988).
Konsumi kertas ini terbagi atas kertas koran, kertas tulis dan cetak, terutama kertas kantong semen kraft liner board, corrugating medium, kertas sigaret, kertas bungkus, kertas rumah tangga (a-l. kertas toilet, tissue paper) dan kertas lainnya dimana konsumsi total di Indonesia adalah 828.191 ton (1988). Produksi kertas Indonesia pada tahun 1988, 931.000 ton dan Produksi pulp, hanyalah 325.000 ton, sekitar 200.000 ton pulp Diimpor dibantu dengan kertas bekas untuk produk2 tertentu. Pasaran ekspor Pulp terutama ke negara yang tidak mempunyai bahan baku Hutan Tanaman Industri dan terus makin berkembang begitu pula pasaran domestik, dimana konsumi kertas perkapita bisa meningkat lagi paling tidak seperti negara2 Asean lainnya (singapura 200 kg, Malaysia 27,2 kg dan Huangthai 16 kg).
Proyek industri Pulp yang akan diteliti akan mengacu pada pasar internasional dan domestik jadi sebagai produk ekspor akan dilihat kecenderungan kebutuhan dunia pada sekitar tahun 2000. Dengan Teknik Forecasting akan dibahas kebutuhan pulp sebagai bahan baku industri kertas dan kebutuhan ini sebagai dasar studi kelayakan industri pulp terpadu dengan HTI Eucalyptus sebagai sumber penyediaan bahan baku kertas. Dengan analisa kebutuhan lokasi yang sesuai maka dipilih daerah Kabupaten Merauke untuk penanaman Hutan Tanaman Industri Pohon Eucalyptus. Asumsi yang dipakai sebagai dasar perhitungan adalah Riap/Yield net 25 ¡n3/ha/tahun, penada rotasi 8 tahun dan harga kayu pulp pada pabrik adalah 18 $/m3. Tentunya masih ada lagi syarat2 lain yang banus dipenuhi Yaitu fasilitas infrastruktur tenaga kerja dan studi AMDAL sesuai peraturan pemerintah RI No. 29 tahun 1986 dan Kantor Menteri Negara KLH."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaini
"Bahan baku merupakan bahan yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan produk jadi yang perlu melalui tahap uji untuk mengkonfirmasi bahwa bahan baku tersebut memang sesuai dengan standar yang ada dan sesuai dengan klaimnya untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan pada sediaan farmasi seperti pada kasus tercemarnya sediaan farmasi sirup akibat pelarut yang digunakan tercemar oleh Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG). BPOM mengharuskan semua bahan baku obat dapat menyesuaikan aturan Farmakope Indonesia. PT. Tatarasa Primatama sebagai PBF bahan baku obat perlu menyesuaikan kualifikasi bahan baku yang didapat atau diimpor dari luar negeri dengan standar yang berlaku yang ada di Indonesia. Kualifikasi bahan baku obat yang didapat dari supplier luar negeri biasanya mengacu pada parameter yang ada di United States Pharmacopeia. Perlu dilakukan perbandingan parameter yang ada di antara United States Pharmacopeia dan dan Farmakope Indonesia VI mengenai uji kuantitatif dan kualitatif suatu bahan baku obat untuk menyesuaikan dengan peraturan BPOM. Perbedaan parameter uji pada prosedur dan spesfikasinya antara USP 44 dan FI VI dikarenakan kondisi, suhu, serta cuaca masing – masing wilayah negara yang berbeda – berbeda. Parameter uji yang mempunyai prosedur dan spesifikasi yang berbeda dapat dipilih dengan memilih prosedur dan spesifikasi yang lebih lengkap, lebih tepat dan lebih ketat diantara USP 44 dan FI VI. Parameter uji yang terdapat pada FI VI tetapi tidak terdapat pada USP dapat dilakukan penambahan uji oleh PBF bahan baku obat itu sendiri.

Raw materials are substances typically used in the production of finished products that need to undergo testing to confirm their compliance with existing standards and claims to avoid undesired incidents in pharmaceutical preparations, such as the contamination of syrup preparations due to solvents tainted with Ethylene Glycol (EG) and Diethylene Glycol (DEG). BPOM (Indonesian FDA) requires all drug raw materials to conform to the Indonesian Pharmacopoeia standards. PT. Tatarasa Primatama, as a pharmaceutical raw material distributor, must ensure that the qualifications of raw materials obtained or imported from abroad comply with Indonesian standards. The qualification of drug raw materials obtained from international suppliers usually refers to parameters in the United States Pharmacopeia (USP). It is necessary to compare the quantitative and qualitative test parameters between the United States Pharmacopeia and the Indonesian Pharmacopoeia VI to align with BPOM regulations. Differences in test parameters in procedures and specifications between USP 44 and FI VI are influenced by varying conditions, temperatures, and climates in different countries. Test parameters with differing procedures and specifications can be selected by opting for procedures and specifications that are more comprehensive, precise, and stringent between USP 44 and FI VI. Parameters found in FI VI but not in USP may require additional testing by the pharmaceutical raw material distributor themselves.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Perindustrian, 1982
664 IND j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Widhiana
"ABSTRAK
PT. Karya Tulada merupakan salah satu produsen kertas yang berdomisili di Kodya Tangerang Jawa Barat. Hasil produksi utamanya adalah jenis kertas industri berupa kertas wrapping dan manila board dengan kapasitas produksi untuk dua buah mesin yang dimiliki adalah 8.000 ton pertahun.
Masalah utama yang sedang dialami diantaranya penurunan tingkat penjualan dengan ditandai oleh beralihnya pelanggan kepada produk lain, sehingga tingkat persediaan menjadi tinggi dan aldbat terburuk adalah tidak tercapainya kapasitas produksi.
Dalam penelitian ini dipergunakan metode diskriptif analitis, yaitu dengan jalan menggambarkan kondisi lingkungan internal perusahaan dan eksternal perusahaan, selain itu untuk perumusan strategi dipergunakan teknik GE-Matrix dan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).
Analisis GE-Matrix menghasilkan keunggulan dan kelemahan dari PTKT melalui penilaian faktor-faktor internal yang terdiri atas 12 faktor, sedangkan penilaian terhadap faktor eksternal yang terdiri atas 8 faktor memperlihatkan peluang serta ancaman.
Hasil dari penilaian lingkungan internal dan eksternal digabungkan kedalam matriks 3x3, sehingga diperoleh posisi bersaing PTKT pada kuadran ke II, dan strategi yang di anjurkan adalah tumbuh dengan selektif.
Guna mengembangkan strategi ini maka dilakukan analisis PHA dengan membentuk 1 buah hirarki utama dan 4 buah sub hirarki. Hasil akhir dari pendapat gabungan para responden adalah strategi biaya rendah sebagai strategi utama yang mendasari setiap langkah untuk mengembangkan daya saing PTKT.
Langkah akhir untuk tumbuh dengan strategi biaya rendah, maka digunakan konsep Sustainable Competitive Advantage (SCA), yaitu dengan menentukan strategi fungsional untuk melakukan persaingan, menentukan landasan utama yang dapat digunakan dalam persaingan, menentukan pasar sasaran utama persaingan dan menentukan pesaing potensialnya.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Cahyani
"

Industri Plastik Menengah berperan penting dalam rantai pasok bagi sektor strategis lainnya dengan banyaknya permintaan plastik untuk kebutuhan kemasan produk lainnya dan meningkat hingga mencapai 5% dalam lima tahun terakhir. Oleh karena itu, Industri Plastik Menengah berupaya untuk membantu meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi dengan menerapkan teknlogi untuk meningkatkan efisiensi kerja dan hasil. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah aplikasi sistem integrasi dan pertukaran data yang dapat membantu peningkatan kualitas dan kuantitas proses produksi pada Industri Plastik Menengah. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, belum adanya penentuan pembelian bahan baku yang tetap oleh Industri Plastik Menengah. Dampak yang ditimbulkan yaitu ditemukannya losses yang memengaruhi proses produksi akibat keterlambatan bahan baku pada jadwal produksi. Solusi yang dapat diberikan dengan menerapkan modul Material Requirement Planning (MRP) sebagai modul pada ERP yang menyediakan dua teknik yang dapat merencanakan pembelian bahan baku dengan membandingkan biaya pengeluaran perusahaan dari segi biaya persiapan pembelian bahan baku dan biaya penyimpanan produk jadi.

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa Teknik Lot-for-Lot dengan sistem pembelian bahan baku sesuai dengan jumlah permintaan produk jadi dapat menghasilkan pengeluaran biaya perusahaan lebih rendah hingga mencapai ¼ biaya perencanaan dengan Teknik Periodic Order Quantity (POQ) dengan sistem pembelian bahan baku berkala sesuai dengan intervalnya.

 


The Medium Plastic Industry plays an important role in the supply chain for other strategic sectors with the large demand for plastic for other product packaging needs and increases to reach 5% in the last five years. Therefore, the Medium Plastic Industry seeks to help improve the quality and quantity of production by applying technology to improve work efficiency and yield. Enterprise Resource Planning (ERP) is an application for system integration and data exchange that can help improve the quality and quantity of production processes in the Medium Plastic Industry. Based on the survey that has been carried out, there is no determination of the fixed purchase of raw materials by the Medium Plastic Industry. The impact that is caused is the discovery of losses that affect the production process due to delays in raw materials on the production schedule. Solutions that can be provided by applying the Material Requirement Planning (MRP) module as a module on ERP that provides two techniques that can plan raw material purchases by comparing the companys expenditure costs in terms of preparation costs for raw material purchases and the cost of storing finished products.

In this research, the Lot-for-Lot technique with a system of purchasing raw materials in accordance with the number of requests for finished products can result in lower corporate expenses up to a quarter of the planning costs with the Periodic Order Quantity (POQ) technique with periodic raw material purchasing systems in accordance with the interval.

 

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>