Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspa Damai Asri
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui apakah peran
keluarga mempengaruhi penggunaan pengobatan alternatif di kalangan lansia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tehnik pengumpulan
data survey terhadap 70 responden. Penelitian ini dilakukan di dua tempat
pengobatan alternatif wilayah Bogor Utara dengan tehnik penarikan sampel secara
accidental sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran keluarga
mempengaruhi penggunaan pengobatan alternatif di kalangan lansia dengan
kekuatan hubungan cukup. Selanjutnya, hasil penelitian ini diketahui bahwa peran
keluarga sebagai motivator yaitu anak dan menantu perempuan mempengaruhi
lansia dalam penggunaan pengobatan alternatif.

ABSTRACT
This research was a study in order to knowing whether family role have an
influence in using of alternative medication among elderly people. This research
using quantitative approach with survey data technique of 70 respondents. This
research ongoing in two alternative medication clinics in North Bogor.This
research also using accidental for sample. Based on this research, it is found that
family role influencing the using of alternative medication among elderly people
with the point of relationship was enough. Then, this result told that family role as
a motivator is children and daughter in law. They are influencing elderly people in
using alternative medication."
2015
S60971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meda Permana
"Dewasa ini sistem kesehatan alternatif mengalami perkembangan yang ditandai dengan maraknya bermunculan tempat-tempat praktek pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif ini bermunculan saat masyarakat mulai memberikan perhatian yang lebih terhadap alternatif pengobatan yang biasanya hanya mengandalkan pihak-pihak rumah sakit dengan pengobatan modern dan konvensional. Pencarian dan penggunaan pengobatan alternatif ini berkaitan dengan keinginan untuk terlepas dari segala macam penyakit yang diderita sehingga memunculkan berbagai macam jenis metode pengobatan. Pencarian yang disertai penggunaan akan pengobatan alternatif ini sangat erat kaitannya dengan unsur-unsur sosial yang ada di masyarakat. Pencarian dan penggunaan pengobatan alternatif ini juga memiliki keterlekatan dengan pola pikir, sikap dan perilaku yang ada di masyarakat.
Tesis ini meneliti tentang faktor-faktor pemicu (predisposing factors), faktorfaktor pemungkin (Enabling factors) dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors) seseorang untuk memilih dan menggunakan pengobatan alternatif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan disain deskriptif. Hasil penelitian menemukan adanya dominasi orang lain termasuk perilaku dan kebiasaan orang lain sebagai faktor penguat terhadap proses keseluruhan dari pengobatan alternatif yang dijalankan.
Hasil penelitian menemukan adanya faktor keyakinan akan pengobatan yang dijalani menjadi faktor pemicu seseorang dalam memilih dan menggunakan pengobatan alternatif selain pengetahuan, perilaku, persepsi serta nilai akan pengobatan alternatif tersebut. Penelitian ini juga menemukan adanya faktor keterampilan dari pengobat alternatif yang menjadi faktor pemungkin seseorang memilih dan menggunakan pengobatan alternatif selain ketersediaan tempat pengobatan, dan akses untuk mencapai tempat pengobatan alternatif tersebut.
Temuan lain dari penelitian ini adalah pengobatan alternatif dijadikan pokok pengobatan bila pengobatan konvensional dinilai tidak sanggup untuk mengobati penyakit yang diderita. Penelitian ini juga menemukan klasifikasi pengobatan alternatif berdasarkan keterampilan yang dimiliki oleh pengobatnya.

Alternative medication is currently growing and available in many places in Indonesia. More people are aware of alternative medication instead of the modern medication such as treatment and services from hospitals or health clinics. Health seeking behaviour towards the alternative medication may appears as an effort to obtain more suitable ways to cure the diseases using combination of different treatments. This behavior is closely related to social aspect in the community and othe related aspects such as conceptual thinking, attitude and behaviour in the local community.
This study aims to explore people behaviour towards alternative medication by analysing the predisposing, enabling and reinforcing factors. This is a qualitative study using descriptive qualitative design.
Results of this study shows that external aspects such as domination of tradition and behaviour in the community are the reinforcing factors in practicing the alternative medication. Individual's believe in traditional medication for diseases treatment is the perdisposing factors in selecting and using the alternative medication besides other factors such as knowledge, parctice, perception and value of the alternative medication.
This study also found that traditional healer skill as the enabling factors in addition of availability and accessibility of alternative treatment facilities. The community believes that the alternative medication is a solution if the modern treatment does not cure the diseases. The result shows numerous treatments classification in alternative medication based on the healers' skill.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31900
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gordon, Gerald
New Haven: Yale University Press, 1966
362.1 GOR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Albrecht, Gary L.
Greenwich: Connecticut JAI Press, 1994
362.104 25 ADV a V
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saefudin
"Pada satu sisi orang Indonesia menganggap dirinya sebagai bangsa yang religius. Namun pada sisi yang Iain, pada tataran praksis, ada indikasi terjadinya degradasi moral dan juga meningkatnya sekularisme. Tindakan yang dapat dikategorikan non-religius atau indikasi rendahnya religiositas ini, ternyata tidak hanya terjadi di kalangan orang tua, tetapi juga di kalangan anak-anak/remaja. Keadaan ini menarik dan penting untuk diperhatikan mengingat remaja adalah generasi penerus bangsa. Di samping itu menurut Erik H. Erickson pada fase remaja seorang individu menghadapi krisis identitas, suatu fase perkembangan yang sangat penting, yang akan mempengaruhi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pertanyaan yang muncul dan menjadi permasalahan penelitian adalah seberapa besar pengaruh agen-agen sosialisasi agama (yaitu: keluarga, gereja, sekolah dan teman sebaya) dalam membentuk religiositas remaja (usia 13-17 tahun) yang selama ini dilakukan?
Penelitian ini bertujuan, pertama, ingin mengetahui pengaruh sosialisasi agama dalam keluarga, gereja, sekolah dan teman sebaya terhadap religiositas remaja. Kedua, ingin mengetahui perbedaan pengaruh sosialisasi agama dalam keluarga, gereja, sekolah dan teman sebaya terhadap religiositas remaja dari sisi denominasi gereja, jenis kelamin dan jenis sekolah.
Variabel dependen yang diangkat dalam penelitian ini adalah religiositas remaja. Religiositas (religiosity atau religious commitment atau religious involvement atau religiousness) yang dimaksudkan di sini adalah kepercayaan dan tingkah laku individu dalam kaitannya dengan hal yang bersifat supernatural dan/atau nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Pengukuran religiositas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengadopsi indikator-indikator yang dikembangkan oleh Joseph E. Faulkner dan Gordon F. DeJong, yang bersumber dari dimensi-dimensi religiositas yang dikembangkan oleh Charles Y. Glock dan Roodney Stark. Dalam penelitian ini diangkat empat dimensi religiositas yaitu: keyakinan (ideological/belief), praktek religius (ritualistic), pengalaman (experimental) dan pengetahuan (intellectual).

Indonesians view themselves as religious people. However, in reality, lndonesians are experiencing a period of moral degradation and increased secularism. These phenomena not only occur among adults, but also among teenagers, the future generation. As Erik H. Erickson suggests, during adolescence, an individual is undergoing identity crisis, a critical phase which will influence on later development. In such an impressionable state, teenagers are influenced by their families, churches, schools and peers groups. The questions, then, is how these groups shape teen religiosity (age 13 to 17).
This research has two goals. First, it investigates the influences of religious socialization in the family, church, school and peers groups in shaping teen religiosity. Secondly, it explores different kinds of influence of religious socialization in the family, church, school and peers groups in shaping teen religiosity with respect to church denomination, gender and school types.
The dependent variable in this research is teen religiosity. Religiosity (or religious commitment) in this research is understood as individual belief or behavior connected to moral and godly matters. The quantitative indicators adopted to measure religiosity was developed by Joseph E. Faulkner and Gordon F. DeJong as found in the religiosity dimensions cultivated by Charles Y. Glock and Roodney Stark. The four dimensions of religiosity are belief (ideological), religious practices (ritualistic), experience (experimental) and knowledge (intellectual)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T21164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geertz, Clifford
[place of publication not identified]: Yale University Press, 1966
301.209 GEE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sanderson, Stephen K.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000
301 SAN mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sanderson, Stephen K.
Jakarta: Rajawali, 1993
301 SAN mt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sanderson, Stephen K.
Jakarta: Rajawali, 2011
301 SAN mt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ritzer, George
Yogyakarta : Universitas Atmajaya, 2006
301.01 RIT gt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>