Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Noela R.M.H.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum kanker ovarium di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) 5 tahun terakhir beserta faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker ovarium. Penelitan ini mengambil data pasien kanker ovarium selain tipe borderline yang terdapat di Cancer Registry divisi Ginekologi Onkologi dan masih memiliki rekam medis di RSCM pada periode Januari 2010 - Desember 2014, dilakukan follow up untuk mengetahui kesintasan hidup selama 4 tahun. Kami mendapatkan 98 subyek penelitian. Pada penelitian ini didapatkan insidensi kanker ovarium terbanyak pada usia 45-54 tahun (33,6%), insidensi kanker ovarium menurun dengan bertambahnya jumlah anak, sebagian besar kanker ovarium merupakan tipe epitelial (76,5%) dan sebagian besar pasien didiagnosa pada stadium lanjut (55.1%). Kesintasan hidup 4 pasien kanker ovarium tipe epitelial 77%; tipe germinal 83.3%; tipe stroma 100%. Kesintasan hidup 4 tahun dengan terapi pembedahan 84.1%; pembedahan disertai kemoterapi adjuvan 83.3%; kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan 68.4%. Terdapat 63% respon komplit pada kelompok kemoterapi adjuvan; dan 41.2% pada kelompok kemoterapi neoadjuvan.

The aim of this research is to describe the incidence of ovarian cancer and its characteristic in Ciptomangunkusumo Hospital in the last 5 year. The data was collected from Gynecology Oncology Division’s Cancer Registry and RSCM’s medical record from Januari 2010 - December 2014, follow up was performed to know the survival. There was 98 subject in this research. The result was : majority incidence of ovarian cancer was in the age 45-54 years old (33,6%); ovarian cancer incidence decrease in parity’s group; the majority histotype was epithelial (76.5%); and most of them were diagnosed on advanced stage (55.1%). The 4 year survival rate for epithelial was 77%; germinal was 83,3%; and stromal was 100%. Based on therapy the 4 year survival rate was 84.1%; 83.3% in adjuvant chemotherapy group; and 68.4% in neoadjuvan chemotherapy. In the group of adjuvant chemotherapy there was 63% complete respon and 41.2% in neoadjuvan chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Halmaher Amili
"Latar belakang: Kanker ovarium menyumbang 152.000 kematian di seluruh dunia setiap tahun. Apendik merupakan organ intraperitoneal yang rentan terhadap metastasis oleh kanker epitel ovarium. Penentuan keterlibatan apendik merupakan salah satu penentu surgical staging. Surgical staging yang optimal merupakan sebuah kunci untuk tatalaksana setelah operasi serta memperoleh prognosis yang baik, serta peningkatan respon tatalaksana kemoterapi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat keterlibatan apendiks pada pasien-pasien dengan kanker epitel ovarium di RSCM yang menjalani pembedahan primer.
Tujuan: Mengetahui prevalensi metastasis kanker epitelial ovarium ke apendiks yang dilakukan pembedahan primer di RSCM
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang menggunakan data rekam medis pasien kanker ovarium epitelial yang menjalani pembedahan primer dan apendiktomi pada bulan juli 2009-juli 2019 di RSCM Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi, dan dilakukan pengambilan data secara acak
Hasil: Didapatkan 80 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 80 subjek penelitian, dengan rerata usia 48 tahun. Sebanyak 43 subjek (53,8%) sebagai stadium I, 7 subjek (8,8%) sebagai stadium II, 30 subjek (37,5%) stadium III, dan tidak terdapat stadium IV (0%). Dari 80 subjek yang menjalani apendiktomi, didapatkan 8 subjek (10%) anak sebar ke apendiks, 19 subjek (23,8 %) apendisitis kronis, 53 subjek (66,3%) tidak terdapat anak sebar. Dari 8 subjek yang terdapat anak sebar ke apendik dengan temuan histologi 4 musinosum, 2 serosum, 2 endometroid. Sebanyak enam dari delapan subjek terdiagnosis pada stadium klinis stadium III dan dua lainnya pada stadium klinis satu. Dua subjek yang terdiagnosis dari stadium klinis satu memiliki temuan histologi musinosum.
Kesimpulan: Terdapat 10 persen pasien kanker epitelial ovarium yang dilakukan pembedahan primer di RSCM memiliki metastasis ke apendiks yang terbagi atas jenis musinosum, serosum, dan endometrioid. Oleh karena itu, apendektomi dapat dipertimbangkan dilakukan pada pembedahan baik stadium awal maupun stadium lanjut.

Background: Around 152,000 women were death every year because of ovarian cancer. Appendix is an intraperitoneal organ which prone to ovarian epithelial cancer metastasis. Appendix involvement is one of surgical staging scoring. Optimal surgical staging is one of key point to determine post operation treatment, accurate prognosis, and better chemotherapy response. This research was done to see appendix involvement from primary surgery in ovarian epithelial cancer at RSCM Aim: To determine prevalence of metastasis to the appendix from primary surgery in ovarian epithelial cancer at RSCM Method: This cross sectional study used ovarian epithelial cancer patient medical record which primary surgery and appendectomy were conducted on July 2009-July 2019 at RSCM. Inclusion and exclusion criteria were counted and consecutive random sampling were used. Result: Eighty subjects which were taken from inclusion and exclusion criteria has average age on 48 years old. Out of 80, 43 subjects (53.8%) were defined as stadium I patient, 7 subjects (8.8%) as stadium II, 30 subjects (37.5%) as stadium III, and none of them as stadium IV. Appendectomy were done and eight subjects (10%) has metastasis to the appendix. On the other hand, 19 subjects (23.8%) have chronic appendicitis and 53 subjects (66.3%) doesn't have metastasis to the appendix. From eight subjects which has appendix involvement, four were defined have mucinous histology, two serous, and two endometrioid. Six out of eight were diagnosed at clinical stadium III and two were diagnosed at stadium I. These two stadium I subjects has mucinous histology. Conclusion: There are 10 percent appendix metastases from primary surgery in ovarian epithelial cancer at RSCM which consist of mucinous, serous, and endometrioid histological types. Based on this research, appendectomy can be considered done on surgery whether in early or late stadium."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Halmaher Amili
"Latar belakang: Kanker ovarium menyumbang 152.000 kematian di seluruh dunia
setiap tahun. Apendik merupakan organ intraperitoneal yang rentan terhadap
metastasis oleh kanker epitel ovarium. Penentuan keterlibatan apendik merupakan
salah satu penentu surgical staging. Surgical staging yang optimal merupakan
sebuah kunci untuk tatalaksana setelah operasi serta memperoleh prognosis yang
baik, serta peningkatan respon tatalaksana kemoterapi. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk melihat keterlibatan apendiks pada pasien-pasien dengan
kanker epitel ovarium di RSCM yang menjalani pembedahan primer.
Tujuan: Mengetahui prevalensi metastasis kanker epitelial ovarium ke apendiks
yang dilakukan pembedahan primer di RSCM
Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang menggunakan data rekam
medis pasien kanker ovarium epitelial yang menjalani pembedahan primer dan
apendiktomi pada bulan juli 2009-juli 2019 di RSCM Jakarta yang memenuhi
kriteria inklusi, dan dilakukan pengambilan data secara acak
Hasil: Didapatkan 80 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Dari 80 subjek penelitian, dengan rerata usia 48 tahun. Sebanyak 43
subjek (53,8%) sebagai stadium I, 7 subjek (8,8%) sebagai stadium II, 30 subjek
(37,5%) stadium III, dan tidak terdapat stadium IV (0%). Dari 80 subjek yang
menjalani apendiktomi, didapatkan 8 subjek (10%) anak sebar ke apendiks, 19
subjek (23,8 %) apendisitis kronis, 53 subjek (66,3%) tidak terdapat anak sebar.
Dari 8 subjek yang terdapat anak sebar ke apendik dengan temuan histologi 4
musinosum, 2 serosum, 2 endometroid. Sebanyak enam dari delapan subjek
terdiagnosis pada stadium klinis stadium III dan dua lainnya pada stadium klinis
satu. Dua subjek yang terdiagnosis dari stadium klinis satu memiliki temuan
histologi musinosum.
Kesimpulan: Terdapat 10 persen pasien kanker epitelial ovarium yang dilakukan
pembedahan primer di RSCM memiliki metastasis ke apendiks yang terbagi atas
jenis musinosum, serosum, dan endometrioid. Oleh karena itu, apendektomi dapat
dipertimbangkan dilakukan pada pembedahan baik stadium awal maupun stadium
lanjut.

Background: Around 152,000 women were death every year because of ovarian
cancer. Appendix is an intraperitoneal organ which prone to ovarian epithelial
cancer metastasis. Appendix involvement is one of surgical staging scoring.
Optimal surgical staging is one of key point to determine post operation treatment,
accurate prognosis, and better chemotherapy response. This research was done to
see appendix involvement from primary surgery in ovarian epithelial cancer at
RSCM
Aim: To determine prevalence of metastasis to the appendix from primary surgery
in ovarian epithelial cancer at RSCM
Method: This cross sectional study used ovarian epithelial cancer patient medical
record which primary surgery and appendectomy were conducted on July 2009-July 2019 at RSCM. Inclusion and exclusion criteria were counted and consecutive
random sampling were used.
Result: Eighty subjects which were taken from inclusion and exclusion criteria has
average age on 48 years old. Out of 80, 43 subjects (53.8%) were defined as stadium
I patient, 7 subjects (8.8%) as stadium II, 30 subjects (37.5%) as stadium III, and
none of them as stadium IV. Appendectomy were done and eight subjects (10%)
has metastasis to the appendix. On the other hand, 19 subjects (23.8%) have chronic
appendicitis and 53 subjects (66.3%) doesnt have metastasis to the appendix. From
eight subjects which has appendix involvement, four were defined have mucinous
histology, two serous, and two endometrioid. Six out of eight were diagnosed at
clinical stadium III and two were diagnosed at stadium I. These two stadium I
subjects has mucinous histology.
Conclusion: There are 10 percent appendix metastases from primary surgery in
ovarian epithelial cancer at RSCM which consist of mucinous, serous, and
endometrioid histological types. Based on this research, appendectomy can be
considered done on surgery whether in early or late stadium."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Loho, Ditha Adriana
"Latar Belakang: Kanker ovarium merupakan kanker yang menduduki peringkat kedelapan untuk angka kejadian dan peringkat ketujuh untuk mortalitas pada perempuan di seluruh dunia. Mayoritas pasien akan mengalami rekurensi, terutama pada tiga tahun pertama setelah terapi. Terdapat beragam faktor prognostik klinikopatologis yang mempengaruhi luaran dan rekurensi kanker ovarium, namun hasil penelitian yang telah ada menunjukkan hasil yang tidak konsisten mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kejadian rekurensi 3 tahun pasien kanker ovarium epitelial di RSCM dan faktor klinikopatologis yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif pada 102 pasien yang menjalani terapi untuk kanker ovarium epitelial di RSCM. Dilakukan pemantauan hingga 3 tahun pasca terapi atau hingga terjadi rekurensi yang didapatkan secara klinis atau radiologis. Dilakukan analisis kesintasan terhadap faktor klinikopatologis yaitu usia, stadium, keberhasilan sitoreduksi, sitologi asites, histopatologi, derajat diferensiasi dan keterlibatan KGB. Faktor yang didapatkan memiliki hubungan bermakna dengan kejadian rekurensi kemudian dianalisis dengan metode regresi Cox.
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan bahwa rekurensi kanker ovarium epitelial di RSCM pada 1 tahun adalah 17,7%, pada 2 tahun adalah 30,6%, dan pada 3 tahun adalah 36,3%. Median waktu hingga rekurensi adalah 94 minggu. Analisis kesintasan menunjukkan bahwa usia, histopatologi dan derajat diferensiasi tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian rekurensi 3 tahun. Di sisi lain, didapatkan bahwa stadium berdasarkan FIGO, keberhasilan operasi sitoreduksi, sitologi asites dan keterlibatan KGB memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian rekurensi 3 tahun. Setelah dilakukan analisis multivariat, keterlibatan KGB ditemukan sebagai faktor prognostik terhadap kejadian rekurensi 3 tahun pada kanker ovarium epitelial dengan hazard ratio 3,066 (IK 95% 1,186-7,923).
Kesimpulan: Angka kejadian rekurensi 3 tahun untuk kanker ovarium epitelial adalah 36,3%. Faktor klinikopatologis yang mempengaruhi rekurensi adalah stadium, keberhasilan operasi sitoreduksi, sitologi asites, dan keterlibatan KGB.

Background: Ovarian cancer is a cancer that ranks eighth for the incidence and ranks seventh for mortality in women around the world. The majority of patients will experience recurrence, especially in the first three years after therapy. There are a variety of clinopathologic prognostic factors that influence the outcome and recurrence of ovarian cancer, but the results of existing studies show inconsistent results regarding the influence of these factors.
Objective: The purpose of this study was to study the 3-year recurrence rate of epithelial ovarian cancer patients in Cipto Mangunkusumo Hospital and the influencing clinicopathologic factors.
Methods: This study was a retrospective cohort study of 102 patients undergoing treatment for epithelial ovarian cancer in the RSCM. Monitoring is carried out up to 3 years after therapy or until recurrences are obtained clinically or radiologically. Survival analysis of the clinicopathologic factors including age, stage, success of cytoreduction, ascites cytology, histopathology, degree of differentiation and involvement of lymph node was performed. The factors which were found to have a significant relationship with the recurrence event were then analyzed using the Cox regression method.
Results: In this study it was found that the recurrence of epithelial ovarian cancer in the RSCM at 1 year was 17.7%, at 2 years was 30.6%, and at 3 years was 36.3%. The median time to recurrence is 94 weeks. Survival analysis showed that age, histopathology and degree of differentiation did not have a significant relationship with the incidence of recurrence at 3 years. Conversely, it was found that stage based on FIGO, successful cytoreductive surgery, ascites cytology and lymph node involvement had a significant relationship with the incidence of recurrence at 3 years. After multivariate analysis, lymph node involvement was found as a prognostic factor for the incidence of 3-year recurrence in epithelial ovarian cancer with a hazard ratio of 3.066 (95% CI 1.186-7.923).
Conclusion: The 3-year recurrence rate for epithelial ovarian cancer is 36.3%. Clinicopathologic factors that influence recurrence are stage, success of cytoreductive surgery, ascites cytology, and lymph node involvement.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Indra T
"ABSTRAK
Nama : Ken Indra TProgram Studi : : Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan GinekologiJudul : Prevalensi Occult metastasis pada omentum Pasien Kanker Ovarium Epitelial Stadium Awal Yang Menjalani Surgical staging di RSCM Tahun 2009 ndash; 2015TUJUAN: Mengetahui besarnya prevalensi occult metastasis kanker ovarium epitelial stadium klinis dini pada omentum yang dilakukan pembedahan di RSCM periode Januari 2009 ndash; Desember 2015.LATAR BELAKANG: Secara anatomis, omentum adalah lokasi utama penyebaran dari kanker ovarium epithelial. Hal ini ditunjukkan dari berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat prevalensi metastasis yang tinggi ke omentum. Hal ini menyebabkan FIGO membuat rekomendasi untuk melakukan pembedahan sitoreduksi dan surgical staging yang teliti dan hati-hati pada kasus-kasus dengan kecurigaan kanker ovarium. Penelitian mengenai omentektomi dalam pembedahan kanker ovarium epithelial masih belum ada di Indonesia sehingga kami melakukan penelitian inilDESAIN DAN METODE: Penelitian ini menggunakan desain potong silang dengan mengambil rekam medis pasien kanker ovarium yang dilakukan pembedahan di RSCM pada bulan Januari 2009 ndash; Desember 2015.HASIL: Pada sebanyak 1 subjek dari 51 subjek penelitian 2 ditemukan occult metastasis pada omentum. Prevalensi metastasis pada kanker ovarium epithelial stadium dini pada tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 33,3 17 dari 51 subjek , dimana keterlibatan omentum ditemukan pada 2 subjek 1 dari 51 .KESIMPULAN: Prevalensi occult metastasis kanker ovarium epithelial stadium klinis dini yang dilakukan pembedahan di RSCM tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 2 1 dari 51 subjek Kata Kunci: Metastasis, Omentum, Karsinoma Ovarium, Epitelial, Prevalensi

ABSTRACT
Name Ken IndraStudy Program Obstetrics and GynecologyTitle Prevalence of occult omental metastases of early stage epithelial ovarian cancer patients whom had surgical staging in RSCM from 2009 ndash 2015. AIM To know the prevalence of occult metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM.BACKGROUND Topographically, omentum is the main spread location of epithelial ovarian cancer. This is shown by various study showing that there is high incidences of metastases of ovarian cancer to the omentum. This made FIGO to produce a guideline to remove omentum in surgical staging of ovarian cancer. Omentectomy study in epithelial ovarian cancer surgery has not been performed in Indonesia, thus we made this study.DESIGN AND METHODOLOGY Cross sectional study. We collect data retrospectively from medical records of cases of epithelial ovarian cancer who were operated in RSCM from January 2009 ndash December 2015.RESULTS 1 out of 51 subjects 2 was found to have occult metastases in the omentum. The prevalence of metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage from 2009 ndash 2015 is 33.3 17 out of 51 subjects whereas the involvement of omentum was found in 2 1 out of 51 subjects .CONCLUSION The prevalence of occult omental metastases of ephitelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM from 2009 ndash 2015 is 2 1 out of 51 subjects .Keywords Metastases, Omentum, Ovarian Cancer, Prevalence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Nurhidayat
"Latar Belakang: Menurut data WHO World Health Organization pada tahun 2012, kanker menempati nomor dua penyebab kematian di negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan menjadi penyakit nomor tiga penyebab kematian di negara berkembang setelah kardiovaskular dan penyakit infeksi. Saat ini, data mengenai profil kanker yang diperoleh dari kegiatan registrasi kanker di Indonesia belum ada. Profil kanker dengan metode pengumpulan dan pelaporan yang baik di wilayah DKI Jakarta diperlukan untuk pembentukan registrasi kanker berbasis populasi di Indonesia. Rumah Sakit Ciptomangunkusumo RSCM telah ditetapkan sebagai rumah sakit pengendali data beban kanker DKI Jakarta oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil kanker di Provinsi Jakarta tahun 2008 sampai tahun 2012 berdasarkan data di RSCM sebagai pusat pengendali registrasi kanker Provinsi DKI Jakarta.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional dengan mengambil data dari registrasi kanker di RSCM untuk membetuk profil kanker di Provinsi DKI Jakarta tahun 2008 sampai tahun 2012.
Hasil: Didapatkan 14.726 pasien kanker, dengan rasio laki-laki dan perempuan 1:1,8. Mayoritas berusia antara 45-54 tahun. Mayoritas pasien datang berobat pada stadium lanjut, yaitu stadium 3 atau 4, sebanyak 31,8. Domisili pasien terbanyak di Kota Jakarta Barat 27,5 diikuti Kota Jakarta Timur 25,5. Urutan lima kanker terbanyak pada kedua jenis kelamin adalah kanker payudara, kanker serviks, keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kanker paru dan bronkus, serta kanker nasofaring. Urutan lima kanker terbanyak pada laki-laki adalah kanker paru, kanker nasofaring, keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kanker hati, serta kanker kelenjar getah bening. Urutan kanker terbanyak pada perempuan adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, serta kanker kelenjar tiroid.
Kesimpulan: Hasil pada penelitian ini sesuai dengan GLOBOCAN 2012 untuk Wilayah Asia Tenggara, namun cakupan datanya belum optimal karena belum semua fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta mengumpulkan data pasien kanker.
Saran: Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan cakupan yamg lebih luas dengan melibatkan semua fasilitas kesehatan di Provinsi DKI Jakarta.

Background: According to WHO World Health Organization data in 2012, cancer occupies the second cause of death in developed countries after cardiovascular disease and become the third leading cause of death in developing countries after cardiovascular and infectious diseases. Currently, data on cancer profiles obtained from cancer registration activitie s in Indonesia does not exist. Cancer profiles with good collecting and reporting methods are required for the establishment of Indonesia population based cancer registry. The Minister of Health of Indonesia has designated Ciptomangunkusumo Hospital Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM as a Cancer Registry Control Center of DKI Jakarta Province. This study aims to provide a description of cancer profile of DKI Jakarta Province in 2008 to 2012 based on data from RSCM as a control center for cancer registry of DKI Jakarta Province.
Methods: This was a cross sectional descriptive study by collecting data from cancer registry at RSCM to establish cancer profile in DKI Jakarta Province in 2008 to 2012.
Results: 14,726 cancer patients were found, with male and female ratio of 1 1.8. The majority of patients were between 45 54 years old. Most of patients came to the health care facility were in advanced stage, as many as 31.8. The number of patient was highest from West Jakarta 27.5 and followed by from East Jakarta 25.5. The five most frequent cancer found in both sexes were breast cancer, cervical cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system malignancy, lung and bronchial cancer, and nasopharyngeal cancer. The five most common cancers in male were lung cancer, nasopharyngeal cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system malignancy, liver cancer, and lymph node cancer. The five most common cancers in female were breast cancer, cervical cancer, ovarian cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system malignancy, and thyroid gland cancer.
Conclusion: The results of this study are similar with GLOBOCAN 2012 results for Southeast Asia region, but the data coverage was still not optimal because not all health care facilities in DKI Jakarta Province submitted cancer patient data.
Suggestion: Further research is needed with broader coverage involving all health care facilities in the DKI Jakarta Province.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Montesqieu
"Berdasarkan Global Burden of Cancer 2012 Globocan 2012 diperkirakan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru di seluruh dunia pada tahun 2012, dengan 8 jutakasus di negara-negara berkembang. Data ini diperoleh dari negara-negara yangmemiliki registrasi kanker berbasis populasi. Registrasi kanker bermanfaat dalammengklasifikasi informasi dari seluruh kasus kanker untuk menghasilkan statistikdari kejadian kanker dalam suatu populasi tertentu serta menyediakan kerangkauntuk penafsiran dan pengendalian dampak kanker di komunitas. Saat ini Indonesia belum memiliki registrasi kanker berbasis populasi. Sesuai Keputusan MenteriKesehatan Republik Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditunjuk sebagai pusat pengendali data kanker di DKI Jakarta untuk membentuk registrasikanker berbasis populasi di DKI Jakarta.
Penelitian ini bersifat deskriptif potonglintang bertujuan untuk menggambarkan profil kanker di Jakarta Pusat tahun2008-2012 berdasarkan data di RSCM sebagai pusat pengendali data kanker DKIJakarta. Didapatkan hasil 1.797 kasus kanker di Jakarta Pusat dari tahun 2008-2012 dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 1,9:1, sebagian besarpasein berobat pada stadium lanjut. Lima kanker terbanyak pada laki-laki adalahkanker sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, kanker nasofaring, kankerhati, kanker paru dan kanker kelenjar getah bening. Lima kanker terbanyak padaperempuan adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, kanker sistem hematopoetik dan kanker tiroid.

Global Burden of Cancer 2012 Globocan 2012 estimated 14.1 million new casesof cancer worldwide in 2012, with 8 million cases in developing countries. Thesedata were obtained from countries that have population based cancer registry.Cancer registration is useful in classifying information from all cancer cases togenerate statistics of cancer incidence in a particular population as well asproviding a framework for interpreting and controlling the impact of cancer inthe community. Indonesia does not yet have a population based cancer registrycurrently. The Minister of Health of Indonesia has designated CiptoMangunkusumo Hospital as a control center for cancer registration of DKI Jakarta to establish a population based cancer registry in DKI Jakarta.
This crosssectional descriptive study aimed to describe the cancer profile in Central Jakarta2008 2012 based on data of RSCM as cancer registry control center in DKI Jakarta. The results obtained 1,797 cases of cancer in Central Jakarta from 2008 2012 with male and female ratio of 1 1.9, the majority of patients came to healthproviders with advanced stage. The five most common cancers in male were cancer of the hematopoietic and reticuloendothelial system, nasopharyngeal cancer,liver cancer, lung cancer and lymph node cancer. The five most common cancersin female were breast cancer, cervical cancer, ovarian cancer, haematopoieticsystem cancer and thyroid cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Erida Brohet
"Kanker merupakan penyebab kematian utama pada negara maju maupun berkembang. Untuk menentukan arah kebijakan rumah sakit dan sebagai basis penelitian di bidang kanker, diperlukan data komprehensif mengenai epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini memberikan gambaran profil epidemiologi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo berdasarkan Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit RSCM tahun 2013 sebagai berikut. Frekuensi kanker di RSCM pada tahun 2013 adalah 5.554 kasus kanker. Data demografi pasien kanker di RSCM tahun 2013 adalah: mayoritas pasien berusia 45-54 tahun secara keseluruhan, 45-54 tahun untuk wanita dan 55-64 tahun untuk laki-laki. Jumlah pasien perempuan dibandingkan laki-laki adalah 1,5:1. Selama tahun 2013, RSCM lebih banyak melayani pasien kanker dari luar Jakarta dibandingkan dari Jakarta dan pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga.
Secara keseluruhan, kanker payudara, serviks dan leukemia merupakan jenis kanker tersering. Untuk jenis kelamin perempuan yang tersering adalah payudara, serviks dan ovarium. Untuk jenis kelamin laki-laki yang tersering adalah leukemia, nasofaring dan kegasanan kelenjar getah bening limfoma. Sebagian besar pasien kanker payudara dan serviks datang dalam stadium lokal lanjut dan lanjut. Jenis histopatologi yang paling sering dari 3 kasus kanker terbanyak di RSCM tahun 2013 adalah : Karsinoma duktal invasif payudara, karsinoma sel skuamosa tak berkeratin serviks, leukemia limfoblastik akut leukemia.

Cancer is the leading cause of death in developed and developing countries. To determine the direction of hospital policy and to provide basic data in aiding cancer research, comprehensive cancer epidemiology profile in Cipto Mangunkusumo Hospital is needed. This study provides an overview of cancer epidemiology profile at Cipto Mangunkusumo based on Hospital based Cancer Registry in 2013. The result is as follows frequency of cancer in RSCM in 2013 were 5,554 cancer cases. The demography data of cancer patients in RSCM in 2013 were the majority of patients aged 45 54 overall, 45 54 for women and 55 64 for men. The number of female patients compared with males was 1.5 1. During the year 2013, RSCM serve more cancer patients from outside of Jakarta than from Jakarta, most frequent jobs were housewives.
Overall, breast cancer, cervical cancer and leukemia is the most common cancer type. For female, the most common cancer cases are breast, cervical and ovarian. For male, the most common cancer cases are leukemia, nasopharynx and lymph nodes lymphoma. The majority of breast and cervical cancer patients seeks help in locally advanced and advanced stages. Most common Histopathological typewere invasive ductal carcinoma breast, non keratinized squamous cell carcinoma cervical, acute lymphoblastic leukemia leukemia .
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Firli Bramantyo
"Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian dengan angka mortalitas tertinggi. Penelitian ini melaporkan profil pasien kanker yang berdomisili di wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu tahun 2008 ndash; 2012 dengan total 2185 penderita kanker, terdiri dari 740 laki-laki dan 1445 perempuan. Mayoritas pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Distribusi stadium kanker terbanyak adalah pada stadium 3. Urutan lima kanker terbanyak adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker nasofaring, keganasan sistem hematopoetik dan retikuloendotelial, dan kanker ovarium. Pada laki-laki kanker terbanyak adalah kanker nasofaring, sedangkan pada perempuan kanker terbanyak adalah kanker payudara. Distribusi usia pada lima kanker terbanyak adalah pada kelompok 45-54 tahun kecuali sistem hematopoetik dan retikuloendotelial kelompok usia terbanyak pada

Cancer is one cause of death with the highest mortality rate. This study reports the profile of cancer patients living in North Jakarta and the Thousand Islands of 2008 to 2012 with a total of 2185 cancer patients, consisting of 740 men and 1445 women. The majority of patients work as housewives. The highest stage of cancer distribution is in stage 3. The top five cancer sequences are breast cancer, cervical cancer, nasopharyngeal cancer, hematopoietic and reticuloendothelial system malignancy, and ovarian cancer. In males most cancer is nasopharyngeal cancer, whereas in most cancer women is breast cancer. The age distribution of the five most common cancers is in the 45 54 year group except the hematopoietic and reticuloendothelial system of the most age group at
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gde Doddy Kurnia Indrawan
"Kandidemia menjadi salah satu masalah di PICU karena angka kejadiannya meningkat setiap tahun dan angka kematian yang tinggi, memperpanjang masa rawat di rumah sakit. Sampai saat ini data epidemiologi pada anak masih terbatas.
Tujuan: Mengetahui epidemiologi kandidemia di PICU RSCM.
Metode: Penelitian retrospektif dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo dengan mencatat data rekam medis pasien anak dengan diagnosis kandidemia periode 1 januari 2013 sampai 31 Desember 2014.
Hasil: Didapatkan 32 kejadian kandidemia dalam kurun waktu pengambilan data. Median usia pasien adalah 12,8 bulan, 57,7% berjenis kelamin laki-laki. Status gizi pasien sebagian besar mengalami gizi kurang. Sebanyak 69,2% merupakan kasus bedah dan 30,8% pasien non bedah. Penggunaan steroid sebanyak 11,5%. Selama perawatan di PICU, sebanyak 96,2% pasien menggunakan ETT, 100% pasien menggunakan kateter vena sentral dan kateter urin. Pasien yang menggunakan antibiotika >15 hari sebanyak 80,8%. Median skor awal PELOD adalah 12. Median waktu pemberian anti jamur 15,8 hari perawatan di PICU. Luaran hidup adalah 65,4% dan mati 34,6%. Rerata lama perawatan PICU adalah 25,8 hari. Penyakit yang mendasari pasien dirawat di PICU terdiri dari 7,7% infeksi saluran pernapasan, 3,8% infeksi sistem saraf, 19,2% syok sepsis, 3,8% pascabedah kepala leher, 11,5% pasca bedah dada, dan 53,8 pasca bedah abdomen. Rerata lama penggunaan ETT 10,04 hari, rerata lama penggunaan kateter vena sentral 15,65 hari, dan rerata lama penggunaan kateter urin 11,15 hari. Jenis kandida terbanyak sebagai penyebab kandidemia adalah kandida parapsilosis. Sebanyak 76,8% pasien mendapatkan lebih dari dua antibiotika sebelum mendapatkan anti jamur.
Simpulan: Kejadian kandidemia serupa dengan negara berkembang lainnya dan ditemukan meningkat pada pasien dengan karakteristik status gizi kurang, pasien pascabedah, penggunaan alat medis invasif, dan penggunaan antibiotika > 15 hari.

Candidemia has become an important problem in PICU because the incidence has dramatically increased every year and with a high mortality rate as well as high health care costs. To date epidemiological data in children is limited.
Objective: to know the epidemiology of candidemia in PICU RSCM
Methods: A retrospective study was conducted in Cipto Mangunkusumo general hospital with medical record data recorded diagnosis of septic shock in children period from 1 January 2013 to December 31, 2014.
Results: A total of 32 candidemia events in the period of data collection. The median age of patients was 12.8 months, 57.7% male sex. Nutritional status of patients some of which have mild malnutrition. There were 69.2 % was the case surgery and 30.8 % of patients non surgery. Using of steroid was 11.5%. At the treatment in PICU, 96.2 % of patients used ett , 100 % of patients used catheter vein central and catheter urin. Patients that received antibiotics > 15 days was 80.8%. The median initial PELOD day care in the PICU was 12. Patients received antifungal when 15.8 days care in the PICU. The outer covering of life is 65.4 % and die 34.6 % . Lenght of PICU stays was25,8 days. The underlying diseases that required PICU were 7.7% respiratory infection, 3.8%, neurology infection, 19.2% septic shock, 3.8% post head and neck surgery, 11.5% post thorac surgery, and 53.8 post abdomen surgery. Rate length of using ETT was 10.04 days, CVC 15.65 days, urine catheter 11.15 days. The most isolated candida from blood culture was candida parapsilosis. There was 76.8% received > 2 antibiotics before antifungal injection.
Conclusion: The incidens of candidemia was similar with other developing countries and found increased in patients with characteristic mild malnutrition, post surgical,using invasive medic al devices, and using antibiotics > 15 days."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>