Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diba Amalia Harits
"Penelitian ini membahas mengenai penanganan pengaduan akibat gangguan operasional kereta rel lisrik Jabodetabek oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ). Teori yang digunakan adalah penanganan pengaduan Commonwealth Ombudsman. Penelitian menggunakan pendekatan post positivist dengan penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penanganan pengaduan akibat gangguan kereta rel listrik belum dilakukan dengan baik. Dimensi culture tidak terlaksana dengan baik. Indikator responsiveness, acknowledgment, dan respond tidak terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu PT. KCJ perlu memperbaiki penanganan pengaduannya.

This thesis discusses the complaint handling of rail disturbance by PT. KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ). The theory that used in this research is complain handling by Commonwealth Ombudsman. This thesis is done in post positvist with a descriptive approach. The result of this research indicate that the complaint handling of rail disturbance by PT. KCJ is not well enough. The dimension of culture has not done properly. The responsiveness, acknowledgment, and respond in the complaint handling is not fulfilled. The complaint handling needs to be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Muhammad
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengembangan trasnportasi kereta api di wilayah Jabodetabek yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek tahun 2008-2013. PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) memiliki peran besar dalam pengembangan transportasi kereta rel listrik (KRL). Hal itu dilakukan dengan cara penghapusan KRL Ekonomi, memberlakukan e-ticketing, perluasan jaringan KRL, penataan ulang stasiun, pembuatan lahan parkir baru, perbaikan sarana prasarana kereta api dan sebagainya. Perubahan-perubahan yang dilakukan PT KCJ ini tak lain demi keamanan serta kenyamanan penumpang KRL yang terus tumbuh pesat setiap tahunnya. Perubahan tersebut tentunya sangat diapresiasi masyarakat Jabodetabek sehingga membuat animo masyarakat semakin besar untuk menggunakan kereta rel listrik.

ABSTRACT
This thesis discusses the development of railway transportation in Jabodetabek area conducted by PT KAI Commuter Jabodetabek 2008-2013. PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) has a major role in the development of electric rail transport (KRL). This is done by eliminating the Economy KRL, enacting e-ticketing, KRL network extension, station rearrangement, new parking lot, repair of railway infrastructure and so on. Changes made by PT KCJ is none other than for the security and comfort of KRL passengers who continue to grow rapidly every year. The change is certainly highly appreciated by the people of Jabodetabek, thus making the public interest to use electric train."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cakrawala Singka Ismail
"Kereta api adalah salah satu moda transportasi publik yang banyak diminati warga commuter untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. PT KAI Commuter Jabodetabek menetapkan kebijakan Gerbong Khusus Wanita untuk menghindari kekerasaan dan pelecehan seksual. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi dan situasi penyelenggaraan gerbong khusus wanita pada angkutan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan wawancara mendalam (indepth interview).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pengadaan gerbong khusus wanita telah terciptanya suasana transportasi yang ramah perempuan namun hanya tersedia dua gerbong, hal ini sangat tidak sebanding dengan jumlah penumpang perempuan. Dan belum mencerminkan kota ramah perempuan seperti pemikiran Kevin Lynch dan UN Women Habitat fo a better urban future.

Rail Transportaion is one of the many modes of public transportation used by urban resident to run their daily lives. PT KAI Commuter Jabodetabek established policies about ?Special Coaches Woman? to avoid violence and sexual harassment. The objective this study is to analyze the condition and situation of "Special Coaches Woman". The approach used in this study was qualitative, with in-depth interviews.
The results showed that the policy for special coaches women can create an atmosphere of friendly transportation for women, but with only two special coaches for women provided by the PT KAI this situation is for more than enough and expeded by Kevin Lynch is "good city form" and "UN Women Habitat fo a better urban future".
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Kunmartoyo
"ABSTRAK
Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama yang diberikan
pada korban dengan kegawatdaruratan medis yang dapat terjadi dimana saja dan
kapan saja, termasuk di area layanan kereta commuter line. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan persepsi dan motivasi dengan efikasi diri BHD
petugas kereta commuter line, khususnya Petugas Keamanan Dalam (PKD) tahun
2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi
penelitian ini adalah PKD di area sarana layanan kereta commuter line. Sampel
yang diambil adalah PKD lintas Jakarta ? Bogor. Hasil penelitian menunjukan
mayoritas (52,8%) persepsi responden buruk dan mayoritas motivasi (54,4%)
rendah, serta mayoritas (55,2%) efikasi diri BHD rendah. Analisis bivariat
menunjukan terdapat hubungan antara persepsi dan motivasi dengan efikasi diri
responden, sehingga harus dilakukan intervensi guna meningkatkan persepsi,
motivasi dan efikasi diri BHD responden.

ABSTRACT
Basic Life Support (BLS) is first aid that given on the victim with a medical
emergency that can happen anywhere and anytime, including in a service area
commuter line train. The purpose of this study to determine the relationship of
perception and motivation to self-efficacy BLS officer commuter line train, in
particular Internal Security Officer (PKD) in 2016. This study used cross sectional
design. The population of this research is PKD in the area of services commuter
line train. Samples taken are PKD across Jakarta - Bogor. The results showed the
majority (52.8%) of respondents have bad perception and majority motivation
(54.4%) is low, and the majority (55.2%) BLS self-efficacy is low. The bivariate
analysis showed an association between the perception and motivation with selfefficacy
of respondents, so that intervention is a must to improve the BLS
perception, motivation and self-efficacy respondents.
"
2016
S63239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyono
"Penerapan pola pelayanan yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai beberapa perbedaan persepsi pengguna atas kriteria mengenai kepuasan akan pelayanan dan biaya sebagai fungsi pilihan. Filosofi ini akan berusaha melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan prilaku pengguna dan berusaha memenuhinya. Faktor yang digunakan untuk menilai suatu tingkat pelayanan didasarkan atas kriteria kualitas layanan, yaitu; keandalan (tangible), kepercayaan (reliability), kecepatantanggap (responsiveness), empathy clan jaminan (assurance) serta pengalaman (image) dan motivasi. Faktor biaya perjalanan tergantung pada persepsi pengguna atas beberapa kriteria biaya yang dikeluarkan pengguna.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah menganalisis pemilihan moda angkutan kereta api berdasarkan faktor tingkat pelayanan dan biaya perjalanan dengan kasus pengguna kelas eksekutif (Argo) pada lintas Jawa. Selain itu secara khusus menganalisis karakteristik pengguna, faktor-faktor yang membentuk tingkat pelayanan dan biaya perjalanan-pengguna atas pilihan Responden adalah pengguna dari Jakarta- dengan tujuan Bandung; Semarang, Yogyakarta, Solo dan Surabaya dengan lokasi pengambilan data di Stasiun Gambir dari tanggal 16 -31 Januari 2003. Dari 285 responders yang terjaring, hanya 226 yang dianggap layak untuk dianalisis dengan komposisi 80% kelas argo dan 20% kelas eksekutif lainnya. Kelompok data terbagi menjadi tiga, (1) 23.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun dengan jenis kelamin perempuan mempunyai persentase lebih besar, dengan pendidrkan akademi (DI, D2, D3) dan bekerja sebagai pegawai swasta, penghasilan kurang dari 1 juta/bulan, dalam setahun lebih dari tiga kali melakukan perjalanan jarak pendek untuk maksud perjalanan dinas. (2) 25.2% pengguna berusia 40 - 50 tahun atau lebih dengan jenis kelamin laki-laki yang lebih besar, berpendidikan akademi dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta yang mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan, dalam setahun satu kali melakukan perjalanan jarak jauh untuk tujuan perjalanan kunjungan keluarga. (3) 50.9% pengguna berusia 20 - 30 tahun berjenis kelamin laki-laki lebih besar, berpendidikan sarjana (S1, S2, S3) dengan pekerjaan pegawai swasta mempunyai penghasilan 1 - 2 juta/bulan,. dalam setahun menggunakan kereta api lebih dari tiga kali untuk jarak menegah dengan maksud perjalanan dinas.
Analisis faktor digunakan untuk mereduksi variabel tingkat pelayanan dan biaya perjalanan sebagai fungsi pilihan dengan skala Likert 1 - 5 hasil analisis memberikan 6 faktor yang terbentuk dari 33 variabel. Pengujian keandalan alat ukur menggnnakan skala alpha memberikan hanya 4 faktor yang dapat dijadikan alat ukur dengan nilai alpha- 0.5 yaitu faktor tingkat pelayanan meliputi image, sumber daya manusia, dan waktu pelayanan serta faktor biaya perjalanan. Pada taraf signifikasi 0.05 pilihan pengguna jika kondisi sama (P1) dan berubah (P2) memberikan korelasi 0.605 dan 0.407 dengan model regresi; P1 = 5,75 .10-2 + 0,436(Biaya) +0,393(Image) + 0,141(SDM) + 0,157 (Waktu), dan P2 = 5,75. 10-2 + 0,201(Biaya) +0.285(Image) + 0.133(SDM) + 0.122 (Waktu).
Daftar Pustaka: 25 (1983 - 2002)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellanti Nur Elizandri
"Minat penglaju perempuan pada penggunaan moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang belum sepenuhnya merepresentasikan kebutuhan mobilitas ulang-alik harian dari penglaju perempuan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan desain kereta dan stasiun KRL Jabodetabek yang ramah kepada perempuan, khususnya penglaju perempuan pengguna KRL Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah metode gabungan dengan teknik pengumpulan data terdiri atas kuesioner tertutup (kuantitatif) serta kuesioner terbuka, observasi, dan wawancara mendalam (kualitatif). Data hasil keusioner—tertutup dan terbuka—dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sedangkan data hasil wawancara dianalisis menggunakan koding. Pada hal ini, data hasil analisis deskriptif kuesioner terbuka dan koding dikomparasikan dengan data hasil observasi dan FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain kereta dan stasiun KRL ramah perempuan ditentukan oleh enam indikator, yaitu biaya tarif, aksesibilitas, ketepatan waktu, lingkungan alami, kenyamanan, dan keamanan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa desain ramah perempuan terwujud melalui keselarahan ketiga pilar keberlanjutan—lingkungan, sosial, dan ekonomi.

The interest of woman commuters in using Jabodetabek’s commuter line rail (KRL) is still low. One of the reason is the design of it’s waggons and stations that do not fully represent the daily commute mobility needs of woman commuters. Based on these problems, this study aims to create a design for the KRL waggons and station that are friendly to woman—woman commuters using KRL. The method used is a mix method with data collection technique are closed questionnaires (quantitative) and opened questionnaires, observations, and deep interview (qualitative). Questionnaire data—closed and opened—are analyzed using descriptive statistics, while interview data were analyzed using coding. In this case, the data from descriptive analysis of the open questionnaire and coding were compared with the data from the observation and FGD. The results show that the design of woman-friendly KRL waggon and stations is determined by six indicators, namely fare costs, accessibility, punctuality, natural environment, comfort, and safety. It concludes that woman-friendly design is realized through the alignment of the three pillars of sustainability—environmental, social, and economic."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrido William
"ABSTRAK
Kebutuhan akan transportasi massal atau publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan untuk mengurangi kemacetan, waktu dan uang, namun hal tersebut masih susah untuk terwujud bila sistem transportasi dan kawasan tempat transportasi itu terletak, tidak berjalan secara baik dan terintegritas, terlebih bila hal tersebut berada di Kota Metropolitan Jakarta serta daerah sekitarnya dan daerah daerah satelitnya seperti Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi untuk penelitian ini. Keberadaan Commuter Line perlu dianggap sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, melalui konsep pembangunan yang berorientasi transit (TOD). Kondisi ini kemudian menjadi pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana karakteristik wilayah di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah sekitar di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Metode yang digunakan yaitu skoring, pembobotan serta analisis spasial yang dinilai berdasarkan pada prinsip TOD: diversity & destination, density, distance & design, dan demand management yang terbagi atas 10 sub-variabel penilaian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah 3 tipologi TOD. Lalu, hasil dari 6 wilayah transit yang dinilai yaitu terdapat 3 wilayah transit sebagai TOD Kota, 2 wilayah transit sebagai TOD Sub Kota, dan 1 wilayah transit sebagai TOD Lingkungan.

ABSTRACT
The need for mass or public transportation is needed by people living in urban areas to reduce congestion, time and money, but this is still difficult to realize if the transportation system and the area where transportation is located, does not work well and has integrity, especially if it is it is located in the Metropolitan City of Jakarta and the surrounding area and its satellite areas such as Bekasi City and Bekasi Regency for this research. The existence of a Commuter Line needs to be considered as one of the efforts to realize this, through the concept of transit oriented development (TOD). This condition later becomes a research question, What are the characteristics of the surrounding region at each Manggarai until Cikarang station with TOD concept?". The aim of the study is to understand the characteristics of the surrounding region at each station from Manggarai to Cikarang with TOD concept. The methods used are scoring, weighting and spatial analysis which are assessed based on the TOD principle: diversity & destination, density, distance & design, and demand management which are divided into 10 sub variables of assessment. The expected research results are 3 typologies of TOD. Then, the results of 6 transit areas are assessed, namely there are 3 transit area as City TOD, 2 transit areas as Sub-City TOD, and 1 transit areas as Environmental TOD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Damardono
Jakarta: Kompas, 2016
385.095 5 HAR u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ajeng Paramitha Dhevy
"Proyek Light Rail Transit LRT merupakan solusi yang diusung oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan transportasi yang sangat kompleks, seperti kemacetan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek. Penelitian ini dilakukan menggunakan tools kuisioner dan dianalisis dengan qualitative risk analysis berbasis PMBOK Guide 5th Edition. Ditemukan tujuh risiko dominan yang selanjutnya ditentukan tindakan preventif dan tindakan korektif untuk mengelola risiko yang ada. Setelah dievaluasi, tindakan preventif yang paling tepat adalah dengan mitigasi risiko, sedangkan tindakan korektif yang paling tepat adalah dengan melakukan pembaharuan jadwal pelaksanaan.

The Light Rail Transit LRT Project is a solution proposed by the government to overcome the complex transportation problems, such as congestion. The purpose of this study is to identify the dominant risk factors affecting project time performance during the construction. This research was conducted using questionnaire and analyzed by qualitative risk analysis based on PMBOK Guide 5th Edition. There are seven predominant risks, which are then determined for the preventive and corrective action to manage. Once evaluated, the most appropriate preventive action is risk mitigation, meanwhile the most appropriate corrective action is to update the project construction schedule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Fransiscus Mintar Ferry
"ABSTRAK
Kebutuhan kereta api dan moda transportasi lainnya pada koridor transportasi perkotaan meningkat hampir di seluruh dunia. Meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi kereta api pada dasarnya dipengaruhi oleh meningkatnya populasi penduduk, perjalanan bekerja dan pengembangan tata guna lahan. Aktivitas sosial-ekonomi, kemacetan lalulintas di pusat kota dan tingginya kebutuhan bahan bakar untuk mobil pribadi juga mempengaruhi pelaku perjalanan untuk menggunakan moda kereta api.
Angkutan umum merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sosial-ekonomi dan pengembangan kota terhadap daerah di sekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut, sebagai suatu moda kereta api yang beroperasi di daerah pinggiran kota (suburban) - kereta api regional (regional rail) mempunyai peranan untuk mendukung aktivitas sosial-ekonomi di pusat kota serta berpotensi untuk mengembangkan wilayah di sepanjang jalur operasionalnya.
Pelayanan yang diberikan pengelola kereta api kepada pengguna moda ini, biasanya berada pada kondisi optimum dari keuangan yang diperoleh pengelola kereta api tersebut. Apabila keuangan yang diperoleh pengelola kereta api tersebut dikaitkan dengan tingkat kebutuhan perjalanan antar stasiun, pengadaan sarana dan prasarana perkereta-apian dan nilai dari rangkaian kereta api - maka akan diperoleh suatu panjang jalur kereta api yang optimum. Selain daripada itu, nilai terendah dari suatu pengeluaran biaya untuk setiap pengguna moda kereta api (the lowest value of passenger cost) akan menjadi acuan untuk menentukan jalur pelayanan yang optimum.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>