Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64804 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muthia Auliananda
"[ABSTRAK
Artikel ini membahas tema patriotisme di dalam cerita pendek La Dernière Classe karya Alphonse Daudet. Berlatar waktu Perang Prancis-Prusia (18-70-1871), Daudet ingin menyampaikan adanya konflik antara Prancis dan Prusia (Jerman) yang diangkat melalui konflik bahasa. Wilayah Alsace yang menjadi perbatasan Prancis dan Prusia terpaksa berhenti menggunakan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi akibat kekalahan Prancis terhadap Prusia. Perubahan tersebut meninggalkan kesedihan yang dalam bagi penduduk Alsace sehingga muncul sikap-sikap yang mengangkat tema patriotisme. Dengan menggunakan analisis struktural melalui poros sintagmatik dan paradigmatik (Roland Barthes), tema patriotisme tersebut diteliti berdasarkan analisis alur, tokoh, serta latar ruang dan waktu ABSTRACT This article discusses about patriotism theme in Alphonse Daudet‟s short story titled La Dernière Classe. With the French-Prussian War as the background setting, Daudet wants to bring up the conflict between France and Prussian (Germany) which was brought up by a language conflict. Alsace people in the border between France and Prussia were forced to stop using french as the consequence of French‟s defeat against Prussian. The change causes a deep sorrow for the citizens of Alsace. It raises patriotism theme. Using the syntagmatic and paradigmatic analysis (Roland Barthes), the patriotism theme is analyzed by the plot, characters, and the setting of place and time., This article discusses about patriotism theme in Alphonse Daudet‟s short story titled La Dernière Classe. With the French-Prussian War as the background setting, Daudet wants to bring up the conflict between France and Prussian (Germany) which was brought up by a language conflict. Alsace people in the border between France and Prussia were forced to stop using french as the consequence of French‟s defeat against Prussian. The change causes a deep sorrow for the citizens of Alsace. It raises patriotism theme. Using the syntagmatic and paradigmatic analysis (Roland Barthes), the patriotism theme is analyzed by the plot, characters, and the setting of place and time.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Raden Fiany A.L.
"Artikel ini berusaha untuk membahas kehidupan tokoh utama bernama Chauvin. Dia meninggal secara tragis dalam cerita pendek berjudul La Mort de Chauvin karya Alphonse Daudet. Tokoh Chauvin merupakan salah seorang prajurit Paris yang berjasa dan kehadirannya mampu mengobarkan semangat prajurit lain ketika sedang terjadi perang antara Prancis-Prussia. Namun keadaan seketika berubah ketika pasukan Prussia berhasil merebut beberapa wilayah Prancis. Sejak saat itu Chauvin mulai dibenci oleh masyarakat Paris dan ia dikurung dalam sebuah ruang bawah tanah. Sampai akhirnya ia menemui ajal dengan cara tragis karena ia tetap mencoba untuk membela kotanya yang baru saja kedatangan musuh lain, yaitu pasukan Versailles. Teori pendekatan stuktural dari Roland Barthes digunakan untuk menemukan hasil dari penelitian ini.

This article attempts to explain the main character?s life, whose name was Chauvin. He died tragically in Alphones Daudet's short story titled La Mort de Chauvin. Chauvin was one of Paris?s soldiers who were meritorious and his presence could revive spirits of the other soldiers when there was a war between France and Prussia. Suddenly, all the conditions changed when Prussian successfully seize some French's regions. Since that day, the people started to hate Chauvin and he was evacuated in a cellar. Until he died tragically because he still tried to defend his land when the other rivals arrived, which were the Versailles?s soldier. The structural approach of Roland Barthes was used to find the result of this article.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Divya Shafira Aqmar
"Roman Maria (Машенька) merupakan karya perdana dari penulis fenomenal Vadimir Nabokov yang ia tulis ketika ia menjalani kehidupannya sebagai émigré sehingga sarat akan nuansa kehidupan kaum émigré (emigran) yang menjalani kehidupan di luar Rusia. Kemudian melalui tokoh Maria, Vladimir Nabokov merepresentasikan nostalgia terhadap negara Rusia di mata dirinya sebagai émigré. Artikel ini berusaha menjawab pertanyaan mengenai bagaimana dilema patriotisme seorang emigran direpresentasikan dalam roman Maria (Машенька). Melalui teori strukturalisme genetik yang mengaitkannya dengan patriotisme untuk dapat menemukan makna yang direpresentasikan melalui tokoh Maria dalam roman Maria (Машенька) yang merupakan bentuk dari nostalgia Rusia oleh émigré.

Mary (Машенька) is the premier literature work by the phenomenal writer Vladimir Nabokov. The roman is written during his time as an emigree so it`s filled with nuance of an emigre living outside of Russia. With the character Mary, Nabokov represent the nostalgia of Russia through his eyes as an emigre. This article is trying to answer how the patriotism dilemma of an emigre is represented through the roman Mary (Машенька). Through the genetic structuralism theory which connected to the patriotism to find the meaning which being represented through the character Mary in the roman Mary (Машенька) which is a nostalgic expression of Russia through the eyes of an émigré.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amadea Clarinda
"Film The Wandering Earth merupakan film fiksi-ilmiah Tiongkok, diadaptasi dari novel yang berjudul sama yang ditulis oleh Liu Cixin pada tahun 2000. Film ini menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi ancaman bencana alam yang ekstrim, yaitu perubahan matahari dan benturan dengan Jupiter yang akan menghancurkan bumi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bentuk-bentuk patriotisme pada tokoh Liu Peiqiang seorang astronot Tiongkok dan Tu Hengyu seorang ilmuwan komputer dengan menganalisis unsur intrinsik yaitu alur cerita dan penokohan film. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana karakter, dialog, dan tindakan kedua tokoh tersebut mencerminkan nilai-nilai patriotisme seperti keberanian, pengabdian, pantang menyerah dan rela berkorban. Patriotisme dalam film ini tidak hanya diwujudkan dalam tindakan heroik, tetapi juga dalam komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang representasi patriotisme dalam film fiksi ilmiah.

The Wandering Earth is a Chinese science fiction film adapted from the novel of the same title written by Liu Cixin in 2000. The film depicts humanity's struggle against extreme natural disasters, including the shifting of the sun and a potential collision with Jupiter that threatens to destroy Earth. This study aims to explore forms of patriotism as portrayed through the characters Liu Peiqiang, a Chinese astronaut, and Tu Hengyu, a computer scientist, by analyzing the film’s intrinsic elements: plot and characterization. Using a qualitative method, the study examines how the characters, dialogues, and actions of these two protagonists reflect patriotic values such as courage, dedication, perseverance, and self-sacrifice. Patriotism in this film is portrayed not only through heroic actions but also through a steadfast commitment to duty and responsibility. This study contributes to a broader understanding of the representation of patriotism in science fiction cinema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amadea Clarinda
"Film The Wandering Earth merupakan film fiksi-ilmiah Tiongkok, diadaptasi dari novel yang berjudul sama yang ditulis oleh Liu Cixin pada tahun 2000. Film ini menggambarkan perjuangan manusia dalam menghadapi ancaman bencana alam yang ekstrim, yaitu perubahan matahari dan benturan dengan Jupiter yang akan menghancurkan bumi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bentuk-bentuk patriotisme pada tokoh Liu Peiqiang seorang astronot Tiongkok dan Tu Hengyu seorang ilmuwan komputer dengan menganalisis unsur intrinsik yaitu alur cerita dan penokohan film. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana karakter, dialog, dan tindakan kedua tokoh tersebut mencerminkan nilai-nilai patriotisme seperti keberanian, pengabdian, pantang menyerah dan rela berkorban. Patriotisme dalam film ini tidak hanya diwujudkan dalam tindakan heroik, tetapi juga dalam komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang representasi patriotisme dalam film fiksi ilmiah.

The Wandering Earth is a Chinese science fiction film adapted from the novel of the same title written by Liu Cixin in 2000. The film depicts humanity's struggle against extreme natural disasters, including the shifting of the sun and a potential collision with Jupiter that threatens to destroy Earth. This study aims to explore forms of patriotism as portrayed through the characters Liu Peiqiang, a Chinese astronaut, and Tu Hengyu, a computer scientist, by analyzing the film’s intrinsic elements: plot and characterization. Using a qualitative method, the study examines how the characters, dialogues, and actions of these two protagonists reflect patriotic values such as courage, dedication, perseverance, and self-sacrifice. Patriotism in this film is portrayed not only through heroic actions but also through a steadfast commitment to duty and responsibility. This study contributes to a broader understanding of the representation of patriotism in science fiction cinema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Lestari Midi Setyoputri
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas unsur satirik dalam sebuah karya sastra. Satire adalah sebuah sarana bagi pengarang maupun pembaca untuk menuangkan kritik dalam sebuah karya sastra dengan bebas. Sebuah satire dalam karya sastra memiliki ciri khas, yaitu tidak menggunakan alur yang berkesinambungan, lebih menonjolkan tokoh, insiden, dan dialog, serta berakhir dengan ldquo;keadaan yang menyedihkan rdquo; atau dengan ambiguitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktural dari Tzevatan Todorov. Korpus data penelitian ini adalah cerita pendek berjudul ldquo;Le Sous-Pr fet aux Champs rdquo; karya Alphonse Daudet. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerpen ldquo;Le Sous-Pr fet aux Champs rdquo; merupakan cerita satire yang terungkap melalui analisis alur, tokoh, dan peristiwa tertentu, untuk menyindir perilaku pejabat Prancis abad XIX. Kondisi seperti yang tergambar pada tokoh Le Sous-Pr fet memiliki pengaruh pada genre karya sastra pada masa itu. Salah satunya, banyak ditemukan karya sastra bernada satire yang bertujuan untuk menyindir para pejabat pada masa itu.

ABSTRACT
This research discusses the satirical substance in a literature work. Satire is a medium for the authors or the readers to criticize freely through a literature work. A satire in literature has some characteristics, for example not using sustainable plot, further highlight the characters, incidents, and dialogues, ended with a ldquo sad situation rdquo or ambiguity. This research uses structural analysis of Tzevatan Todorov as a method. The corpus of this research is a short story entitled ldquo Le Sous Pr fet aux Champs rdquo by Alphonse Daudet. The analysis showed that the story ldquo Le Sous Pr fet aux Champs rdquo is a satire, revealed through the analysis of plot, character, and several events, to satirize the behavior of French officials in XIX century. The conditions of figure Le Sous Pr fet have an influence on genre of literature at that time. One of them, there were many literature works have within satire to satirize the officials at that time."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu
"Skripsi ini membahas mengenai representasi patriotisme pada proyek nasional di media sosial VKontakte. Patriotisme yang dimaksud mengacu pada wacana yang dicanangkan semenjak era Vladimir Putin menjabat sebagai Presiden Rusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan sumber data berupa hasil pos di akun VKontakte. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall 1997. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat representasi patriotisme pada enam sumber data yang telah dipilih. Representasi tersebut merupakan hasil produksi dari peta konseptual dan bahasa yang sama dari suatu kelompok budaya.

This thesis discusses about the representation of patriotism in the national project on VKontakte. Patriotism in question refers to the discourse that was proclaimed since the Vladimir Putin era served as President of Russia. This research uses analytical descriptive method with source from VKontakte account. The analysis is using the representation theory of Stuart Hall 1997. The results of this analysis shows that there are representations of patriotism in the six data sources that have been selected. This representation is the product of the same conceptual map and language of a cultural group."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Vieri Theoputra
"Pada Era Tiga Negara terjadi salah satu perang yang disebut Pertempuran Tebing Merah yang hingga masa kini masih diceritakan ulang dalam berbagai format media. Para tokoh dan kisah Pertempuran Tebing Merah memiliki nilai postif yang dapat diwarisi oleh bangsa Cina, khususnya bagi para generasi muda Cina saat ini yaitu nilai patriotisme. Penelitian ini akan membahas mengenai nilai patriotisme yang ada dalam Pertempuran Tebing Merah yang ditunjukkan oleh para tokoh dan pentingnya bagi bangsa Cina pada masa kini. Tidak hanya tokoh-tokoh seperti Lu Su, Zhuge Liang, Huang Gai, dan Zhou Yu yang memiliki nilai patriotisme, tokoh Cao Cao yang dianggap sebagai penjahat dalam pertempuran ini juga memiliki nilai patriotisme dalam dirinya. Kisah Pertempuran Tebing Merah dan para tokoh di dalamnya menjadi salah satu strategi Cina untuk menyebarkan nilai patriotisme dalam bangsa Cina demi mengatasi tantangan yang dihadapi Cina pada masa kini.

At the Three Kingdoms Era, there was a war called the Battle of Red Cliffs which is still being retold in various media formats to this day. The characters and story of the Battle of Red Cliffs have positive values ​​that can be inherited by the Chinese, especially for the young generation of China today, it is patriotism value. This study will discuss the values ​​of patriotism that exist in the Battle of Red Cliffs shown by the figures and their importance for the Chinese nation today. Not only figures such as Lu Su, Zhuge Liang, Huang Gai, and Zhou Yu who have the value of patriotism, Cao Cao who is considered a villain in this battle also has the value of patriotism in him. The story of the Battle of Red Cliffs and the characters in it is one of China's strategies to spread the patriotism value in the Chinese nation, in order for China to overcome the challenges they are facing today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Okto Danamasi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesediaan berkorban bagi negara. Identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion adalah suatu kondisi menyatunya identitas personal dan identitas sosial sehingga keduanya aktif dan berfungsi secara bersamaan dan setara. Sementara itu, kesediaan berkorban bagi negara juga dipengaruhi oleh Patriotisme.
Patriotisme adalah sikap individu pada negara yang muncul dari evaluasi positif atas negaranya (Bar-Tal & Staub, 1997). Ada dua tipe patriotisme yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Patriotisme konstruktif adalah sikap individu pada negara dengan sikap kritis dan menuju perubahan yang positif, sebaliknya patriotisme buta adalah sikap individu pada negara dengan loyalitas yang utuh. Peneliti menduga bahwa patriotisme akan memoderatori hubungan identity fusion dengan kesediaan berkorban bagi negara. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu non experiment dengan responden mahasiswa sebanyak 248 orang.
Peneliti mengukur kesediaan berkorban menggunakan skala kesediaan berperilaku ekstrim bagi kelompok, identity fusion dengan skala identity fusion yang terdiri dari pictorial dan verbal, serta mengukur patriotisme buta dan patriotisme konstruktif dengan skala patriotisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara, dan tidak ditemukan adanya efek moderasi patriotisme pada hubungan tersebut.

The aim of the study is to examine the willingness to sacrifice for the country. Identity fusion is a predictor of willingness to sacrifice for the country (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion is a condition when the personal identity and social identity is merging so those both are active and function simultaneously and equally. Meanwhile, the willingness to sacrifice for the country was also influenced by patriotism.
Patriotism is the individuals attitude to the state that arises from a positive evaluation of the country (Bar-Tal & Staub, 1997). There are two types of patriotism: constructive patriotism and blind patriotism. Constructive patriotism is the individual's attitude to the country with a critical attitude towards positive change, otherwise blind patriotism is the individual's attitude to the country with whole loyalty.
Researchers suspect that patriotism will moderate the relationship between identity fusion and willingness to sacrifice for the country. This study used a quantitative approach, involving 248 student respondents. Measurement used in this research are willingness to do extreme behavior for the group scale, identity fusion scale consisting of a pictorial and verbal, and patriotism scale. This study showed that identity fusion is predictor of willingness to sacrifice for the country and patriotism doesn?t have moderating effect on the relationship between them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Okto Danamasi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesediaan berkorban bagi negara. Identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion adalah suatu kondisi menyatunya identitas personal dan identitas sosial sehingga keduanya aktif dan berfungsi secara bersamaan dan setara. Sementara itu, kesediaan berkorban bagi negara juga dipengaruhi oleh Patriotisme.
Patriotisme adalah sikap individu pada negara yang muncul dari evaluasi positif atas negaranya (Bar-Tal & Staub, 1997). Ada dua tipe patriotisme yaitu patriotisme konstruktif dan patriotisme buta. Patriotisme konstruktif adalah sikap individu pada negara dengan sikap kritis dan menuju perubahan yang positif, sebaliknya patriotisme buta adalah sikap individu pada negara dengan loyalitas yang utuh. Peneliti menduga bahwa patriotisme akan memoderatori hubungan identity fusion dengan kesediaan berkorban bagi negara. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu non experiment dengan responden mahasiswa sebanyak 248 orang.
Peneliti mengukur kesediaan berkorban menggunakan skala kesediaan berperilaku ekstrim bagi kelompok, identity fusion dengan skala identity fusion yang terdiri dari pictorial dan verbal, serta mengukur patriotisme buta dan patriotisme konstruktif dengan skala patriotisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identity fusion merupakan prediktor dari kesediaan berkorban bagi negara, dan tidak ditemukan adanya efek moderasi patriotisme pada hubungan tersebut.

The aim of the study is to examine the willingness to sacrifice for the country. Identity fusion is a predictor of willingness to sacrifice for the country (Swann, Gomez, Seyle, Morales, & Huici, 2009). Identity fusion is a condition when the personal identity and social identity is merging so those both are active and function simultaneously and equally. Meanwhile, the willingness to sacrifice for the country was also influenced by patriotism.
Patriotism is the individuals attitude to the state that arises from a positive evaluation of the country (Bar-Tal & Staub, 1997). There are two types of patriotism: constructive patriotism and blind patriotism. Constructive patriotism is the individual's attitude to the country with a critical attitude towards positive change, otherwise blind patriotism is the individual's attitude to the country with whole loyalty.
Researchers suspect that patriotism will moderate the relationship between identity fusion and willingness to sacrifice for the country. This study used a quantitative approach, involving 248 student respondents. Measurement used in this research are willingness to do extreme behavior for the group scale, identity fusion scale consisting of a pictorial and verbal, and patriotism scale. This study showed that identity fusion is predictor of willingness to sacrifice for the country and patriotism doesn?t have moderating effect on the relationship between them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T37633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>