Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Puspa Pratiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara sport-confidence dan self-talk pada atlet bulutangkis. Sport-confidence adalah kepercayaan atau tingkat keyakinan yang individu miliki terhadap kemampuannya untuk meraih keberhasilan dalam bidang olahraga (Vealey, 1986). Sementara itu, self-talk adalah dialog pribadi, diucapkan lantang ataupun tidak, yang digunakan atlet untuk menginterpretasikan perasaan dan persepsinya, meregulasi dan merubah evaluasi dan keyakinannya, serta memberikan instruksi dan reinforcement untuk dirinya sendiri (Hardy, Gammage, & Hall, 2001). Sebanyak 97 atlet bulutangkis menjadi partisipan dalam studi ini dengan mengisi kuesioner. Sport-confidence diukur dengan menggunakan sport-confidence Inventory-4 (SCI-4) yang disusun oleh Vealey & Knight (2002), sedangkan pengukuran self-talk menggunakan Self-Talk Questionnaire (S-TQ) yang dikembangkan oleh Zervas, Stavrou, & Psychountaki (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara SC-physical skills and training, SC-cognitive efficiency, dan SC-resilience dengan ST-motivasional dan ST-kognitif.

This research is conducted to find the relationship between sport-confidence and self-talk among badminton athletes. Sport-confidence was defined as the belief or degree of certainty individuals possess about their ability to be successful in sport (Vealey, 1986, P. 222). Meanwhile, self-talk was defined as a dialogue, a small voice in one?s head or said loud, in which the individual interprets feelings and perception, regulates and changes evaluations and convictions, and gives him/herself instruction and reinforcement (Hardy, Gammage, & Hall, 2001). 97 badminton athletes participated in this study by completing the questionnaires. Sport-confidence was measured by sport-confidence Inventory-4 (SCI-4) created by Vealey & Knight (2002) while, self-talk was measured by Self-Talk Questionnaire (S-TQ) created by Zervas, Stavrou, & Psychountaki (2007). The result of this research shows that SC-physical skills and training, SC-cognitive efficiency, and SC-resilience positive correlated significantly with ST-motivational and ST-cognitive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sport-confidence dan coping pada atlet bulutangkis. Partisipan penelitian sebanyak 92 atlet bulutangkis yang mengisi kuesioner sport-confidence (SC) dan coping. Pengukuran sport-confidence menggunakan kuesioner Sport-Confidence Inventory-4 (SCI-4) yang disusun oleh Vealey & Knight (2002) dan untuk coping digunakan kuesioner Inventaire des Stratégies de Coping en Compétition Sportive (ISCCS) atau Coping Inventory for Competitive Sport (CICS) yang disusun oleh Gaudreau & Blondin (2002).
Hasil penelitian ini menujukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara ketiga jenis sport-confidence (physical skills and training, cognitive efficiency, dan resilience) dengan jenis task-oriented coping. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatif antara SC-physical skills and training dengan disengagement-oriented coping dan juga hubungan negatif yang signifikan antara SC-cognitive efficiency dengan disengagement-oriented coping. Hasil lain ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga jenis sport-confidence dengan distraction-oriented coping dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara SC-resilience dengan disengagement-oriented coping.

This research was conducted to find the correlation between sport-confidence and coping in badminton athletes. 92 badminton athletes participated in this study by completing the questionnaire of sport-confidence and coping. Sport-confidence was measured by Sport-confidence Inventory-4 (SCI-4), measurement created by Vealey & Knight (2002) and for coping was measured by Inventaire des Stratégies de Coping en Compétition Sportive (ISCCS) or Coping Inventory for Competitive Sport (CICS), measurement created by Gaudreau & Blondin (2002).
The result of this research show the existence of positive & significant correlation between the three types of sport-confidence (physical skills and training, cognitive efficiency, dan resilience) and task-oriented coping. This research also found that SC-physical skills and training negative correlated significantly with disengagement-oriented coping and also existence of negative and significant correlation between SC-cognitive efficiency and disengagement-oriented coping. But there is no significant correlation between the three types sport-confidence with distraction?oriented coping and no existence of significant correlation between SC-resilience and disengagement-oriented coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatia Andaruni
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui berapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing komponen dari kecemasan sesaat terhadap self-efficacy. Pengukuran kecemasan sesaat dilakukan dengan menggunakan The Revised Competitive State Anxiety Inventory-2 (Cox, Martens, & Russell, 2003), sedangkan pengukuran self-efficacy dilakukan dengan menggunakan Individual Efficacy Questionnaire (Chase, Lirgg, & Feltz, 1996). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 155 pemain bola basket yang mengikuti berbagai macam kompetisi bola basket yang diselenggarakan pada bulan April hingga Mei 2013 di Jakarta. Penelitian dilakukan satu jam sebelum pertandingan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kecemasan sesaat dan self-efficacy pada pemain bola basket (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). Hasil tersebut memiliki arti bahwa semakin rendah kecemasan sesaat yang dimiliki individu, maka semakin tinggi self-efficacy yang dimilikinya. Hasil lain dari penelitian ini adalah komponen self-confidence dari kecemasan sesaat memberikan sumbangan terbesar terhadap self-efficacy, yang berarti bahwa peningkatan pada self-confidence dari kecemasan sesaat akan diikuti oleh peningkatan terhadap self-efficacy.

This research was conducted to understand the relationship between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players. It was also conducted to understand how much each component of competitive state anxiety was given to self-efficacy. Competitive state anxiety was measured by using a modified instrument named The Revised Competitive State Inventory-2 or CSAI-2R (Cox, Martens, & Russell,2003), while self-efficacy was measured by using a modified instrument named Individual Efficacy Questionnaire or IEQ (Chase, Lirgg, & Feltz,1996). The participants were 155 basketball players participated at a number of basketball competitions held between April and May 2013 in Jakarta. The research was done one hour before the competition.
The main result showed that there was a significantly negative correlation" "between competitive state anxiety and self-efficacy among basketball players (r = -.559, n = 155, p < .01, two-tailed). This result means that the lower competitive state anxiety of one’s own, the higher self-efficacy of him. Another result of this research was that the biggest contribution of competitive state anxiety components to self-efficacy was self- confidence, which means, an increase of self-confidence component from competitive state anxiety would be followed by an increase of self-efficacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivany Triany Dewi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dan kecanduan smartphone dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif korelatif dengan pendekatan secara cross-sectional. Responden yang digunakan adalah 445 mahasiswa reguler di DKI Jakarta yang sedang menyusun skripsi dan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data diambil dengan menggunakan empat bentuk kuesioner, yaitu kuesioner data demografi, Self-Confidence Test, Smartphone Addiction Scale (SAS), dan Tuckman Procrastination Scale (TPS). Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat negatif antara kepercayaan diri dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,471) serta terdapat hubungan dengan tingkat keeratan sedang dan bersifat positif antara kecanduan smartphone dengan prokrastinasi akademik (P-value=0,000; r=0,426). Penelitian ini merekomendasikan untuk menjadi salah satu pertimbangan intervensi kepada mahasiswa untuk meningkatkan kepercayaan dirinya, serta meningkatkan wawasan bagi mahasiswa dan dosen terkait dengan faktor protektif munculnya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

The purpose of this study was to determine the relationship between self-confidence and smartphone addiction with academic procrastination behavior in students who are preparing their thesis. This study uses a correlative descriptive quantitative research method with a cross-sectional approach. The respondents used were 445 regular students in DKI Jakarta who were preparing their thesis and were selected using a purposive sampling technique. Data were collected using four forms of questionnaires, namely the demographic data questionnaire, the Self-Confidence Test, the Smartphone Addiction Scale (SAS), and the Tuckman Procrastination Scale (TPS). The results of the study, using the Spearman correlation test, shows that there was a moderate and negative relationship between self-confidence and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.471) and there was a moderate and positive relationship between smartphone addiction and academic procrastination (P-value = 0.000; r = 0.426). This study is recommended as one of the intervention considerations for students to increase their self-confidence, as well as to increase insight for students and lecturers related to protective factors for the emergence of academic procrastination behavior in students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Sulis Handayani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara materialisme dan selfregulation pada remaja. Materialisme didefinisikan sebagai keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan barang di dalam hidupnya (Richins & Dawson, 1992). Self-regulation didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan secara fleksibel memonitor perilaku yang sudah direncanakan untuk meraih tujuannya (Kanfer, 1970). Responden penelitian adalah 146 remaja di Jabodetabek. Materialisme diukur dengan menggunakan MVS Short Form oleh Richins (2004a). Self-regulation diukur dengan dengan menggunakan Short Form Self-Regulation Questionnaire (Carey, Neal, dan Collins, 2004). Hasil utama penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara materialisme dan self regulation (r= -.205, p<0.05). Nilai coefficient of determination (Rsquare) r2= 0.042 atau sebesar 4.2% sehingga dapat diinterpretasikan bahwa variasi skor materialisme 4.2% dapat dijelaskan dari skor self-regulation. Sedangkan 95.8% sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor individu selain faktor self-regulation.

This research was conducted to find the correlation between self-regulation and materialism among adolescent. Materialism is defined as a centrally held belief about the importance of possessions in one?s life (Richins & Dawson, 1992). Selfregulation is defined as the ability to develop, implement, and flexibly maintain planned behaviour in order to achieve one?s goals (Kanfer, 1970). Participants of this research were adolescent in Jabodetabek area, with amounts 146 people. Materialism was measured using MVS Short Form by Richins (2004a). Selfregulation was measured using Short Form Self-Regulation Questionnaire (Carey, Neal, dan Collins, 2004). The main result of this research shows that there is significant relationship between materialism and self-regulation, (r= -.205, p<0.05). Coefficient of determination score (R square) r2= 0.042 or indicate that 4.2% materialism score variation can be explained by self-regulation score. Another 95.8% can be explained from another individual factors except selfregulation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juriana
"Sport confidence merupakan aspek psikologi penting bagi para atlet agar kineija mereka mencapai kesuksesan. Perenang di SMP/SMA Ragunan adalah atlet junior berbakat untuk mempercepat prestasi di bidang olahraga. Penelitian ini meneliti peran pelatihan mental dalam meningkatkan sport confidence perenang SMP/SMA Ragunan ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan mental memiliki peran aktif dalam meningkatkan sport confidence perenang SMP/SMA Ragunan. Relaksasi dan pelatihan visualisasi memainkan peran terbaik dalam meningkatkan sport confidence. Penelitian ini menunjukkan bahwa perenang Ragunan ini melanjutkan latihan mental sampai mereka mendapatkan efek positif dalam kineija mereka. Selain itu, bidang olahraga membutuhkan lebih banyak psikolog olahraga di masa depan untuk memberikan pelatihan mental dan program pendidikan di bidang olahraga lainnya."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, 2016
150 MS 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Defryansyah Amin
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self control sebagai mediator hubungan antara self esteem dan adiksi game online. Adiksi game online merupakan fenomena yang banyak dijumpai beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi game online merupakan salah satu aktivitas hiburan yang paling populer di dunia dalam mengisi waktu luang. Karakteristik psikologis individu akan mempengaruhi seseorang untuk menggunakan game online secara berlebih. Self esteem merupakan salah satu prediktor terjadinya adiksi game online. Individu dengan self esteem yang rendah akan membuatnya mengakses game online secara terus menerus. Hal tersebut menunjukkan bahwa self control yang rendah juga dialami oleh individu tersebut. Peneliti menduga bahwa self control menjadi mediator hubungan antara self esteem dan adiks game online. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pada 230 pemain game online yang didapatkan melalui teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan alat ukur IPAT (Internet Process Addiction Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) untuk pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa self control ternyata mampu memediasi secara keseluruhan (full mediation) hubungan antara self esteem dan adiksi game online.

The aim of the study is to examine self control as a mediator between self esteem and game online addiction among game online players. Game online addiction becomes more likely to be found on several years. Moreover, online games are one of the most popular leisure activity in the worl. Individual psychological characteristics will influence someone to use the game online excessively. Self-esteem is one of the predictors of online game addiction. Low self esteem will increase the possibility of their online activity. This also means that self control among game online players are low. This study assumes that self control have a role as mediator between the self esteem and symptoms of game online addiction. This study is a quantitative reseach for 230 game online players based on accidental sampling method. Instruments used in this study are IPAT (Internet Process Addiction Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) for collecting datas. This study shows that self control has a role to mediate the relation between self esteem and online game addiction. The role of self control in this study known as full mediation between self esteem and game online addiction among game online players."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Bunuh diri adalah masalah kesehatan serius yang menyerang banyak remaja. Ide bunuh diri tersebut disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, serta faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi cross-sectional. Penelitian ini memiliki 248 siswa sebagai responden di SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orangtua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen Beck Scale for Suicide Ideation ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan intervensi bagi remaja dan orang tua untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kedekatan orang tua dengan remaja, sehingga dapat terhindar dari keinginan bunuh diri.
ABSTRACT
Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of ​​suicide is caused due to factors that come from individuals, such as level of self-confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relationship between self-confidence and the closeness of parents with suicidal ideation in adolescents. This research is a quantitative study with a cross-sectional correlation descriptive design. This study had 248 students as respondents in high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were the self-confidence instrument from the Self-Confidence Test, the parent-adolescent closeness instrument from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and the Beck Scale for Suicide Ideation instrument of suicide ideas. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there was a relationship between adolescent self-confidence and suicidal ideation in adolescents, and there was a relationship between the closeness of adolescent parents with suicidal ideation in adolescents. The results of this study are expected to be used as a consideration for interventions for adolescents and parents to increase self-confidence and closeness between parents and adolescents, so that they can avoid suicidal thoughts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Natasha Sudja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan antara Self-Disclosure dan Self-Esteem pada Mahasiswa Psikologi Program Sarjana. Pengukuran self-disclosure menggunakan alat ukur Jourard Self- Disclosure Questionnaire yang dikembangkan oleh Jourard pada tahun 1958 dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self- Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg pada tahun 1965. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 177 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-disclosure dan self-esteem pada mahasiswa psikologi program sarjana [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed].

This research is conducted to find the relationship between selfdisclosure and self-esteem among psychology undergraduate students. In this research, self-disclosure is measured using a modification instrument named Jourard Self-Disclosure Questionnaire that originally constructed by Jourard at 1958 and self-esteem is measured using a modification instrument named Rosenberg Self-Esteem that originally constructed by Rosenberg at 1965. The participants of this research are 177 psychology undergraduate students University of Indonesia from years 2009, 2010, 2011, dan 2012. The main results of this research show that no correlation significantly between self-disclosure and self-esteem among psychology undergraduate students [r= -0.015, p > 0.05, two-tailed]."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasrya Ratri Harumi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-regulation dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Self-regulation merupakan kemampuan seseorang dalam mengarahkan tingkah lakunya untuk mencapai hasil yang diinginkan di masa mendatang (Carey, Neal, dan Collins, 2004). Sedangkan self-esteem adalah sikap seseorang terhadap dirinya, baik positif maupun negatif, secara keseluruhan (Rosenberg, dalam Mruk, 2006). Pengukuran self-regulation menggunakan alat ukur Short Self-Regulation Questionnaire (SSRQ) dan pengukuran self-esteem menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Penelitian ini melibatkan 179 responden yang merupakan mahasiswa jenjang sarjana reguler dan paralel Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-regulation dengan selfesteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0,519; p = 0.001). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan untuk lebih peka terhadap keadaan psikologis mahasiswa. Untuk penelitian lebih lanjut, perolehan data dapat dilengkapi dengan metode wawancara atau focus group discussion (FGD) untuk mengetahui gambaran yang lebih spesifik terkait self-regulation dan self-esteem mahasiswa.

This research is carried out to identify the relationship between self-regulation and self-esteem among undergraduate psychology students. Self-regulation is a person’s ability to direct behavior in order to achieve desired outcomes in the future (Carey, Neal, & Collins, 2004). Self-esteem is a positive or negative attitude toward the self of a person as a whole (Rosenberg, in Mruk, 2006). Selfregulation was measured by the adaptation version of Short Self-Regulation Questionnaire (SSRQ) and self-esteem was measured by Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Research participants were 179 undergraduate psychology students at Universitas Indonesia from years of 2009, 2010, 2011, and 2012.
The results indicate a significant positive correlation between self-regulation and self-esteem among psychology undergraduate students (r = 0,519; p = 0.001). Results of this study might be taken as a consideration for the policymakers of the faculty to be more sensitive to the psychological state of the students. For further study, the data acquisition could be equipped with interviews or focus group discussion (FGD) to explore more specific overview about self-regulation and self-esteem of students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>