Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Frans A.
"[ABSTRAK
Penelitian ini memeriksa masalah transportasi yang dihadapi oleh kota Sukabumi menggunakan metode wawancara, survey, maupun tinjauan dokumen. Perhatian khusus diberikan pada aspek aksesibilitas, dampak, efisiensi ekonomi, dan kesetaraan sosial. Hal yang dikaji dalam aspek aksesibilitas mencakup akses mobil, akses pedestrian, akses transportasi umum, dan konektivitas jalan. Hal yang dikaji dalam aspek dampak mencakup parkir, persaingan dengan PKL, penggunaan lahan, dan bersepeda. Hal yang dikaji dalam aspek efisiensi ekonomi mencakup klasifikasi kendaraan dan pengutamaan moda tertentu. Hal yang dikaji dalam aspek kesetaraan sosial mencakup pembagian manfaat jalan dan dampak bagi PMKS. Studi dilakukan dengan memeriksa kebijakan yang relevan kemudian mengamati implementasinya di lapangan melalui wawancara, observasi, survey, dan analisis kuantitatif. Hasil dari perbandingan antara implementasi dan kebijakan adalah gap yang kemudian dicarikan solusinya oleh peneliti. Masalah- masalah yang ditemukan antara lain laju pertumbuhan kendaraan yang lebih tinggi dari kapasitas jalan, pertumbuhan jumlah PKL yang lebih tinggi dari pertumbuhan pedestrian, rasio angkutan umum terhadap jumlah penduduk yang semakin tinggi dan menjauh dari rasio ideal, peningkatan jumlah penduduk yang lebih cepat dari peningkatan panjang jalan, peningkatan jumlah kendaraan yang lebih cepat dari penambahan jumlah titik parkir, prevalensi penyakit jantung dan obesitas yang lebih tinggi dari rata-rata provinsi dan nasional, dan jumlah anak jalanan yang semakin tinggi. Solusi terintegrasi yang ditawarkan oleh peneliti adalah pengembangan bus kota (transportasi massal) sekaligus reduksi jumlah kendaraan roda empat di dalam kota.

ABSTRACT
The study examined the transport problems faced by Sukabumi using interviews, surveys, and review of documents. Special attention is given to aspects of accessibility, output, economic efficiency, and social equity. It is studied in the aspects of accessibility include car access, pedestrian access, access to public transport, and street connectivity. It is studied in the output aspect includes parking, competition with street vendors, land use, and cycling. It is studied in the economic efficiency aspects include vehicle classification and prioritization of certain modes. It is studied in aspects of social equality includes highway benefit- sharing. It is studied in aspects of social equality include benefit sharing highway and output for PMKS. The study was conducted by examining the relevant policy implementation on the ground then observed through interviews, observation, surveys, and quantitative analysis. The results of the comparison between the implementation and the policy is the gap then look for a solution by researcher. The problems were discovered, among others, the growth rate of the vehicle higher than the capacity of the road, the growing number of street vendors higher than the growth of the pedestrian, the ratio of public transport to the higher number of people and away from the ideal ratio, the increase of population faster than the increase in path length, an increase in the number of vehicles that are faster than the addition of a parking spot, the prevalence of heart disease and obesity are higher than the provincial and national average, and the number of street children is increasing. Integrated solutions offered by researchers is the development of a city bus (mass transport) as well as a reduction in the number of four-wheel vehicles in the city., The study examined the transport problems faced by Sukabumi using interviews, surveys, and review of documents. Special attention is given to aspects of accessibility, output, economic efficiency, and social equity. It is studied in the aspects of accessibility include car access, pedestrian access, access to public transport, and street connectivity. It is studied in the output aspect includes parking, competition with street vendors, land use, and cycling. It is studied in the economic efficiency aspects include vehicle classification and prioritization of certain modes. It is studied in aspects of social equality includes highway benefit- sharing. It is studied in aspects of social equality include benefit sharing highway and output for PMKS. The study was conducted by examining the relevant policy implementation on the ground then observed through interviews, observation, surveys, and quantitative analysis. The results of the comparison between the implementation and the policy is the gap then look for a solution by researcher. The problems were discovered, among others, the growth rate of the vehicle higher than the capacity of the road, the growing number of street vendors higher than the growth of the pedestrian, the ratio of public transport to the higher number of people and away from the ideal ratio, the increase of population faster than the increase in path length, an increase in the number of vehicles that are faster than the addition of a parking spot, the prevalence of heart disease and obesity are higher than the provincial and national average, and the number of street children is increasing. Integrated solutions offered by researchers is the development of a city bus (mass transport) as well as a reduction in the number of four-wheel vehicles in the city.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinto Setyo Mulyawan
"Penelitian menggunakan metode analisis hirarki proses (AHP). Analisis dilakukan dengan menyusun hirarki pemilihan kebijakan mengatasi kemacetan di kota Bekasi dalam 5 level alternatif, yaitu tujuan, sasaran, kendala, aktor atau pelaku, dan alternatif kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh alternatif pada setiap level yang ada, responden expert memilih sasaran utama adalah penataan ruang dan wilayah yang terencana dengan baik namun mendapat kendala pada kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah. Pemerintah merupakan pelaku yang paling berperan untuk mengatasi kendala keterbatasan keuangan daerah dan kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah. Sementara petugas lalu lintas adalah pelaku utama untuk mengatasi kendala pada lemahnya penegakan hukum. Kebijakan prioritas yang dipilih untuk mengatasi kemacetan di kota Bekasi adalah melakukan perbaikan manajemen lalu lintas dan shifting operasional angkutan kota, kemudian penegakan disiplin, penggantian moda transportasi massal, pemindahan terminal induk kota Bekasi, dan yang terakhir adalah perbaikan dan pembangunan ruas jalan lokal dan jalan tol.

Research using the method of Analytic Hierarchy Process (AHP). The analysis was done by constructing a hierarchy of policy choices to overcome congestion in the city of Bekasi in 5-level alternatives, which is goals, objectives, constraints, actor or actors, and policy alternatives. The results showed that based on the overall alternative of each level by the expert respondents chose the main target is the structuring of space and well-planned areas but have constraints on the lack of coordination among government agencies. The government is the perpetrator of the most instrumental to overcome the limitations of local financial constraints and lack of coordination among government agencies. While traffic officials are the main actors to overcome the constraints on weak law enforcement. Selected priority policies to tackle congestion in the city of Bekasi is traffic management improvements and shifting urban transportation operations, then the enforcement of discipline, the replacement of mass transportation, removal of terminal stem Bekasi city, and the latter is the improvement and construction of local roads and highways."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29593
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prayogi
"Pusat-pusat keramaian yang dibentuk oleh aktivitas perkantoran, perdagangan, rumah sakit, dan pendidikan seringkali dianggap sebagai penyebab kemacetan. Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan kemacetan dan faktor penyebab kemacetan pada pusat-pusat keramaian di Jakarta Pusat. Variabel yang digunakan untuk menentukan kemacetan adalah tingkat pelayanan jalan yang dihitung pada pagi, siang, dan sore hari di setiap ruas jalan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi keruangan tingkat kemacetan menurut tempat dan waktu. Pada pagi hari tingkat kemacetan tinggi terdapat pada perkantoran dan sekolah, sedangkan pada sore hari terdapat pada perkantoran dan rumah sakit. Adapun pada siang hari tingkat kemacetan mengalami penurunan. Tingkat kemacetan tertinggi pada siang hari terdapat pada perkantoran, sekolah, dan rumah sakit. Penyempitan ruas jalan yang diakibatkan oleh hambatan samping merupakan faktor penyebab kemacetan di pusat-pusat keramaian. Jenis dan besaran hambatan samping berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan aktivitas pada setiap pusat keramaian

The presence crowd centers such as the offices, trade centers, hospitals, and school areas are often considered as primary causes of traffic congestion. In concern with the problem, this study aims to analyzing spatial pattern of traffic congestions and identify their causal factors in the city of Central Jakarta. To determine characteristics of the congestion, the study used level of service road as a main indicator.
The results shows, there are spatial variations of traffic congestion over place and time. In the morning, a high level of congestion was found in the offices and schools areas, while in the afternoon it happened in the offices and hospitals. In the mid-day, level of congestion is lower than in the morning and afternoon. However, the highest level of congestion in the mid-day was found in the offices, schools and hospitals areas. Narrowing of road due to side constraints incidences is a main causal factor of the congestion. The type and value of side constraints vary from time to time in accordance with dynamics each crowd centers.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S970
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Tristika Mughni
"Tingkat kemacetan di Jakarta saat ini tergolong tinggi dan memiliki tren yang meningkat setiap tahu. Terdapat berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen kemacetan untuk mengurangi kemacetan. Salah satu komponen yang perlu diperhatikan pada perencanaan upaya dalam mengurangi kemacetan adalah penemuan atribut yang memiliki pengaruh kepada tingkat kemacetan. Pendekatan machine learning (ML) pada beberapa tahun terakhir memberi hasil yang baik berdasarkan nilai metrik performa model. Maka, penelitian ini menggunakan algoritma ML, yaitu support vector machine (SVM), k-nearest neighbors (KNN), dan random forest (RF) untuk membangun model dalam memprediksi kemacetan serta menemukan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kemacetan di ruas jalan. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah jam, hari kerja, tanggal merah, curah hujan, ada tidaknya event, jam ganjil genap, volume motor, volume mobil, serta volume bus dan truk. Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat kemacetan yang mewakili kecepatan rata-rata kendaraan di ruas jalan. Model dijalankan pada dua data, yakni pada data dengan variabel volume kendaraan dan data tanpa variabel kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan model SVM, KNN, dan RF memberikan nilai akurasi, precision, recall, dan F1 score di atas 80% pada kedua data. Adapun faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat kemacetan terdiri dari jam dan jam ganjil genap pada data tanpa volume kendaraan serta volume motor, volume mobil, volume bus dan truk, jam, dan jam ganjil genap pada data dengan volume kendaraan.

The level of congestion in Jakarta is currently high and has an increasing trend every year. There are various efforts made by congestion management to reduce congestion. One component that needs to be considered in planning efforts to reduce congestion is the discovery of attributes that have an influence on the level of congestion. Machine learning (ML) approaches in recent years have provided good results based on the value of model performance metrics. So, this study uses ML algorithms, namely support vector machine (SVM), k-nearest neighbors (KNN), and random forest (RF) to build a model to predict congestion and find factors that have an influence on congestion on road sections. The independent variables used in this study are hours, weekdays, red dates, rainfall, presence or absence of events, even odd hours, motorcycle volume, car volume, and bus and truck volume. The dependent variable used is the level of congestion, which represents the average speed of vehicles on the road. The model was run on two data, namely on data with vehicle volume variables and data without vehicle variables. The results showed that the SVM, KNN, and RF models provided accuracy, precision, recall, and f1 score values above 80% on both data. The factors that have a strong influence on the level of congestion consist of hours and even odd hours on data without vehicle volume and motorcycle volume, car volume, bus and truck volume, hours, and even odd hours on data with vehicle volume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Amrillah
"Kemacetan lalu lintas merupakan masalah bagi setiap daerah di Indonesia maupun dunia, tak terkecuali Kota Bogor. Faktor penyebab kemacetan di Kota Bogor diduga berasal dari penggunaan lahan, geometri dan kinerja jalan, dan rute transportasi publik angkutan kota. Perubahan rute angkutan kota angkot yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan, namun hal tersebut bukan merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kepadatan dan kemacetan dengan rute angkot saat ini serta membangun suatu model untuk memprediksi kepadatan dan kemacetan jika digunakan rute angkot baru, berdasarkan atas variabel penggunaan lahan jumlah sekolah dan pasar/mall, geometri dan kinerja jalan volume kendaraan, kapasitas jalan, kecepatan rata-rata, tipe jalan, jumlah jalur, jumlah simpang bersinyal dan tidak bersinyal, dan rute angkot yang melewati suatu ruas jalan. Metode yang digunakan dalam pemodelan adalah regresi berganda dengan menggunakan satu variabel dummy, serta metode stepwise regression.
Hasil dari pemodelan menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kepadatan adalah kecepatan rata-rata, jumlah simpang bersinyal dan tak bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 66,9. Sedangkan variabel yang berpengaruh dalam model kemacetan adalah volume kendaraan, kapasitas jalan, jumlah simpang bersinyal, dan rute angkot dengan nilai R2 81,4. Untuk melihat akurasi dalam memprediksi model kepadatan dan kemacetan digunakan validasi Mean Absolute Precentage Error MAPE. Hasilnya menunjukkan nilai 12,46 untuk kepadatan yang artinya bahwa model memiliki akurasi prediksi baik dan 5,62 untuk kemacetan yang artinya model memiliki akurasi prediksi tinggi. Dengan demikian pada penelitian ini penggunaan lahan sekolah dan pasar tidak sebagai faktor penyebab kepadatan dan kemacetan, sedangkan geometri dan kinerja jalan serta rute angkot sebagai faktor penyebab kemacetan.

Traffic congestion is a problem for every region in Indonesia and the world, Bogor City is no exception. Factors causing congestion in Bogor City are thought to come from land use, the geometry and performance of road, and public transport routes urban transport. The change of urban transport route angkot carried out by Bogor City Government aims to reduce traffic density and congestion, but it is not a guarantee. Therefore, this study aims to determine the spatial patterns of traffic density and congestion with current angkot routes and construct a model to predict traffic density and congestion when new angkot routes are used, based on land use variables number of schools and markets malls, geometry and performance of road vehicle volume, road capacity, average velocity, road type, number of lanes, number of signaled and non signal intersection, and an angkot route passing a road. The method used in modeling is multiple regression using one dummy variable, and stepwise regression method.
The result of modeling shows that the variables affecting traffic density are velocity, number of signaled and non signal intersection, and angkot route with R2 value 66,9. While the influential variables in the traffic congestion model are vehicle volume, road capacity, number of signaled intersection, and angkot route with R2 value 81.4. To see accuracy in predicting model of traffic density and congestion, Mean Absolute Precentage Error MAPE validation is used. The results show a value of 12.46 for traffic density which means that the model has good prediction accuracy and 5.62 for traffic congestion which means the model has high prediction accuracy. Thus in this study the landuse of school and market is not a factor causing traffic density and congestion, while the geometry and performance of roads and public transportation routes as a factor causing congestion."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuraini Tahir
"Gangguan pada rantai suplai dapat mengurangi pendapatan suatu perusahaan, mengurangi market share, meningkatkan biaya, serta mengancam produksi dan distribusi. Oleh karena itu, suatu perusahaan manufaktur perlu memelihara rantai suplainya agar kelangsungan bisnis tetap terjaga dengan mengendalikan risiko pada rantai suplai itu sendiri. Tujuannya adalah bagaimana perusahaan dapat fleksibel dalam menghadapi dinamika rantai suplai. Pemeringkatan risiko yang dilakukan di PT Inti Kemenangan Jaya menghasilkan faktor risiko curah hujan tinggi dan bencana alam sebagai peringkat pertama.
Usulan mitigasi risiko dilakukan dengan mengembangkan model sistem dinamis yang mepertimbangkan kedua faktor risiko tersebut. Terdapat 4 strategi mitigasi risiko yang diteliti, yaitu passive acceptance,sourcing mitigation, contingent rerouting dan gabungan antara sourcing mitigation dan contingent rerouting. Strategi passive acceptance terbukti menghabiskan biaya yang paling murah namun paling rentan terkena gangguan.
Sebaliknya, strategi gabungan sourcing mitigation dan contingent rerouting terbukti paling tahan terhadap gangguan namun berbiaya paling mahal. Strategi sourcing mitigation sebaiknya dihindari karena ketahanannya yang lebih rendah namun berbiaya lebih mahal dari strategi sourcing mitigation. Model ini juga dapat digunakan untuk perusahaan hanya dengan mengganti input model yang ada, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam menanggulangi risiko yang ada pada rantai suplai.

Supply chain disruption can reduce afirm's revenue, cut market share, inflate costs, and threaten production and distribution. In order to prevent these from happening, it has to protect its supply chain and maintain business continuity by managing supply chain risks. The aim is to make the firm flexible to face the supply chain dynamics. Risk priority done in this paper revealed that the number one risk confronted by PT Inti Kemenangan Jaya is heavy rain and natural disasters.
The supply chain risk mitigation plan recommendation is done by developing a system dynamics model that considers those risks. There are 4 risk mitigation strategies studied, which are passive acceptance, sourcing mitigation, contingent rerouting and the combination between sourcing mitigation and contingent rerouting. The simulation revealed that passive acceptance strategy has the lowest cost, but suffers the highest frailty of supply chain disruption.
In contrast, the combination between sourcing mitigation and contingent rerouting is the most robust of all, but has the highest cost. Sourcing mitigation strategy is not suggested, since it is less robust than sourcing mitigation, but consumed higher cost. This model can be applied by the firm to make a better decision in managing supply chain risks by modifying the inputs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aninditha Kemala Dinianyadharani
"ABSTRAK
Keterbatasan lahan yang layak dan banjir yang kerap kali melanda Jakarta,
merupakan kendala-kendala pembangunan kota Jakarta dalam menuju Kota yang
Berkelanjutan. Permasalahan keterbatasan lahan dan banjir ini akan berdampak
pada sektor properti perumahan Jakarta. Dalam menghadapi hal ini, pemerintah
Jakarta mengeluarkan salah satu kebijakan mitigasi struktural dalam bentuk
rencana pembangunan proyek Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS).
Pembangunan JCDS ini diprediksikan dapat mengurangi resiko banjir di wilayah
DKI Jakarta dan memperluas daratan DKI Jakarta dengan cara reklamasi pantai.
Pada penelitian ini, dibangun sebuah model simulasi problematika dan skenarioskenario
kebijakan Jakarta Coastal Defense Strategyyang dikaitkan dengan
properti perumahan menggunakan sistem dinamis.

ABSTRACT
Limited appropriate land and floods that often hit Jakarta are the constraintsto
growtoward a Sustainable City. Problems of limited land and flooding are likely
to impact on residential property sector in Jakarta. In facingthese problems, the
Jakarta government issued a policy of structural mitigation in the form ofJakarta
Coastal Defense Strategy (JCDS) project development plans. JCDS development
predicted to reduce the risk of flooding in areas of Jakarta and expand the Jakarta
mainland by beach reclamation. This research builds a problem simulation model
and scenarios of Jakarta Coastal Defense Strategypolicy that are associatedwith
residential property usingsystem dynamics approach.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42376
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Dialusi Artha J.
"Tesis ini mengevaluasi kebijakan Reoperasionalisasi Bandara Halim Perdanakusuma (HLP) untuk mengurangi Kepadatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan tidak berkurangnya kepadatan CGK setelah diimplementasikannya kebijakan reoperasionalisasi HLP dan merekomendasikan penegakan disiplin pemanfaatan slot time oleh maskapai penerbangan; penetapan kuota pemanfaatan slot time per season beserta sanksinya; pembenahan sistem antrian dan pengenaan landing fee yang sama untuk seluruh tipe pesawat pada jam sibuk; penerapan sistem dan prosedur operasi bandara secara sistemik dan komprehensif; moratorium penambahan rute penerbangan baru; dan pemberlakuan parking fee progresif.

The focus of this study is the change in the congestion of The International Airport of Soekarno-Hatta (CGK) after the reoperationalization of Halim Perdanakusuma Airport (HLP). This research is quantitative descriptive interpretive. The data were collected by means of documentation, observation, and in-depth interview. The researcher suggests all related stakeholders to control the use of allocated slot time among airlines; to give punishment on the underusage of allocated slot time; to improve queuing system; to incorporate flat rate charges per aircraft irrespective of size, especially in peak hours; to incorporate systemic and comprehensive procedure regarding airport operations; to incorporate moratorium of new flight permits; and to incorporate progressive parking fee.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masri Wendy Zulfikar
"Kombinasi berlebihnya jumlah kendaraan bermotor, sempitnya jalan yang tersedia dan semakin pekatnya intensitas emisi akan memicu percepatan kerusakan lingkungan dalam dua hal sekaligus: 1). kemacetan yang mengganggu aktifitas bisnis, sosial dan, 2). polusi udara yang sangat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Tiga strategi yang dinilai dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di kota besar. Pertama membangun transportasi umum yang dapat meningkatkan minat masyarakat luas untuk lebih sering menggunakan kendaraan umum dari pada kendaraan pribadi. Kedua meningkatkan kapasitas jalan hingga berimbang dengan kebutuhan transportasi dan luas wilayah. Ketiga membatasi populasi kendaraan bermotor sehingga daya dukung jalan (carrying capacity) tidak terlampaui.
Konsep pembatasan kendaraan 3in1 dan ERP berperan mengurangi jumlah kendaraan bermotor, tetapi tidak secara mutlak dapat menetapkan kuota kendaraan yang diperbolehkan masuk pada zona yang diproteksi. Konsep ZER dapat menyeleksi sejumlah kendaraan bermotor yang boleh beroperasi pada zona yang diproteksi berdasarkan kualitas emisi gas buang yang tercatat pada kartu passing grade hasil uji emisi.
Pada konsep ZER, zona CBD dapat ditekan 36% kendaraan bermotor yang beroperasi, sehingga ketika ada 2 juta kendaraan yang beroperasi tiap hari, maka hanya 800.000 kendaraan yang berpotensi dapat masuk di zona itu dengan mempersyaratkan passing grade emisi 1%. Ketika persyaratan emisi CO diperketat 0,2% sebagai pengganti sebelumnya 1%, maka terjadi penurunan lagi hingga 15% atau hanya 300.000 kendaraan yang potensial dapat masuk pusat kota. Kendali pada konsep ZER ini sangat fleksibel, dengan mengatur variabel CO, HC dan opasitas yang memungkinkan mengurangi kemacetan lalu lintas lebih terukur sekaligus mengurangi polusi udara (twin goal).

The combination of excessive vehicles in narrow roads available and the worst emission intensity will trigger the acceleration of environmental degradation in two things at once: 1). Congestion that disrupt business and social activities, 2). air pollution is very dangerous to human health and safety. Three strategies are considered to reduce traffic congestion in metropolitan cities. First build public transportation that can enhance the public interest for more frequent use of public transportation than private vehicles. Second increase the road capacity balanced with the needs of transportation and land use. Third restrict motor vehicle population so that the road carrying capacity is not exceeded.
The concept of vehicle restrictions as 3in1 and ERP can reduce the number of vehicles, but is not absolutely able to calculate quotas the vehicle is allowed to enter the protected zone. ZER concept can select the number of vehicles that may operate in the protected zone based on the quality of emissions recorded on the card passing grade emission test results.
In CBD zone, the ZER concept can reduce 36% of motor vehicle operated. When there are 2 million vehicles in operation every day, then only 800,000 vehicles could potentially enter in that zone with a emissions passing grade equal 1%. When the CO emission requirements were tightened 0.2% instead of the previous 1%, then decreased again to 15% or just 300,000 vehicles that could potentially enter the CBD. The control of ZER concept is very flexible , with regulate variables CO, HC and opacity that allows be able to limit the traffic congestion more scalable and directly reduce air pollution (twin goal) .
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Widi Astari
"Munculnya konsep kota cerdas sebagai model kota terkini dapat menjadi suatu alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan karena peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk. Dalam rangka mencapai keberhasilan kota cerdas, diperlukan pengukuran progres kematangan secara objektif sehingga keberhasilan kota cerdas tidak hanya sebatas pernyataan sepihak oleh pemerintah. Pengukuran kematangan juga berguna untuk menentukan prioritas pengembangan serta mengidentifikasi hambatan yang ada. Kabupaten Bogor sebagai wilayah kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia telah menerapkan konsep kota cerdas sejak tahun 2018, namun hingga kini masyarakat belum merasakan dampak yang signifikan berdasarkan data yang dihasilkan dari wawancara pra-penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini melakukan pengukuran progres kematangan kota cerdas dengan menggunakan enabler dalam konsep Garuda Smart City Model sebagai aspek prioritas yang perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor sebelum akhirnya memberikan perhatian penuh terhadap elemen kota cerdas secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mix method melalui survei secara daring, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Teknik pengambilan sampel survei menggunakan teknik nonprobabilita purposive sampling, begitupun dengan teknik pemilihan narasumber untuk wawancara. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 170 orang yang berasal dari enam kecamatan lokus penelitian. Data survei tersebut kemudian diolah dengan menggunakan IBM SPSS versi 25 dan Google Spreadsheet sehingga diperoleh analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level kematangan kota cerdas di Kabupaten Bogor dengan menggunakan enabler Garuda Smart City Model terdapat pada level integrative dengan nilai sebesar 60,19 poin. Namun, meskipun Kabupaten Bogor telah menempati level integrative, skor yang hanya berbeda 0,19 poin dari batas terbawah level tersebut (mendekati level scattered) membuat Smart City Kabupaten Bogor masih memiliki beberapa gambaran kondisi yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan baik. Adapun, enabler SDM memiliki skor 64,82 poin, lalu enabler teknologi memiliki skor 60,33 poin, dan enabler tata kelola memiliki skor 55,42 poin.

The emergence of Smart City concept as the latest city model can be an alternative solution to overcome problems caused by an increase in population growth. For the success of smart cities, it is necessary to measure the progress of maturity, so the smart cities are not only self-aggrandization by the government. Maturity measurement is also needed to determine development priorities and identify existing obstacles. Bogor Regency as the district with the largest population in Indonesia, has implemented the concept of a Smart City since 2018, but until now, the community has not felt significant impacts (based on data pre-study interview). This study aims to measure the progress of smart city maturity by using enablers in the Garuda Smart City Model concept as prioritized aspects that local government needs to consider before giving full attention to the overall elements of a smart city. This study uses a quantitative approach with a mixed methods data collection technique through online surveys, interviews, and document collection. The survey sampling technique uses non-probability purposive sampling, as well as the selection technique of interviewees. The number of respondents in this study was 170 citizens from six sub-districts. The survey data were processed by using IBM SPSS version 25 and Google Spreadsheet to obtain the descriptive statistical analysis. The results of this study indicate that the level of smart city maturity in Bogor Regency using enablers of the Garuda Smart City Model is at an integrative level with a score of 60,19 points. However, even though Bogor Regency has reached the integrative level, a score that only differs by 0.19 points from the lower limit makes Smart City in Bogor Regency have several conditions that are still not fully integrated. Smart people enabler has a score of 64,82 points, smart technology enabler with 60.33 points, and smart governance enabler with 55,42 points."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>