Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitompul, Erawati
"Kecemasan adalah respon individu akibat adanya masalah atau ancaman yang berdampak pada fisik dan emosional. Pembedahan elektif mengakibatkan ancaman bagi individu sehingga timbul kecemasan yang dapat mempengaruhi keadaan fisiologis yang berakibat buruk pada proses pembedahan dan hasilnya.
Tujuan penelitian mengidentifikasi pengaruh hand massage terhadap penurunan kecemasan klien.
Desain penelitian quasi experimental one group pretest posttest dengan sampel 27 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Spielberg State-Trait Anxiety Inventory (STAI) for adult. Uji statistik menggunakan Uji Proporsi, Chi Square dan Uji ANOVA.
Hasil penelitian didapatkan pengaruh Hand Massage terhadap penurunan tingkat kecemasan klien dengan nilai p < 0,05.
Hasil penelitian ini merekomendasikan Hand Massage dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan dalam penanganan kecemasan di tahap pre operasi pada pasien bedah elektif.

Anxiety is individual response caused by problems or threatening that give effect to physical and emotional. Elective surgery resulted in threat to the individual causing the anxiety that can affect the physiological state which adversely affects the surgical process and the results.
The aim of this study was to identify the effect of hand massage to decrease client's anxiety.
The method was quasi experimental one group pretest postest. Total samples was 27 clients. The instrument used Spielberg State Trait Anxiety Inventory (STAI) for adult questionairre. The data analize using proportion, chi square and Uji ANOVA.
This resert found out influence of hand massage with decrease of level client's anxiety pre elective surgery (p <0,05).
It was recomended that hand massage can use as independent nursing intervention to decrease level of client anxiety in pre elective surgey.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novitri
"Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus berfokus pada mutu dan keselamatan pasien, termasuk salah satu didalamnya adalah pelayanan operasi. Pada tahun 2022 angka penundaan operasi di RSUP Fatmawati sebesar 2,3%. Dampak dari penundaan operasi berpotensi pada terjadinya inefisiensi keuangan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya hubungan penundaan operasi terhadap kecemasan pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan pendekatan observasional dan desain case control yang melibatkan 102 Responden pada penelitian kuantitatif dan 14 informan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan nilai OR “Estimate” yaitu 0.183, artinya sebagai faktor protective sehingga dapat disimpulkan bahwa kejadian risiko kecemasan pasien yang mengalami penundaan operasi lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak mengalami penundaan operasi. Tetapi p value < 0.005 menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penundaan operasi dengan kecemasan. Ditemukan ada hubungan kondisi pasien, hasil laboratorium dan kesiapan operator dengan penundaan operasi. Simpulan adalah penundaan operasi berisiko menimbulkan kecemasan pasien sehingga saran penelitian ini adalah pengembangan klinik pra bedah.

Health services in hospitals must focus on quality and patient safety, including surgical services. In 2022 the number of postponed operations at Fatmawati General Hospital will be 2.3%. The impact of postponing operations has the potential to result in financial inefficiencies. The aim of the research carried out was to determine the relationship between postponing surgery and patient anxiety at the Fatmawati Central General Hospital in 2023. The research was carried out using an observational approach and case control design involving 102 respondents in quantitative research and 14 qualitative research informants. The research results show that the OR "Estimate" value is 0.183, meaning it is a protective factor so it can be concluded that the incidence of anxiety risk in patients who experience a delay in surgery is lower than in patients who do not experience a delay in surgery. However, p value < 0.005 indicates there is a significant relationship between delaying surgery and anxiety. It was found that there was a relationship between patient condition, laboratory results and operator readiness with surgical delays. The conclusion is that delaying surgery risks causing patient anxiety, so the suggestion for this research is the development of a pre-surgical clinic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dwi Santi
"Kanker merupakan penyakit yang mematikan dan kecemasan yang terjadi pada pasien kanker berbeda pada setiap peristiwa yang dialami. Salah satu upaya dalam menurunkan kecemasan adalah dengan hand massage. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efektivitas hand massage terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi pertamakali. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen pre test dan post test terhadap 34 responden yang terdiri dari 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Uji perbedaan menggunakan paired t test dan pool t test. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan adalah State Trait Anxiety Inventory. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan penurunan yang bermakna pada kelompok intervensi yang mendapatkan hand massage dengan p value 0,000. Peneliti merekomendasikan perawat untuk dapat meakukan hand massage untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalanikemoterapi pertama sehingga perjalanan pengobatan yang dilakukan pasien terlaksana secara berkesinambungan dan diharapkan meningkatkan motivasi pasien dalam menjalani pengobatan.

Cancer is a deadly disease and different anxiety of cancer patient on every event experienced. One of the effort done is hand massage. The study aimed to identify effctiveness hand massage to increase anxiety level of patients who underwent the first chemotherapy. This study used quasi experiment design with pre and posttest with control group,the number of sample was 34 respondents. The intervention group was 17 respondents and the control group was 17 respondents. The data was analized using paired t test and pool t test.Using State Trait Anxiety Inventory instrument to measure anxiety. The results showed a significant decrease in the intervention group that received hand massage and education with p value 0,000. The study recommend nurses to be able to perform hand massage and attempt to apply hand massage to decrease anxiety levels in patients undergoing first chemotherapy so that continuous patient treatment will be continuously and increase motivation of patients in undergoing treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elyana Sri Sulistyowati
"Pembatalan operasi elektif di RSUP Dokter Kariadi, sebesar 6,49% di atas angka standar tahun 2012 ( ≤ 5% ). Pembatalan operasi elektif dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, peningkatan biaya, lama rawat pasien di rumah sakit, dan mencerminkan inefisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pembatalan operasi elektif. Sebanyak 6,8 % operasi elektif dibatalkan karena alasan medis 106 (46,1%) dan non medis 124 (53,9%). Pembatalan operasi berhubungan dengan kondisi pasien, hasil laboratorium tidak normal, dan kesiapan operator. Sehingga disarankan untuk dikembangkan klinik pra bedah.

Cancellation of elective surgery at Doctors Hospital Kariadi, amounting to 6.49% is still above the standard ( ≤ 5% ). Cancellation of elective surgery could lead to patient dissatisfaction, increased costs, length of stay and reflects the inefficiency. This study aims to determine the factors associated with the cancellation of elective surgery. 6.8 % elective operations were canceled due to medical reasons (46.1%) and non-medical (53.9%). Cancellation of operations related to the patient's condition, abnormal laboratory results, and operator. It is suggested to develop pre ? surgery clinic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Farhansyah
"Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan operasi elektif di kamar bedah RS Awal Bros Pekanbaru. Variabel yang diteliti adalah kedatangan tim operasi, kedatangan pasien, waktu persiapan pasien, operasi cito sebelumnya,keterlambatan operasi sebelumnya, kelengkapan sarana operasi, kelengkapan administrasi dan kondisi medis pasien.
Penelitian ini adalah penelitian gabungan kuantitatif dan kualitatif, menggunakan data retrospektif dengan desain penelitian cross sectional dilanjutkan dengan metode concensus decision making grup CDMG. Sampel dalam penelitian ini menggunakan penghitungan rumus penelitian Slovin, dengan jumlah sampel 100 sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan data sekunder dari laporan kinerja kamar bedah. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian pada uji statistic bivariat, dari semua variabel yang diteliti ada 3 yang memiliki hubungan signifikan dengan keterlambatan operasi elektif,yaitu kedatangan pasien, waktu persiapan pasien, dan keterlambatan operasi sebelumnya. Kesimpulan pada penelitian ini didapatkan bahwa angka keterlambatan operasi elektif adalah 81,15 menit jauh diatas standar mutu RS yang ditetapkan yaitu

This study aims to determine the factors associated with the delay in elective surgery in the operating room of Awal Bros Pekanbaru Hospital. The variables studied were the arrival of the surgical team, the arrival of the patient, the patient 39 s preparation time, the previous citosurgery, the previous surgical delay, the completeness of the surgical means, the administrative completeness and the patient 39 s medical condition.
This research is a quantitative and qualitative combined research, using retrospective data with cross sectional research design followed by concensus decision making grup CDMG. The sample in this study used Slovin formula calculation, with sample size of 100 samples. Data collection using research instruments and secondary data from surgical room performance reports. The statistical test used in this research is univariate and bivariate analysis using chi square test.
Result of the research on bivariate statistic test, from all variables studied there are 3 which have significant relation with elective surgery delay, that is patient arrival, patient preparation time, and previous operational delay. The conclusion of this research is that the elective operation delay is 81.15 minutes far above the defined standard of hospital quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistianingsih
"Benign Prostat Hiperplasia BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat karena peningkatan kadar dehidrotestosteron dan proses penuaan. Salah satu tindakan untuk mengatasi BPH adalah pembedahan Transurethral Resection of the Prostate TURP . TURP sering menimbulkan masalah nyeri bagi pasien. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri dengan intervensi keperawatan mandiri foot massage. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap nyeri pasca pembedahan TURP. Desain penelitian quasi eksperimen dengan kelompok kontrol, sampel diambil dengan metode simple random sampling double blind. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 13 responden kelompok kontrol dan 13 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian setelah dilakukan foot massage ada perbedaan score nyeri yang bermakna. Rerata nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol p=0,02 dan ada perbedaan nyeri setiap pemberian intervensi p=0.01 . Kesimpulan foot massage berpengaruh pada penurunan nyeri pasca pembedahan TURP.

Benign Prostatic Hyperplasia BPH is an enlarged prostate gland caused by increased dihydrotestosterone levels and aging process. One way to overcome BPH is Transurethral Resection of the Prostate TURP . However, pain is commonly felt by patients after TURP. The intervention of foot massage may be helpful to reduce the pain. The purpose of this study was to determine the effect of foot massage on the pain arises after TURP surgery. The design of this research was quasi experiment with control group, while the sample was taken by employing simple random sampling method, precisely double blind. The sample in this study consisted of 13 respondents, grouped as the control group, and another 13 respondents, grouped as the intervention group. The result showed that after getting a foot massage there was a significant difference of pain score. The average score of the intervention group was lower than that of the control group p 0.02 and there was a difference of the pain in each intervention p 0.01 . The conclusion is that foot massage has an effect on decreasing the pain after TURP surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sapaat
"Perawat yang bekerja di unit khusus seperti di ruang operasi memiliki beban kerja yang tinggi, hal ini dapat menjadi sumber stres kerja bagi perawat di ruang operasi, Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres kerja yang dialami oleh perawat di ruang operasi Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan, Pengambilan Sampel pada penelitian ini adalah total sampling populasi yaitu sebanyak 69 responden. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat stres kerja di ruang operasi RSPI Pondok Indah Jakarta Selatan dan RSPI Bintaro Jaya, responden perawat yang mengalami tingkat stres sedang menempati urutan tertinggi dengan jumlah 65 orang dengan presentase 94.2%. menempati urutan ke dua tingkat stres yang terjadi di ruang operasi Rumah Sakit tersebut adalah dengan kategori tingkat stres berat yaitu sebanyak 3 orang 4.4%, dan minoritas tingkat stres yang dialami di ruang operasi Rumah Sakit tersebut adalah dengan kategori tingkat stres ringan yaitu sebanyak 1 orang 1.4%. dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk Rumah Sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pekerjaan perawat yang mencakup aspek biopsikososial dan spiritual yang tentunya memiliki tingkat stres dengan kategori tinggi, agar lebih memperhatikan dampak psikologis dari pekerjaan khususnya perawat di ruang operasi dengan demikian perawat dapat bekerja secara optimal dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien.

rses working in special units such as in the operating room have a high workload, this can be a source of work stress for nursing in the operating room, this descriptive research aims to identify the level of occupational stress experienced by Nurse in hospital operation Room Pondok Indah South Jakarta, sampling in this research is total population of 69 respondents. From the results of this study it can be concluded that the level of work stress in the operating room RSPI Pondok Indah South Jakarta and RSPI Bintaro Jaya, nurse respondents who experience moderate stress levels ranks highest with a total of 65 people with a percentage 94.2. Occupying the second order of stress levels that occur in the hospital operating room is by the category of severe stress levels as many as 3 people 4.4%, and the minority of stress levels experienced in the operating room of the Hospital is by the category of mild stress levels as many as 1 people 1.4%. From the results of this study, researchers suggest that for hospitals as a provider of health services to the community, nurses work that includes biopsychosocial and spiritual aspects which certainly has a high level of stress levels, so that more attention to the psychological impact of work, especially nurses in the operating room so nurses can work optimal in carrying out nursing care to patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianda Bachtiar
"ABSTRAK
Menjalani operasi adalah suatu pengalaman yang menimbulkan stres
karena melibatkan ancaman terbadap integritas tubuh dan kadang ancaman
kematian (dalam Uddin et al., 2002). Dalam rnengbadapi operasi diperlukan
kesiapen fisik dan kesiapan psikologis dari pasien. Kesiapan psikologis untuk
menjalani operasi berpengaruh pada kesembuhan pasien di mana semakin cemas
pasien sebelum operasi, semakin sullt penyesuaian dan pernulihan pasca operasi
(Aderson, Masur, & Johnson, dalam Sarafino, 1998). Kecemasan adalah respon
dasar manusia terhadap bahaya yang tidak dapat dihindarkan dan salah satu reaksi
paling umurn terhadap penyakit (dalam Grieve, 2002).
Penelitian Uddin et at (2002) mengenai kecemasan pra-operasi
mendapatkan bahwa 55 persen pasien pra-operasi memgekspresikan ketakutan
merek. Pasien dari kelompok usia yang lebih muda ( di bawah 38
talmn) merasa lebih tegang namun tidak ditemukan perbedaan yang berkaitan
dengan jenis kelamin maupun tingkat pendidikan Berdasarkan penelitian Egber
(dalam Uddin et at, 2002) dan Epczyk, Raleigh, Rowley (dalam Wieru;, 1998)
diperoleh basil pasien perempuan lebih cernas dihandingkan pasien laki-laki.
Walaupun demikian, penelitian lain mendapaftkan hasil pasien Iaki-laki lebih
cemas (Friedlander et at, dalam Wiens, 1998). Pada umurnnya kebanyakan
pasien pra-operasi merasa cemas namun mereka tidak dapat menyebutkan secara
spesifik hal yang dicemaskan (dalam Long, 1996; dalam Moennan & Van Dam,
1995). Seeara teoritis dikatakan bahwa hila penyebab kecemasan dapat diketahui,
maka penanganan yang spesifik dapat diberikan Oleh karena itu penelitian ini
bermaksud meng-identifiaksi surnber utama kecemasan pra operasi yang
dirasakan pasien yang akan menjalani operasi berencana, yaitu operasi yang telah
dijadwalkan pelaksanaannya.
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif dan deskriptif dengan
menggunakan pandekatan kuantitatif. Subyek diambil berdasarkan tekuik
purposive sampling. Subyek penelitian (N~30) adalah pasien yang akan
menjalani operasi berencana di rumah sakit Krakatau Medika. Alat nkur yang
dipakai untnk mengambil data adalah inventori surnber kecemasan pra operasi
yang dikembangan untuk penelihan ini, yang terdiri dan 10 domain yaitu
persiapan operasi, anestesi~ operasi, rasa sakit pasca-operasi, penampilan fisik,
ekonomi, keluarga, pekerjaan, kisah buruk seputar operasi, dan hambatan
aktivitas.
Data yang didapat diolah dengan metode analisis coefficient alpha
Cronbach, statistik deskriptif dan t-test. Penghitungan dilakukan dengan bantuan
program SPSS 11.
Hasil penelitian mendapatkan sumber utama kecernasan pra-Qperasi
berbeda-beda pada tiap pasien. Kebanyakan subyek dalam penelitian ini memilih
aspek persiapan operasi sebagai sumber utama kecemasan mereka. Dalam
penelitian ini didapatkan hasil ada perbedaan yang signifikan pada aspek
pekeijaan dan hambatan aktivitas berdasarkan jenis kelamin subyek. Hal ini
berkaitan dengan staus pekeljaan subyek di mana sebagian besar subyek
perempuan adalah ibu rumah tangga Selain itu persepsi mengenai peran gender
dianggap mempengaruhi perbedaan ini. Aspek hambatan aktivitas berkeitan pula
dengan aspek pekerjaan sebah bila seseorang tidak dapat beraktivitas maka ia
akan kesulitan melaksanakan pekerjaannya. Hal baru yang muncul dalam
penelitian ini yang tidak dijumpai dalam penelitian sebelumnya adalah sumber
kecemasan ekonomi.
Saran yang dianjurkanan untuk perbaikan penelitian ini adalah pengayaan
behan pustaka, mempertimbangkan lagi keseimbangan jumlah pemyataan dan
sejauh mana mereke mewakili aspek yang akan diukur, memperbenyak jumlah
dan variasi sampet, dan penelitian pra operasi sebaiknya diikuti deng:an penelitian
pasca-operasi agar basil yang didapat lebih komprehensiff' Selain itu penelitian
mengenai sumber kecemasan pra operasi dapat juga dilengkapi dengan
pengukuran tingkat kecemasan agar dapat dilakukan perhltungan statistik untuk
meng-identifikasi sumber kecemasan pra-operasi mana yang paling berpengaruh
terhadap kecemasan pra-oPerasi."
2005
T38215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Gina Adriana
"Latar Belakang: Kecemasan praoperasi selalu menjadi perhatian bagi pasien maupun dokter anestesiologis dan dokter bedah. Pasien-pasien yang dihadapkan pada kenyataan harus menjalani operasi khususnya operasi jantung mungkin akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi karena keadaan jantung mereka yang tidak baik, konsep operasi jantung yang menakutkan dan ketidakpastian terhadap hasilnya. Kecemasan akan mengaktifkan stres respon yang menyebabkan stimulasi sistem saraf simpatis yang kemudian akan menstimulasi kardiovaskular dengan meningkatkan jumlah katekolamin darah yang menyebabkan takikardi, hipertensi, iskemik dan infark miokardial. Respon tersebut mungkin mempunyai efek merugikan pada sirkulasi koroner, yang menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Berbagai penanganan telah dikembangkan, salah satunya adalah dengan pemberian informasi (edukasi). Dengan pemberian edukasi melalui komunikasi efektif, informatif dan empati diharapkan terjadi penurunan tingkat kecemasan pasien sebelum menjalani pembiusan dan pembedahan. Penelitian ini secara umum ingin mengetahui pengaruh edukasi pra-anestesia terhadap tingkat kecemasan pasien dewasa yang akan menjalani operasi jantung terbuka di Instalasi PJT RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini menggunakan uji kuasi eksperimen pada pasien dewasa yang akan menjalani operasi jantung terbuka di Instalasi PJT RSUPN Cipto Mangunkusumo. Setelah mendapatkan ijin komite medik dan informed consent, sebanyak 36 subyek didapatkan dengan consecutive sampling pada bulan Maret 2016. Sebelum dilakukan penilaian tingkat kecemasan sebelum edukasi dengan menggunakan instrumen APAIS, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tanda vital, kemudian dilanjutkan dengan pemberian edukasi dan diskusi. Jika subyek tidak mengalami gaduh gelisah dan atau tanda bahaya kardiovaskular, maka keesokan hari sebelum subyek dibawa ke ruang operasi, akan dilakukan penilaian ulang tingkat kecemasan subyek dengan menggunakan instrumen yang sama.
Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat penurunan bermakna rerata tingkat kecemasan sebelum edukasi dibandingkan dengan sesudah edukasi (p<0,001).
Simpulan: Edukasi pra-anestesia menurunkan tingkat kecemasan pasien dewasa yang akan menjalani operasi jantung terbuka di Instalasi PJT RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Background: Preoperative anxiety is always a concern for patients, anesthetist and surgeon. Patients are faced with the reality had to undergo surgery, especially heart surgery may experience higher anxiety because their heart condition is not good, scary concept of heart surgery and uncertainty of the results. Anxiety will activate the stress response that causes stimulation of the sympathetic nervous system, which then stimulates the cardiovascular by increasing the amount of blood catecholamines that cause tachycardia, hypertension, ischemia and myocardial infarction. The response may have detrimental effects on the coronary circulation, which leads to increase morbidity and mortality. Various handling have been developed, one of which is the provision of information (education). With the provision of education through effective and informative communication with empathy are expected to decline the level of anxiety of patients before undergoing anesthesia and surgery. The objective of this study is to determine the effect of preanesthesia education to the level of anxiety in adult patients undergoing open heart surgery in the Installation of PJT Cipto Mangunkusumo.
Methods: This study used a quasi-experimental trials of adult patients undergoing open heart surgery in the Installation of PJT Cipto Mangunkusumo. After getting permission from the medical committee and getting informed consent, a total of 36 subjects is obtained by consecutive sampling in March 2016. Prior to the assessment of the level of anxiety before education using APAIS instrument, first performed measurements of vital signs, and then continued with education and discussion. If the subject is not experiencing restless and rowdy or cardiovascular distress signal, then the next day before the subject is taken to the operating room, the level of anxiety of the subject will be reassessed using the same instrument.
Results: Wilcoxon test showed that there was a significant decrease in the average level of anxiety before education compared with after education (p<0.001).
Conclusion: Preanesthesia education lowers the level of anxiety in adult patients undergoing open heart surgery in the Installation of PJT Cipto Mangunkusumo.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
"Latar Belakang: Secara global, jumlah penduduk usia lanjut terus meningkat yang diiringi dengan jumlah pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan juga meningkat. Pasien usia lanjut memerlukan perhatian khusus dalam persiapan, saat pembedahan dan pasca pembedahan karena kemunduran sistem fisiologis dan farmakologi sehingga lebih berisiko mengalami komplikasi.
Tujuan: Mendapatkan angka mortalitas, model prediksi, serta performa model prediksi pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan elektif di RSCM. Metode: Penelitian menggunakan desain kohort retrospektif dengan metode sampling konsekutif. Data sekunder rekam medis pasien usia lanjut yang menjalani pembedahan elektif di RSCM periode Januari 2015-Desember 2017 dianalisis dengan program statistik SPSS Statistics 20.0 untuk analisis univariat, bivariat, multivariat, Receiving Characteristics Operator (ROC), dan analisis bootstrapping pada uji kalibrasi Hosmer-Lemeshow.
Hasil: Terdapat 747 subjek penelitian yang dianalisis untuk mendapatkan angka mortalitas dan prediktor yang bermakna untuk disertakan sebagai komponen sistem skor. Sebanyak 108 (14,5%) pasien meninggal pascabedah. Variabel status fungsional, komorbiditas, kadar albumin serum preoperatif, jenis pembedahan, dan status fisik ASA merupakan variabel yang secara statistik independen berhubungan dengan mortalitas. Sistem skor yang dibuat memiliki nilai AUC = 0,900 (KI 95% 0,873-0,927). Kalibrasi sistem skor baik dengan nilai p>0,05. Hasil ini konsisten setelah dilakukan bootstrapping.
Kesimpulan : Angka mortalitas pasien geriatri yang menjalani pembedahan elektif adalah 14,5%. Prediktor dan komponen skor prediksi mortalitas pembedahan elektif pada pasien usia lanjut yaitu status fungsional, komorbiditas, kadar albumin serum preoperatif, jenis pembedahan, dan kategori ASA. Model prediksi memiliki kualitas kalibrasi dan diskriminasi yang baik dan kuat.

Background: Globally, the number of elderly population continues to grow. It is accompanied by the increasing number of older people undergoing surgery. Elderly patients need certain care in preoperative, intraoperative,and postoperative phase since they are more likely to develop postoperative complication due to physiological and pharmacological deterioration. Aim: To get mortality rate, predictive model, and the performance of predictive model in elderly patients undergoing elective surgery in RSCM.
Methods: This study is a retrospective cohort study with consecutive sampling method. Secondary data from patients' medical record who underwent elective surgery from January 2015-December 2017 is analysed using SPSS Statistics 20.0 for univariate, bivariate, multivariate, and Receiving Operator Characteristics (ROC) and SPSS Statistics 20.0 for bootstrapping analysis in Hosmer-Lemeshow calibration test.
Results: All 747 subjects are analysed to get mortality rate and predictor variables that
are statiscally significant included as scoring system components. A hundred eight patients (14.5%) died within thirty days after surgery. Functional status, comorbidities, preoperative serum albumin level, type of surgery, and ASA physical status are independently associated with mortality. A scoring system composed of above predictors has an AUC value at 0.900 (95% CI 0.873-0.927). This scoring system shows good calibration with p>0,05 and this result is consistent even after bootstrapping analysis.
Conclusion: The mortality rate of elderly patients undergoing elective surgery in RSCM is 14.5%. Scoring system for predicting mortality in elderly patients undergoing elective surgery consist of functional status, comorbidities, preoperative serum albumin
levels, type of surgery and ASA physical status. The predictive model shows good calibration and strong discrimination."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>