Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maharani Utami
"ABSTRAK
Malaria merupakan penyakit endemis di Indonesia terutama bagian timur. Kurangnya pengetahuan penduduk mengenai malaria dapat meningkatkan risiko malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan penduduk mengenai malaria dan hubungannya dengan karakteristik demografi sehingga dapat menjadi dasar penyuluhan kesehatan. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional di Desa Kalena Rongo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Subjek penelitian adalah orang dewasa yang berada di rumah saat pengambilan data tanggal 21 Juni 2014. Data diambil dengan kuesioner berisi 18 pertanyaan mengenai gejala, pengobatan dan pencegahan malaria. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi square dan fisher exact. Jumlah subjek 105 orang yang terdiri atas 29,5% laki-laki dan 70,5% perempuan. Tingkat pendidikan subjek terbanyak adalah tamat SD (39%) dan sebagian besar subjek bekerja di kebun (92,4%). Subjek yang memiliki riwayat malaria sebanyak 54,3%. Tingkat pengetahuan subjek umumnya kurang dan tingkat pengetahuan baik mengenai gejala malaria hanya 10,5%, pengobatan 3,8% dan pencegahan 1,9%. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria dengan jenis kelamin (fisher exact, p>0,05), tingkat pendidikan (fisher exact, p>0,05), pekerjaan (fisher exact, p>0,05), dan riwayat malaria (chi-square, p>0,05). Disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan subjek mengenai malaria adalah kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, serta riwayat malaria.

ABSTRACT
Malaria is an endemic disease in Indonesia, especially in the eastern area. Lack of knowledge of the public about malaria may increase the risk of malaria. The purpose of this research is to know the knowledge of villagers about malaria and its relation to demographic characteristics so that the data can be used as basis of health education. The research was conducted with cross-sectional design in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. Subjects were adults who were in their house when the data collection held on June 21, 2014. The data were collected by a questionnaire containing 18 questions about symptoms, treatment and prevention of malaria. The data were processed with SPSS version 20 and analyzed with chi-square test and fisher exact test. Subjects were 105 people, consisted of 29.5% men and 70.5% women. Educational level of subjects mostly was elementary school (39%) and most of subjects worked on farm (92.4%). Subjects who have a history of malaria are as much as 54.3%. Subjects in general have lack of knowledge about malaria and subjects with good level of knowledge about the symptoms of malaria were 10.5%, the treatment 3.8% and the prevention 1.9%. There are no significant differences between the subjects? knowledge level about malaria with gender (fisher exact, p>0.05), educational level (fisher exact, p>0.05), occupation (fisher exact, p>0.05), and history of malaria (chi-square, p>0.05). In conclusion, subjects have lack of knowledge about malaria and the subject?s knowledge level about malaria is not related to gender, educational level, occupation, and history of malaria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Nizam
"ABSTRAK
Diare sering ditemukan di seluruh dunia terutama di negara tropis. Diare terjadi karena interaksi pejamu, agen, dan lingkungan; faktor pejamu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, perilaku kebersihan, dan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi diare dengan tingkat pengetahuan mengenai diare dan perilaku kebersihan. Penelitian dilakukan di dusun 1, desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya dan pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dan subyek adalah kepala keluarga/orang dewasa dusun 1 yang berada di rumah saat pengambilan data. Data diambil dengan mewawancarai 1 orang dewasa menggunakan kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang diare dan 10 pertanyaan perilaku kebersihan. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi square dan fisher exact test. Dari 105 subyek, perempuan sebanyak 74 orang dan laki-laki 31 orang. Riwayat menderita diare terdapat pada 66,7% subyek. Sebanyak 91,4% subyek mempunyai pengetahuan buruk dan 100% subyek memiliki perilaku kebersihan buruk. Prevalensi diare tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan mengenai diare (Fisher, p > 0,05) dan faktor-faktor yang memengaruhinya seperti tingkat pendidikan (chi-square, p > 0,05), pekerjaan (Fisher, p > 0,05), dan jumlah anak (chi-square, p > 0,05).

ABSTRACT
Diarrhea are often found in the world, especially in tropical countries. The occurrence of diarrhea depends on host, agent, and environment; host are influenced by knowledge about diarrhea, hygiene behavior, and education. This study aimed to examine the relationship between the prevalence of diarrhea with level of knowledge about diarrhea and hygiene behavior. The study was conducted in 1st halmet, Kalena Rongo village, Southwest Sumba and the data was taken in June 2014. The method of this study is cross-sectional and the subjects are the head of household or adult in the house who was at home when the data retrieval. The data was taken by interviewing one adult using a questionnaire containing 5 questions about diarrhea and 10 questions about hygiene behavior. The data was processed using SPSS 20 version and tested by chi square and fisher exact test. From 105 subjects, female subjects are 74 people and male subjects are 31 people. The prevalence of diarrhea is 66.7%. The level of knowledge about diarrhea is poor (91.4%) and the hygiene behavior is 100% bad. The prevalence of diarrhea is not related with the level of knowledge about diarrhea (Fisher, p> 0.05) and also not related to the influencing factors such as education level (chi-square, p> 0.05), employment (Fisher, p> 0.05), and the number of children (chi-square, p> 0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Farida Rachmat
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo merupakan daerah dengan keadaan sanitasi yang buruk dan kurangnya ketersediaan air bersih. Penelitian ini ditujukan untuk dapat mengetahui prevalensi cacingan dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin pada warga desa Kalena Rongo, Sumba Barat Daya. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Sebanyak 424 warga desa Kalena Rongo menjadi subjek penelitian dan diminta untuk mengumpulkan feses pada bulan Juni 2014. Sampel feses yang telah terkumpul diperiksa secara mikroskopis di laboratorium Parasitologi, hasil yang diperoleh diolah dengan program SPSS 20.0 for windows, dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan dari 424 warga desa Kalena Rongo yang mengumpulkan pot feses didapatkan 391 (92,2%) warga positif mengalami cacingan, dengan rincian A. lumbricoides 279 (65,8%), T. trichiura 257 (60,6%), cacing tambang 227 (53,8%), dan warga yang mengalami infeksi campuran sebanyak 264 (67,5%). Seluruh warga desa Kalena Rongo kemudian diberikan pengobatan massal antihemintik. Pada prevalensi cacingan dengan kelompok usia didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,002), sedangkan pada prevalensi cacingan dengan jenis kelamin tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna (chi square p=0,164). Dapat disimpulkan bahwa prevalensi cacingan pada warga desa Kalena Rongo berhubungan dengan usia, dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin

ABSTRACT
Kalena Rongo village is an area with the state of poor sanitation and lack of clean water availability. This research aimed to determine the prevalence of worm disease and its relation to age and gender of villagers in Kalena Rongo Village, Southwest Sumba. We use cross-sectional design and performed in one village (hamlet 1) randomly selected with 424 people as the subject. Subjects are asked to collect their feces in June 2014. The collected feces was then microscopicly examined in the Parasitology laboratory. The final result is processed with a computer programme SPSS 20.0 for windows and analyzed with chi-square techniques. The result of this research show that among 424 people in the Kalena Rongo village who has collected their feces container, 391 (92.2%) shows positive result on worm disease. With 279 (65.8%) people among them are infected by A. Lumbricoides, 257 (60.6%) people are infected by T. trichiura, 227 (53.8%) people are infected by hookworm, and 264 (67.5%) have mix infection. The whole population is then treated with antihelminth medication. On the prevalence of worm disease with specific age groups, there is a significant difference (chi square p= 0.002), whereas on the prevalence of worm disease with gender, there is no significant difference (chi square p=0.164). It can be concluded that the prevalence of worm disease in the population of Kalena Rongo village is related to age, and have no relation with gender"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matdoan Rifkiah Aisyah
"ABSTRAK
Desa Kalena Rongo di Kabupaten Sumba Barat Daya adalah desa dengan higiene dan sanitasi yang buruk. Keadaan tersebut merupakan faktor risiko infeksi protozoa usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi protozoa usus dan hubungannya dengan usia dan jenis kelamin penduduk Desa Kalena Rongo. Desain penelitian cross-sectional dilakukan di salah satu dusun (dusun 1) yang dipilih secara acak. Data diambil pada Bulan Juni 2014 dengan mengikutsertakan semua penduduk dusun 1 sebagai subjek penelitian. Subyek dibagikan pot untuk diisi feses dan diberikan kepada peneliti keesokan harinya. Feses diberi formalin 5% dan diperiksa di laboratorium Parasitologi FKUI 3 hari kemudian. Sampel feses dibuat sediaan apus, diwarnai lugol lalu diperiksa dengan mikroskop. Data diolah dengan SPSS versi 20 dan diuji dengan chi-square. Dari 424 sampel feses, 185 sampel (prevalensi 44%) positif protozoa yaitu B.hominis 34,4%, E.histolytica 17,7% dan G.lamblia 4,2%. Prevalensi infeksi protozoa usus berhubungan dengan jenis kelamin(p=0,01) dan kelompok usia (p=0,007). Perbedaan bermakna juga ditemukan pada kelompok usia dengan infeksi campur protozoa (p=0,024).Disimpulkanprevalensi infeksi protozoa usus pada penduduk Kalena Rongo berhubungan dengan jenis kelamin dan usia. Infeksi campur protozoa juga berhubungan dengan usia.

ABSTRACT
Kalena Rongo Village, located in South West Sumba, is a village with poor hygiene and sanitation; risk factors for intestinal protozoan infections. This study was conducted in order to know the prevalence of intestinal protozoan infections and its relation to age and sex among people in Kalena Rongo village. This cross-sectional study was conducted in June 2014. Subjects were given pot to be filled by stool and to be given to researcher on the next day. Stool samples were mixed with 5% formalin and examined in laboratory of Parasitology FMUI three days later. Stool samples were smeared, stained by lugol, and examined under the microscopes. Data were processed by SPSS version 20 and analyzed with chi-square. From 424 stool samples, 185 samples (44% prevalence) were positively infected by B. hominis 34.4%, E. histolytica 17.7%, and G.lamblia 4.2%. Prevalence of intestinal protozoan infection is related with sex (p=0.01) and age (p=0.007). Significant difference was found between age and mixed protozoan infections (p=0.024). Therefore, prevalence of intestinal protozoan infections among people of Kalena Rongo village was related with sex and age. Mixed infections also related to age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"makalah ini mengelaborasi aktivitas knowledge management pada perpustakaan Badan Litbang dan Diklat (BalitbangDiklat) Kementrian agama. sebagai lembaga riset, Balitbangdiklat menghasilkan banyak kajian dan penelitian yang menjadi pengetahuan berharga bagi masyarakat luas. Aset pengetahuan yang dimiliki lembaga riset ini bermula dari pengetahuan dan pengalaman yang dimiiki individu peneliti yang menghasilkan karya atau hasil penelitian bagi institusinnya yang kemudian dikelola oleh institusinya. Pengelolaan pengetahuan tersebut melalui infrastruktur yang dibangun mulai dari proses organisasi, sisstem, dan metode yang digunakan. Praktek knowledge management pada perpustakaan Balitbangdiklat meliputi kegiatan menciptakan pengetahuan baru, mengumpulkan dan mengolah pengetahuan baru , melakukan pendokumentasian dan pemeliharaan pengetahuan, serta menyebarkan dan berbagi pengetahuan secara menyeluruh di perpustakaan. Aktivitas yang dilakukan untuk menyebarkan dan berbagi pengeatahuan adalah dengan melakukan tatap muka, diskusi dan dialog terbuka , baik secara langsung maupun dengan memanfaatkan teknologi informasi. akhirnya pengetahuan yang implisit atau tacit dan telah dipublikasikan mampu dicapture oleh perpustakaan Batlitbangdiklat guna kepentingan bersama."
020 VIS 17:3 (2015) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indila Mayrosa
"Knowledge management merupakan pendekatan yang dapat diimplementasi oleh manajemen organisasi untuk meningkatkan kemampuan kompetitif. Sebagai salah satu tahapan dalam knowledge management, knowledge sharing KS memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan KM. Berbagi pengetahuan antar lintas fungsi atau lintas departemen dapat mensukseskan dan mengembangkan berbagai hal di dalam perusahaan. Peneliti berpendapat jika perusahaan ingin meraih keberhasilan dalam memotivasi karyawan untuk berbagi pengetahuan, maka bukan hanya dengan memperbaiki sistemnya ketika menjalankan strategi bisnis tetapi juga dengan merubah perilaku dan kebiasaan mereka sehingga berbagi pengetahuan dapat berjalan dengan konsisten dan didasari oleh kerelaan. Theory of reasoned action digunakan sebagai kerangka dasar penelitian ini, yang didukung dengan beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dalam berbagi pengetahuan. Hasilnya menunjukan bahwa penghargaan, hubungan sosial, konsekuensi dalam bersosial, iklim orgaanisasi, norma subyektif dan sikap terhadap berbagi pengetahuan memberikan pengaruh yang besar terhadap intensi berbagi pengetahuan karyawan perusahaan. Sesuai dengan perhitungan yang dilakukan, tidak terjadi asimetri intensi. Karyawan dari departemen pemasaran, teknik, dan umum masing-masing 80 , 80 , dan 70 memiliki niatan untuk berbagi pengetahuan dengan rekan kerja lainnya.

Knowledge management is an approach that can be implemented by organizational management to improve competitive advantage. As one of the stages of knowledge management, knowledge sharing KS plays a very important role in determining the success of KM implementation. Sharing knowledge across cross functional or cross departmental can succeed and develop things within the company. Previous researchers consider that if companies want to achieve success in motivating employees to share knowledge, then the way to achieve it is not only by improving the system when running a business strategy but also by changing their behavior and habits so that knowledge sharing can run consistently and based on willingness. Theory of Reasoned Action is used as the basic framework of this study, combined with several factors that affect behavior in sharing knowledge. The results show that reward, social ties, social cost, organizational climate, subjective norms and attitudes toward knowledge sharing have a profound effect on the intentions of sharing knowledge of company employees. In accordance with the calculations performed, there is no intimacy asymmetry. Employees from the marketing, engineering, and general departments share 80 , 80 , and 70 each that have an intention to share knowledge with other co workers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Akbar
"Pada tahun 2022, hanya 27% dari total pegawai PT Telkom Indonesia dan 29% pegawai Divisi Telkom Regional 2 yang berkontribusi dalam mengajukan dokumen knowledge pada knowledge portal perusahaan. Pada periode tersebut, SDM di PT Telkom Indonesia mengalami penurunan sebesar 11%. Sementara itu, di lingkup Divisi Telkom Regional 2, terdapat penurunan sebesar 6%. Knowledge yang dimiliki oleh pegawai di PT Telkom Indonesia tidak terdokumentasi dengan baik, menyebabkan ketidaktersediaan informasi saat pegawai mengalami pensiun, mutasi, atau promosi. Perusahaan memiliki knowledge portal yang digunakan oleh seluruh pegawai yang ada. Adanya ekspektasi dari perusahaan terhadap penggunaan knowledge portal oleh pegawai yang dilakukan dengan baik. Namun realita yang terjadi adalah penggunaan knowledge portal oleh pegawai tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan knowledge portal pada perusahaan. Pengumpulan data diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada 146 pegawai, wawancara terhadap pakar, dan studi literatur. Penelitian menggunakan metode SLR untuk mendapatkan 4 aspek dan 12 kriteria faktor penggunaan knowledge portal. Kuesioner dilakukan pengolahan dengan tools SPSS. Teknis analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Model penelitian ini mengusulkan 12 variabel dependen yang terbagi dalam 4 aspek dan 2 variabel independen. Hasil penelitian didapatkan 3 variabel yang memiliki pengaruh terhadap penggunaan knowledge portal yaitu learning, decentralization, dan reward. Hasil tersebut juga berarti bahwa pengaruh semua variabel dependen terhadap variabel independennya sebesar 56,9% kemudian sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Peningkatan penggunaan knowledge portal dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pemberian reward, pembuatan policy untuk mempelajari knowledge portal, dan pemberian priviledge kepada pegawai untuk lebih mendapatkan peran dalam pekerjaan.

In 2022, only 27% of the total employees of PT Telkom Indonesia and 29% of the employees of Regional Division 2 Telkom contributed to submitting knowledge documents on the company's knowledge portal. During that period, the human resources at PT Telkom Indonesia experienced an 11% decrease. Meanwhile, within the scope of Regional Division 2 Telkom, there was a decrease of 6%. The knowledge possessed by employees at PT Telkom Indonesia was not well-documented, leading to the unavailability of information when employees undergo retirement, transfer, or promotion. The company has a knowledge portal used by all employees. There is an expectation from the company regarding the effective use of the knowledge portal by employees. However, the reality is that the usage of the knowledge portal by employees is not optimal. This research aims to analyze the factors influencing the usage of the knowledge portal in the company. Data collection was obtained through the distribution of questionnaires to 146 employees, interviews with experts, and literature reviews. The research uses the SLR method to obtain 4 aspects and 12 criteria for knowledge portal usage factors. The questionnaire data is processed using SPSS tools. The technical data analysis used includes descriptive statistics, correlation analysis, simple linear regression analysis, and multiple linear regression analysis. This research model proposes 12 dependent variables divided into 4 aspects and 2 independent variables. The research results identified 3 variables that have an influence on the usage of the knowledge portal, namely learning, decentralization, and reward. These results also mean that the influence of all dependent variables on their independent variables is 56.9%, with the remainder influenced by other variables not explained in this model. Increasing the usage of the knowledge portal can be achieved through various means such as providing rewards, creating policies to encourage learning from the knowledge portal, and granting privileges to employees to play a more significant role in their work."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonifacius Fredy Joko Susilo
"Penulisan tugas akhir berfolcus pada upaya perwaldlan BPKP untuk dapat melembagakan pengetahuan individu pegawai menjadi pengetahuan organisasi dengan menggumakan inisiatifpengelolaan pengetahuan dengan tujuan untuk dapat menghilangkan ketergantungan organisasi pada individu dan pengetahuan ~ tcrscbut dapat terkumpul dalam knowledge center perwakilan. Inisiatifpengelolaan pengetahuan yang dipergunahm dalam penulisan tugas akhir ini adalah menggmmakau pendckatan Interim Australian Standard Knowledge Management. Data dan informasi dalam tugas akhir ini diperoleh dari studi litemtur, hasil wawancara dengan beberapa pegawai perwakilan BPKP dan kantor pusat dan hasil pengaiaman penuljs bekexja di pewakilan BPKP selama sepuluh tahun.
Berdasarkan hasis analisis disirnpulkan bahwa: 1) tuntutan terwujudnya good governance, meningkatkan pelayanan publik, serta terwujudnya iklim yang menc egah KKN, maka perwakilan perlu mempunyai strategi yang si stcmatik untuk mampu memanfaatlcan dan meningkatkan penguasaan pengetahuan; 2) perwakilan saat ini kcsulitan dalam melembagakan pengetahuan yang ada di organisasi maupun yang ada pada para pegawainya; 3) pegawai yang pensiun dan turnover yang membawa pengetahuannya sejalan dengan keluarnya mereka; 4) ~ elemen pengelolaan pcngetahuan perwakilan masih banyak kclernahan dibanding dengan unsur kekuatannya; 5) stratcgi pcndekatan pengelolaan pengetahuan yang lebih cocok dengan kondisi perwakilan adalah menggunakan pendekatan kodifikasi sebagai pedekatan yang utama dan personalisasi sebagai pendekatan pendukung; 6) perwakilan proses kreasi pengetahuan SECI masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan; 7) perwakilau baru mempunyai beberapa enabler yang mendukung pelaksanaan inisiati pengelolaan pengetahuan.

Zhisjinal report is focused on the #rt ofBPICP Regional Ojice to institutionalieing Individual Knowledge into organizational knowledge with the deployment of .lcnowledge management initiative. The purpose of this qfort is to deminish the organizational dependency on individual and the knowledge can be pooled in the Regional Ojlce's knowledge center. Knowledge management initiative which is used in this report is under Interim Australian Standard Knowledge Management approach. Data and infomation in this report was gathered from literature study, interview with Regional Ojice 's and main ojice employees and the writer 's I0 years of experiences in BPKP Regional Ojjioe.
Based on the analysis, we concluded that: 1) establishing good governance, improving public services and to ensure the climate that prevent corruption, collusion, and nepotism, Regional Ofice needs systematic strategies that can utilizing and improving biowledge; 2) Nowadays, Regional (Mice is having dgfculties in institutionalmng all knowledge in the ojice or in the employees; 3) the retired and turnover employees bring along their knowledge with them; 4) Regional Ojjice is KM elements have more weaknesses than its strengths; 5) KM approach strategies which are suitable with the Regional Office is codyication approach asthe main approach and personalihation as supportive approach; 6) the creation of SE CI knowledge is yet to be developed in Regional Office; 7) Regional Ojfices only have several enabler that can support the initiative ofICM.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guruh Tri Nugroho
"ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi oleh Sampoerna University (SU) senada dengan pemasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan organisasi di seluruh dunia, yaitu mengabaikan pentingnya manajemen pengetahuan, kondisi tersebut terlihat dari tidak tersedianya kebijakan terkait. Penelitian ini ingin mendapatkan pemahaman serta gambaran yang jelas tentang kebutuhan pengetahuan, sumber pengetahuan yang telah tersedia dan belum tersedia, pola berbagi pengetahuan, serta sarana yang mendukung kegiatan berbagi pengetahuan di kalangan dosen. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan manajemen pengetahuan di SU. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena akan mendeskripsikan hasil identifikasi pengetahuan yang mendukung berbagi pengetahuan antar dosen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan penelitian ini ditemukan kebutuhan pengetahuan dosen adalah yang mendukung pengajaran dan penelitian, seperti buku, SAP dan slide presentasi, pangkalan data akademik (e-journal dan e-book), studi kasus, serta dokumentasi program kegiatan. Perpustakaan dijadikan tempat rujukan utama dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Ketika berbagi pengetahuan dengan dosen pola berbagi pengetahuan dosen adalah dengan pengaturan kelompok kecil dan kelompok besar. Sarana yang mendukung kegiatan berbagi pengetahuan adalah ketersediaan sarana penyimpanan berbasiskan teknologi informasi yang mampu mengakomodasi penyimpanan materi perkuliahan dan penelitian.

ABSTRACT
The Problem encountered by Sampoerna University (SU) is similar with most other organization, they unnoticed the importance of knowledge management program. The unavailability of knowledge management policy become an evident for this situation. This research aim to get clear picture of knowledge need, availability of knowledge resources, sharing knowledge pattern, and tools to support knowledge sharing among lectures. The results from this research can contribute to develop knowledge management policy in SU. As a descriptive research, this research will provide some explanations of knowledge identification results that support knowledge sharing among lectures.
The research found that knowledge needs of lectures are books, course modules and presentation slides, library e-resources, case studies, as well as documentation of program activities. The library as main resources for lectures to acquire these knowledge materials. When lectures do sharing knowledge, the pattern of knowledge sharing are formed in small group setting and large group setting. Tools to support knowledge sharing activity is technology enable the knowledge of teaching and research storing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T49243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Hariyanto
"Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 164 Tahun 2017 tentang manajemen pengetahuan, mengamanatkan setiap Satuan atau Unit Perangkat Kerja Daerah (SKPD/UKPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk melaksanakan manajemen pengetahuan (KM). Pelaksanaanya melalui sebuah sistem manajemen pengetahuan (KMS) yang dikoordinasikan oleh Badan Pengelola Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sebelum sebuah organisasi menerapkan KMS, perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan KM organisasi tersebut. Hal ini untuk mengurangi adanya risiko kegagalan implementasi KMS. Saat ini BPSDM belum mengetahui tingkat kesiapan manajemen pengetahuannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran tingkat kesiapan KM di BPSDM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan KM sebelum mengimplementasikan KMS. Selain itu penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan jika terdapat faktor KM yang belum siap. Tingkat kesiapan ini diukur berdasarkan pemetaan variabel KM critical Success Factor (KMCSF) ke dalam aspek abstract, soft, dan hard. Data penelitian dikumpulkan menggunakan metode survey terhadap sampel pegawai BPSDM. Kemudian dihitung rata-rata kesiapan setiap faktor, serta dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dalam meningkatkan kesiapan KM. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa nilai kesiapan KM BPSDM 75,7% atau level receptive. Hal ini mengindikasikan BPSDM telah siap dalam penerapan KM. Meskipun secara keseluruhan tingkat kesiapan pada level receptive, namun terdapat faktor yang masih perlu ditingkatkan kesiapannya yaitu faktor organisasi.

DKI Jakarta Provincial Governor Regulation No. 164 of 2017 on knowledge management, mandates every Unit or Unit of Local Working Units (SKPD / UKPD) and Regional Owned Enterprises (BUMD) to implement knowledge management (KM). Implementation through a knowledge management system (KMS) coordinated coordinated by the Agency for Human Resource Development (BPSDM). Before an organization implements KMS, it is important to know in advance the readiness of the organization's KM. This is to reduce the risk of failure of KMS implementation. Currently BPSDM not yet know the level of readiness of knowledge management. Therefore, it is necessary to measure the level of readiness of KM in BPSDM. This study aims to determine the level of readiness of KM before implementing KMS. In addition, this study provides recommendations for improvement if there are factors that are not ready KM. This level of readiness is measured by mapping KM critical Success Factor (KMCSF) variables into abstract, soft, and hard aspects. The data were collected using survey method of BPSDM employee sample. Then calculated the average readiness of each factor, and analyzed to get recommendations in improving the readiness of KM. Based on this research note that the readiness value of KM BPSDM 75,7% or receptive level. This indicates that BPSDM is ready for KM implementation. Despite the overall level of readiness at the receptive level, there are still factors that need to be improved in the readiness of organizational factors."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>