Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuri Purwanti
"Tesis ini mencoba melihat mengenai implementasi nilai-nilai "Budi BAMBU" (Baik Arif Mumpuni Berani Ulet ) dengan menggunaan pisau analisa dari Lickona. BAMBU, merupakan nilai-nilai budi strategis yang dikembangkan untuk membangun karakter di SMAN 106 Jakarta. Jenis penelitiannya adalah studi kasus, dasar ini yang kemudian mengarahkan pada pendekatan kualitatif sebagai metode yang digunakan. Data kuantitatif digunakan untuk mendukung proses analisa yang dilakukan. Informan yang dipilih dalam proses pencarian data merupkan stakeholder yang terlibat lansung dalam pelaksanaan kegiatan ini, atau dengan kata lain dipilih secara perposive. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, penelusuran dokumen, studi pustaka dan angket/kuesioner.
Berdasarkan temuan lapangan, dalam nilai Budi BAMBU dibagi menjadi tiga yaitu pembuat kebijakan, pengguna kebijakan di dalam sekolah dan pengguna kebijakan di luar sekolah. Secara umum, Nilai-nilai ?budi BAMBU? secara umum stakeholders sudah memahami dan melaksanakan nilai-nilai "BAMBU". Dalam hal pelanggaran yang dilakukan dapat ditoleransi serta dilakukan dilakukan pembinaan sebagai konsekuensinya. Secara umum nilai budi BAMBU diterapkan dalam kehidupan di sekolah.
Berdasarkan pengolahan hasil penelitian ditemukan tiga tipe kepribadian yaitu tipe idealis, kompromistis dan berfikir kritis. Pada penelitian ini ditemukan pula model yang dilakukan oleh sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai "BAMBU" sebagai bentuk rekomendasi model dalam pembentukan karakter siswa.

This thesis attempts to look at the implementation the values of 'Budi BAMBU' by the use of knives analysis of Lickona. BAMBU, the values developed strategic minds to build character in SMAN 106 Jakarta. Type of research is a case study, this base which then leads to a qualitative approach as the method used. Quantitative data used to support the process of the analysis carried out. Informants were selected in the search process the data is a stakeholders involved directly in the implementation of these activities, or in other words chosen at perposive. Data collection was performed using in-depth interviews, observation, document tracking, literature study and questionnaire.
Based on the findings from the field, the value of 'Budi BAMBU' divided into three, namely policy makers, user policies in schools and outside school policy manual. In general, values of "Budi BAMBU" in general stakeholders already understand and implement the values of "Budi BAMBU". In the event that violations can be tolerated and do be developed as a consequence. In general, the cultivation BAMBU applied in school life.
Based on the processing results of the study found three personality types, namely the type of idealistic, uncompromising and critical thinking. In this study also found that the model is done by the school in implementing the values of "BAMBOO" as a form of recommendation models in the formation of student character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Biantoro
"Kementerian Keuangan mulai mengalokasikan Tambahan Penghasilan bagi Guru tahun 2009 dan Tunjangan Profesi Guru tahun 2010. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan, kompetensi dan profesionalitas sehingga dapat meningkatkan kinerja siswanya. Namun, dalam tiga tahun terakhir, rata-rata hasil ujian nasional berbasis komputer (UNBK) siswa sekolah menengah pertama negeri sebagain besar masih mendapat nilai dalam kategori buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tunjangan guru terhadap kinerja siswa sekolah menengah pertama. Variabel dependen penelitian menggunakan data UNBK siswa SMP kabupaten/kota di Indonesia dari tahun 2018 hingga 2019. Sedangkan variabel independen utama adalah tunjangan profesi guru dan tambahan penhasilan guru diambil dua tahun sebelumnya untuk mengetahui pengaruh pembelajaran. Variabel kontrol independen menggunakan karakteristik sekolah dan sosial ekonomi, dimana karakteristik sekolah direpresentasikan oleh rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap rombongan belajar dan presentase guru yang berpendidikan minimal S1. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi oleh persentase penduduk miskin, produk domestik regional bruto perkapita, dan angka harapan hidup. Penelitian ini juga menggunakan variabel dummy regional yaitu Jawa dan Bali. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan estimasi Fixed Effect Model (FEM) untuk regresi pada variabel independen utama saja dan Random Effect Model (REM) jika ditambah variabel independen kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi tunjangan profesi guru PNS SMP berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil UNBK siswa SMP negeri. Di mana peningkatan 1% realisasi tunjangan profesi guru akan meningkatkan hasil UNBK siswa SMP negeri sebesar 0,03%. Sedangkan realisasi tambahan penghasilan guru tidak signifikan berpengaruh terhadap hasil UNBK siswa SMP negeri. Variabel independen kontrol yang berpengaruh signifikan yaitu rasio siswa terhadap guru, persentase guru berpendidikan minimal S1, PDRB perkapita dan angka harapan hidup. Sedangkan variabel independen kontrol yang tidak signifikan yaitu rasio siswa terhadap rombongan belajar dan presentase penduduk miskin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara tunjangan profesi guru terhadap kinerja siswa melalui kompetensi dan kinerja guru.

The Ministry of Finance has allocated additional income for teacher and professional teacher allowance since 2009 and 2010, respectively. The additional income and allowances are expected to improve welfare, competence, and professionalism to improve student performance. However, in the last three years, the average result of the computer-based national examination (CBNE) of state junior high school students, the majority of them still scored lower than adequate. Therefore, this study aims to determine the effect of teacher allowances on the performance of junior high school students. The research dependent variable uses CBNE data for district junior high school students in Indonesia from 2018 to 2019. At the same time, the main independent variable is professional teacher allowances and additional teacher income taken two years earlier to determine the effect of learning. The independent control variable uses school and socio-economic characteristics, where school characteristics are represented by the ratio of students to teachers, the ratio of students to classes, and the percentage of teachers with a minimum education of bachelor. Meanwhile, the socio-economic characteristics consist of the percentage of poor people, gross regional domestic product per capita, and life expectancy. This study also uses regional dummy variables, namely Java and Bali. The analysis technique used is panel data analysis with Fixed Effect Model (FEM) estimation for regression on the main independent variable only and Random Effect Model (REM) if the independent control variable is added. The results showed that the realization of the professional junior high school civil servant teacher allowances had a positive and significant effect on the CBNE results of state junior high school students. An increase of 1% of the realization of the professional teacher allowance will increase the CBNE results of state junior high school students by 0.03%. Meanwhile, the realization of additional teacher income did not significantly affect the CBNE results of state junior high school students. The independent control variables that significantly affect the ratio of students to teachers, the percentage of teachers with a minimum education of bachelor, GRDP per capita, and life expectancy. Meanwhile, the independent control variables that were not significant were the ratio of students to classes and the percentage of poor people. These results indicate an indirect effect between professional teacher allowances on student performance through teacher competence and performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grant Nixon
"Penelitian ini mengeksplorasi pergumulan mahasiswa seminari Kristen dalam merengkuh identitas biseksual pada konteks Indonesia. Lebih spesifik, saya menelusuri pengalaman ketubuhan para mahasiswa seminari biseksual, strategi negosiasi yang hidupi, dan agensi seksual yang lahir dari interaksi antara pengalaman ketubuhan dan strategi negosiasi mahasiswa seminari biseksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi feminis yang menempatkan keberpihakan terhadap kelompok ragam gender dan seksualitas. Lima subjek yang mengidentifikasi diri sebagai biseksual diwawancarai secara mendalam. Penelitian ini mengungkap pengalaman ketubuhan yang partikular, multidimensional, dan kompleks pada masing-masing individu mahasiswa seminari biseksual. Berangkat dari pengalaman tersebut, muncul paling tidak tiga tema utama sebagai strategi negosiasi yang mereka hidupi: mempolarisasi identitas seksual dan keyakinan agama, menghidupi standar ganda, dan melakukan reinterpretasi teologis terhadap pengalaman serta identitasnya. Agensi seksual yang terbangun juga nampak partikular dan dilakukan dalam kompromi dengan konteks sosial yang heteronormatif. Penelitian ini menawarkan kebaruan dalam perluasan wacana biseksual, khususnya dalam memperjumpakan identitas seksual dan keyakinan agama pada konteks Indonesia.

This study explored the struggles of Christian seminary students in embracing bisexual identity in the Indonesian context. More specifically, I explored the bodily experiences of bisexual seminary students, lived negotiation strategies, and sexual agency taken of the interaction between bisexual seminary students' bodily experiences and negotiation strategies. This study used a feminist phenomenological approach that takes side with groups of various genders and sexualities. Five subjects who identified as bisexual were interviewed in depth. This study reveals the particular, multidimensional, and complex bodily experiences of each individual bisexual seminary student. Based on this experience, at least three main themes emerged as their negotiating strategies: polarizing sexual identity and religious beliefs, living double standards, and carrying out theological reinterpretations of their experiences and identities. Sexual agency that is built also seems particular and is carried out in a compromise with a heteronormative social context. This research offered novelty in the elaboration of bisexual discourse, especially in sexual identity and religious beliefs engagement in the Indonesian context."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti Ramadhanti
"Dalam beberapa dekade terakhir ini aktivitas fisik anak-anak dan remaja di seluruh dunia telah menurun secara signifikan. Cara yang menjanjikan untuk meningkatkan aktivitas fisik anak adalah dengan menggunakan transportasi aktif seperti bersepeda dan berjalan kaki ke dan dari sekolah. Transportasi aktif ke dan dari sekolah merupakan hal yang paling murah dan mudah untuk dilakukan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 44 Tahun 2019 tentang kebijakan zonasi sekolah dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Adanya sistem zonasi sekolah ini merupakan salah satu cara Menteri Pendidikan Indonesia untuk mendukung pemerataan kualitas dan layanan pendidikan serta meningkatkan penggunaan transportasi aktif ke sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak dari zonasi sekolah terhadap tingkat penggunaan transportasi aktif ke sekolah. Metode yang digunakan adalah survey kuesioner kemudian di analisis dengan statistik deskriptif, teori discrete choice model, dan ArcGIS. Dari sembilan sekolah yang ditinjau, faktor yang mempengaruhi para siswa dalam menggunakan transportasi aktif untuk perjalanan ke sekolah adalah waktu tempuh, jarak, dan kondisi trotoar.

In recent decades the physical activity of children and teenagers around the world has decreased significantly. A promising way to increase physical activity of them is to use active transportation such as cycling and walking to school. Active transportation to school is the cheapest and easiest thing to do. The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia issued Ministerial Regulation Number 44 of 2019 concerning school zoning policies in the new student admission system. The existence of this school zoning system is one way for the Indonesian government to support equal distribution of quality and education services and increase the use of active transportation to schools. The purpose of this study is to analyze the impact of school zoning on the level of using active transportation to school. The used method is a questionnaire survey and afterwards analyzed with descriptive statistics, discrete choice model theory, and ArcGIS. From nine schools reviewed, the factors that influence students use of active transportation to school are travel time, distance, and pavement conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini ditulis berdasarkan hasi penelitian untuk melihat lebih dalam pengaruh masing-masing indikator dari variabel yang ada, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat menggunakan korelasi kanonik (Cannonical Correlation) sebagai alat dalam menganalisa data. Variabel bebas penelitian ini adalah budaya masyarakat yang terdiri dari 2 variabel antara lain tradisi adat dan kebiasaan kemasyarakatan serta pergaulan teman sebaya yang terdiri dari yang terdiri dari dua variabel antara lain pergaulan di Lingkungan Sekolah dan lingkungan rumah. Variabel terikat adalah perilaku sosial siswa yang diwakili oleh 3 variabel terdiri dari variabel perilaku rasional (Y1), variabel perilaku irrasional (Y2) dan perilaku tradisional (Y3). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Plus Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 600 siswa. Sampel penelitian adalah 240 siswa, menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data digunakan metode pengumpulan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Data dianalisis dengan menggunakan kanonik korelasi (cannonical correlation). Temuan yang diperoleh adalah bawa secara parsial: (1) hanya kebiasaan kemasyarakatan (X2) dan pergaulan di lingkungan sekolah (X3) yang memiliki pengaruh secara signifikan terhada perilaku rasional (Y1), (2) hanya tradisi adat (X1) dan pergaulan di lingkungan sekolah (X4) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku irrasional (Y2), (3) hanya pergaulan di lingkungan sekolah (X3) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku tradisional (Y3). Secara simultan, tradisi adat, kebiasaan masyarakat, pergaulan di lingkungan sekolah dan pergaulan di lingkungan rumah secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku rasional (Y1), perilaku irrasional (Y2), dan perilaku tradisional (Y3). "
JPUT 13:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Rachmayanti
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9. Adaptabilitas karier adalah kesiapan individu dalam menghadapi tugas-tugas yang terprediksi untuk mempersiapkan dan turut berperan dalam pekerjaan, serta mampu mengatasi situasi tidak terduga yang mungkin muncul karena adanya perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Pada siswa kelas 9, tantangan karier sebagian besar datang dari kehidupan akademiknya di sekolah, terlebih ketika akan menghadapi masa transisi karier dari siswa SMP menjadi siswa SMA. Kemampuan beradaptasi terhadap karier dapat membantu siswa mencapai kesuksesan karier di masa depan. Di samping itu, upaya siswa untuk menjadi adaptif terhadap perubahan dalam kariernya tersebut perlu diiringi dengan adanya kemampuan diri untuk terus berhasil mengatasi segala tantangan yang dihadapi. Terlebih dalam konteks akademik, istilah yang menggambarkan kesiapan siswa untuk berhasil mengatasi tantangan yang muncul di kehidupan akademiknya adalah academic buoyancy.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur Academic Buoyancy Martin Marsh, 2008 yang dikembangkan oleh Nurafifah 2011 berdasarkan lima faktor academic buoyancy dan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 yang diadaptasi oleh peneliti untuk mengukur academic buoyancy dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian berjumlah 597 siswa kelas 9 dari dua SMP Negeri di Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karir pada siswa kelas 9 r = 0,535 dan p = 0,000 pada LoS 0,01. Hasil mengindikasikan bahwa semakin tinggi academic buoyancy siswa maka semakin tinggi pula adaptabilitas kariernya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa kelas 9 untuk memiliki adaptabilitas karier dalam berespon secara adaptif menghadapi masa transisi karier dan melewati segala tantangan karier di sepanjang kehidupannya.

The aim of this research is to find the relationship between academic buoyancy and career adaptability in 9th grader students. Career adaptability defined as readiness to cope with the predictable tasks of preparing for and participating in the work role and with the unpredictable adjustments prompted by the changes in work and work conditions. For 9th grader students, in near future of their career, they will face a transition from junior to senior high school students, and all the changes it brings. On the other side, the efforts student make to become adaptable in every change will best be put together with the ability to keep success in dealing with every challenge. Particularly in 9th grader students, challenges mostly come in academic setting. At this point, a term that reflects students rsquo ability to do such thing is academic buoyancy, refers to readiness to successfully deal with academic setbacks, named difficulties, obstacles, and challenges that occurs in academic context.
In this research, Academic Buoyancy Scale from Martin and Marsh 2008 that has been developed by Nurafifah 2011 and Career Adapt Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 were used to measure academic buoyancy and career adaptability among students. Participants are 597 students of grade 9 from two junior high schools in Depok.
Result shows that there is a positive and significant relationship between academic buoyancy and career adaptability r 0,535 p 0,000 LoS 0,01 . The results indicates that the higher the academic buoyancy of the students, the higher their career adaptability will be. Based on the results of this study, it is important for students in grade 9 to have career adaptability in responding adaptively to face a career transition period and all career challenges throughout their lives.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Karlina Ridwan
"Maraknya perilaku agresif yang terjadi memunculkan pemikiran akan perlunya pengembangan alat ukur psikologi mengenai agresi. Tes yang mampu mengukur agresi dibutuhkan untuk memprediksi dan mengukur tingkat kekerasan pada populasi klinis, termasuk di sini pelaku tawuran pelajar. Melalui pemikiran akan perlunya pengembangan alat ukur agresi, dan keunggulan pads AQ sebagai instrumen yang mengukur agresi, maka penulis merasa perlu dilakukan penelitian terhadap AQ, yang telah diadaptasi dan dimodifkasi oleh Widyastuti (1996). Karena itu, penulis melakukan uji alat ukur AQ dengan membandingkan respon siswa pelaku dan bukan pelaku tawuran pelajar.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Subyek pada kelompok tawuran pelajar merupakan siswa-siswa (laki-laki) SMK A, sementara subyek pada kelompok bukan tawuran pelajar adalah siswasiswa SMA B. Jumlah keseluruhan subyek 99 orang, dengan 50 orang clan kelompok tawuran dan 49 orang dari kelompok bukan tawuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agresi pada kelompok tawuran lebih tinggi secara signifikan dibandingkan agresi pada kelompok bukan tawuran. Tingkat agresi pada kelompok bukan tawuran secara signifikan Iebih bervariasi dibandingkan pada kelompok bukan tawuran. Perbedaan agresi pada kelompok tawuran dan bukan tawuran narnpak jelas pada dimensi agresi fisik, dimana kelompok tawuran memiliki tingkat agresi fisik yang cenderung lebih tinggi sementara untuk dimensi agresi yang lain, yaitu agresi verbal, agresi marah, dan agresi benci, nampak tidak ada perbedaan signifikan pada kedua kelompok. Tingginya agresi pada kelompok tawuran dibandingkan kelompok bukan tawuran sesuai dengan asumsi peneliti dan ini menjelaskan bahwa AQ bisa membedakan individu yang cenderung agresif dan cenderung tidak agresif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbi Ratnaning Utami
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan
keterlibatan peserta didik di sekolah pada peserta didik SMA. Partisipan
penelitian ini berjumlah 180 peserta didik SMA. Penelitian ini merupakan
penelitian korelasional. Definisi keterlibatan orang tua adalah sikap dan tingkah
laku yang ditunjukkan oleh orang tua untuk memajukan dan mendukung
perkembangan akademik, sosial dan kognisi anak yang dilakukan di dalam
lingkungan rumah maupun sekolah. Definisi keterlibatan peserta didik di
sekolah adalah usaha yang dikeluarkan oleh peserta didik baik berupa tingkah
laku, emosi maupun kognisi, ketika mengikuti aktivitas di sekolah. Alat ukur
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat ukur School Engagement-
McArthur (Lippman, 2008) dan High School and Family Partnership (Epstein,
et al., 1993). Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi yang positif dan
signifikan antara keterlibatan orang tua dan keterlibatan peserta didik di sekolah
pada peserta didik SMA.

ABSTRACT
The pupose of this study is to investigate the relationship between parent
involvement and school engagement of high school students. Participants of this
study were 180 high school students. The data were collected using
convenience sampling method. This is a correlational study with quantitative
methods. Parent involvement define as parent attitudes and behavior to promote
and support child‟s academic, social and cognitive development in at home and
at school. Meanwhile, school engagement is the student‟s effort to engage
thoroughly in behavior, emotional and cognitive, while taking part in school
activities. The instruments that used in this study is School Engagement-
McArthur (Lippman, 2008) and High School and Family Partnership (Epstein,
Connor-Tadros & Salinas, 1993). Results showed a positive and significant
relationship, between parent involvement and school engagement of high
school students."
2015
S58740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Lola Utama
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai bagaimana praktik respek siswa-siswa SMA PK terhadap guru-guru serta faktor-faktor yang mempengaruhi para siswa untuk respek dan tidak respek terhadap guru. Dengan menggunakan teori ldquo;habitus rdquo; Bourdieu, yang digunakan untuk fokus pada cara-cara dimana orang-orang menunjukkan sikap-sikap yang tertanam dalam habitus mereka dalam interaksi sehari-hari. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi di kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung, studi dokumen dan survei. Lokasi penelitian dilakukan di SMA PK Jakarta Utara. Informan dalam penelitian ini antara lain guru, siswa dan orang tua siswa. Untuk melengkapi data, dalam penelitian ini juga dilakukan survei dengan membagikan kuesioner kepada responden siswa dan guru.Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik respek yang dilakukan oleh para siswa kepada guru antara lain mendengarkan penjelasan guru, patuh terhadap apa yang guru katakan, mengikuti peraturan yang diberikan oleh guru tanpa banyak bertanya, dan menyapa guru atau memberi salam ketika bertemu dengan guru. Sedangkan praktik disrespek terhadap guru yang dilakukan siswa-siswa antara lain tidak mendengarkan guru selama pelajaran berlangsung, mencontek pada saat ujian, tidur selama pelajaran berlangsung, membantah guru, kabur dari kelas, mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat guru sedang menjelaskan di kelas, sampai membuat guru menangis.Faktor-faktor yang mempengaruhi respek siswa terhadap guru antara lain kemampuan akademis guru, kemampuan guru untuk membangun relasi dengan dengan siswa, ketegasan guru, status guru dalam masyarakat, serta proses institusionalisasi nilai, kultur dan sikap yang diperoleh siswa baik dari lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan maupun media massa.

ABSTRACT
This study aims to obtain data about how the students respect their teachers and factors that affect the students to show their respect or disrespect towards teachers. Bourdieu 39 s habitus theory is used to focus on the ways in which people show attitudes internalized in their habitus in day to day interactions. This study uses a qualitative approach with case study method. The data collection was taken from interview, observation, document studies and survey. The location of the research was conducted in PK Senior High School, North Jakarta. The informants included in this study were students, teachers and students rsquo parents. To support the data findings, survey through questionnaire was also distributed to respondents which were teachers and students. The results showed that the students practice their respect to the teachers by listening to the teacher 39 s explanation, obeying teachers rsquo orders, obeying teachers rsquo rules without asking them, and greeting the teachers whenever they see them. Students who are disrespectful to the teachers indicated by not listening the lesson during the class, cheating during the tests, sleeping while teachers explaining, being offensive when they are reminded, skipping the class, doing another lessons rsquo tasks while teachers are explaining and causing their teachers cry. Factors that influence students respect for teachers are academic skills of the teachers, teachers ability to build a good relationship with their students, the firmness of the teachers, teachers rsquo status in society and the institutionalization process of values, culture and behaviour accepted by the students from their family, school, peer group and mass media. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Desita
"Remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah, sehingga interaksi dengan orang-orang di sekolah dapat memengaruhi perkembangan sosial emosional remaja. Dalam hal keberhasilan akademik siswa di sekolah, pihak yang paling memengaruhi siswa ialah guru. Seringkali untuk keberhasilan akademik siswa, guru memberikan harapan yang diwujudkan dalam perilaku yang berbeda terhadap siswa di kelas. Berdasarkan beberapa penelitian, harapan guru yang berbeda dapat menjadi salah satu faktor risiko munculnya salah satu masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada remaja, yaitu kecemasan. Tujuan dari penelitian ini yaitu melihat apakah terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru pada siswa SMA di DKI Jakarta. The Hopkins Symptom Checklist HSCL-25 digunakan untuk mengukur kecemasan dan Expectations for Students Achievement ESA subskala Related Teacher Practices digunakan untuk mengukur harapan guru yang dipersepsikan oleh siswa. Penelitian dengan desain one-shot study dilakukan pada lima SMA di lima kota besar DKI Jakarta. Sebanyak 764 siswa SMA kelas 1 berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kecemasan dan harapan guru yang dipersepsikan siswa SMA di DKI Jakarta. Hal itu menunjukkan bahwa siswa SMA di DKI Jakarta tidak lagi mempersepsikan harapan guru atau peran guru sebagai hal yang membuat diri mereka merasa cemas, sehingga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecemasan siswa SMA di DKI harus lebih diteliti lebih jauh.

Adolescents as students spend their times more in school, so interaction with people in school could also affect their socio emotional development. In achieving academic achievement, teacher has big role for adolescents in school. Teacher usually gives expectation in form of different behavior and attitude for each student in class. Based on previous researches, different teacher expectation towards students could be one of risk factor of common adolescents mental health problem, anxiety. Aim of this study is to see relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This study used The Hopkins Symptom Checklist HSCL 25 to measure anxiety and Expectations for Students Achievement ESA Related Teacher Practices subscale to measure perceived teacher expectation. This one shot study conducted in five high schools in five urban cities of Jakarta. 764 first grade high school students participated on this study. Result indicated that there is no relationship between anxiety and teacher expectation on high school students in Jakarta. This finding revealed that high school students in Jakarta don rsquo t perceive teacher rsquo s role or spesifically teacher expectation as risk factor of high anxiety that found on this study. Therefore, other school based risk factors should be studied in the future to figure out the threat of adolescents mental health. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>