Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Akbar Arianto
"Penelitian ini mengkaji jumlah konsentrasi pajanan personal partikulat khusunya PM10 dan PM2,5 pada Polisi SAT-GATUR (Satuan Penjagaan dan Pengaturan) Polda Metro Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Gravimetri untuk mengetahui konsentrasi pajanan personal partikulat. Hasil dari penelitian konsentrasi pajanan personal partikulat PM10 dan PM2,5 yaitu belum melebihi baku mutu yang ditetapkan NIOSH, OSHA dan ACGIH namun telah melebihi baku mutu udara ambien yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 dan Air Quality Guideline WHO.

This study examines the number of personal exposure concentrations of particulates especially PM10 and PM2.5 in police SAT - GATUR GATUR (Satuan Penjagaan dan Pengaturan) Polda Metro Jaya . The method which is used in this research is by using Gravimetry analysis to determine personal exposure concentrations of particulates. The results from studies of personal exposure concentrations of particulate matter PM10 and PM2.5 are not exceeded to quality standards established NIOSH, OSHA and ACGIH but has exceeded to the ambient air quality standards set by Government Regulation No.41 Year 1999 and the WHO Air Quality Guidelines.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mafta Eka Priyanti
"Pencemaran udara yang mengandung Particulate Matter (PM) baik dalam jangka panjang maupun pendek telah diketahui dapat menyebabkan kematian dan efek kesehatan terutama pada jantung serta paru-paru. Polisi Satgatur Polda Metro Jaya merupakan salah satu pekerja yang terpajan akan pencemaran udara tersebut. Maka dari itu penulis melakukan penelitian pada Polisi Satgatur Polda Metro Jaya untuk mengetahui gambaran konsentrasi pajanan PM 10 dan 2,5 yang berasal dari pencemaran udara terutama hasil pembakaran kendaraan bermotor di Pos Polisi Harmoni, Bundaran HI dan Bundaran Senayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Gravimetri untuk mengetahui konsentrasi dari partikulat. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu konsentrasi PM 2,5 dan 10 terbesar di Bundaran Senayan pada shift 1 disaat hari kerja dan jika dibandingkan dengan standar ACGIH, NIOSH dan OSHA belum melebihi nilai ambang batas. Akan tetapi jika dibandingkan dengan WHO, sudah melebihi nilai ambang batas.

Air pollution which contained Particulate Matter (PM) both the short and long term has been known to cause deaths and health effects especially on the heart and lungs. Police Satgatur Polda Metro Jaya is one of the workers who can be exposure. Therefore, this study talked about overview of particulate matter 2,5 and 10 personal exposure which came from air pollution especially gas emissions from motor vehicles in Police Station Harmoni, Bundaran HI and Bundaran Senayan. The method which is used in this research is to use Gravimetry analysis to determine the concentration of particulates. Results obtained at a biggest concentration of PM 2,5 and 10 is in Bundaran Senayan on shift 1 while weekday and if compared to ACGIH, NIOSH and OSHA has not exceeded the quality standards. But if compared to WHO, has exceeded the quality standards.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fitriani Ahmad
"Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat merugikan, salah satunya adalah para polisi jalan raya yang selama bekerja terpajan udara tercemar. Penelitian ini akan mengkaji partikulat udara, black carbon dan unsur logam dari personal monitoring pada polisi jalan raya khususnya polisi satuan penjaga dan pengatur yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi serta komposisi dari partikulat sehingga dapat dijadikan referensi berbasis ilmiah sebagai langkah untuk membuat keputusan dan kebijakkan yang tepat dalam menanggulangi resiko dari penyakit akibat terpajan ditempat kerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Gravimetri untuk mengetahui konsentrasi dari partikulat serta analisis refaktorimeter dan EDXRF untuk mengetahui komposisi yang terdapat pada partikulat yang memajan polisi di jalan raya khususnya polisi satuan penjaga dan pengatur.
Hasil yang diperoleh pada konsentrasi PM2,5 belum melebihi baku mutu OSHA maupun ACGIH namun telah melebihi baku mutu harian dari PP No. 41 Tahun 1999 yaitu 65 μg/m3 , USPA 65 μg/m3 dan WHO 25 μg/m3. Untuk Komposisi black carbon dan unsur logam belum melebihi baku mutu ACGIH 300 μg/m3. Sedangkan Konsentrasi Pb telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan USEPA yaitu 0,15 μg/m3.

Air pollution has very harmful effects, one of which is the highway police particularly The Guard and Regulator Unit which are exposed to polluted air during work. This study examine airborne particulates, carbon black and metal elements from personal monitoring of the highway police, especially police guard and regulator unit aiming to determine the concentration and composition of particulate matter that can be used as scientific reference as a step to make the right decisions and policy in tackling the risk of disease due to exposure in the workplace.
The method used in this research is the analysis Gravimetry to determine the concentration of particulates and refaktorimeter and EDXRF analysis to determine the composition contained in the particulates which exposes traficc police.
Results obtained at a concentration of PM2.5 has not exceeded the quality standard OSHA or ACGIH but have exceeded the daily quality 65 μg/m3 based on PP 41, 1999, 65 μg/m3 based on USPA and 25 μg/m3 based on WHO. For the composition of black carbon and metal elements have not exceeded the standard quality 300 μg/m3. But consentration Pb in particulate matter with a concentration of 0.28 ug / m3 which has exceeded the value of the quality standard USEPA
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Luis Krishna
"ABSTRAK
Debu total atau TSP adalah jumlah debu total yang tersuspensi di udara dengan ukuran partikel dibawah 100µm. Pajanan TSP yang tersuspensi di udara terutama di udara ambien dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia terutama gangguan pernapasan. Salah satu sumber penghasil TSP terbanyak di Indonesia sendiri adalah proyek konstruksi yang sedang banyak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terutama di wilayah DKI Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menghitung risiko yang diterima oleh masyarakat terutama pekerja konstruksi terhadap pajanan TSP di udara ambien terhadap munculnya gangguan pernapasan di Proyek Konstruksi Jalan Tol Becakayu. Risiko dihitung dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan berdasarkan metode Louvar yang menghasilkan nilai Intake pajanan yang diterima individu per hari berdasarkan nilai konsentrasi pajanan, pola aktivitas individu, dan nilai antropometri. Konsentrasi TSP yang digunakan untuk penghitungan tingkat risiko adalah konsentrasi TSP di tiga titik tertinggi konsentrasinya dan dengan tingkat aktivitas kegiatan konstruksi tertinggi, sedangkan pola aktivitas dan nilai antropometri diukur dengan menggunakan kuesioner pada 56 responden pekerja di wilayah Proyek Konstruski Jalan Tol Becakayu. Hasil perhitungan risiko yang diterima seumur hidup (lifetime) menunjukkan semua titik penelitian berisiko dengan nilai RQ > 1. Diperlukan adanya manajemen risiko untuk meminimalisir dampak negatif yang diterima oleh pekerja dan masyarakat sekitar proyek.

ABSTRACT
Total dust or TSP is the total amount of dust suspended in the air with a particle size below 100μm. TSP Exposure suspended in the air, especially in the ambient air can have a negative impact on the surrounding environment and can cause health problems in humans, especially respiratory disorders. One of the largest TSP source in Indonesia itself is a construction project that is being carried out by the Government of Indonesia, especially in Jakarta. Therefore, this study was conducted to calculate the risks accepted by the population, especially construction workers against exposure to TSP in ambient air to the emergence of respiratory disorder in Becakayu Toll Road Construction Project. Risk is calculated with the method of Environmental Health Risk Assessment based method that returns a value Louvar Intake received individual exposure per day based on the exposure concentration, activity patterns of individuals, and the value of anthropometry. TSP concentration used for the calculation of the level of risk is the concentration of TSP in the three highest point of concentration and the highest activity level of construction activity, while activity patterns and anthropometric values measured using a questionnaire at 56 respondents working in the Becakayu Toll Road Construction Project Area. The result of the calculation of risk acceptable lifetime show all risky research points to the value of RQ> 1. Required a risk management to minimize the negative impacts received by workers and the public about the project."
2016
S64082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Mayasari
"This research purpose for explain content of Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL in blood because pollutant exposure on air and knowing what are the influence factor to them. This research is analytic descriptif using t-test with quantitative analysis. Sampels are traffic Policemen (exposure pollutant) and Office Policemen (unexposure pollutant) in DKI Jakarta with total sampel are 30 Policeman in Traffic and 30 Policeman in Office. Base on research result that no significally different average Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL content between traffic policemen with office policemen. There are difference in the average Glyceride content traffic policemen in case normal body mass index, overweight and obesity. There are significally difference in the average Glyceride content for office policemen and HDL content for traffic policemen in case diabetes mellitus history. ?Ditlantas Polda Metro Jaya? was suggested for implementing program like health promotion, application of a healthy lifestyle, periodic medical check up, work rotation, and provide safety equipment.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, dan HDL dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan uji beda dua rata-rata atau uji-t (t-test) dengan analisis kuantitatif, Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalu lintas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL antara polisi lalu lintas dengan polisi bertugas di kantor. Ada perbedaan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi lalu lintas diantara status IMT normal, overweight, dan obesitas. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi bertugas di kantor dan kadar HDL dalam darah polisi lalu lintas diantara yang DM dengan yang tidak. Disarankan kepada pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melaksanakan program promosi kesehatan, penerapan pola hidup sehat, medical check up secara rutin, rotasi kerja dan mempersiapkan alat pelindung diri."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermawaty Rahmah
"Pencemaran udara ambien dari tahun ke tahun cenderung meningkat, terutama di Propinsi DKI Jakarta yang merupakan daerah industri dan wilayah dengan lalu lintas terpadat di Indonesia Karakteristik dari wilayah tersebut, memungkinkan konsentrasi SO2 dan PM10 udara ambien cenderung meningkat. Dampak dari konsentrasi S02 dan PM10 udara ambien yang tinggi merupakan salah satu dari meningkatnya penyakit saluran pemafasan atas atau disebut juga ISPA. Infeksi saluran pernafasan atas rnerupakan penyakit tertinggi dari sepuluh penyakit di kecamatan Cakung Jakarta Timur.
Wilayah kecamatan Cakung adalah wilayah yang sebagian besamya merupakan kegiatan industri. Dengan banyaknya jumlah industri dan padatnya aktivitas transportasi, diduga meningkatkan zat-zat pencemar, terutama debu atau PM10.
Adapun tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui hubungan konsentrasi S02 dan PM10 udara ambien dengan kasus ISPA di kelurahan-kelurahan yang ada di kecamatan Cakung. Populasi penelitian adalah kualitas udara di sekitar stasiun pemantau kualitas udara Kecamatan Cakung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metoda cross sectional yaitu dengan melihat rata-rata harian konsentrasi SO2 dan PM10 udara ambien dengan kasus ISPA pada bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Juli 2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi S02 pada bulan Januari 2001 sampai dengan bulan Juli 2002 bila dibandingkan terhadap baku mutu udara ambien di wilayah Propinsi DKI Jakarta (Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta N0.55/ tahun 2001) masih berada di bawah baku mutu demikian pula dengan PMI0 bila dibandingkan terhadap baku mutu masih berada di bawah baku mutu. Kasus ISPA tertinggi terjadi di kelurahan Penggilingan sebesar 1.159 kasus, sedangkan kasus terendah di kelurahan Rawa Terate sebesar 251 kasus.
Berdasarkan hasil uji bivariat, hubungan konsentrasi PM1o udara ambien dengan kasus ISPA pada kelurahan-kelurahan yang ada di kecamatan Cakung tidak ada hubungannya secara statistik dengan α = 95%, kecuali pada kelurahan Palo Gebang terdapat hubungan yang kuat (r=0,585) antara konsentrasi PMI0 udara ambien dengan kasus ISPA. Sedangkan hubungan konsentrasi SO2 udara ambien dengan kasus ISPA pada kelurahan-kelurahan yang ada di keeamatan Cakung tidak ada hubungannya, kecuali pada kelurahan Cakung Barat terdapat hubungan yang kuat (r=0,473) antara konsentrasi S02 udara ambien dengan kasus ISPA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramestika Aringgamutia Wiraadiputri
"Penurunan kualitas udara dapat disebabkan adanya pencemar udara, salah satunya Total Suspended Particulate (TSP). Penelitian ini bertujuan untuk: a) mengetahui konsentrasi TSP di area depan sekolah di dekat gerbang masuk, di lapangan, dan di dalam ruang kelas; 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya; 3) mengetahui pengaruh vegetasi sebagai biofilter polutan; dan 4) memberikan rekomendasi sebagai upaya mengurangi konsentrasi debu yang masuk ke dalam area sekolah. Pengukuran dilakukan di SDN Pondokcina 1 Depok yang terletak di Jalan Margonda Raya Depok dengan metode gravimetrik menggunakan High Volume Air Sampler (HVAS). Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi rata-rata TSP di depan sekolah sebesar 42,246 μg/m3, di lapangan sebesar 88,370 μg/m3, dan di dalam kelas sebesar 2,874 μg/m3. Faktor yang mempengaruhi naik-turunnya kualitas udara adalah faktor meteorologis (suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin), serta volume kendaraan. Hubungan beberapa faktor tersebut dengan fluktuasi konsentrasi TSP dianalisis menggunakan metode regresi linear sederhana, besarnya pengaruh faktor meteorologis terhadap konsentrasi TSP dilihat dari nilai korelasi (r). Hasil perhitungan menunjukkan korelasi yang lemah antara konsentrasi TSP dengan faktor meteorologis. Nilai r antara konsentrasi TSP dengan suhu sebesar 0,0063 di depan sekolah, 0,230 di lapangan, dan 0,0316 di dalam kelas. Korelasi kelembaban sebesar 0,003 di depan sekolah, 0,243 di lapangan, 0,007 di dalam kelas. Korelasi kecepatan angin sebesar 0,202 di depan sekolah, 0,281 di lapangan, dan 0,173 di dalam kelas. Korelasi dengan volume kendaraan sebesar 0,219 di depan sekolah, 0,114 di lapangan, dan 0,0775 di dalam kelas. Rekomendasi yang dapat diberikan berupa penambahan tanaman dari segi jumlah dan jenisnya yang memiliki luas tajuk rapat yang disesuaikan dengan kondisi alam SDN Pondokcina 1 Depok.

The air quality decreased can be influenced by air pollutants. The main air pollutant in the ambient air is Total Suspended Particulate (TSP). The objectives of this study are: a) to determine the concentration of TSP indoor and outdoor of SDN Pondokcina 1 Depok; 2) to analyze the factors that influence it; 3) to determine the effects of vegetation as pollutant biofilter; and 4) to formulate recommendations to reduce the dust concentration. Measurements were conducted at SDN 1 Depok Pondokcina that is located on Jalan Raya Depok Margonda using a High Volume Air Sampler (HVAS) with gravimetric method. The results show the average outdoor TSP concentration on the roadside is 42.246 μg/m3, 88.370 μg/m3 on the school's park, and 2.874 μg/m3 in the classroom. Meteorological parameters (temperature, humidity, wind speed and direction) affect the TSP concentration fluctuation, and also traffic volume. The correlation between TSP concentration and these factors are analyzed using simple linear regression method. The results showed a weak correlation between the concentration of TSP with meteorological factors. The r value between TSP concentration and temperature is 0,0063 on the roadside, 0,230 in the school?s park, and 0,0316 in the classroom. Correlation of humidity is 0,003 on the roadside, 0,243 in the school's park, and 0,007 in the classroom. Correlation of wind speed is 0,202 on the roadside, 0,281 in the school's park, and 0,173 in the classroom. Correlation with traffic volume is 0,219 on the roadside, 0,114 in the school's park, and 0,0775 in the classroom. The recommendations can be given in the form of additional plants in terms of number and kind of have a broad canopy that are tailored to meeting the conditions of its surroundings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42846
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau Iebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfir dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti (Handini,2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan polisi lalu lintas tentang polusi udara terhadap perilaku penggunaan masker pelindung. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan sampel 75 orang polisi lalu Iintas di Satlantas Jakarta Barat.
Instrumen penelitian berupa kuisioner berisi 20 pertanyaan dan 20 pernyataan. Dengan uji Chi Square pada alpha (0,05) diperoleh hasil nilai P (0.l23) > alpha, yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan polusi udara dengan perilaku penggunaan masker. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggali dan menganalisis Iebih dalam keterkaitan karakteristik polisi lalu lintas terhadap perilaku penggunaan masker pelindung.

Air pollution is the presence of one or more plgasical substance, chemical, or biological in the atmosphere in the amount that may endanger human health, animals, and plants, disrupt the aesthetics and comfort, or property damage (Handini 2007). The purpose of this study is to determine is there a correlation between traffic police knowledge about air pollution on the behavior of the use of protective masks. This research design was a descriptive correlation with 75 samples of trafic policemen in Satlantas West Jakarta.
The instrument was questionnaire containing 20 questions and 20 statements. Chi Square test on ahtha (0.05) obtained the value P (0123)> alpha, which means there is no correlation between the level of knowledge of air pollution with the use of masks behavior. Subsequent research suggested to dig deeper and analyze the traffic police characteristics related to the behavior of the use of protective masks.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5847
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Apranti
"Perkembangan aktivitas penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan mobilisasi yang ditandai dengan adanya peningkatan jumlah kendaraan hingga mencapai suatu tingkat tertentu dimana laju pertumbuhan jalan tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang terus meningkat sehingga terjadilah suatu permasalahan yang disebut sebagai kemacetan. Permasalahan tersebut banyak terjadi di kota-kota besar, khususnya di Kota Jakarta. Salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yang terjadi adalah pembangunan jalan tol.
Ruas jalan tol memiliki sistem pembayaran tarif yang dilakukan pada pintu tol. Pada beberapa pintu tol tertentu, pembayaran tarif tol masih dilayani oleh petugas pintu tol, dimana petugas pintu tol ini bekerja secara rutin. Hal ini menyebabkan petugas pintu tol terpapar oleh emisi kendaraan bermotor. Salah satu diantaranya Total Suspended Particulate (TSP) yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, seperti ISPA, Bronchitis kronis, penurunan fungsi paruparu, serangan jantung minor, dan lain-lain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran terhadap besarnya konsentrasi TSP di sekitar pintu tol sehingga dapat dilakukan perhitungan tingkat resiko pemajanan TSP, yang dinyatakan dalam nilai Risk Quotient, terhadap kesehatan petugas pintu tol.
Pengendalian terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP dapat dilakukan secara efektif dengan mengendalikan sumber yang paling mempengaruhi besarnya nilai yang terukur. Sumber utama penghasil TSP pada daerah sekitar pintu tol merupakan kendaraan bermotor, sehingga perlu dilakukan identifikasi jenis kendaraan bermotor mana yang paling mempengaruhi dan paling berkontribusi terhadap besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur.
Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi TSP adalah metode gravimetri dengan perangkat HVAS, dimana pengukuran dilakukan selama 7 jam, mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 13.00. Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif, metode regresi linier sederhana dan berganda serta Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sedangkan, pengukuran konsentrasi timbal dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).
Hasil penelitian menunjukkan jenis kendaraan yang paling mempengaruhi besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur di pintu tol Cililitan 2 adalah kendaraan Golongan II yang merupakan Truk dengan dua gandar. Nilai koefisien determinasi R2 antara volume kendaraan total dengan konsentrasi TSP sebesar 0,123, menandakan bahwa 12,3 % besarnya nilai konsentrasi TSP yang terukur dipengaruhi oleh besarnya volume kendaraan total, dan 87,7 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya suhu dan kelembaban.
Nilai RQ hasil perhitungan menunjukkan para petugas pintu tol masih berada dalam tingkat resiko yang cukup aman akibat pemaparan polutan TSP. Namun, resiko pajanan yang diterima oleh petugas pintu tol tidak hanya berasal dari TSP, tetapi juga dari zat pencemar lain yang dihasilkan kendaraan bemotor, seperti NOx, SOx, HC, dan sebagainya, sehingga diperlukan data konsentrasi zat pencemar lain untuk menghitung resiko kesehatan total yang dialami oleh petugas gardu.
Nilai hasil uji kadar konsentrasi Pb menunjukkan hasil sebesar 0,055 g/Nm3. Hasil konversi nilai konsentrasi Pb untuk pengukuran 24 jam adalah 0,032 μg/Nm3. Nilai ini tidak melebihi baku mutu udara ambien sesuai dengan PP No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Development of people?s activities is bringing on the rise of mobilization that pointed out in an increase number of vehicles up to a certain level where the rate of path growth can not compensate for the increasing number of vehicles, so that there is traffic jam. It usually occurs in many metropolis on the development country, especially in Jakarta. One of effort to solve this problem is highway construction.
Highway payment system is carried out on the highway gate. In many gate, payment is still served by an officer who works in a continous period. This lead the officer to expose by motor vehicle emissions. One of the emission is Total Suspended Particulate (TSP) which is bad for human health, such as respiratory infections, bronchitis, decrease the function of lung, minor heart attack, etc. Therefore, it is important to measure the TSP concentration around the gate so that we can assess TSP exposure risk level, where described in Risk Quotient value, to the officer?s health.
Control of TSP concentration can be done effectively by controlling the source that has the most influence to the magnitude of TSP concentration measured around the gate. The main source of TSP in such area is motor vehicle, therefore it is necessary to identify the type of vehicle which the most influential and most contribute to TSP concentration.
TSP concentration was measured from 06.00 A.M to 01.00 P.M by using Gravimetry method with HVAS Equipment. Lead concentration was measured by Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). The most influential type of vehicle to TSP concentration was determined by descriptive analysis. The relationship between TSP concentration and vehicle traffic volume was assessed by using least square and multiple regression analysis. Whereas TSP exposure risk level in Risk Quotient (RQ) value was assessed using Environmental Health Risk Analysis.
Result of analysis shows the type of vehicle that the most affect the magnitude of TSP concentration measured at Cililitan 2 gate highway is vehicle that belongs to Category II, truck with two axles. Coefficient of determination R2 between total vehicles volume with TSP concentration is 0,123. The value indicates that 12,3 % data of TSP concentration influenced by total vehicles volume, and 87,7% data of TSP concentration influenced by other factors, such as formation of secondary particulate, changes in temperature and humidity, etc.
Result of Risk Quotient (RQ) assessment shows that the officers are still in a safe level from risk due to exposure of TSP. However, the risk of exposure received by the officer not only come from TSP, but also come from the other pollutants, such as NOx, SOx, HC, etc. So, investigating another pollutant concentration data is necessary to calculate the total health risk experienced by the officers.
Measurement of Pb concentration level with AAS method shows the value of 0,055 μg/Nm3. The conversion value for 24 hours measurement is 0,032 μg/Nm3. It is not exceed the ambient air quality standards accordance with government regulation PP No.41/1999 about Air Pollution Control.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1113
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Bebby Yolla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis konsentrasi pajanan personal PM2.5 pada pekerja Dinas Perhubungan yang bekerja di Terminal Terpadu Kota Depok pada tahun 2015, dengan menggunakan desain studi deskriptif. Pengukuran konsentrasi pajanan personal PM2.5 dilakukan dengan menggunakan alat ukur Leland Legacy Pump dan Sioutas Cascade Impactor. Pengukuran dilakukan selama 8 jam per hari dalam waktu 7 hari. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi pajanan personal PM2.5 pada pekerja dishub yang bekerja di lapangan lebih tinggi dari pada yang bekerja di bagian administrasi (dalam ruangan), meskipun keduanya sama-sama sudah melebihi nilai ambang batas (NAB) yang ditetapkan oleh WHO (25 μg/m3), US-EPA (35 μg/m3), dan Peraturan Pemerintah RI No.41 tahun 1999 (65 μg/m3). Selain itu, kualitas udara di lingkungan luar dan dalam terminal juga sudah berada pada kategori yang tidak sehat.

ABSTRACT
This study purposed to measure and analyze personal exposure concentrations of PM2.5 at the Department of Transportation (DISHUB) workers who work in Integrated Terminal Depok City in 2015, with using descriptive design study. The concentrations measurement of PM2.5 personal exposure is using Leland Legacy Pump and Personal Sampling Sioutas Cascade Impactor. This measurement was performed for 8 hours per day within 7 days. The results showed personal exposure concentrations of PM2.5 on Department of Transportation (DISHUB) workers who work in the field (outdoor) is higher than those working in administration (indoor), although both results are already exceeding the threshold level value (TLV) from WHO (25 μg/m3), US-EPA (35 μg/m3), and Indonesian Government Regulation (PP RI No. 41/1999) (65 μg/m3). In addition, the air quality at outside and inside the bus terminal are also in the unhealthy category."
2015
S59900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>