Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mega Hasanul Huda
"Nyeri memicu munculnya stres yang berpotensi menimbulkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada neonatus. Penusukan tumit berpotensi menimbulkan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas sukrosa dan pembedongan terhadap respon nyeri neonatus. Penelitian ini menggunakan rancangan uji klinik acak terkontrol dengan cross-over design. Sampel yang digunakan berjumlah 24 neonatus. Pada saat penusukan tumit, rerata respon nyeri lebih tinggi pada kelompok sukrosa yaitu 2,67. Satu menit setelah penusukan tumit rerata respon nyeri pada kedua kelompok sama yaitu 1,96. Dua menit dan 3 menit setelah penusukan rerata respon nyeri lebih tinggi pada kelompok pembedongan. Hasil bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata respon nyeri neonatus saat penusukan tumit (p=0,925) dan setelah penusukan tumit (satu menit (p=0,915), dua menit (p=0,942), dan tiga menit setelah penusukan tumit (p=0,132)) pada kedua kelompok. Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap respon nyeri neonatus (p=0,398). Pembedongan dapat digunakan untuk mengurangi respon nyeri pada bayi saat penusukan sekaligus mendukung pemberian ASI eksklusif.

Pain triggers stress that potentially cause impaired brain development and neonatal growth. Various invasive procedures such as pricking the heel can cause painful. This study aims to look the effectiveness of sucrose and swaddling against neonatal pain response in heel prick. This study uses a randomized controlled trial with cross-over design. The sample was 24 neonates. Each subject was given two treatments of obtaining sucrose and swaddling, given based on the results of block randomization with random table. At the time of pricking the heel is done, the sucrose group had a higher mean pain response than swaddling group (2,67). 1 minute after heel prick, the mean pain response in both groups was same (1.96). 2 minutes and 3 minutes after the heel prick, the mean pain response was higher in swaddling group. The results showed that there was no difference in average pain response when pricking the heel (p = 0.925) and after pricking the heel (one minute (p = 0.915), two minutes (p = 0.942), and three minutes after pricking the heel ( p = 0.132)). These results indicate that there is no relationship between the sex against neonatal pain response (p = 0.398). Swaddling can reduce pain response in neonate during heel prick and support breastfeeding programme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Awalia Rahmawati
"BBLR merupakan kasus terbesar yang membutuhkan perawatan intensif. Prosedur menyakitkan sering dilakukan selama bayi dirawat adalah pengambilan darah. Penelitian bertujuan menganalisis perbedaan efektivitas dua metode pembedongan terhadap respon nyeri BBLR. Desain penelitian randomized control trial dengan paralel design pada 42 BBLR. Intervensi yang dilakukan adalah dua cara pembedongan saat bayi dilakukan pengambilan darah vena. Rerata skor nyeri kelompok pembedongan posisi fleksi ekstremitas lebih rendah dibandingkan pembedongan tradisional mumi, walaupun tidak ada perbedaan signifikan skor nyeri pada kedua kelompok intervensi yaitu saat penusukan p=0,529, menit 2 p=0, 162, menit 4 p=0,342, menit 6 p=0,721, menit 8 p=0,778. Usia gestasi berkorelasi dengan skor nyeri p=0,023. Metode pembedongan posisi fleksi ekstremitas dan tradisional mumi merupakan intervensi yang dapat digunakan untuk meminimalkan nyeri pada bayi saat pengambilan darah vena.

Low birth weight LBW infants is the biggest cases requiring intensive care. Painful procedures are often performed during hospitalization. The study aims to analyze differences in the effectiveness of two methods of baby swaddle to the pain score of LBW infant. The study design was randomized control trial with parallel design involving 42 LBW infant devided into two groups. Two ways of swaddling were applied during the baby on going veins blood collection. The mean pain score for swaddle groups in flexed extremity lower than mummies traditional swaddling during venous blood collection procedures however there was no significant difference in pain scores in the intervention groups when pricking p 0.529, min 2 p 0.162, min 4 p 0.342, min 6 p 0.721, min 8 p 0.778. Gestational age correlated with pain scores. Swaddling method of extremity flexion and mummy traditional is an intervention that can be used to minimize pain in babies as venous blood draw.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kumala Devi
"ABSTRAK
Nyeri adalah pengalaman tidak menyenangkanakibat kerusakan jaringan bersifa tsubjektif dapat dinilai dari ekspresi wajah, gerakant ubuh,
menangis dan istirahat dengan skala nyeri yang dapat digunakan adalah Neonatal Infant
Pain Scale (NIPS).Terapi non
farmakologis mandiri dapat dilakukan perawat untuk meminimalisir nyeri neonatussete
lah tindakan invasif. Pemberian kombinasi NNS
dansukrosaefektifmengurangiresponnyerineonatussetelahpemasanganinfus.
Penelitianinimerupakanpenelitianquasi experimental post test only control group
design. Sampelpenelitiansebanyak 20
respondendibagimenjadikelompokintervensidankelompokkontrol. Analisis data
menggunakanujiindependent ttest.
Kelompokintervensidengannilairesponnyeriterendah 0 dantertinggi 2
dengannilaitengah 0,5. Kelompokkontroldengannilainyeriterendah 5 dantertinggi
7 dengaannilaitengah 0,5. Rekomendasihasilpenelitianini, pemberiankombinasi
NNS dansukrosasebagaiterapi non
farmakologisuntukmengurangiresponnyerineonatussetelahpemasanganinfus.

Abstract
Pain is an unpleasant subjective response due to tissue disruption. In neonates, it
can be assessed by Neonatal Infant Pain Scale (NIPS) from the facial expression,
body movement, crying or resting behavior of the infant. Nurses may carry on the
non-pharmacological intervention to minimize the pain of the neonates after
invasive procedures. One of the interventions is the combination of Non Nutritive
Sucking (NNS) and sucrose. This research was designed as the quasi experimental
post test only control group research involving 20 participants in the control and
intervention group. The data were analyzed using independent t-test. The research
found the lowest pain response scale was 0 and the highest was 2, with the median
0.5, in the intervention group. Whereas, in the control group, the lowest and
highest pain scales were 5 and 7, respectively, with median 0.5. This research
suggests this combination of NNS and sucrose to reduce the pain response in
neonates after intravenous catheter insertion."
2012
T 30380
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wantonoro
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui "Efektivitas kateterisasi urin menggunakan jelly anestesi dan jelly biasa terhadap respon nyeri pasien laki – laki di RSUD Muntilan dan PKU Muhammadiyah DIY". Desain penelitian Quasi eksperimen; post-test only control group. Pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling dengan metode purposive sampling, Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang terbagi dalam dua kelompok.
Hasil uji statistik Mann–Whitney didapatkan angka significancy 0,000. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri keterisasi urin menggunakan jelly anestesi dan jelly biasa pada pasien laki - laki. Dari hasil penelitian, jelly anestesi direkomendasikan diberikan 3 menit sebelum pemasangan kateter urin laki - laki.

This research aimed to show the effectiveness of urine catheterization using anesthetics jelly and water based lubricant for male patients’ pain response at RSUD Muntilan and PKU Muhammadiyah DIY. The research design used quasi experiment; post test only control group. Sample was taken by nonprobability sampling with purposive sampling method.In this study, there were 30 respondents which were divided into two groups.
The Mann-Whitney test indicated a significant difference in urine catheterization pain score response using anesthetics jelly and common jelly for male patients. From this study, anesthetics jelly was recommended to use with 3 min delay following instillation of anesthetics jelly before urine catheterization for male patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Efendi
"ABSTRAK
Bayi prematur merupakan individu yang kerap mendapatkan prosedur invasif berupa penusukan. Nyeri yang berulang akibat prosedur invasif merupakan salah satu penyebab terganggunya perkembangan bayi prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh empeng dan pembedongan terhadap penurunan nyeri dan fungsi fisiologis paska tindakan invasif pada bayi prematur di Unit Perawatan Risiko Tinggi (PERISTI). Rancangan penelitian ini adalah randomized control trial dengan desain paralel. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 bayi prematur. Bayi prematur yang mendapatkan terapi empeng dan bedong sebanyak 15 bayi prematur (kelompok intervensi), dan bayi yang mendapat perawatan rutin sebanyak 15 bayi (kelompok kontrol). Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa frekuensi nadi dan skor nyeri pada kelompok intervensi lebih stabil dibandingkan dengan kelompok kontrol (p= 0,013; 0,003 < 0,05), walaupun setelah diuji antar kelompok hasilnya kurang bermakna (skor nyeri p= 0,006; frekuensi nadi p= 0,45; saturasi oksigen p= 0,15). Penelitian ini merekomendasikan pemberian empeng dan bedong sebagai terapi alternatif untuk tatalaksana nyeri pada bayi prematur ketika mendapatkan prosedur infasif.

ABSTRACT
Premature babies are individuals who often receive invasive procedures such as pricking. Recurrent pain due to an invasive procedure is one cause of impaired development of preterm infants. This study aims to determine the effect of pacifier and swaddlling to decrease pain and physiological function in premature infants undergoing minor invasive procedure at High Risk Care Unit (PERISTI). This study design is randomized control trial with parallel design. The number of samples in this study were 30 infants premetur. Premature infants who received a dummy therapy and swaddling as much as 15 premature infants (intervention group), and infants who received routine care as much as 15 infants (control group). This study shows the pulse frequency and pain scores in the intervention group is more stable compared to the control group (p = 0.013; 0.003 <0.05), though after the test results were less significant among the groups (p = 0.006 pain scores; pulse frequency p = 0.45; p = 0.15 oxygen saturation). The study recommends the provision of pacifiers and swaddling as an alternative therapy for the treatment of pain in premature babies when getting invasive procedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Dwi Astuti
"Pengambilan darah vena merupakan prosedur yang menimbulkan nyeri pada bayi berat lahir rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbandingan antara Perawatan Metode Kanguru dan pemberian empeng terhadap respon nyeri selama pengambilan darah vena. Desain penelitian adalah eksperimen acak terkontrol pada 21 bayi berat lahir rendah dengan teknik consecutive sampling. Penilaian respon nyeri menggunakan instrumen Premature Infant Pain Profile. Analisis uji t independen menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna rerata respon nyeri pada kelompok Perawatan Metode Kanguru (rerata = 8,94) dan pemberian empeng (rerata = 5,08) dengan p value = 0,005. Pemberian empeng dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan dalam asuhan atraumatik saat prosedur invasif minor.

Venous blood collection is the procedures which cause pain on low birth weight infants. This study aimed to identify the comparison between Kangaroo Mother Care and pacifier for pain response during venous blood collection. The research design was randomized controlled trial on 21 low birth weight infants with consecutive sampling. Pain response was assessed by Premature Infant Pain Profile instrument. Independent t-test analysis showed that there were significant differences in mean pain response between Kangaroo Mother Care group (mean = 8.94) and pacifier group (mean = 5.08) with p value = 0.005. Pacifier can be used as a nursing intervention in atraumatic care with minor painful procedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rosita
"Simvastatin dan atorvastatin sebagai obat penurun kolesterol memiliki berbagai efek samping, terutama nyeri otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping nyeri otot pada pasien yang menggunakan simvastatin dan atorvastatin di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yang dianalisis dengan algoritma Naranjo. Desain penelitian ini adalah kohort prospektif dengan pengambilan data secara deskriptif dari rekam medis dan wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner. Sampel adalah pasien yang baru mendapatkan simvastatin dan atorvastatin periode Agustus-November 2014. Pengamatan dilakukan pada 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah pengamatan berlangsung, 13 pasien masuk ke dalam kriteria dropout sehingga tersisa 57 pasien. Berdasarkan analisis dengan algoritma Naranjo, 18 pasien dari kelompok atorvastatin dan 20 pasien dari kelompok simvastatin kemungkinan besar mengalami efek samping nyeri otot dari obat statin.

Simvastatin and atorvastatin as cholesterol-lowering drugs have many side effects, especially muscle pain. This study is aimed to evaluate the muscle pain’s side effect in patients that was administered with simvastatin and atorvastatin at Tarakan Provincial General Hospital. The side effect was analyzed with Naranjo’s algorithm. The research design was cohort prospective using medical record and patient interview with a questionnaire as data collections descriptively. Samples were patients who have just received simvastatin and atorvastatin in the period of August to November 2014. Observations were made on 70 patients who met the inclusion criteria and after the observation, 13 patients were entered into the dropout criteria so that the remaining were 57 patients. By Naranjo’s algorithm, the observation showed that 18 patients from atorvastatin and 20 patients from simvastatin have probable muscle pain’s side effect from statin drug.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S58023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Yuliani Sekriptini
"Pengambilan darah intravena dapat menimbulkan nyeri dan traumatik pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh madu terhadap skor nyeri anak saat pengambilan darah. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Sampel diambil dengan consecutive sampling, terdiri dari kelompok intervensi yang mendapatkan madu per oral (34 responden) dan kelompok kontrol mendapatkan plasebo (34 responden) usia responden 1-6 tahun. Skor nyeri dievaluasi dengan Children?s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rata-rata skor nyeri anak pada kelompok madu dan kelompok plasebo (p=0,001). Peneliti menyimpulkan pemberian madu per oral dapat menurunkan skor nyeri pada anak saat pengambilan darah intravena.

The intravenous blood taken can cause pains and be traumatic for child.This research has the aims to identify The influence of giving honey decreasing on the score of pain. The design of this research is quasi experiment. Samples were taken by consecutive sampling which consists of the intervened group who obtained honey per oral (34 respondents) and controlled group obtained plasebo (34 respondents) kelompok.The score of pains are evaluated with Children?s Hospital of Eastern Ontario Pain Scale (CHEOPS) respondents aged 1-6 years. The result of analysis shows there is a significant difference on the average score of pains between the intervened and controlled group (p=0,001). The researcher concluded that the giving of honey per oral can decrease the score of pains on child when the intravena blood taken.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Prasetya
"Pembiayaan kesehatan merupakan suatu permasalahan yang terjadi di seluruh dunia. Banyak metode dan sistem yang telah dikembangkan mengenai hal ini. Indonesia seperti halnya Negara lain, menghadapi masalah yang sama dalam pengembangan sistem pembiayaan kesehatan. Dihadapkan dengan keadaan saat ini dalam krisis pembiayaan kesehatan, DKI Jaya dipaksa untuk dapat mengendalikan biaya. Mendapatkan biaya satuan yang handal dalam semua RSUDnya merupakan kebutuhan dasar dalam pertahanan ekonomi, di masa system pembiayaan kesehatan yang masih kurang baik di Indonesia. Definisi dari biaya satuan yang handal merupakan kunci kesuksesan semua rumah sakit. Clinical pathways disadari oleh DKI Jaya sebagai alat esensial dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk rakyat. Pengembangan pathways ini kemudian dilanjutkan dengan kesadaran untuk perhitungan biaya tiap pathway yang ada. Dengan diketahuinya biaya ini selanjutnya untuk menganalisa efektifitas biaya per pathway pun mudah dilakukan.
Tujuan dari riset ini adalah untuk mengetahui metoda untuk menghitung cost of treatment berbasis clinical pathway dari diagnosa yang telah dibuat oleh RSUD DKI Jaya. Angka yang didapatkan di dalam penelitian ini adalah untuk selanjutnya dapat diklarifikasikan keakuratannya dan terbuka untuk penelitian lebih jauh, karena data yang didapatkan untuk pendukung masih belum dapat dijustifikasi. Diagnosa terpilih adalah Operasi Lensa dengan Diagnosis Katarak yang merupakan One Day Care. Diagnosa terpilih karena merupakan tindakan dengan frekuensi paling tinggi di DKI Jaya dan pelayanannya melibatkan banyak sumber daya. Budi Asih dan Tarakan adalah rumah sakit yang dipilih secara purposive sebagai perwakilan RSUD DKI Jaya.

Health financing has always been an ongoing issue in the world. There are many methods and systems that had been developed all over regarding this subject. Indonesia, like many countries, faces the same problem in developing its health financing system. Confronted with the current health care financial crisis, DKI Jaya is forced to control its cost. Setting up a reliable cost unit in its hospitals is a fundamental necessity for economic survival, given the current general conditions in Indonesia's healthcare system. Definition of a suitable cost unit is the crucial factor for success. Clinical pathways are recognized by DKI Jaya as essential tools for delivering health services to people. Developing these pathways should then be followed by evaluating the cost of each pathway. Once the cost of the pathway is known, analyzing the cost effectiveness of the pathway can easily be done.
The purpose of this research is to more understand the method to calculate cost of treatments based on the clinical pathways of the diagnoses that have been developed by DKI Jaya,. As for the values are for further clarification and research as the supporting data are not yet justified as the best data provided. The diagnose that is chosen Cataract Procedure, that is representing One Day Care surgical treatments. The diagnose is selected as it is the highest frequency within DKI Jaya's hospital and the treatment involved many resources. Budi Asih and Tarakan are the hospitals that are purposively chosen for the research, as representatives of all DKI Jaya?s hospitals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41333
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Doddy F P
"ABSTRAK
Latar belakang: Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Neonatal merupakan tolak ukur untuk menilai keberhasilan pemeriksaan kesehatan terhadap ibu hamil disuatu negara. Setiap tiga menit, dimanapun di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Selain itu setiap jam, satu perempuan meninggal dunia ketika melahirkan atau karena sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Sistem rujukan adalah salah satu yang mempengaruhi keadaan di atas. Rujukan yang terlambat dan penanganan yang tidak tepat dapat menghasilkan luaran yang buruk. RSUD Tarakan, Jakarta Pusat merupakan salah satu RS rujukan propinsi.Tujuan: : Untuk menganalisa serta mendapatkan informasi mendalam terhadap luaran maternal dan neonatal dari kasus rujukan dibandingkan dengan kasus bukan rujukan Rancangan penelitian: Metode penelitian gabungan mixed methods . Populasi penelitian adalah pasien rujukan dan bukan rujukan yang dilakukan seksio sesarea di RSUD Tarakan Jakarta Pusat mulai Oktober 2015 hingga September 2016 Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test. Kajian Kualitatif mengenai kejadian morbiditas maternal dan kematian neonatal serta upaya menurunkannya terhadap subyek terkait. Kajian kualitatif dilakukan dengan metode indepth interview dan dilakukan analisis secara deskriptif, disajikan dalam bentuk narasi.Hasil : Sejak Oktober 2015 sampai September 2016, terdapat 440 kasus yang memenuhi kriteria, yang terdiri dari 220 kasus rujukan dan 220 kasus bukan rujukan didapatkan hasil pada luaran ibu yaitu adanya hubungan yang bermakna secara statistika pada pendidikan yang rendah dengan nilai p value 0,00 < a, sementara umur ibu, penghasilan tetap, paritas, dan indikasi seksio sesarea tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistika dengan kasus rujukan,Adanya hubungan bermakna kasus infeksi terhadap kasus rujukan p value 0,032.Lama perawatan lebih panjang pada kasus rujukan p value < ? sedangkan pada luaran neonatus, tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistika antara APGAR 1 menit dan 5 menit terhadap kasus rujukan dan bukan rujukan dan kematian neonatus tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistika dengan kasus rujukan. Terdapat beberapa kasus kematian neonatal.Hasil kajian kualitatif menunjukkan bahwa kematian maternal dan neonatal dipengaruhi berbagai faktor seperti keterlambatan rujukan, terutama keterlambatan pertama, rendahnya tingkat pendidikan ibu, rendahnya tingkat pendapatan keluarga..Kesimpulan: Infeksi maternal lebih tinggi pada kasus-kasus rujukan. Angka infeksi dipengaruhi oleh pendidikan pasien dan infeksi menyebabkan lama perawatan memanjang. Asfiksia neonatal pada menit pertama lebih tinggi pada kasus-kasus rujukan. Sistim rujukan sudah baik namun perlu evaluasi dan perbaikan secara berkala.

ABSTRACT
Background Maternal Mortlity Rate MMR and Neonatal Death Rate NDR are indicators to measure performance of antenatal care for countries. Every three minutes in Indonesia, One children under five died and every hour one women died during delivery or any cause related to pregnancy. Refferal system is one of factors contributing to those condition. Delay in referral system and unproper management may lead into poor outcomes. RSUD Tarakan, Jakarta Pusat is one of province referral hospital.Objective To analyze and to obtain information due to the maternal and neonatal outcomes of referred cases compare to non referred cases.Design of study Mixed methods. The study of population was referred and non referred patients who underwent caesarean section from October 2015 until September 2016 at RSUD Tarakan Jakarta Pusat. The exposed group was those who was referred cases while the control was those who was not referred. Data were analyzed by univariat analysis,bivariat analysis with chi square test .Qualitative study was done by the method of indepht interview and were analyzed by descriptive analysis and presented in narration.Results From Oktober 2015 to September, 2016, there were 440 cases meeting the eligibility criteria, consisting of 220 referred cases and 220 controls indicates in mother outcome there is statistical significance low education with P value 0,00 a. In terms of age, parity, education, income, and caesarean section indication were no statistically significance to reffered cases .Infection cases significance to reffered cases p value 0,032. Prolonged Length of stay to reffferd cases P value . In order to Neonatal Outcome there is no statistically significance to 1 minute APGAR and 5 minutes APGAR scores with P value . There are several neonatal mortality were found. Qualitative research indicate that Maternal and neonatal mortality infuenced of delayed refferal, lower education, lower family income Conclusion Maternal infection was higher in the referred cases. Rate of infection was influenced by patient education and infection caused prolonged hospital stay. The rate of first minute asphyxia was higher in the referred cases. Refferal system already in good track but need periodic evaluation and improvement Keywords Referral cases, caesarean section, maternal infection, neonatal aasphyxia and neonatal death"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>