Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahni Soraya Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara tingkat apresiasi dan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda yang berpacaran. Pengukuran tingkat apresiasi menggunakan alat ukur Appreciation Inventory (Adler, 2002) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.940 dan pengukuran kualitas hubungan romantis menggunakan alat ukur Partner Behaviours as Social Context dan Self Behaviours as Social Context (Ducat, 2009) dengan masing-masing koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.930 dan 0.920. Responden penlitian ini berjumlah 434 orang yang terdiri dari 207 laki-laki dan 227 perempuan yang memiliki karakteristik berusia 20-40 tahun, sedang berpacaran dan memiliki keinginan untuk menikah.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat apresiasi dan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda yang sedang berpacaran (r = 0.337, p < 0.01). Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat apresiasi individu maka semakin tinggi kualitas hubungan romantis individu tersebut.

This purpose of study was to find correlation between level of appreciation and romantic relationship quality among young adults who are dating. Level of appreciation was measured with Appreciation Inventory (Adler, 2002) which had cronbach alpha coefficient 0.940 and romantic relationship quality was measured with Partner Behaviours as Social Context and Self Behaviours as Social Context (Ducat, 2009) which had cronbach alpha coefficient 0.930 for report about the partner and 0.920 for self-report. Respondents on this research were 434 respondents which 207 males and 227 females. Characteristics of respondents aged 20-40 years old, in a relationship and have an intention to get married.
The result of this study showed that there was a positive significant correlation between level of appreciation and romantic relationship quality among young adults who are dating (r = 0.337, p < 0.01). This result means that the higher level of appreciation, the higher romantic relationship quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Pribagus Utomo
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat hubungan antara relationship contingency of self-worth dengan kepuasan hubungan romantis pada orang yang berpacaran. Relationship contingency of self-worth yang dapat diartikan sebagai perbedaan individu dalam menganggap pentingnya hubungan romantis dalam membentuk self-esteem nya akan memengaruhi dinamika hubungan romantisnya. Dinamika dan evaluasi hubugan ini dapat dilihat dari kepuasan hubungan romantisnya. Relationship contingency of self-worth diukur menggunakan relationship contingency of self-worth scale, dan kepuasan hubungan romantis diukur menggunakan Relationship Assesment Scale. Kedua alat ukur sudah diadaptasikan ke Bahasa Indonesia. Partisipan pada penelitian adalah orang yang sedang berpacaran, berusia dewasa muda yaitu 19-35 tahun, dan sedang berdomisili di Jabodetabek. Jumlah partisipan yang didapatkan sebanyak 483 orang. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara relationship contingency of self-worth dengan kepuasan hubungan romantis pada dewasa muda yang berpacaran (r = 0.121, p< 0.005).

ABSTRACT
This research would like to observe the correlation between relationship contingency of self-worth and the satisfactory of romantic relationships in couples who are dating. Relationship contingency of self-worth could be explained as an individual difference in assuming the importance of romantic relationship in creating the self-esteem in which would influence the dynamic of the romantic relationship. The dynamic and evaluation of the correlation could be observed from the satisfactory of the romantic relationship. Relationship contingency of self-worth is measured using the relationship contingency of self-worth scale, whereas the satisfactory of romantic relationship is measured using Relationship Assesment Scale. Both measuring tools have been adapted to Bahasa Indonesia. Participants in the following research are those who are young adults age 19-35, dating at present time, and is currently living in Jabodetabek. The number of participants gathered were 483 people. Findings of the research showed that there is a significant positive correlation between the relationship contingency of self-worth and the satisfactory of romantic relationship in young adults who are dating (r = 0.121, p< 0.005)."
2016
S62939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarra Dwi Monica
"Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang marak terjadi namun seringkali terabaikan. Kekerasan yang terjadi dapat berupa kekerasan psikologis, fisik, dan seksual. Meskipun demikian, tak sedikit pelaku dan korban kekerasan berpikir bahwa hal tersebut merupakan ekspresi kasih sayang serta merasa bahwa hubungannya baik-baik saja.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pelaku dan korban kekerasan dalam pacaran memersepsikan kualitas hubungan romantis serta melihat apakah terdapat perbedaan di antaranya. Kekerasan diukur dengan The Revised Tactics Conflict Scales, sedangkan kualitas hubungan romantis diukur dengan Partner Behaviours as Social Context dan Self Behaviours as Social Context.
Penelitian yang dilakukan kepada 431 dewasa muda menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi kualitas hubungan romantis pada pelaku dan korban kekerasan dalam pacaran secara umum. Namun demikian, apabila kualitas hubungan romantis ditinjau dari persepsi individu terhadap pasangannya, terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok pelaku dan korban.

Dating violence is a common phenomenon yet often ignored. The violence can manifest in the forms of psychological, physical, and sexual coercion. However, many offenders and victims of dating violence perceive the violence as the expression of affection. They also think that their relationship is not affected in any way because of it.
This research aims to see how the offenders, victims, and victim-offenders of dating violence perceive the quality of romantic relationships and to see if there are differences among them. Dating violence is measured by The Revised Conflict Tactics Scales, while the quality of romantic relationships is measured by Partner Behaviours as Social Context and Self Behaviours as Social Context.
Data from 431 young adults with dating violence shows that there is no difference in the perception of romantic relationships quality between the offenders and victims of dating violence. On the other hand, if the quality of romantic relationships is seen from the individual perception of their partner, there are significant differences between offenders and victims.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Arjun Suputra Jaya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan kepuasan berpacaran dengan kebahagiaan subyektif dimoderatori oleh keinginan untuk menikah pada individu dewasa muda yang berpacaran berbeda agama. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 145 orang. Penelitian ini menggunakan alat ukur yaitu Relationship Assessment Scale RAS , Scale of Positive and Negative Experience SPANE , dan Satisfaction with Life Scale SWLS . Analisis data dilakukan menggunakan moderasi model satu yang dikemukakan oleh Hayes. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara keinginan untuk menikah dalam hubungan kepuasan berpacaran dan kebahagiaan subyektif pada individu dewasa muda yang menjalani hubungan berpacaran berbeda agama c = 0,047; t = 2,674; sig. = 0,008 .

ABSTRACT
This study aims to examine the correlation between relationship satisfaction and subjective well being moderated by willingness to marry among young adults in deferent religion relationship. Partisipants in this study is 145 persons. Measurement in this study using Relationship Assessment Scale RAS , Scale of Positive and Negative Experience SPANE , and Satisfaction with Life Scale SWLS . Data analysis using moderated model one which proposed by Hayes. The result of this study indicates that there is an interaction between the willingness to marry in the relationship of relationship satisfaction and subjective well being in young adults in deferent religion relationship c 0,047 t 2,674 sig. 0,008 .
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Tri Nugraha
"Persaingan bisnis antar perusahaan semakin meningkat, hal ini akan mendorong perusahaan untuk lebih dapat kompetitif sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan akan berusaha untuk mencari pola bisnis yang lebih menguntungkan, salah satunya dengan menerapkan alih daya (outsourcing) untuk mengurangi biaya pada produksi. Akan tetapi semakin meningkatnya daya saing, beberapa perusahaan sudah menerapkan outsourcing ini pada kompetensi inti. Salah satu bisnis yang menerapkannya adalah pada bengkel perbaikan bodi kendaraan. Mereka menggunakan tenaga kerja teknisi dari outsourcing, dimana kompetensi inti bengkel perbaikan bodi kendaraan adalah melakukan pekerjaan perbaikan pada bodi kendaraan yang dilakukan oleh teknisi bengkel. Banyak riset menjelaskan mengenai outsourcing hanya dapat dijalankan pada selain kompetensi inti. Untuk dapat melihat keberhasilan penggunaan outsourcing pada kompetensi inti, maka kualitas relasional antara klien dan vendor harus selalu terjaga. Vendor sebagai pihak penyedia layanan harus meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan nilai bisnis agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Hasil riset ini menjelaskan bahwa kualitas relasional dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran manajerial dan pertumbuhan nilai bisnis.

Business competition for companies is increasing, this situation encourage companies to improve more competitive to compete with other companies. Company improve business strategy to get profitable business schame, one of strategy is implementing outsourcing is reduce costs in production. Outsourcing usually is applied at non core competencies. However, increasing competitiveness, some companies have implemented outsourcing in core competencies. Automotive body repair workshop that applied outsourcing on core competence. They use a technicians workforce from outsourcing, where the core competency of a workshop is conduct repair of body and maintenance works. This case interesting to conduct research, because many studies explain that outsourcing applied on non core competencies. Outsourcing need relationship quality to maintained cooperate. To see the success of the use of outsourcing, the relational quality between clients and vendors must always be maintained. Vendors should be improved learning quality and bussinness growth value. Result of this research explain that management learning quality and bussiness growth value has impact to relationship quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Nur
"Komersialisasi industri sepakbola dan perkembangan aktivitas sponsorship, khususnya sponsorship olahraga membuat banyak perusahaan menggunakan strategi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel relationship quality terhadap attitude toward a sponsor, dan purchase intention dengan variabel sincerity sebagai mediator dari fans klub olahraga, yaitu Real Madrid FC. Penelitian ini menggunakan sampel fans klub Real Madrid yang berdomisili di Jabodetabek dengan menggunakan metode non-probability sampling. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan metode structural equation modelling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relationship quality berpengaruh terhadap attitude toward a sponsor dan purchase intention dengan dimediasi secara penuh oleh sincerity dari fans klub Real Madrid pada konteks sponsorship kacang Dua Kelinci pada Real Madrid FC.

The commercialization of football industry and the growing of sponsorship activities, specifically sport sponsorship make many companies use this strategy. The purpose of this research is to analyze the impact of relationship quality to attitude toward a sponsor and purchase intention with sincerity as a mediator of sport fans club, Real Madrid FC. This research uses samples of Real Madrid fans club who domicile in Jabodetabek area using non-probability sampling method. The data collected then analyzed with structural equation modelling method. The result of this research shows that the relationship quality is the factor that affect attitude toward a sponsor and purchase intention with sincerity as a full mediator of Real Madrid fans club in sponsorship kacang Dua Kelinci to Real Madrid FC."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syannia Tasha Indra Putri
"Hubungan romantis seperti berpacaran merupakan salah satu bentuk hubungan yang dikembangkan oleh umat manusia. Setiap pasangan yang sedang menjalani hubungan berpacaran pasti ingin memiliki hubungan yang memuaskan di mana hubungan tersebut membutuhkan upaya yang berkelanjutan.Terkadang individu menerima secara cuma-cuma upaya yang dilakukan pasangan karena dianggap sebagai bare minimum dan individu tidak mengapresiasi upaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara apresiasi pasangan dan kepuasan hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan Appreciation in Relationship (AIR) Scale untuk mengukur apresiasi dan Couple Satisfaction Index (CSI[16]) untuk mengukur kepuasan hubungan. Hasil teknik korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara apresiasi pasangan dan kepuasan hubungan (rs = .683, n = 230, ps < 0.01, one tailed). Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa, pada usia emerging adult yang sedang menjalani hubungan berpacaran, perasaan diapresiasi pasangan dapat berguna untuk meningkatkan hubungan yang memuaskan.

Romantic relationships such as dating is a form of relationship developed by mankind. Every couple who is in a dating relationship wants to have relationship satisfaction where it requires continuous effort. Sometimes individuals accept the efforts made by their partner for granted because they are considered a bare minimum and individuals do not appreciate these efforts. This study aims to examine the relationship between partner’s appreciation and relationship satisfaction. In this study, Appreciation in Relationship (AIR) Scale used to measure appreciation and Couple Satisfaction Index (CSI[16]) used to measure relationship satisfaction. Spearman correlation technique’s result showed a positive and significant relationship between partner’s appreciation and relationship satisfaction (rs = .683, n = 230, ps < 0.01, one tailed). Therefore, this study found that the feeling of being appreciated by a partner can bep useful to increase satisfaction in dating relationship among emerging adults."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovita Vivian Wahidin
"Pacaran jarak jauh merupakan hubungan romantis yang cukup banyak dijalani dengan alasan mengikuti pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Adanya jarak diantara pasangan sering dianggap menurunkan kepuasan hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara attachment dan kepuasan hubungan pada dewasa muda yang sedang berpacaran jarak jauh. Attachment diukur dengan Experience in Close Relationship-Revised (ECR-R) dan kepuasan hubungan diukur dengan Relationship Assessment Scale (RAS). Responden dalam penelitian ini (N=297) merupakan dewasa muda yang sedang berpacaran jarak jauh minimal 6 bulan dan diambil dengan teknik non-probability sampling.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara anxious attachment dan avoidance attachment dengan kepuasan hubungan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor anxious dan avoidance attachment maka semakin rendah kepuasan hubungan.

Long distance relationship is a romantic relationship that many people involved with getting a better job and education as the most main reason. Always being perceived as a problematic relationship and relationship satisfaction can predict the success of the relationship.This research aiming to examine the relationship between attachment and relationships satisfaction in young adult who currently in long distance romantic relationship. Attachment measured by Experience in Close Relationship-Revised (ECR-R) and relationship satisfaction measured by Relationship Assessment Scale (RAS). Respondent (N=297) is a young adult who having a long distance romantic relationship at least for 6 months and obtained through non-probability sampling technique.
Results point out a negative and significant correlation between anxious and avoidance attachment and relationship satisfaction with medium effect size for anxious and large effect size for avoidance. High score attachment indicates lower relationship satisfaction. Result from this research can be applied at problem solving in long distance dating relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arnindita
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara relationship contingency dan self-efficacy dalam hubungan romantis dalam memprediksi desakan menikah pada dewasa muda yang belum menikah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Relationship contingency diukur dengan menggunakan Relationship Contingency Scale yang dikembangkan oleh Sanchez, Good, Kwang, dan Saltzman (2008), self-efficacy dalam hubungan romantis diukur dengan menggunakan Self-Efficacy in Romantic Relationship yang dikonstruksikan oleh Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, dan Heuer (2011), serta desakan menikah diukur dengan menggunakan Skala Desakan Menikah yang dikembangkan oleh tim peneliti (2014).

Partisipan penelitian yang berjumlah 186 orang yang memiliki karakteristik sebagai orang-orang yang sedang berada dalam tahap perkembangan psikososial dewasa muda, berstatus sebagai mahasiswa atau sudah bekerja, dan baik mereka yang belum atau sudah memiliki pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relationship contingency dapat memprediksi desakan menikah pada dewasa muda, namun prediksi tidak dapat dilihat melalui self-efficacy dalam hubungan romantis, maupun interaksi antara kedua variabel tersebut.


ABSTRACT

This research is conducted to get explanation about the relationship between relationship contingency and self-efficacy in romantic relationship in predicting mate urgency towards unmarried young adults, particularly in Greater Jakarta area. Relationship contingency is measured using Relationship Contingency Scale which was developed by Sanchez, Good, Kwang, and Saltzman (2008), self-efficacy in romantic relationship is measured using Self-Efficacy in Romantic Relationship which was constructed by Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, and Heuer (2011), while mate urgency is measured with Mate Urgency Scale which was developed by research team (2014).

Total participant in this research is 186 people

who have characteristics as those who are in the stage of young adult in psychosocial development stage, having status as a college student or a worker already, and either already involved in romantic relationship or not. The result of this research indicates that the relationship contingency can predict mate urgency towards young adults, however the prediction cannot be seen either through self-efficacy in romantic relationship nor the interaction between both variables.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkazha Aradenta
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh dari enam sub dimensi perceived benefits dari program loyalitas yang terdiri dari monetary savings, convenience, exploration, entertainment, recognition, dan social benefits terhadap loyalitas pada program, yang dimediasi oleh variabel satisfaction with the program, perceived relationship investment, dan relationship quality berdasarkan studi Mimouni-Chaabane dan Volle (2010). Serta model perceived relationship investment (PRI) yang disajikan oleh De Wulf et al (2001) dan model yang diperbaiki dari value perception on loyalty Yi & Jeon (2003). Skripsi ini mengambil studi kasus program loyalitas café lokal di Indonesia, yakni café Chatime. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan structural equation modeling (SEM). Hasilnya, subdimensi perceived benefit convenience, recognition, dan social benefit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived relationship investment (PRI). Subdimensi perceived benefit convenience, entertainment, exploration, recognition, dan social benefit berpengaruh positif dan signifikan terhadap satisfaction with the program. PRI dan satisfaction with the program berpengaruh positif dan signifikan terhadap relationship quality, dan relationship quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalty to program. Namun tidak ditemukan pengaruh signifikan dari satisfaction with the program dan perceived benefits terhadap loyalty to the program. Hasil penelitian program loyalitas ini dapat digunakan praktisi pemasaran untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggannya.

This research discusses about the effect of six sub dimension from loyalty program which consists of monetary savings, convenience, exploration, entertainment, recognition and social benefits on loyalty to the program, which mediated by variables such as satisfaction with the program, perceived relationship investment, and relationship quality based on Mimouni-Chaabane & Volle's study (2010). Also perceived relationship investment (PRI) model from De Wulf et al. (2001) and refined value perception on loyalty model by Yi & Jeon (2003). This research takes a case study of Indonesia's local café, which is Chatime Cafe's loyalty program. Structural equation modeling (SEM) is used for data processing. The results are three sub dimensions convenience, recognition, and social benefits positively influence perceived relationship investment (PRI). Sub dimensions convenience, entertainment, exploration, recognition, and social positively influence satisfaction with the program. PRI and satisfaction with the program also positively influence relationship quality, and relationship quality positively influences loyalty to the program. But neither satisfaction with the program and perceived benefits has influence to loyalty to the program. Results of this study of loyalty program can be used by marketers to build long-term relationships with its customers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>