Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114039 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maditsa Arizal
"Indonesia is a world biggest maritime country. It is necessary to has enough strength and big armada to protect and prevent foreign ships to enter the territory. Submarine is a key and asset for that purpose. Nowadays, Indonesia just has two submarines that operates. This is very worrying. Therefore, a submarine concept design and model’s experiment must be done which reflects a student who has responsibility and dedication to the nation.
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara dengan wilayah maritim terbesar. Diperlukan kekuatan dan jumlah armada laut yang besar untuk mencegah masuknya kapal asing dan mempertahankan kedaulatan negeri. Kapal selam merupakan salah satu aset untuk tujuan tersebut. Saat ini Indonesia hanya mempunyai 2 kapal selam yang beroperasi. Hal ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab dan berdedikasi tinggi pada bangsa dan negara maka dilakukan perancangan kapal selam dan pengujian kapal selam tersebut dengan menggunakan model berskala.
Pada skripsi ini akan dibahas pembuatan lambung kapal selam model dan pengujian yang dilakukan terhadap model yang disertakan dengan table perhitungan dan grafik yang menunjukkan besar hambatan total pada kapal selam rancangan.

ABSTRACT
In this final assignment, will discuss about making a hull of submarin’s model and experiment that be done to this model include estimation’s table and chart that determine ship model’ resistance."
2015
S59484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Indonesia merupakan negara dengan wilayah maritim terluas. Diperlukan kekuatan dan jumlah armada laut yang cukup besar untuk mencegah masuknya kapal asing dan mempertahankan kedaulatan negeri. Kapal selam merupakan salah satu aset untuk tujuan tersebut. Saat ini Indonesia hanya mempunyai 2 kapal selam yang beroperasi. Hal ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab dan berdeikasi tinggi pada bangsa dan negara maka dilakukan perancangan kapal selam dan penyusunan skripsi ini.
Perancangan kapal selam serang konvensional ini dimulai dengan eksplorasi konsep dimana dilakukan estimasi dan perhitungan awal. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan konsep dimana setiap aspek perancangan dianalisa dan dioptimalkan. Spesifikasi akhir rancangan ini yakni LOA= 52 meter, diameter= 7 meter, submerged displacement= 1733 ton, surfaced displacement= 1301 ton, kecepatan maksimal dibawah air= 20 knot. Daya pada kapal dihasilkan dari 2 generator dan mesin disel MTU 12 V 396 TE54 serta 3600kW-hr battery bank. Persenjataan pada kapal ini yakni 6x533 mm torpedo tubes dengan 18 torpedo. Total awak kapal sejumlah 37 personil dengan jumlah perwira sebanyak 5 orang. Biaya konstruksi untuk pembangunan kapal ditaksir sebesar $400 juta., Indonesia is a world largest maritime country. It is necessary to has enough strength and big armada to protect and prevent foreign ships to enter the territories. Submarine is one of the key for that purpose. Nowadays, Indonesia has two submarines that operates. This is very worrying. Therefore, a submarine concept design is my final assignment which reflects a student who has responsibility and dedication to the nation.
The design of the conventional attack submarine started by concept exploration consisting of initial estimation and calculation. The next phase is the concept development which including the analyzing and optimization of all aspect design. Final design specification consist of: ship LOA= 52 meters, diameter= 7 meters, submerged displacement= 1733 tons and surfaced displacement= 1301 tons. Maximum submerged speed is 20 knots. The power generated from two generator and diesel engine MTU 12 V 396 TE 54 and 3600 kW-hr battery bank. Ship‟s armament consist of 6 x 533 mm torpedo tubes carrying 18 torpedoes. The ship‟s crew is 37 personnel with 5 officers. The construction cost of the ship is estimated $400 million.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abid Tsabit
"Kapal Selam merupakan kendaraan bawah air militer dan symbol dari pertahanan sebuah Negara. Dalam operasinya, kapal selam memiliki tahanan total yang terdiri dari tahanan gesek dan tahanan tekanan. Surface viscous liquid merupakan salah satu metode untuk mengurangi tahanan gesek. Biopolimer kulit tomat mengandung wax dan cutin yang digunakan sebagai edible coating. Mekanisme pengurangan tahanan telah dipelajari dan dianalisa oleh para peneliti. Salah satu mekanismenya adalah lokasi pengecatan untuk mendapatkan pengecatan yang efektif. Tujuan dari dari penelitian kali ini adalah untuk mempelajari tahanan total pada model kapal selam dengan menggunakan variasi lokasi: 25% L, 50% L, 75% L and 100% L dengan menggunakan kekentalan 500 ppm. Model kapal selam dengan variasi rasio L/D: 5,7, 6,6 dan 8,3 diuji pada towing tank. Tahanan total dari model kapal selam diukur menggunakan Load cell dynometer. Hasilnya menunjukkan hubungan bilangan Reynolds dan koefisien tahanan total. Pengurangan tahanan menggunakan metode ini mencapai 8,36 %.

Submarine is an underwater military vehicle and defenses symbols of state. In the operation, submarine has total resistance that consists of skin friction and pressure drag. Surface viscous liquid is one of method to reduce the friction resistance. Tomato’s biopolimer skin contains wax and cutin which use as edible coating. These mechanism of reduction resistance have analized by researchers. One of these mechanism is location coated to get effectively coating. The purpose of this research is to study the reduction of total resistance of submarine models which considerated location coated by various locations: 25% L, 50% L, 75% L and 100% L that used a weight concentration about 500 ppm. The submarine model with various ratio hull form L/D; 5.7, 6.6, and 8.3 tested towing tank. Load cell dynometer was used to measure the total resistance of submarine models. The results are shown the relationship between reynolds number and total resistance coefficient. The drag reduction which used this method is achieved about 8.36%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhamad Rizal Zacharias
"Kebutuhan penggunaan energi listrik saat ini masih terus bertambah diantaranya pada negara-negara yang sedang berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam khususnya terkait dengan pemanfaatan sumber daya energi baru dan terbarukan. Australia yang memiliki potensi pembangkitan energi energi surya, sedangkan pada negara singapura yang memiliki permintaan energi listrik yang bergantung pada penggunaan gas alam menciptakan adanya kerjasama pembangunan sistem transmisi kabel bawah laut Australia-Singapura dmelalui High Voltage Direct Current (HVDC) bertegangan 525 kV dan panjang saluran transmisi 3200 Km. Pada penelitian yang dilakukan ini terkait dan perhitungan rugi-rugi daya dan kuat hantar arus pada sistem transmisi ini diharapkan dapat menjadi referensi terkait rencana pembuatan kabel bawah laut ini. Pada perencanaan kabel bawah laut ini kabel yang digunakan adalah kabel bawah laut XLPE dengan nilai tegangan 525 kV. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai resistansi termal antara konduktor dan selubung (T1) sebesar 0.7117 K.m/W ,nilai resistansi termal antara selubung dan perisai (T2) sebesar 0.081 K.m/W , nilai resistansi termal selubung luar (T3) sebesar 0.0453 K.m/W , nilai resistansi termal antara permukaan kabel dan dasar laut (T4) sebesar 0.587 K.m/W . Berdasarkan data nilai resistansi diatas, diperoleh nilai kuat kuat hantar arus hasil perhitungan sebesar 1551 A , sehingga didapatkan nila rugi-rugi daya pada total saluran transmisi sebesar 96.34 MW.

Electrical energy is currently still growing, including in developing countries that have a wealth of natural resources, especially those related to the use of new and renewable energy resources. Australia has the potential for generating solar energy, while Singapore, which has a demand for electrical energy that depends on the use of natural gas, has created a cooperation in the construction of the Australia-Singapore submarine cable transmission system through High Voltage Direct Current (HVDC) with a voltage of 525 kV and a long line transmission 3200 km. In this research, it is hoped that the calculation of power losses and current-carrying strength in this transmission system can be a reference regarding the plan for making this submarine cable. In planning this submarine cable, the cable used is the XLPE submarine cable with a rated voltage of 525 kV. The calculation results show that the thermal resistance value between the conductor and the sheath (T1) is 0.7117 Km/W, the thermal resistance value between the sheath and shield (T2) is 0.081 Km/W, the outer sheath thermal resistance value (T3) is 0.0452 Km/W. , the value of thermal resistance between the surface of the cable and the seabed (T4) is 0.587 Km/W . Based on the resistance value data above, the current-carrying strength value is 1551 A, so that the power losses in the total transmission line are 96.34 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fahliza Robbyatul Adawiyah
"Wilayah perairan Indonesia, termasuk perairan Gresik, Provinsi Jawa Timur menjadi jalur lalu lintas pelayaran yang kerap padat akan banyak kapal. Hal ini akan membawa keuntungan tersendiri, karena pelabuhan di sekitar Gresik akan berkembang perekonomiannya. Namun, disamping dampak baik tersebut, ada dampak buruk yang nampaknya lebih sering didapat. Dimulai dari sikap ketidakpedulian para pengguna laut dalam berlayar, bermanuver dan berlabuh jangkar sehingga membuat utilitas bawah laut seperti pipa yang mengangkut gas akan rusak bahkan dapat menyebabkan kebocoran, ledakan dan kebakaran. Maka, perlu adanya validasi kembali area mana saja yang terdapat utilitas menggunakan metode yang cocok seperti metode magnetik karena pipa bawah laut berbahan logam akan sensitif dengan medan magnet. Hasil pengolahan data magnetik menunjukkan pipa bawah laut berada vertikal dari Utara ke Selatan daerah penelitian dengan nilai anomali magnetik tinggi sekitar 7.2 hingga 24.5 nT. Kemudian penampang 2D menampilkan model pipa bawah laut dengan baik karena nilai error nya kecil. Pipa tersebut memiliki rentang nilai kontras suseptibilitas dari 0.6 – 1. Untuk mengetahui nilai kedalamannya, data Single Beam Echo Sounder (SBES) dan Peta Laut Indonesia (PLI) nomor 96A digunakan sebagai data pendukung karena data magnetik tidak memiliki data altitude. Berdasarkan PLI kedalaman batimetri sekitar 9.1 – 10.6 meter. Berdasarkan data SBES, kedalaman batimetri memiliki range dari 9.18 – 0.5 meter. Sehingga estimasi kedalaman pipa bawah laut sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor 300K/38/M.PE/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi yaitu 9 hingga 12 meter dibawah permukaan laut. Zona yang aman untuk kapal berlayar dan melabuhkan jangkar sendiri berada pada jarak lebih dari 500 meter dari posisi pipa dan instalasi lainnya yang dapat dilihat di PLI. PLI sendiri harus digunakan sebagai pedoman dalam berlayar agar meminimalisir kecelakaan pelayaran.

Indonesian territorial waters, including Gresik, East Java Province, become shipping traffic lanes that are often congested with many ships. This will bring its advantages because the port around Gresik will develop its economy. However, in addition to these good effects, there are harmful effects that seem more common. Starting from the indifference of sea users in sailing, maneuvering, and anchoring so that underwater utilities such as pipelines that transport gas will be damaged and can even cause leaks, explosions, and fires. So, it is necessary to re-validate any area with utility using a suitable method such as the magnetic method because metal subsea pipelines will be sensitive to magnets. The results of magnetic processing show that the subsea pipeline is vertical from North to South of the study area with a high magnetic anomaly value of around 7.2 to 24.5 nT. Then the 2D cross-section displays the underwater pipe model well because the error value is small. The pipe has a susceptibility contrast value ranging from 0.6 – 1. For depth value, Single Beam Echo Sounder (SBES) and Indonesian Sea Map (PLI) number 96A are used as supporting data because magnetic data does not have altitude data. Based on PLI, the bathymetry depth is around 9.1 – 10.6 meters. Based on SBES data, the bathymetry depth ranges from 9.18 – 0.5 meters. The estimated depth of the subsea pipeline is in accordance with the Minister of Mines and Energy's Decree of 300K/38/M.PE/1997 concerning the Safety of Oil and Gas Distribution Pipelines, which is 9 to 12 meters below sea level. The safe zone for ships sailing and anchoring themselves is at a distance of more than 500 meters from the pipes and other installations seen in PLI. PLI itself must be used as a guide in sailing in order to minimize shipping accidents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Andzani Masulili
"Tenaga listrik sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk berbagai macam keperluan dan akan terus meningkat dengan adanya perkembangan teknologi yang membutuhkannya, salah satunya pada masyarakat di provinsi Bangka Belitung. Sumber energi untuk membangkitkan listrik di provinsi Bangka Belitung sangat terbatas, sehingga diperlukannya energi utama seperti batubara dari Sumatra, sehingga dibangun saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung dari GI Tanjung Api-Api ke GI Muntok
sepanjang 36 km untuk meningkatkan keandalan sistem. Simulasi dilakukan dengan perhitungan manual melalui rumus-rumus yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya. Dikarenakan kabel bawah laut masih dalam tahap
pembangunan, maka akan terdapat beberapa data yang belum diketahui sehingga penulis mengasumsikan data berdasarkan penelitian sebelumnya. Hasil dari perhitungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa rugi-rugi daya pada saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung sepanjang 36 km adalah 2,36 MW.

Electric power is needed by the community for various purposes and will continue to increase with the development of technology that requires it, one of which is the community in the province of Bangka Belitung. Energy sources to generate electricity in the province of Bangka Belitung are very limited, so that main energy is needed such as coal from Sumatra, so a 150 kV high-voltage submarine cable transmission line is built between Sumatra-Bangka Belitung from Tanjung Api-Api substation to Muntok substation along 36 km to increase system reliability. Simulations are carried out by manual calculations through formulas that have been obtained from previous studies and books. Because the submarine cable is still under construction, there will be some unknown data so the author assumes the data based on previous research. The results of the calculations in this study indicate that the power losses in the 150 kV high voltage submarine cable transmission line between Sumatra-Bangka Belitung with a length of 36 kilometers is 2,36 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper is the result of the rain attenuation research, especially the results of ARIMA modeling of tropical rain attenuation in thr design of 28 GHZ millimeter wave communication system. Data acquasition is done on the link distance of 56.4 meters on Electrical campus ITS Surabaya. Data acquisition was recorded using the device every 1 second. The data obtained are processed using an ARIMA (p,d,q) model. The process aims to obtain a time series model. Validation process in done by comparing the ARIMA model result with measurements and attenuation model of ITU - R P.838-3. From 6 events that obtained in February 2009 concluded that all events can be approached by ARIMA (0,1,1) model. ARIMA (0,1,1) model can be used to generate rain attenuation data."
620 JURTEL 14:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>