Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radhita Mufida
"ABSTRAK
Salah satu penyakit tidak menular yang memiliki persentase tertinggi sebagai penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskuler yang erat kaitannya dengan hipertensi. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Sampel penelitian yang diteliti adalah anggota rumah tangga usia ≥ 18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 28,4% (26,8%-30,1%) dan prevalensi obesitas di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 17,3% (15,9%-18,8%). Penduduk yang obesitas berisiko 2,9 kali lebih tinggi untuk hipertensi dibandingkan dengan penduduk yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding dalam hubungan antara obesitas dengan hipertensi dalam penelitian ini adalah usia (OR=3,4), pendidikan (OR=1,4), wilayah tempat tinggal (OR=1,3) dan status sosial-ekonomi (OR=1,3 (rendah); 1,3 (menengah)). Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif untuk mengetahui gambaran pola makan penduduk di Provinsi Bangka Belitung dan faktor yang mempengaruhinya.

ABSTRACT
One of non-communicable diseases that has highest percentage as causal of death is cardiovascular disease which associated with high blood pressure (hypertension). Bangka Belitung is a province which had the highest prevalence of hypertension based on Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. This study conducted to determine the association between obesity and hypertension. This study used cross sectional study design and used data of Riskesdas 2013. Sample of this study is 18 years old or above household member in Bangka Belitung Province who meet inclusion and exclusion criteria. Result showed that prevalence of hypertension in Bangka Belitung Province 2013 is 28,4% (26,8%-30,1%) and prevalence of obesity in Bangka Belitung Province is 17,3% (15,9%-18,8%). Citizen who suffered obesity can increase risk 2,9 times higher than citizen who didn?t suffer obesity after other variables was controlled. Confounding variables in association between obesity and hypertension are age (OR=3,4), education level (OR=1,4), residence (OR=1,3), and sosial-economy status (OR=1,3 (low); 1,3 (middle)). Further qualitative study is needed to know about citizen?s eating behavior and factors that associate with it.
"
2015
S60363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Sintha Fransiske
"Menurut WHO (World Health Organization) dan di Cina, hipertensi pada pralansia dan lansia mengakibatkan penyakit kardiovaskuler (WHO, 2007 dan Sun Zhaoqing, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia untuk umur 45-54 tahun (35,6%), 55-64 tahun (45,9%) dan 65-74 (57,6%). Prevalensi hipertensi di provinsi Bangka Belitung untuk umur 45-54 tahun (47%), 55-64 tahun (59,6%) dan 65-74 (67,3%) (Riskesdas dan Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
Tujuan penelitian adalah mengetahui lingkar perut dan determinan lainnya dengan hipertensi pada pralansia dan lansia tahun 2013 di Provinsi Bangka Belitung dengan desain potong lintang Prevalensi hipertensi pralansia (33%) dan lansia (46,7%). Pada pralansia, ditemukan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lingkar, aktivitas fisik dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Pada lansia ditemukan jenis kelamin, kegemukan, lingkar perut dan konsumsi kopi berhubungan dengan hipertensi. Analisis multivariat lingkar perut merupakan faktor utama hipertensi pada pralansia dan lansia setelah dikontrol jenis kelamin dan tingkat pendidikan (pralansia) sedangkan kopi sebagai protektif, jenis kelamin serta kegemukan sebagai perancu (lansia). Pada pralansia dan lansia disarankan mengontrol lingkar perut untuk mencegah hipertensi

Prevalence hypertension in Indonesia for 45-54 year is 35.6%, 55-64 years is 45,9% and 65-74 is 57.6%. Prevalence of hypertension in Bangka Belitung (2013) for 45-54 years is 47 %, 55-64 years is 59.6% and 65-74 is 67.3% (Riskesdas and Riskesdas Bangka Belitung, 2013).
The aim of research was to determine abdominal circumference and other determinants with hypertension in middle age and elderly in Bangka Belitung and used cross-sectional design. Prevalence hypertension in middle age is 33% and 46.7% elderly. Middle age, found gender, educational level, abdominal circumference, physical activity and coffee consumption therefore elderly, found gender, obesity, abdominal circumference and coffee consumption associated with hypertension. Multivariate analysis founded abdominal circumference is dominant factor with hypertension in middle age and the elderly after have been controlled by gender and educational level (middle age) in other side coffee as protective, gender and overweight as confounder (elderly). Middle age and elderly should control their abdominal circumference;and middle age resulted cardiovascular disease (WHO, 2007 and Sun Zhaoqing, 2013).
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Agustin
"Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut penelitian NHANES tahun 1999-2008, faktor risiko yang paling signifikan dari hipertensi pada wanita adalah obesitas. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi (26,2%) dan obesitas (28,06%) yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (25% dan 26,23%) tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur dikontrol variabel umur, pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Analisis ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juni 2015. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 33,7% dan prevalensi obesitas adalah 33,6%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dan hipertensi (OR 3,67; 95%CI: 2,79-4,83) setelah dikontrol umur, tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Terdapat interaksi positif antara umur dengan obesitas dalam kaitannya dengan hipertensi. Pada perbandingan antar strata umur, umur bersama dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, meningkat secara linier pada usia yang makin tua. Dalam strata umur yang sama, risiko obesitas menyebabkan hipertensi makin kecil secara linier pada usia yang makin tua. Kemenkes dan Dinkes diharapkan memperluas program posbindu ke lingkungan masyarakat dengan kerja sama antara Puskesmas dan RT setempat. Wanita disarankan untuk menjaga berat badan tetap normal dan melakukan aktivitas yang cukup.

Hypertension is defined as a systolic blood pressure ≥ 140 mm Hg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mm Hg. Based on NHANES research in 1999-2008, the main risk factor of hypertension in women is obesity. The prevalence of hypertension in East Java Province is 26,2% and obesity is 28,06% which is higher than national prevalence (25% and 26,23%). This study aims to identify the relation of obesity and hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. This analysis used Riskesdas data in 2013 with cross sectional study desaign which is done in March until June 2015. The data was analized in univariate, bivariate, and multivariate using logistic regression.
The study result shows that the prevalence of hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province in 2013 is 33,7% and the prevalence of obesity is 33,6%. There is significant relation between obesity and hypertension with OR 3,67 (95%CI: 2,79-4,83) after controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. There is positive interaction between age and obesity related hypertension. In comparison between age groups, age with obesity increase the risk of hypertension, increase in a linear way in older age. In one age group, the risk of obesity causes hypertension, decrease in a linear way in older age. Kemenkes and Dinkes are hoped to extend their program, posbindu, to community. Women are recommended to keep the their weight normal and do enough physical activity.Obesity, hypertension
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulestari
"Hipertensi atau sering juga disebut the silent killer adalah suatu peningkatan tekanan darah arteri diatas normal dan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Hipertensi pada penduduk dewasa bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas hidup terkait dengan morbiditas. Obesitas sentral adalah salah satu faktor risiko hipertensi yang berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat.
Studi ini bertujuan untuk menilai hubungan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi berdasarkan rasio lingkar perut tinggi badan pada penduduk dewasa di Pulau Jawa Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan disain penelitian cross sectional dan jumlah sampel 175.374 orang. Status obesitas sentral ditentukan dengan analisis kurva ROC untuk mencari cut off point rasio lingkar perut tinggi badan terhadap hipertensi.
Studi ini menggunakan uji statistik Regresi Cox. Hasil penelitian menemukan prevalensi hipertensi pada penduduk dewasa sebesar 27,8% dan hubungan obesitas sentral terhadap kejadian hipertensi lebih dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal. Penduduk umur 19-29 tahun yang obesitas sentral dan tinggal diperkotaan memiliki risiko 2,1 kali (95%CI:1,969-2,247) untuk menderita hipertensi setelah dikontrol umur, wilayah tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, status merokok, aktifitas fisik dan stres.
Saran dari studi ini adalah memberikan intervensi berupa promosi kesehatan tentang pengetahuan tentang hipertensi dan faktor risikonya pada usia remaja terutama diperkotaan sebagai pencegahan dini dengan prilaku hidup sehat untuk menurunkan prevalensi hipertensi di masa mendatang.

Hypertension, often called the silent killer is an increase in arterial blood pressure above normal and the cause of death in Indonesia. Hypertension in the adult population could be low productivity and influence quality of life associated with morbidity. Central obesity is risk factor for hypertension associated with an unhealthy lifestyle.
This study aimed to assess the association of central obesity with hypertension based on waist-to-height ratio in the adult population in Java 2013.
This study uses Riskesdas data 2013 with cross sectional study design and sample size 175.374 respondents. Central obesity status was determined by ROC curve analysis to looking for the cut off point waist-to-height ratio to hypertension and used Cox regression multivariate statistical test. Results of the study found the prevalence of hypertension in the adult population was 27.8% and the relationship of central obesity with hypertension is more influenced by the region of residence. People aged 19-29 years old who live in urban and central obesity have a risk 2.1 (PR=2.1, 95% CI: 1.969 to 2.247) of developing hypertension after controlling for age, region of residence, education, occupation, smoking status, physical activity and stress.
Suggestions of this study is to providing health promotion interventions in the form of knowledge about hypertension and its risk factors in adolescence especially in urban areas as early prevention with healthy lifestyle behaviors to decrease the prevalence of hypertension in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman
"Obesitas selalu berkaitan dengan penyakit degeneratif. Prevalensi obesitas tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada umur lebih dari 18 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berumur lebih dari 18 tahun yang telah di ukur berat badan dan tinggi badan di Provinsi Sulawesi Utara dalam data Riskesdas 2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda dengan model prediksi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor resiko yang menyebabkan obesitas adalah umur 40-50 tahun, perempuan, tingkat pendidikan minimal SMA atau lebih, telah menikah, tidak merokok, konsumsi tinggi lemak dan cukup serat, aktivitas fisik yang aktif, lama waktu perilaku sedentari minimal 6 jam atau lebih, status ekonomi yang lebih tinggi, serta wilayah tempat tinggal di perkotaan. Selain itu, faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian obesitas adalah umur, jenis kelamin, status menikah, status merokok, konsumsi serat, perilaku sedentari, status ekonomi, dan wilayah tempat tinggal serta faktor yang paling dominan adalah status menikah. Akses pelayanan kesehatan yang terjangkau berupa sumber informasi mengenai gizi seimbang dan aktivitas fisik yang cukup sebagai upaya promotif dan preventif terhadap kejadian obesitas.

Obesity is always associated with degenerative diseases. The highest prevalence of obesity in North Sulawesi Province. This study aims to determine the factors associated with obesity at the age of over 18 years in North Sulawesi. This study is a descriptive analytic cross-sectional design. The sample was the entire population over the age of 18 years who has been in measuring weight and height in North Sulawesi in the data Riskesdas 2013. The analysis used in this research is univariate analysis, bivariate analysis using chi-square, and multivariate using binary logistic regression with prediction model.
The results showed risk factors that lead to obesity are age 40-50 years old, female, minimum education level of high school or more, have been married, no smoking, high consumption of fat and enough fiber, active physical activity, sedentary behavior a long time at least 6 hours or more, higher economic status, as well as in urban residential areas. In addition, the factors that influence the incidence of obesity are age, sex, married status, smoking status, fiber consumption, sedentary behavior, economic status, and region of residence as well as the most dominant factor is the status of marriage. Access to affordable health care in the form of a source of information on balanced nutrition and sufficient physical activity as promotive and preventive efforts against obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S60879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Irbah Ramadhani
"Kardiovaskular merupakan penyakit yang menyumbang angka tertinggi kematian di dunia dan di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan angka kematian tertinggi dalam kategori penyakit kardiovaskular. Obesitas sebagai faktor risiko dominan dalam terjadinya hipertensi, terus mengalami peningkatan prevalensi dari tahun ke tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas tahun 2018 yang diperoleh melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Populasi penelitian ini merupakan seluruh anggota rumah tangga berusia 19-64 tahun di Provinsi Sulawesi Utara. Terdapat sebanyak 10.870 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara tahun 2018 adalah sebesar 26,1% dan prevalensi obesitas adalah sebesar 28,8%. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,126 (95% CI 1,865-2,424) setelah di kontrol oleh variabel usia (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) dan interaksi obesitas*usia (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). Perlu dilakukannya promosi kesehatan yang mengedukasi masyarakat terkait obesitas dan hipertensi serta hubungan antara keduanya guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyakit tersebut.

Cardiovascular is a disease that contributes to the highest number of deaths in the world and in Indonesia. Hypertension is one of the cardiovascular disease with the highest number of deaths among other cardiovasculars. Obesity as a major risk factor of hypertension continues to increase in prevalence from year to year in North Sulawesi Province. This study aimed to determine the association between obesity and hypertension in populastion aged 19-64 years old in North Sulawesi Province. This study used quantitative method with an analytic cross sectional study design with secondary data sorce obtained from Basic Health Resource (Riskesdas) 2018, National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health RI. The population of this study is all household member in North Sulawesi Province with the aged of 19-64 years old. Meanwhile, there were 10.870 samples that matched the inclusion and exclusion criteria of the study. Based on this study showed that the prevalence of hypertension in North Sulawesi Province year 2018 was 26,1% and the prevalence of obesity was 28,8%. Analystic result showed there was an association between obesity and hypertension with prevalence ratio (PR) of 2,126 (95% CI 1,865-2,424) after being adjusted by age (PR= 2,144; 95% CI 1,935-2,376) and interaction between obesity and age (PR= 0,687; 95% CI 0,585-0,806). It is necessary to do health promotion to educate people about obesity and hypertension, also the association between both, to increase public awareness about the danger of those diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindu Rachmiaty
"Hipertensi pada anak dan remaja adalah tekanan darah sistolik atau diastolik ≥ 95 persentil berdasarkan jenis kelamin, umur dan tinggi badan. Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit kardiovaskular lainnya, meningkatnya hipertensi pada anak dan remaja maka akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada saat dewasa dan penyakit kardiovaskular lainnya. Data NHANES tahun 1998-2006 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tekanan darah pada anak-anak dan remaja usia 8-17 tahun di Amerika Serikat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi pada remaja dengan desain studi cross sectional. Sumber data penelitian menggunakan data sekunder yang berasal dari Riskesdas tahun 2013 dan SDT tahun 2014. Populasi penelitian adalah remaja usia 15 ? 17 tahun di Provinsi Jawa Barat yang menjadi responden pada Riskesdas 2013 dan SDT 2014.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 22% dan prevalensi overweight sebesar 7,3%. Prevalensi rasio remaja overweight 1,43 kali lebih tinggi dibandingkan remaja tidak overweight terhadap kejadian hipertensi (95% CI 0,768-2,674) tanpa dikontrol variabel kovariat. Overweight merupakan variabel independen terhadap kejadian hipertensi pada remaja usia 15-17 tahun di Provinsi Jawa Barat. Prevalensi hipertensi remaja yang cukup tinggi harus segera ditindaklanjuti dengan program pencegahan obesitas dan hipertensi melalui deteksi dini PTM di sekolah.

Hypertension in children and adolescents is systolic or diastolic blood pressure ≥ 95 persentile based on sex, age and height. Hypertension known as the major cause of coronary heart disease, stroke ans other cardiovascular disease. Increased hypertension in children and adolescents will increase the risk of hypertension in adulthood and other cardiovascular disease. NHANES data in 1998 - 2006 shows an increase in blood pressure in children and adolescents aged 8-17 years in the United States.
The purpose of this study is to determine the relationship of overwegiht with hypertension in adolescents with cross-sectional study design. Source of data using secondary data from Riskesdas in 2013 and SDT in 2014. The study population are adolescents aged 15-17 years in West Java province who participate on Riskesdas 2013 and SDT 2014.
The prevalence of hypertension by 22% and the prevalence of overweight by 7.3%. The ratio prevalence of overweight adolescent has a 1.43 times higher than non-overweight adolescents for hypertension (95% CI 0.768 to 2.674) without being controlled any variable covariates. Overweight is an independent variable on the incidence of hypertension in adolescents aged 15-17 years in the province of West Java. The prevalence of adolescent hypertension is high enough to be immediately followed up with a program of prevention of obesity and hypertension through early detection of non-communicable disease in the school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Ambarsari
"ABSTRAK
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menjadi masalah kesehatan masyarakat
utama di dunia maupun Indonesia. Pada tahun 2002, PPOK menduduki peringkat ke-
5 sebagai penyebab kematian di dunia, dan diperkirakan pada tahun 2030 PPOK akan
menempati peringkat ke-3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kejadian serta faktor risiko kejadian PPOK pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi
Nusa Tenggara Timur tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian sekunder
menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Analisis data
menggunakan chi-square. Hasil analisis univariat diperoleh proporsi PPOK
berdasarkan gejala pada penduduk usia ≥ 30 tahun di Provinsi Nusa Tenggara Timur
sebesar 50,5 %. Berdasarkan analisis bivariat faktor individu dan lingkungan, yang
menjadi faktor risiko seseorang mendapat PPOK adalah kelompok umur produktif
(PR= 1,427; 95% CI= 1,243-1,638), berjenis kelamin perempuan (PR=1,093; 95% CI=
0,845-0,990), memiliki riwayat infeksi pernafasan (PR=1,213; 95% CI= 1,058-1,390),
menggunakan obat nyamuk bakar (PR= 1,384; 95% CI= 1,258-1,522) dan melakukan
penanganan sampah dengan cara dibakar (PR= 1,312; 95% CI= 1,212-1,420).

ABSTRACT
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) has become an eminent public health
problem worldwide including Indonesia. At 2002, COPD become the 5th leading
caused of death worlwide, and it?s estimated to be 3rd caused of death in 2030. This
study aims to describe and determine risk factors of COPD aged ≥ 30 years in Nusa
Tenggara Timur Province in 2013. This study is secondary research using data from
Riskesdas 2013 with a cross-sectional design study Data analyzed using chi-square
analysis. Result of univariate analysis acquired proportion of COPD symptomaticbased
in Nusa Tenggara Timur Province in 2013 amounted 50,5 %. Result of bivariate
analysis showed that individual and enviromental factors that become risk factors for
someone getting COPD are productive age (PR= 1,427; 95% CI= 1,243-1,638), female
(PR=1,093; 95% CI= 0,845-0,990), having history of respiratory infection (PR=1,213;
95% CI= 1,058-1,390), burning mosquito coils (PR= 1,384; 95% CI= 1,258-1,522)
and handling rubbish by burning (PR= 1,312; 95% CI= 1,212-1,420)."
2016
S63078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahwa Elae Azzahra
"Stroke menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Menurut riskesdas 2018 bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 1,09%. Provinsi Bangka Belitung menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi stroke yang melebihi angka nasional dan urutan ketujuh tertinggi dari hasil Riskesdas pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor kondisi kesehatan dan perilaku terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data yang digunakan dari Riskesdas 2018. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stroke pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,6%. Uji statistik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stroke antara lain diabetes melitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hipertensi (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesitas (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), dan aktivitas fisik (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Menerapkan perilaku hidup sehat dan cek rutin kesehatan terutama yang memilki risiko seperti diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas.

Stroke is a health problem in the world including in Indonesia. According to Riskesdas 2018, the prevalence of stroke in Indonesia based on a doctor's diagnosis is 1,09%. Bangka Belitung Province is one of the provinces with a prevalence of stroke that exceeds the national rate and ranks seventh highest from the results of Riskesdas 2018. This study aims to determine the relationship between health conditions and behavioral factors with stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province. The method used in this study was a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. The data in this study are secondary data from Riskesdas 2018. The results showed that the prevalence of stroke in populations aged ≥ 15 years in Bangka Belitung Province was 1.6%. Statistical tests that have a significant relationship with stroke include diabetes mellitus (PR = 6.11; 95% CI = 3.65-10,22), hypertension (PR = 9,09; 95%CI = 5,91-13,98), obesity (PR = 2,12; 95%CI = 1,38-3,25), and physical activity (PR = 3,44; 95%CI = 2,25-5,26). Healthy lifestyle behaviors and regular health checks, especially for those who have risks such as diabetes mellitus, hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Irwana
"Peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8 dari total seluruh kematian secara global. Modifikasi gaya hidup seperti melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu rekomendasi utama dalam penurunan tekanan darah. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat berkontribusi dalam penurunan tekanan darah. Namun demikian, di Indonesia proporsi aktivitas fisik kurang masih tinggi yaitu sebesar 26,1.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data Riskesdas 2013. Analisis regresi linier dan regresi logistik dilakukan pada sampel 717.014 responden yang diperiksa tekanan darah sistolik dan diastolik pada pengukuran pertama, kedua dan ketiga Pertanyaan Riskesdas K05a, K06a dan K07a.
Hasil penelitian multivariabel didapatkan bahwa terdapat asosiasi antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi, dengan perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden yang melakukan aktivitas fisik lebih rendah dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik. Semakin lama intensitas waktu aktivitas fisik, maka akan semakin besar penurunan tekanan darah sehingga risiko untuk mengalami hipertensi juga lebih kecil.

An increase of blood pressure is estimated to cause 7.5 million deaths or about 12.8 of the total global deaths. Lifestyle modifications such as physical activity is one of the main recommendations in decreasing blood pressure. By doing regular physical activity can contribute to the decrease of blood pressure. However, in Indonesia the proportion of less physical activity is still high at 26.1.
This study aims to see the relationship between physical activity with blood pressure and hypertension. This study is a quantitative study using secondary data of Riskesdas 2013. Linear regression and logistic regression analysis was performed on a sample of 717,014 respondents who examined systolic blood pressure and diastolic blood pressure at first, second and third measurements Question of Riskesdas K05a, K06a and K07a.
The result of multivariable research shows there is an association between physical activity with blood pressure and hypertension, the average difference of systolic blood pressure in respondents who do physical activity is lower than respondents who do not do physical activity. The longer of time intensity of physical activity, the greater decrease in blood pressure so the risk of hypertension is also smaller.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>