Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfian Wiranata
"Skripsi ini membahas mengenai kiat-kiat perusahaan Lotte pada saat krisis ekonomi tahun 1997/98 terjadi dan faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kiat perusahaan Lotte dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/98 serta peran budaya perusahaan dalam keberhasilan perusahaan tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keberhasilan perusahaan Lotte pada saat krisis ekonomi tahun 1997/98 didukung oleh budaya perusahaan Lotte, kebijakan pemerintah saat itu, dan pola pikir masyarakat Korea terkait Konfusianisme.

This analysis discussed the method of Lotte company in facing the 1997/98 economic crisis and which factors affected the success. This research used a qualitative method with descriptive analysis approach. This research aims to find tips Lotte company in the face of the economic crisis in 1997/98 and the role of corporate culture in the success of the company. The conclusion from this analysis was Lotte corporate culture, government policy at the time, and the mindset of the people of Korea related to Confucianism supported the success of the Lotte company in facing the 1997/98 economic crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serly Kusumadewi
"Skripsi ini membahas peranan nilai-nilai Konfusianisme sebagai pandangan fundamental bangsa Korea keseluruhan dalam pemerintahan Park Chung Hee secara khusus dan pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan tahun 1961-1979. Pembahasan tersebut akan mengurai bagaimana pengaruh internal (nilai-nilai Konfusianisme) dan eksternal (pengaruh Amerika Serikat dan Jepang) berpengaruh kepada Park Chung Hee dan pemerintahannya. Penelitian akan dibuktikan dengan analisis kualitatif deskriptif atas nilai-nilai Konfusianisme yang terkandung dalam kepemimpinan Park Chung Hee, kebijakan-kebijakan pemerintahan Park serta resistensinya terhadap Konfusianisme dan pengaruh asing. Hasil studi ini membuktikan adanya hubungan antara nilai-nilai Konfusianisme dengan kepemimpinan Park Chung Hee tahun 1961-1979 dalam peranannya terhadap perkembangan ekonomi Korea Selatan.

The focus of this study is to explain the role of Confucian values as Korean’s fundamental view in Park Chung Hee’s era specifically and its influences toward South Korea’s economy development 1961-1979. This study would describe how both internal factor (Confucian values) and external factor (USA and Japan) give influences toward Park Chung Hee himself and his government. This study will be conducted by descriptive-qualitative analysis of Confucian values on Park’s era, Park government’s policies, and also their resistance towards Confucianism itself and foreign influences. This study itself concludes that there is a correlation between Confucian values and Park Chung Hee’s era (1961-1979) due to its role toward South Korea’s economy development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Adinda Putri
"Konfusianisme merupakan ajaran yang masih dianut oleh masyarakat Cina di seluruh dunia, tidak terkecuali oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Dalam Ajaran Konfusianisme terdapat ajaran pokok kebajikan mengenai kebaktian 孝Xiao. Selain itu, terdapat pula dua prinsip pokok yaitu prinsip Wulun 五论 dan Wuxing 五行 . Prinsip Wulun mengatur hubungan dan perilaku antar manusia, sedangkan prinsip Wuxing berperan dalam pembentukan moral manusia. Ketiga ajaran Konfusianisme ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Tugas akhir ini akan membahas mengenai tindakan apa saja yang mencerminkan kebajikan Xiao, serta peranan Wulun dan Wuxing dalam pembentukan moral di kehidupan keluarga etnis Tionghoa di Indonesia. Berdasarkan kuesioner yang diisi para informan, penelitian kualitatif ini akan mengungkapkan bagaimana ajaran Konfusianisme tersebut dijalankan oleh etnis Tionghoa di Indonesia. Melalui metode deskriptif analitis, penelitian ini juga akan menjelaskan peranan penting prinsip Wulun dan Wuxing dalam pembentukan moral di lingkungan keluarga etnis Tionghoa di Indonesia.

Confucianism is a teaching that is still adhered by Chinese people around the world including Chinese Ethnicity in Indonesia. In confucianism teaching there is teaching core virtue about filial piety (孝 Xiao) . Moreover, there are also two main principles such as the Wulun 五 论 and Wuxing 五行 principles. The Wulun principle arranges relationship and behavior between humans, while the Wuxing principle plays a role in shaping human moral. These three confucianism teaching are related to one another. This study will discuss what behavior reflects Xiao’s virtue, as well as the role of Wulun and Wuxing in shaping morals in the life of Chinese ethnic families in Indonesia. Based on the questionnaire filled out by the informants, this qualitative research will reveal how confucianism is practiced by Chinese ethnic in Indonesia. Through the analytical descriptive method, this study will also discuss the important role of Wulun and Wuxing’s principles in shaping moral in the Chinese ethnic families in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Geshia Putri Fidia
"Film Ip Man 3 adalah film action karya sutradara Wilson Yip yang dirilis pada tahun 2015. Film ini menceritakan kehidupan Ip Man bersama keluarganya di Hong Kong pada tahun 1959. Penulis melihat bahwa film Ip Man 3 tidak hanya menampilkan adegan aksi bela diri Wing Chun, tetapi juga menampilkan adegan yang memiliki keterkaitan dengan prinsip Wuxing 五行 dalam ajaran Konfusianisme. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan mengaitkan adegan yang ditampilkan oleh tokoh Ip Man dengan prinsip Wuxing 五行 dalam ajaran Konfusianisme untuk melihat unsur nilai dominan Wuxing 五行 yang ditunjukkan tokoh Ip Man dalam film Ip Man 3. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tokoh Ip Man merepresentasikan pemikiran Konfusianisme, terutama prinsip Wuxing 五行melalui adegan yang ditampilkan, yaitu Ren 仁 (cinta kasih) ditemukan terdapat 9 adegan, Yi 义 (kebenaran) 3 adegan, Li 礼 (sopan santun) 2 adegan, Zhi 智 (kebijaksanaan) 4 adegan, dan Xin 信 (kepercayaan) 1 adegan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemikiran, tingkah laku, dan perkataan Ip Man dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dari kelima unsur Wuxing 五行 tersebut, unsur yang paling dominan dari tokoh Ip Man adalah unsur Ren 仁. Film Ip Man 3 merupakan film action yang memiliki pesan tentang cinta kasih yang disampaikan melalui tokoh Ip Man. Walaupun ia adalah seorang ahli bela diri, namun ia sangat memprioritaskan orang-orang yang ia cintai, terutama keluarganya.

Ip Man 3 is an action film made by Wilson Yip released on 2015. This film tells the story of Ip Man’s life with his family in Hong Kong in 1959. The writer observed that the film not only shows Wing Chun martial arts scenes, but also shows scenes that are related to the Wuxing 五行 principle in Confucianism. Therefore, this research was conducted by correlating the scenes displayed by the character Ip Man with the Wuxing 五行 principle in Confucianism to identify the dominant value element of Wuxing 五行 demonstrated by the character Ip Man in the Ip Man 3 film. From the results of the conducted research, it can be concluded that Ip Man represents Confucian thought, especially the principle of Wuxing 五行 through the displayed scenes, with Ren 仁 (Benevolent Love) found in 5 scenes, Yi 义 (Righteousness) in 3 scenes, Li 礼 (Propriety) in 2 scenes, Zhi 智 (Wisdom) in 4 scenes, and Xin 信 (Trust) in 1 scene. These elements greatly influence Ip Man's thoughts, actions, and words in his daily life. Among the five Wuxing 五行 elements, the dominant element for the character is the Ren 仁, which represents benevolent love. Ip Man 3 is an action movie that has a message about benevolent love conveyed through the character Ip Man. Although he is a martial arts expert, he prioritizes the people he loves, especially his family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Niken Tresnawati
"Skripsi ini menguraikan tentang peran Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, antara lain dalam sistem keluarga tradisional Jepang yang dikenal sebagai sistem ie dan dalam moral kelas penguasa saat itu, yaitu bushido. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan membaca bahan-bahan referensi, memilih, menimbang, menolak, dan menyusun kembali bahan-bahan tadi ke dalam suatu bentuk yang sesuai dengan judul skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran budaya Cina, khususnya Konfusianisme dalam berbagai aspek budaya Jepang jaman Edo, serta untuk membuktikan bahwa jaman Edo mempunyai arti penting bagi Jepang untuk selanjutnya mengadakan suatu pembaharuaan dalam berbagai aspek budaya, terutama dalam penyerapan budaya Barat. Hasil penelitian skripsi ini menyatakan bahwa Konfusianisme mempunyai arti yang sangat penting dalam membentuk budaya Jepang. Meskipun Konfusianisme merupakan budaya yang berasal dari Cina, bangsa Jepang rnenafsirkan dan mengambilnya disesuaikan dengan keadaaan dan kepentingan pemerintahan dan masyarakat Jepang sendiri, sehingga Konfusiansisme Jepang dapat dikatakan berbeda dengan Konfusianisme Cina, dan telah menyatu menjadi bagian dalam budaya khas Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tu, Weiming
Jakarta: Mizan, 2013
951 TUW gt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Putrinda Hanim
"Sejak kebijakan Reformasi dan Keterbukaan Cina pada tahun 1978, Cina mulai membuka diri dengan dunia internasional. Hal tersebut membawa pengaruh yang besar terhadap ekonomi Cina dan menjadikan Cina sebagai negara dengan perekonomian yang maju. Peningkatan ekonomi Cina yang terus meningkat setiap tahunnya, ditandai dengan kenaikan dari angka GDP (Gross Domestic Product). Sebagai negara yang terpandang di dunia, Cina berupaya untuk menyebarkan pengaruhnya ke dunia internasional dengan cara mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempromosikan bahasa dan budaya Cina yaitu Institut Konfusius. Sejak pertama kali Institut Konfusius didirikan pada tahun 2004, hingga kini jumlahnya mencapai angka 500. Program kegiatan Institut Konfusius sangat lah beragam, hal ini tentu memerlukan dana yang sangat besar. Dari latar belakang tersebut, hasil analisis dalam tugas akhir ini menyimpulkan bahwa seiring dengan perekonomian Cina yang terus berkembang, intensitas penyebaran budaya Cina melalui Institut Konfusius pun juga terus meningkat, hal tersebut ditandai dengan jumlah Institut Konfusius di dunia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dan program dari Institut Konfusius pun semakin beragam.

Since the China's Reform and Opening-Up policy in 1978, China began to open up to the international world. This has made a big influence on the China economy and made China a country with advanced economic growth. China's economic growth  continues to increase every year, marked by an increase in the GDP (Gross Domestic Product) number. As the most respected country in the world, China is trying to spread it’s influence to the international world by establishing educational institution that aims to promote Chinese language and culture, it’s called Confucius Institute. Since the first Confucius Institute was established in 2004, until now it has reached 500. The Confucius Institute has various programs and activities, so this certainly requires a huge amount of funds. From this background, the results of the analysis in this thesis concluded that along with the China’s economy continues to grow, the intensity of the spread of Chinese culture through the Confucius Institute also continued to increase, this was marked by the increasing number of Confucius Institutes in the world every year and the programs of the Confucius Institute are more varied."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Pratiwi Karyadi
"The Great Wall (长城 Chángchéng) adalah film kerja sama antara Cina dan Hollywood yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Film ini resmi dirilis pada Desember 2016 di Cina dan Februari 2017 di Amerika Serikat. Film yang mengambil latar waktu pada masa Dinasti Song Utara (960-1127 M) ini menceritakan tentang pedagang dari barat yang melakukan perjalanan ke Cina untuk mencari bubuk mesiu. Ia tidak sengaja terjebak dalam Tembok Besar bersama pasukan rahasia Cina yang sedang bertarung melawan serangan gerombolan monster. Pada akhirnya ia melepaskan tujuan awalnya datang ke Cina setelah berinteraksi dengan pasukan tersebut, khususnya lewat tokoh utama perempuan yang mengenalkannya kepada xinren (信任xìnrèn). Xinren adalah sebuah konsep yang berakar dari Konfusianisme yang memiliki arti percaya. Tulisan ini membahas penjelasan xinren, perbedaan motivasi dua tokoh utama (Jenderal Lin Mei dan William Garin) dalam bertarung, serta pergeseran karakter William melalui adegan-adegan yang berhubungan dengan xinren. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif analitis untuk menganalisis data tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa karakter William bergeser dari egois menjadi turut memikirkan kepentingan orang lain berkat xinren.

The Great Wall (长城 Chángchéng) is a China-Hollywood coproduction film directed by Zhang Yimou. It was officially released on December 2016 in China and February 2017 in USA. The film, which takes place in the time of the Northern Song Dynasty (960-1127 CE) tells the story of a trader from the west who traveled to China seeking for gunpowder. He was accidentaly trapped in the Great Wall with Chinese secret troops who were fighting against attack from hordes of monsters. In the end he disposed his original purpose of coming to China after interacting with the troops, especially through the main female character, who introduces him to xinren (信任xìnrèn). Xinren is a concept rooted from Confucianism which means trust. This paper discuss xinren explanation, the difference in motivation of the two main characters (General Lin Mei and William Garin) in fighting, as well as William`s character shift through scenes related to xinren. This paper uses descriptive analytical methods to analyze data. The results of the analysis show that William`s character shift from selfish to take part in considering other people`s interest because of xinren.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Ramadhani Pratama
"Reformasi Taika melahirkan perubahan dalam skala besar terhadap sistem pemerintahan Jepang. Salah satu perubahan dapat dilihat pada terbentuknya sistem pemerintahan Ritsuryo yang mendorong sentralisasi kekuasaan ke tangan kaisar dan penanaman nilai Konfusianisme kepada seluruh elemen pemerintah. Proses internalisasi nilai Konfusianisme dilakukan dengan cara menyebarkannya melalui institusi pendidikan. Dalam upaya mewujudkan idealisme tersebut, Gakuryo disusun sebagai undang-undang yang mengatur sistem pendidikan di bawah naungan Ritsuryo dan berbasis kepada ajaran Konfusiansime. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai sejarah terbentuknya Gakuryo dan mengidentifikasi nilai Konfusianisme seperti apa yang terkandung di dalam undang-undang Gakuryo untuk menghasilkan pejabat pemerintahan yang bermoral Konfusianisme. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan sejarah konstitusional berupa analisis terhadap undang-undang Gakuryo dengan tujuan mengetahui nilai Konfusianisme yang terkandung dalam pembentukan sistem pendidikan yang ideal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif, yaitu dengan cara memaparkan isi dari undang-undang Gakuryo dan menganalisis setiap butir undangundang Gakuryo yang diidentifikasi mengandung nilai Konfusianisme. Data mengenai undang-undang Gakuryo diambil dari situs Yoro-Ryo Gendaigoyaku. Hasil dari penelitian ini adalah Gakuryo terbentuk bersama dengan perkembangan Ritsuryo dan isi dari Gakuryo merupakan adaptasi dari sistem pendidikan Dinasti Tang (kokushikan). Dalam Gakuryo butir ke-1 dan 5-13 tercantum kualifikasi pengajar dan kurikulum pendidikan berbasis Konfusianisme. Pada butir ke-3 dan 22 dapat diidentifikasi nilai Konfusianisme Li dan pada butir ke-4, 18, dan 19 diidentifikasi mengandung nilai Konfusianisme Filial Piety.

The Taika Reformation brought about significant changes to the Japanese government system. One of the changes can be observed in the establishment of the Ritsuryo government system, which aimed to centralize power in the hands of the emperor and instill Confucian values across all facets of the government. The process of internalizing Confucian values involved disseminating them through educational institutions. In an effort to realize these ideals, the Gakuryo was drafted as a law that regulated the education system under the Ritsuryo, based on Confucian teachings. This research aims to elucidate the history of the formation of the Gakuryo and identify the Confucian values embedded in the Gakuryo law to cultivate government officials with Confucian morals. The research utilizes the theory of constitutional history as an approach, involving an analysis of the Gakuryo law to understand the Confucian values shaping the ideal education system. The research methodology employed is qualitative with descriptive analysis, entailing a description of the Gakuryo law's contents and an analysis of each item identified as containing Confucian values. Data regarding the Gakuryo law were sourced from the Yoro-Ryo Gendaigoyaku website. The study's findings reveal that the Gakuryo was developed alongside the evolution of the Ritsuryo, and its content represents an adaptation of the education system from the Tang Dynasty (kokushikan). In Gakuryo, qualifications for teachers and an education curriculum based on Confucianism are mentioned in sections 1 and 5-13. Confucian values of Li are identified in sections 3 and 22, while values of Filial Piety are found in sections 4, 18, and 19.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Natharina
"Red Cliff atau Chì Bì (赤壁) merupakan sebuah film fiksi sejarah Cina yang menceritakan tentang peperangan antara pasukan kerajaan Utara dan pasukan gabungan dua kerajaan dari Selatan. Pada awalnya, pasukan kerajaan Utara unggul dalam perang karena jumlah tentara yang jauh lebih besar. Namun akhirnya pasukan gabungan kerajaan Selatan mampu mengalahkan pasukan kerajaan Utara. Salah satu tokoh yang berperan besar dalam kemenangan pasukan kerajaan selatan adalah Guan Yu, seorang jenderal yang sangat terampil dan berani dalam berperang. Keterampilan dan keberaniannya ini didukung oleh nilai-nilai moral yang dimilikinya, salah satunya yaitu nilai xin atau kepercayaan. Penelitian ini mengkaji bagaimana nilai kepercayaan (xin) digambarkan melalui penokohan Guan Yu dalam film Red Cliff I dengan mendalami nilai xin berdasarkan Konfusianisme dan meneliti wujud nilai xin dalam tokoh Guan Yu berdasarkan teori penokohan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai xin dalam tokoh Guan Yu terwujud melalui sikap dan tindakannya, serta pendapat tokoh lain terhadapnya. Selain itu walaupun Guan Yu bukan tokoh utama, ia tetap berperan penting dalam menyampaikan edukasi tentang nilai budaya Cina khususnya nilai xin kepada para penonton.

Red Cliff or Chì Bì (赤壁) is a Chinese historical fiction film that tells the story of the war between the troops of the Northern kingdom and the combined forces of the two kingdoms from the South. At first, the Northern kingdom's troops had the upper hand in the war due to their much larger number of soldiers. However, in the end the combined forces of the Southern kingdom were able to defeat the troops of the Northern kingdom. One of the figures who played a big role in the victory of the southern kingdom's troops was Guan Yu, a general who was very skilled and brave in fighting. His skills and courage are supported by his moral values, one of which is the value of xin or trust. This research examines how the value of trust (xin) is depicted through the characterization of Guan Yu in the film Red Cliff I by exploring the value of xin based on Confucianism and examining the form of the value of xin in the character Guan Yu based on characterization theory. The results of the analysis show that the xin value in the character Guan Yu is manifested through his attitudes and actions, as well as the opinions of other characters towards him. Apart from that, even though Guan Yu is not the main character, he still plays an important role in conveying education about Chinese cultural values, especially the value of xin to the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>