Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Seseorang yang bermain game akan mengeuarkan energy di bawah 1,5 METs. Hal itu termasuk dalam sedentary behavior yang berpengaruh buruk terhadap tubuh seperti obesitas. Perancang game saat ini melihat permainan tradisional memiliki keiatan fisik yang dominan dalam sistem permainannya. Sebagai basis game yang dapat meningkatkan aktivitas gerak pemain. Pergerakan dan pengeluarn energy tinggi pada permainan tradisional meliputi kegiatan berjalan dan berlari. Oleh karena itu, kejar mengejar dapat diaplikasikan menjadi gameplay utama dalam game untuk meningkatkan aktivitas gerak pemain."
JSIO 14:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sugiarto
"Sistem injeksi bahan bakar telah dikembangkan sejak lama. Namun umumnya sistem injeksi bahan bakar tersebut digunakan pada mesin mobil. Penggunaan sistem ini pada mesin sepeda motor dengan silinder tunggal masih belum luas. Dengan penggunaan sistem injeksi bahan bakar, debit bahan bakar dapat dikontrol sesuai dengan parameter mesin seperti putaran mesin, debit udara yang masuk, serta volume bahan bakar untuk setiap siklus, pada semua kondisi mesin. Penelitian sistem injeksi bahan bakar ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi volumetris sistem intake manifold, kebutuhan bahan bakar untuk setiap siklus mesin, dan karakteristik mesin pada setiap kondisi yang diujikan. Penelitian sistem injeksi bahan bakar untuk mesin satu silinder dengan siklus Otto empat langkah, dilakukan pada mesin Honda CB100 dan dilaksanakan di Laboratorium Thermodinamika Departemen Teknik Mesin FTUI. Dari uji eksperimen dalam penelitian ini menunjukkan karakteristik lama buka injector yang sesuai dengan fungsi putaran mesin, dan tekanan intake pada mesin satu silinder. Sedangkan dari hasil penelitian ini menunjukan nilai efisiensi volumetris yang baik dengan desain intake manifold menggunakan hasil simulasi CFD (Computational Fluid Dynamic).

Fuel Injection System for One Cylinder Motor Cycle Engine. Fuel injection has been developed for many years. But its common application is limited on car?s engine. With many reason fuel injection systems in motorcycle one cylinder engine has not been widely used yet. Fuel Injection System allows the amount of fuel, injected to be controlled appropriate to engine parameters such as engine speed, amount of air inducted to cylinder, temperature, for each cycle, over the entire engine operating conditions. This fuel injection research is done to find out the Volumetric Efficiency of the intake manifold system, the amount of fuel need to be injected for each engine cycle, and the engine characteristics over variation of test conditions. This research based on Honda CB100 engine, at applied thermodynamic Laboratory of Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering University of Indonesia. Experiment data from this research shows the characteristics of injector duration as functions of engine speed, intake pressure, on one cylinder engine and the results of this research shows a good Volumetric Efficiency of the intake manifold designed using CFD (Computational Fluid Dynamic)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Hadi Saputra
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis sistem bonus malus prinsip nilai ekspektasi untuk asuransi kendaraan bermotor di Indonesia. Pada prinsip nilai ekspektasi setiap pemegang polis dikenakan premi yang proporsional dari ekspektasi jumlah klaim. Data klaim diolah menjadi tabel Jumlah Klaim untuk tahun 2010-2012. Berdasarkan tabel tersebut analisis dilakukan menggunakan distribusi Negative Binomial, Geometric dan Poisson Inverse Gaussian. Hasil distribution fitting menunjukkan distribusi Negative Binomial dan Geometric fit digunakan pada tabel jumlah klaim sedangkan distribusi Poissson Inverse Gaussian tidak. Tabel bonus malus yang dibentuk berdasarkan penelitian ini dapat digunakan untuk penentuan tarif kendaraan bermotor pada PT. ABC dengan menganalisis jumlah klaim yang terjadi pada periode klaim sebelumnya. Hasil analisis dan evaluasi menggunakan tools relative stationary average level (RSAL), coefficient variation (CV) dan waktu konvergensi menunjukkan sistem bonus malus yang berdasarkan distribusi Negative Binomial lebih baik dibandingkan yang berdasarkan distribusi Geometric. Berdasarkan analisis loss ratio, sistem bonus malus lebih mampu merefleksikan risiko pada premi asuransi dibandingkan sistem tarif merata.

ABSTRACT
This study's aim analyze the bonus malus system with expected value principle for motor vehicle insurance in Indonesia. In expected value principle each policyholder is charged premium proportionally of their expected number of claims. Claims data is processed into tables Number of Claims for 2010-2012 period. Based on this table analysis was performed using the Negative Binomial, Geometric and Poisson Inverse Gaussian distribution. Results from distribution fitting showing the Negative Binomial and Geometric distribution is accepted used for the table while Poisson Inverse Gaussian distribution is rejected. Table bonus malus established by this study can be used to determine rates of motor vehicle in PT. ABC based on the number of claims occurred in the period of the previous claims. Result from analysis and evaluation using relative stationary average level (RSAL), coefficient of variation (CV) and convergence time tools shows bonus malus system that is based on Negative Binomial distribution is better than that based on Geomteric distribution. Based on the analysis of the loss ratio, bonus malus system is able to reflect the risk in insurance premiums compared flat tariff system."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Keterlambatan perkembangan motorik halus masih sering terjadi pada usia prasekolah. Kasus anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus di Indonesia tahun 2013 mengalami peningkatan dari 6,2% menjadi 9,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan permainan menyusun puzzle dan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif cross sectional dengan tenik pengambilan sampel simple random sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 110 responden anak usia 3-6 tahun di 3 TK wilayah Serang, Banten. Uji penelitian menggunakan uji chi square dengan hasil terdapat hubungan bermakna antara permainan menyusun puzzle, usia anak, dan urutan anak dengan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah (p value 0,003; 0,035; 0,014 dengan p<0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat, tenaga kesehatan, ibu, guru/pengasuh, dan penelitian berikutnya untuk dijadikan sebagai bahan referensi. Penelitian ini merekomendasikan untuk memberikan berbagai jenis permainan seperti puzzle yang dapat menstimulasi perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Delay in fine motor development is still common in preschool age. Cases of children experiencing impaired fine motor development in Indonesia in 2013 increased from 6.2% to 9.8%. This study aims to determine the relationship between puzzle compilation and fine motor development in preschool children. This study uses a cross-sectional correlative analytic design with a simple random sampling technique. The number of samples studied was 110 respondents of children aged 3-6 years in 3 kindergartens in Serang, Banten. The research test used the chi-square test with the result that there was a significant relationship between the puzzle compilation games, the child's age, and the sequence of children with fine motor development in preschool-age children (p-value 0.003; 0.035; 0.014 with p <0.05). The results of this study are expected to be useful for nurses, health workers, mothers, teachers/caregivers, and subsequent research to be used as reference material. This research recommends providing various types of games such as puzzles that can stimulate the fine motor development of preschoolers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofia Salsabilla Syifa
"Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (2013) menyebutkan bahwa sekitar 5—10% anak mengalami kelainan dalam perkembangannya, serta sekitar 1—3% anak usia di bawah 5 tahun mengalami kelainan pada lebih dari 1 aspek perkembangan (global developmental delay). Perkembangan motorik yang mengalami keterlambatan memiliki dampak negatif, bukan hanya terkait kompetensi motorik yang buruk, melainkan juga pada risiko keterlambatan di domain perkembangan lainnya beserta gangguan kesehatan yang berpotensi dialami anak di usia mendatang. Penelitian ini berfokus untuk mencari tahu peran pemeriksaan neurologis kepala dalam mendeteksi keterlambatan motorik kasar pada anak usia 6—18 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional di Poliklinik Neurologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Kiara pada bulan September—Oktober 2023. Sebanyak 80 subjek direkrut secara consecutive sampling. Analisis dilakukan untuk mengetahui indikator diagnostik sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, dan DOR. Analisis dilakukan pada seluruh sampel dengan inklusi maupun eksklusi faktor risiko. Kemampuan menunjuk menunjukkan analisis hubungan signifikan dari analisis dengan sampel eksklusi faktor risiko. Sementara itu, pada sampel tanpa eksklusi faktor risiko, lingkar kepala, bentuk kepala, dan kemampuan menunjuk memiliki DOR yang signfikan. Rentang indikator diagnostik seluruh pemeriksaan kepala yakni sensitivitas 34—68% (tertinggi pada kemampuan menunjuk); spesifisitas 66,67—96,67% (tertinggi pada kontak visual); PPV 66,67—96,15% (tertinggi pada kontak visual); dan NPV 39,62%—61,90% (tertinggi pada kemampuan menunjuk). Indikator diagnostik pemeriksaan neurologis kepala cukup sebanding dengan alat asesmen keterlambatan motorik kasar lain. Pemeriksaan neurologis kepala, khususnya lingkar kepala, kontak visual, bentuk kepala, dan kemampuan menunjuk, memiliki potensi pemanfaatan sebagai alat deteksi keterlambatan motorik kasar pada anak usia 6—18 bulan.

According to data sourced from Indonesian Pediatric Society (2013), approximately 5—10% of children experience abnormalities in their development and maturation process. Delay in motoric development not only affects said children’s motor skills, but could potentially risk delay in other developmental domains and make them more susceptible to other health issues in the future. This cross-sectional study was held at the Neurology Clinic of Cipto Mangunkusumo Kiara Hospital for the period of September to October 2023. Exactly 80 samples were recruited using consecutive sampling according to patient visit. Analyses were done to acquire diagnostic indicators such as sensitivity, specificity, PPV, NPV, dan DOR (CI analyzed through binary logistic regression). Samples were analyzed both including and excluding significant risk factors. Pointing produced significant discriminative strength in the final sample group analysis (excluding samples with significant risk factors). Initial sample analysis (without baseline covariate exclusion) showed significant DOR in head circumference, head shape, and pointing ability examination. Diagnostic indicators including all head neurological assessments showed good result intervals, with sensitivity of 34—68% (highest in pointing test), specificity of 66.67—96.67% (highest in eye contact test), PPV of 66.67—96.15% (highest in eyes contact test), and NPV of 39,62—61,90% (highest in pointing test). Head neurological assessment in pediatric patients, especially evaluations of head circumference, head shape, dan pointing ability, have the potential to be effectively implemented as a tool for detecting gross motor development delay in children 6 to 18 months of age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Ronald Nugroho
"Syngas yang dihasilkan bahan bakar batu bara melalui gasifikasi unit dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar pada mesin generator set diesel, namun masih memanfaatkan sejumlah bahan bakar diesel sebagai igniter kompresinya. Dalam pemanfaatan syngas tersebut diperlukan suatu modifikasi terhadap saluran masuk syngas. Saluran masuk syngas diaplikasikan melalui saluran masuk udara yang sekaligus menjadi tempat pencampuran antara syngas dan udara tersebut (mixture valve) sebelum masuk ke dalam mesin. Mesin dengan dua bahan bakar yang berbeda tersebut disebut juga Dual - Fuel Engine. Karakteristik mesin dual fuel ini bergantung pada komposisi yang juga merupakan kualitas bahan bakar yang masuk. Dalam pencampuran kedua bahan bakar tersebut, perbandingan Hydrogen (H2) dan Carbon Monoxide (CO) pada control volume tertentu bervariasi terhadap nilai kalornya sehingga dalam perancangannya memerlukan perhitungan alternatif laju aliran bahan bakar syngas menurut nilai kalornya dengan efisiensi thermal yang dimiliki mesin.

Syngas that is produced by coal fuel through gasification unit used as a substitution fuel in a diesel engine generator set, but it still takes smaller amount of diesel fuel as the Compression Igniter. In using of two kind of those fuels, modification is needed at the intake of the engine. By applying the syngas inlet to the intake as well as a place of mixture happened between the air and the syngas (mixture valve) before get into the engine. The engine with those two different fuels is called Dual - Fuel Engine. Characteristics of dual fuel engines depend on composition or quality of the syngas. Syngas composition ratio between Hydrogen (H2) and Carbon Monoxide (CO) at certain volume control have many varies so it requires an alternative calculation of the syngas flow rate according to the heating value of the syngas with thermal efficiency of the engine which also influential factors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Gunawan
"Observer yang digunakan untuk estimasi kecepatan umumnya berada pada sumbu α-β, sehingga menyulitkan bila akan dilakukan kompensasi karena bagian pengendali, dekopling dan fluks model berada pada sumbu direct-quadrature dq. Setiap penggunaan transformasi memungkinkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu pada simulasi ini digunakan metoda estimasi kecepatan motor induksi dengan meletakkan observer pada sumbu dq. Model motor aktual yang digunakan tetap berada dalam sumbu alfa-beta, sedangkan observer menggunakan persamaan model motor dalam rotor fluks oriented control (RFOC) . Hal ini juga membuktikan bahwa penggunaan model motor yang berbeda antara aktual dan estimasi dapat dilakukan.Hasil simulasi dengan C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 menunjukkan bahwa penggunaan full order observer pada sumbu dq memberikan hasil yang cukup baik.

Design of Induction Motor Drive Without Velocity Sensor Using Current Vector Controller with Full and Reduced Observer Moving to DQ Axis. The observer is used in estimation velocity sensor usually in α-β axis, therefore this situation will need an extra transformation when we want to add compensator because the flux model is in direct and quadrature-axis dq. Every used the transformation to make possible emerge an error. So in this simulation is used a method to estimate the velocity of induction motor drive with observer that is moved to dq-axis. The model of actual motor used is in alfa-beta axis, but the observer use the motor models in rotor flux oriented control (RFOC).This matter, also to prove that the different models of motor drives can be used between the actual and estimated one. The simulation results with C-MEX S-function Matlab/Simulink 6.5 to show that the full order observer in dq axis gives better performance than the reduced order observer."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Berchman Adyapaka Apatya
"Permanent Magnet Synchronous Motor PMSM merupakan motor yang mampu memenuhi tuntutan untuk unjuk kerja yang optimal. Kehandalan, efisiensi tinggi, high power density, small, dan high speed adalah kemampuan yang mampu dicapai oleh motor jenis PMSM. Oleh karena menariknya issue ini, berbagai penelitian mencakup motor PMSM banyak dilakukan oleh berbagai kalangan. Pada penelitian ini, fokus peneliti adalah mampu menghasilkan rancangan motor Permanent Magnet Synchronous Motor 12 slot dan 8 pole. Motor yang dirancang adalah motor dengan tipe outer rotor. Dimensi luar motor ditentukan sesuai dengan aplikasi dari motor yang dirancang dalam penelitian ini fixed dimension. Bahan pertimbangan dalam penelitian ini adalah proses pembuatan yang sederhana dan murah serta kemudahan mencari material konstruksi motor.Pada penelitian ini telah berhasil dirancang motor PMSM dengan tipe outer rotor 750 rpm dengan keluaran daya 26,39 kW dengan effisiensi 98,2 serta motor tipe inner rotor 750 rpm dengan daya keluaran 26,15 kW dengan effisiensi 98.

Permanent Magnet Synchronous Motor PMSM is a motor capable of meeting the demands for optimal performance. Reliability, high efficiency, high power density, small, and high speed is the ability that can be achieved by PMSM type motor. Because of this interesting issue, various studies include many PMSM motors conducted by various circles. In this study, the focus of the researcher is able to produce the design of Permanent Magnet Motor Synchronous Motor 12 slot and 8 pole. The motor designed is a motor with outer type rotor. The outer dimensions of the motor are determined according to the application of the motor designed in this study fixed dimension . Materials considerations in this study is a process of making a simple and cheap and easy to find motor construction materials.In this research has successfully designed PMSM motor with 750 rpm outer rotor type with power output of 26.39 kW with 98.2 efficiency and 750 rpm inner rotor type motor with output power of 26.15 kW with 98 efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Kusmayadi
"Penggunaan layanan e-scooter sharing di kawasan wisata merupakan hal baru di Indonesia termasuk di kawasan wisata di Provinsi Bali. Rencana penggunaan kendaraan listrik di kawasan wisata oleh Pemerintah Provinsi Bali untuk menciptakan kawasan wisata yang sustainable termasuk kawasan wisata Kuta Utara membuat peluang layanan e-scooter sharing bisa diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang mempengaruhi wisatawan untuk mau menggunan layanan e-scooter sharing sebagai moda alternatif untuk angkutan first dan last mile serta berapa nilai kemauan membayar wisatawan untuk menggunakan layanan tersebut serta untuk mengetahui potensi demand serta pengurangan CO2 akibat penggunaan layanan e-scooter sharing.
Pengumpulan data kemauan wisatawan membayar untuk layanan e-scooter sharing dilakukan melalui survei wawancara dengan metode stated preference, data yang didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan metode regresi binomial, varibel yang bernilai signifikan ditentukan menggunakan metode backward elimination dan untuk mendapatkan utilitas model terbaik digunakan pendekatan maximum likelihood.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kemauan wisatawan untuk mau menggunakan layanan e-scooter sharing adalah umur dan pendapatan, sedangkan untuk nilai kemauan membayar (WTP) adalah apabila ada penghematan biaya perjalanan 1.5 US Dollar untuk perlambatan waktu perjalanan sebesar 15 menit. Potensi demand atau jumlah wisatawan yang mau beralih menggunakan layanan e-scooter sharing dari moda eksisting adalah sebanyak 1908 orang trip dengan penurunan emisi CO2 dari perjalanan yang dilakukan adalah sebesar 2.231.814,85 g CO2 orang trip.

The application of e-scooter sharing services in tourist areas is a new facility in Indonesia, including in tourist areas in the Province of Bali. The plan to use electric vehicles in tourist areas by the Provincial Government of Bali to create a sustainable tourist area, include the North Kuta tourist area, has created opportunities for e-scooter sharing services to be applied. The purpose of this study is to find out the factors that influence traveler to use e-scooter sharing services as an alternative mode for first and last-mile transportation, the value of the tourist's willingness to pay to use the service, and the potency of demand and CO2 reduction for e-scooter sharing services adoption.
Tourist's willingness to pay data for e-scooter sharing services was collected through an interview survey using the stated preference method. Furthermore, the data were analyzed using the binomial regression method. Variables with significant values were determined using the backward elimination method, and to decide the best model we employ the maximum likelihood approach.
The results showed that the factors that influence traveler's willingness to pay to use e-scooter sharing services are age and income, while the value of willingness to pay (WTP) is if there is a saving of 1.5 US Dollars in travel costs for a 15-minute slowdown of travel time. The number of tourists who want to shift to using the e-scooter sharing service from existing mode is as many as 1908 person trip, which results in a reduction of 2.231.814,85 g CO2 person trip.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joanna Erin Hanrahan
"Latar belakang. Terdapat 5 domain keterampilan yang harus dicapai sesuai dengan kelompok usia anak. Apabila tidak dicapai hingga melebihi batasan usia yang seharusnya, anak dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan. Keterampilan motorik kasar merupakan domain perkembangan dengan tingkat perhatian orang tua tertinggi, sebab keterampilan motorik kasar merupakan penentu otonomi seorang anak. Penelitian mengenai faktor risiko dibuat untuk menyusun strategi intervensi pencegahan keterlambatan perkembangan.
Tujuan. (1) Mengetahui faktor risiko yang signifikan terhadap keterlambatan motorik kasar pada anak usia 6-24 bulan. (2) Mengetahui pengaruh antar masing-masing faktor risiko.
Metode penelitian. Desain penelitian menggunakan kasus dan kontrol. Data diperoleh melalui data primer hasil penilaian keterampilan motorik kasar yang divalidasi oleh pembimbing dan wawancara orang tua pasien yang ada di Poli Kiara RSUPN Cipto Mangunkusumo dan Pondok Pinang. Anak dengan keterampilan motorik kasar terlambat dimasukkan dalam kelompok kasus dan dilakukan matching usia untuk memperoleh kelompok kontrol. Pengambilan data dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2018. Faktor-faktor risiko dianalisis secara bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian. Dilakukan analisis terhadap 63 anak dengan motorik kasar terlambat dan 63 anak dengan motorik kasar normal. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan keterlambatan motorik kasar pada anak, yaitu asfiksia perinatal (P=0,004 ; OR=5,714 ; IK 95%=1,553-21,026), prematuritas (P=0,009 ; OR=3,949 ; IK 95%=1,347-11,574), berat badan lahir rendah (P=0,011 ; OR=3,511 ; IK 95%=1,281-9,625), dan mikrosefali (P<0,001 ; OR=5,128 ; IK 95%=2,332-11,280). Setelah dilakukan analisis multivariat, mikrosefali (aOR=4,613 ; IK 95%=2,023-10,521) dan prematuritas (aOR=3,668 ; IK 95%=1,153-11,673) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan motorik kasar pada anak.
Kesimpulan. Mikrosefali dan prematuritas (usia gestasi < 37 minggu) merupakan faktor prediktor keterlambatan motorik kasar pada anak usia 6-24 bulan.

Introduction. There are 5 domains of development that has to be accomplished by a child. If a child fails to master a skill according to his age group, he is said to have a delayed development. Gross motor is one of the domain with the highest parental concern as mastering gross motor is an important factor that determine the autonomy of a child. This study is made to arrange a strategic intervention on the prevention of delayed development.
Objectives. (1) To determine the significant risk factors for gross motor delay in children age 6-24 months old. (2) To determine the association between risk factors.
Methods. Case control study design was used. Data was obtained from direct assessment of gross motor skill (validated by supervisor) and parents’ interview in Cipto Mangunkusumo National Hospital and Pondok Pinang. Children with gross motor delay were categorized as the case group and age matching from this group was used to obtain the control group. Data was collected from February until July 2018. Bivariate and multivariate analysis on risk factors were done to find the significant risk factors and predictor factors for gross motor delay.
Results. 63 children with gross motor delay and 63 children with normal gross motor development were being analyzed. Significant risk factors for gross motor delay were perinatal asphyxia (P=0.004 ; OR=5.714 ; CI 95%=1.553-21.026), prematurity (P=0.009 ; OR=3.949 ; CI 95%=1.347-11.574), low birth weight (P=0.011 ; OR=3.511 ; CI 95%=1.281-9.625), and microcephaly (P<0.001 ; OR=5.128 ; CI 95%=2.332-11.280). After multivariate analysis, microcephaly (aOR=4.613 ; CI 95%=2.023-10.521) and prematurity (aOR=3.668 ; CI 95%=1.153-11.673) were the predictor factors for gross motor delay.
Conclusion. Microcephaly and prematurity (gestation age < 37 weeks) are the predictor factors for gross motor delay in children age 6-24 months old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>