Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Radiansyah Taviputra
"ABSTRAK
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, kontraktor harus melakukan pengendalian biaya untuk menjaga cost baseline atau Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek (RAP). Dalam proses pengendalian biaya terdapat banyak risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, Identifikasi risiko dibutuhkan untuk menganalisis risiko tertinggi pada setiap prosesnya dan menentukan penyebab, dampak serta respon untuk setiap risiko. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam berbasis PMBOK Guide 5th Edition. Data yang didapatkan kemudian dianalisis dengan statitistik deskriptif, uji normalitas, uji validitas dan reabilitas, uji homogenitas, dan analisis level risiko secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah 5 peristiwa risiko tertinggi yang berasal dari kategori input serta tools and techniques pada proses control cost beserta penyebab, dampak serta respon untuk setiap risiko tersebut yang berdampak terhadap kinerja biaya.

ABSTRACT
Along construction project execution, a contractor has to perform cost control to maintain cost baseline or project budget. Within cost control processes, there are many risks which may happen. Therefore risks identification is required to analize what highest risk in each process and determine the root cause, impact and response to each risk. The method utilized to this research is by questionaires and in-depth interview based on PMBOK Guide 5th Edition. The data is then analized with descriptive analysis, normality test, validity and realibility test, homogenity test and qualitative risk analysis. The result are five highest risk events derived from the input category, tools and techniques in the process of cost control affecting the cost performance with the root cause, impact and response to each risk."
2015
S60049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Geuma Yunita
"ABSTRAK
Salah satu penyebab dominan terjadinya cost overrun adalah ketidaktepatan estimasi biaya. Hal tersebut terjadi dikarenakan banyaknya faktor risiko pada proses perhitungan. Maka, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko tertinggi yang berpengaruh terhadap akurasi Activity Cost Estimates sesuai dengan PMBOK® Guide 5th Edition. Penelitian ini menggunakan data primer dari kuesioner dan dianalisis menggunakan qualitative risk analysis untuk mendapatkan level risiko dari 43 faktor risiko yang berasal dari inputs dan tools and techniques dalam proses Estimate Cost. Dari hasil penelitian diperoleh faktor risiko tertinggi antara lain pada kategori cost management plan: menentukan harga satuan pekerjaan dengan jalan pintas karena keterbatasan waktu; pada kategori human resource management plan: kualitas koordinasi pihak-pihak yang terlibat dalam proses estimasi buruk; pada kategori scope baseline: kesalahan dalam melakukan breakdown pekerjaan (WBS); pada kategori project schedule: kesalahan dalam penentuan durasi kegiatan item pekerjaan; pada kategori enterprise environmental factors: kesalahan desain dari konsultan perencana; pada kategori organizational process assets: pengelolaan database dan informasi yang buruk; serta pada kategori tools and techniques: estimator tidak memiliki pengalaman dalam menangani proyek sejenis yang lebih kompleks. Pada hasil penelitian ini juga diperoleh pembobotan penyebab, tindakan preventif, dampak, dan tindakan korektifnya dari masing-masing faktor risiko tertinggi tersebut.

ABSTRACT
One of the dominant cause of the cost overrun is the in accuracy cost estimates. This happens because there are many risk factors in the calculation process. Thus, the purpose of this study is to identify the highest risk affecting the accuracy of Activity Cost Estimates in accordance with the PMBOK® Guide 5th Edition. This study uses primary data from questionnaires and analyzed using qualitative risk analysis to get the risk level of 43 risk factors derived from the inputs and tools and techniques in the process of Cost Estimate. The result showed the highest risk factor in the category of cost management plan: determine the unit price with a shortcut because of time constraints; category of human resource management plan: quality coordination of the parties involved in a bad estimation process; category of the scope baseline: error in performing the work breakdown (WBS); category of project schedule: error in determining the duration of the action items of work; category of enterprise environmental factors: design fault of the consultant planner; category of organizational process assets: poor management of databases and the information; as well as in the category of tools and techniques: estimator does not have experience in handling more complex similar projects. In the results of this study also obtained the weighting of causes, preventive acts, impact, and corrective acts of each of the highest risk factors.
"
2015
S60669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Descilia Pranata Amin
"Proses Determine Budget pada PMBOK® Guide 5th Edition adalah proses penyusunan anggaran biaya dengan mengagregasi activity cost estimates. Risiko-risiko yang tidak ditangani pada proses tersebut dapat menyebabkan cost baseline yang menyimpang dari biaya actual proyek. Maka, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko pada proses Determine Budget yang berpengaruh pada akurasi Cost Baseline. Penelitian ini menggunakan data primer dari kuesioner dan dianilisis menggunakan qualitative risk analysis untuk mendapat level risiko dari 43 faktor risiko yang berasal dari inputs dan tools&techniques dalam proses Determine Budget. Dari hasil penelitian, didapatkan 10 faktor risiko tertinggi yang berasal dari 10 kategori.

Determine Budget Process based on PMBOK® Guide 5th Edition is‎ a cost budgeting process by aggregating the Activity Cost Estimate. Unmitigated risks on the process will result in the discrepancy of Cost Baseline from the actual project costs. Therefore, this research will identify all the associated risks on the Determine Budget Process that takes effect to the Cost Baseline accuracy. The study uses primary data from questionnaires ‎and analysed using Qualitative Risk Analysis to generate risk levels from 45 risk factors came from Inputs and Tools & Techniques in Determine Budget Process. From the survey, 10 highest risk factors coming from 10 different categories."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Karunia Prameiswari
"Proyek EPC memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Permasalahan yang biasanya terjadi dalam proyek EPC adalah keterlambatan dan cost overrun. Pada proyek konstruksi, pengadaan material memiliki 50-60% dari total biaya. Angka tersebut cukuplah besar sehingga pengadaan material ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap risiko yang mungkin saja terjadi dalam proyek EPC. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab risiko dominan dan rekomendasi risiko.Data yang didapatkan akan dilakukan analisa risiko, analisa korelasi, analisa faktor dan analisa regresi. Hasil penelitian berupa faktor risiko dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu yaitu "Perubahan Spesifikasi yang Mempengaruhi Pembuatan" dan "Ketidaktersediaan Material" sedangkan untuk kinerja biaya "Perubahan Spesifikasi Material" dan "Perencanaan dan estimasi biaya tidak dilakukan dengan tepat".

EPC project has high risk level. Problems that usually happen in EPC project are delay and cost overrun. On the construction project, 50-60 % of project work to be performed by material procurement. The percentage is large enough so that provision of material has a considerable influence on the risk that may occur in the EPC Project.fy factor influencing risk, the risk causes dominant and recommendation of risk. Data analyzed by risk analysis, correlation, factor analysis and regression analysis.The result is the dominant risk factor that affect the time performance are "Change specification that affect production" and "Not availability Material" while factor that affect cost performance are "Change specification that affect production" and "Planning and cost estimation not precisely""
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khadafi
"Proyek EPC Engineering, Procurement, and Construction memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling ketergantungan antar aktifitas yang ada, fase overlaps antar masing-masing aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Permasalahan utama yang sering dihadapi khususnya pada Proyek EPC Pipeline adalah terjadinya cost overrun dalam proses engineering, procurement dan construction. Perubahan selalu terjadi dengan persentase berkisar antara 5 - 10 dari kontrak. Keterlibatan pihak eksternal dan internal dapat memunculkan risiko baru terhadap pihak kontraktor terutama di fase pengendalian. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko berbasis PMBOK 2017 yang menemukan bahwa kesalahan dalam perbedaan persepsi desain DED dengan basis desain FEED dan tidak adanya struktur organisasi change order yang merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventif yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan konsinyering pada fase engineering dimulai, mediasi dengan third party institution dan membuat struktur organisasi dalam prosedur change order. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan secara optimal bahkan terdapat respon yang tidak diterapkan, maka dari itu diperlukan beberapa langkah untuk perbaikan.

EPC Engineering, Procurement, and Construction projects have very high challenges, starting from interdependence between existing activities, overlapping phases between each activity, breaking activities into more detailed work activities, organizational structure complexity, and uncertainty in predictive accuracy arising during the execution period. The main problems that are often faced, especially in the EPC Pipeline Project is the cost overrun in the engineering, procurement and construction process. Changes always occur with percentages ranging from 5 10 of the contract. The involvement of external and internal parties can lead to new risks to the contractor, especially in the control phase. Therefore, it is necessary to simulate a risk model based on PMBOK 2017 which finds that difference of design perception of DED with design basis FEED and the absence of change order organizational structure are the dominant risk. Further evaluations are made and it is known that risk mitigation is an appropriate preventive response. Meanwhile, appropriate corrective action is to do consignment in the engineering phase begins, mediation with the third party institution and the making of an changes organizational structure in the change order procedure. Unfortunately, the risk response is still not running optimally and even there is a response that is not applied, therefore some steps needed to improve."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Runita Listiarini
"Proyek EPC memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Keterlambatan dan cost overrun merupakan permasalahan yang sering terjadi pada proyek. Keterlibatan subkontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi sangat tinggi sehingga pengaadaan subkontraktor mempunyai pengaruh cukup besar pada proyek EPC. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berpengaruh, penyebab dan dampak risiko tersebut, dan tindakan preventif dan korektifnya. Metode penelitian ini melalui studi literatur, survey kuesioner, dan validasi pakar. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kinerja waktu yaitu "Subkontraktor tidak memahami konsep proyek dengan baik" dan "Tidak lengkapnya klausal kontrak antara pihak kontraktor EPC dengan subkontraktor" sedangkan untuk kinerja biaya yaitu "Kurang lengkapnya kriteria penilaian teknis dalam menilai kualifikasi peserta lelang", "Pembayaran subkontraktor yang telat dan tidak sesuai", dan "Kekurangan tenaga kerja pada pihak subkontraktor".
EPC project has high risk level. Delay and cost overrun are problems that usually happen. Subcontractor’s high involvement in execution of construction work so that provision of services has a considerable influence on the risk that may occur in the EPC Project. The purpose of this research are to identification risk factor that influenced, cause and effect, preventive and corrective action from risk factor. Method in this research through literature review, survey by using questionnaire, and expert judgement. The result obtained in this research is the risk factor that affect time performance are "Subcontractor do not understand the concept of project well" and "Incomplete clause of the contract between EPC contractor and subcontractor" while risk that affect cost performance are "Incomplete technical assessment criteria in assessing the bidders qualifications", "Subcontractor payments are late and do not suitable", and "lack of labor on the part of subcontractor"."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Timor Saputro
"Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan daerah tempat tinggal meningkat pesat bagi para pelaku ekonomi. Daerah-daerah yang menjadi pilihan orang untuk tinggal di dalam kota sudah terlalu padat. Hal ini mengakibatkan harus adanya pergeseran ke pinggir kota. Sehingga timbulah istilah Sub-Urban, yang mana berarti daerah-daerah tempat tinggal di pinggiran kota. Daerah seperti Bekasi, Depok, Tangerang dan Cibubur adalah beberapa daerah pemukiman yang di pilih bagi para pelaku ekonomi sebagai tempat yang ia tinggali. Hal itu menyebabkan menjamurnya kompleks ? kompleks perumahan di daerah penyangga Jakarta tersebut. Keberadaan kompleks perumahan tersebut menimbulkan sisi positif dan negatif, salah satu efeknya adalah keberadaan kompleks tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi lingkungan internal dan sekitar, terjadinya masalah banjir, pengelolaan sampah dan masalah lingkungan lainnya ternyata memerlukan perhatian khusus karena tidak sedikit biaya yang harus disediakan untuk merehabilitasinya. Developer sebagai pihak yang paling berperan dengan pembangunan perumahan tersebut, hendaknya memperhitungkan risiko yang akan terjadi dalam proses perencanaan sehingga pada tahap pelaksanaan tidak menimbulkan masalah.
Tujuan dari penulisan skripsi yaitu untuk mengidentifikasi faktor risiko dalam aspek lingkungan di perumahan yang akan berpengaruh terhadap biaya developer dan akan mencoba dian alisa penyebab dan bagaimana pengelolaan risiko tersebut untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi.
Proses penelitian dimulai dari identifikasi faktor-faktor risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko (treatment atau risk response). Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan risiko dan AHP, serta dengan uji statistik non parametris yakni uji uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbedaan persepsi antar responden.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa : genangan air dan banjir, kerusakan jalan di internal dan eksternal perumahan, keluhan konsumen, dan penyumbatan saluran buangan merupakan risiko dengan peringkat tertinggi, sehingga perlu dilakukan respon terhadap peristiwa tersebut. Diharapkan hasil penelitian ini bias dijadikan pertimbangan pada saat proses perencanaan dan sebagai awal penelitian selanjutnya yang lebih spesifik.

Along the time, need of residence area would increased is fast to all economics perpetrator. An area becoming choice people to stay in town has too solid. This thing results must existence of friction to town periphery. So that Sub-Urban term is familiar, this means suburban residence area. Area like Bekasi, Depok, Tangerang and Cibubur is some settlement areas which in selecting to all economic perpetrators as place which he lived. That thing causes real estate grow in Jakarta buffer zone. Existence of the real estate generates positive side and negativity, one of its effects is existence of the complex simply generates impact for internal area and around, the happening of floods problem, management of other garbage and area problem simply requires special notice because not a few costs which must reserved for rehabilitates it. Developer as side that is very stands with development of the housing shall consider risk which there will be in planning process so that at execution phase doesn't generate problem.
Intention of this research are to identify risk factor in environmental aspect in housing project which will have an effect on to cost of developer and will try to analysed what cause and how the risk management to prevent and minimize impact that happened.
Research process started from identification of risk factors, risk analysis, evaluation of risk, and action manages risk (treatment or risk response). Data processing is done with approach of risk and AHP, and with statistic test non parametric namely Kruskal-Wallis test to know difference of perception between responders.
And the result of research is: water pond and floods, damage of internal housing road, consumer sigh, damage of external infrastructure and gagging of discard channel is risk with highest rank, and that event need to be response. Result of this research can be made consideration at the time of planning process and as beginning of next research which more specific.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.01.08.28 Sap i
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Timor Saputro
"Seiring berjalannya waktu kebutuhan akan daerah tempat tinggal meningkat pesat bagi para pelaku ekonomi. Daerah-daerah yang menjadi pilihan orang untuk tinggal di dalam kota sudah terlalu padat. Hal ini mengakibatkan harus adanya pergeseran ke pinggir kota. Sehingga timbulah istilah Sub-Urban, yang mana berarti daerah-daerah tempat tinggal di pinggiran kota. Daerah seperti Bekasi, Depok, Tangerang dan Cibubur adalah beberapa daerah pemukiman yang di pilih bagi para pelaku ekonomi sebagai tempat yang ia tinggali. Hal itu menyebabkan menjamurnya kompleks - kompleks perumahan di daerah penyangga Jakarta tersebut. Keberadaan kompleks perumahan tersebut menimbulkan sisi positif dan negatif, salah satu efeknya adalah keberadaan kompleks tersebut ternyata menimbulkan dampak bagi lingkungan internal dan sekitar, terjadinya masalah banjir, pengelolaan sampah dan masalah lingkungan lainnya ternyata memerlukan perhatian khusus karena tidak sedikit biaya yang harus disediakan untuk merehabilitasinya. Developer sebagai pihak yang paling berperan dengan pembangunan perumahan tersebut, hendaknya memperhitungkan risiko yang akan terjadi dalam proses perencanaan sehingga pada tahap pelaksanaan tidak menimbulkan masalah.
Tujuan dari penulisan skripsi yaitu untuk mengidentifikasi faktor risiko dalam aspek lingkungan di perumahan yang akan berpengaruh terhadap biaya developer dan akan mencoba dianalisa penyebab dan bagaimana pengelolaan risiko tersebut untuk mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi. Proses penelitian dimulai dari identifikasi faktor-faktor risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko (treatment atau risk response). Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan risiko dan AHP, serta dengan uji statistik non parametris yakni uji uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui perbedaan persepsi antar responden.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa : genangan air dan banjir, kerusakan jalan di internal dan eksternal perumahan, keluhan konsumen, dan penyumbatan saluran buangan merupakan risiko dengan peringkat tertinggi, sehingga perlu dilakukan respon terhadap peristiwa tersebut. Diharapkan hasil penelitian ini bias dijadikan pertimbangan pada saat proses perencanaan dan sebagai awal penelitian selanjutnya yang lebih spesifik.

Along the time, need of residence area would increased is fast to all economics perpetrator. An area becoming choice people to stay in town has too solid. This thing results must existence of friction to town periphery. So that Sub-Urban term is familiar, this means suburban residence area. Area like Bekasi, Depok, Tangerang and Cibubur is some settlement areas which in selecting to all economic perpetrators as place which he lived. That thing causes real estate grow in Jakarta buffer zone. Existence of the real estate generates positive side and negativity, one of its effects is existence of the complex simply generates impact for internal area and around, the happening of floods problem, management of other garbage and area problem simply requires special notice because not a few costs which must reserved for rehabilitates it. Developer as side that is very stands with development of the housing shall consider risk which there will be in planning process so that at execution phase doesn't generate problem.
Intention of this research are to identify risk factor in environmental aspect in housing project which will have an effect on to cost of developer and will try to analysed what cause and how the risk management to prevent and minimize impact that happened. Research process started from identification of risk factors, risk analysis, evaluation of risk, and action manages risk (treatment or risk response). Data processing is done with approach of risk and AHP, and with statistic test non parametric namely Kruskal-Wallis test to know difference of perception between responders.
And the result of research is: water pond and floods, damage of internal housing road, consumer sigh, damage of external infrastructure and gagging of discard channel is risk with highest rank, and that event need to be response. Result of this research can be made consideration at the time of planning process and as beginning of next research which more specific.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35329
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Kurniawan
"Dalam proyek pembangunan konstruksi, perencanaan komunikasi proyek merupakan bagian yang tak dapat dilepaskan dari perencanaan proyek secara keseluruhan. Dengan adanya perencanaan komunikasi yang baik, maka keperluan data atau informasi yang dibutuhkan bagi stakeholder dapat dikumpulkan dan didistribusikan dengan baik. Hal ini menjadi penting karena dengan terhambatnya informasi kepada stakeholder dapat mengakibatkan penundaan pengambilan keputusan yang akhirnya akan menghambat terselesaikannya proyek tepat waktu dan atau terjadi kesalahan pengambilan keputusan. Keterlambatan penyelesaian proyek akan sangat merugikan terutama akan menambah dari segi biaya terhadap keseluruhan biaya yang telah diperhitungkan. Dengan menggunakan pengolahan data matematis AHP, statistik (SPSS), simulasi Monte Carlo, serta optimasi Lingo dan Optquest untuk memperoleh suatu pola hubungan antara faktor-faktor perencanaan komunikasi proyek sebagai variabel tetap dengan kinerja waktu proyek sebagai variabel bebas. Hasil pengolahan AHP adalah hubungan flow koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang kurang baik antar pihak terkait (owner, konsultan, kontraktor), kurang sesuainya laporan-laporan (harian, mingguan, bulanan) terhadap realisasi karena format, bentuk dan isi kurang dapat dipahami, ketidakpastian waktu dan bentuk komunikasi internal (rapat-rapat mingguan, site records, memo-memo, dll). Hasil pengolahan analisa cluster dibagi menjadi tiga kualitas. Pertama, kualitas komunikasi rendah adalah penetapan jadwal proyek yang ketat oleh pemilik, hubungan flow koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek yang kurang baik antar pihak terkait (owner, konsultan, kontraktor), dan pemahaman terhadap kontrak kerja proyek yang tidak sama/ ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar kerja). Kedua, kualitas komunikasi sedang adalah pemahaman terhadap kontrak kerja proyek yang tidak sama/ ketidaksepahaman aturan pembuatan gambar kerja) dan tidak jelasnya pembagian tugas dalam pembuatan program pelaksanaan). Ketiga, kualitas komunikasi tinggi, penyampaian bentuk strategi tim proyek yang kurang jelas), tidak jelasnya pembagian tugas dalam pembuatan program pelaksanaan, dalam menunjuk manajer proyek tidak melalui seleksi yang benar, dan kurang jelasnya spesifikasi teknis yang tertulis dan kurang lengkapnya requirement yang diminta dalam kontrak. Faktor-faktor ini merupakan faktor-faktor dalam perencanaan komunikasi proyek yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja waktu dan biaya proyek.

In construction project development, project communication planning is a part that can't be separated from the whole project planning. With the existence of good communication planning, so the necessity of data or the necessary information to stakeholder can be collected and distributed well. This matter become important because when information is obstructed to stakeholder, it can cause the delayed of decision taking that finally can obstruct the completion of the project on time or wrong decision taking. The late project completion will cause the project to suffer loss, especially the increase of project financial aspect. With using mathematic data processing AHP, statistic (SPSS), Monte Carlo simulation. Lingo and Optquest optimization to gain a pattern or relation between project communication planning factors as dependent variables and time and cost performances as independent variables. Result of AHP data processing are bad flow coordination in planning and executing project among stakeholders, the reports are not appropriate to the realization (daily, weekly, and monthly) because the format can't be understood well, uncertainty time and form of internal communication (weekly meeting, site records, memo-memo). Results of Cluster Analysis data processing are divided into three quality. First, Low Quality Communication are determining of project schedule by owner that very strict, bad flow coordination in planning and executing project among stakeholders, deference understanding of working contract. Second, Medium Quality Communication are deference understanding of working contract and not clear in distribution task when making programs. Third, High Quality Communication are not clear of form strategic team project, when select the project manager not use the right selecting process, not clear in distribution task when making programs, not clear of written technical specification. These factors are factors that affect and dominate in communication planning phase to project time and cost performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Subagio
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>