Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110369 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santosa
"Pada saat manusia mulai memanfaatkan potensi lingkungan secara berlebih, kersakan lingkungan mulai terasa, alam sekitar diperlakukan secara berlebihan. Perancangan arsitektur diharapkan mampu berfungsi untuk menjawab pertanyaan tentang dengan cara bagaimana potensi lingkungan didayagunakan. Pengembangan konsep arsitektur yang berwawasan lingkungan adalah pengembangan konsep arsitektur yang memperhatikan batas keseimbangan antara usikan dan tahanan lingkungan, serta menjadikannya sebagai unsur pengontrol keselarahan terhadap konesp ekosistem. Penerapan konsep arsitektur di Indonesia pada umumnya, khususnya Pulau Jawa yang berpenduduk paling padat, sebaiknya tidak menggunakan ambang atas sebagai pedoman, tetapi sedikit lebih diturunkan. Dalam hal ini intensifikasi di beberapa segi sebaiknya dikurangi."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1991
MTUGM 2:13 (1991)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
White, Edward T.
Bandung: Intermatra, 1987
720 WHI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Arsitektur muncul seiring dengan kehadiran manusia atau bahkan Iebih dulu dari manusia. Manusia mulai mempelajari arsitektur karena kbutuhannya untuk bertahan hidup dari kerasnya alam. Secara sederhana arsitektur berarti ilmu atau seni yang memfokuskan diri pada pembuatan bangunan. Namun pengertian ini tentunya tidak cukup bagi orang-orang yang Ingin mempelajari arsitektur secara mendalam. Hal yang perlu disadari ketika mempelajari arsitektur adalah hubungan antara arsitektur dan manusia, karena arsitektur selalu berada dalam konteks rnanusia. Mempelajari arsitektur dapat dikatakan mempelajari manusia itu sendiri.
Manusia dalam hidupnya tidak dapat memisahkan dirinya dengan alam semesta. Bentuk keterikatan tersebul dapat dilihat pada arsitektur yang merupakan hasil dari mengamati, memahami, dan meniru segala sesuatu yang ada di alam.
Manusia dalam perkembangannya "membuat" suatu hubungan antara dirinya dengan alam semesta, yaitu dengan Sang Pencipta yang telah menjadikan alam semesta. Manusia tunduk terhadap kekuasaan alam (Sang Pencipta) dan berusaha "membuat" balas antara dirinya dengan Sang Pencipta berupa aturan-aturan yang harus ditaati oleh manusia sendiri. Aturan-aluran tersebut terbaku dalam Iiteratur yang disebut sebagai Kitab Suci.
Alkilab sebagaimana Kitab Suci Iainnya menjelaskan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan Sang Pencipta yang di dalamnya misi aturan tentang bagaimana manusia hidup dan berperiIaku. Dengan berdasar bahwa arsilektur adalah ilmu atau seni yang berhubungan dengan manusia dan merujuk pada cara kerja alam, maka tentunya memunculkan pemikiran akan adanya hubungan antara Alkilab dan arsitektur. Logika tersebut menjadi dasar pencarian hubungan antara Alkitab dan arsitektur.
Titik temu antara Alkitab dan arsitektur adalah interpretasi dan ilmu yang mempelajari tentang interpretasi adalah hermeneutik. Dengan mengacu bahwa hermeneutik adalah pemahaman, maka hubungan tersebut baru dapat diungkapkan setelah adanya pemahaman terhadap Alkitab dan arsitektur secara terpisah maupun dalam sebuah formula.
Di akhir tulisan ini disimpulkan memang adanya hubungan antara arsitektur dengan Alkilab. Makna ayat-ayat dalam Alkitab menggambarkan suatu gagasan arsitektur secara sederhana dan mendasar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Sutanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S48976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wedha Aditiawan Mardi
"Menggambarkan secara ringkas bukti-bukti cakupan dan perhatian ilmu yang dibawa AI Qur'an dalam isi ayat-ayatnya. Kemudian mengaitkan kandungan ilmu pengetahuan di dalam AI Quran dengan arsitektur sebagai bagian darinya. Dengan melakukan penggalian aspek-aspek arsitektur yang terkandung di dalam ayat-ayat AI Quran yang berupa lafazh dan majaz. Dilanjutkan dengan penilaian dan asumsi melalui pendekatan tafsir isoterik dan konteks arsitektur. Sehingga didapatkan konsep-konsep yang signifikan jika ditinjau dari pandangan arsitektural.
Kesemuanya itu disejajarkan dengan tampilan konsep-konsep bangunan hotel komersial di Jakarta, dengan tujuan mencari pembuktian penggunaan konsep dalam ayat Al Qur?an sebagai konsep yang terwujud di dunia arsitektur. Sekaligus membuktikan kebenaran isi dan keaslian AI Qur'an sebagai Kitab Suci yang diturunkan Sang Maha Pencipta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2007
720.47 FRI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrul Helen
"Komik merupakan medium unik yang menggabungkan dua jenis representasi yaitu gambar dan teks untuk menyampaikan informasi dengan harapan dapat menghasilkan respon tertentu dari pembaca. Arsitektur di dalam komik tidak hanya digunakan sebagai background untuk menginformasikan kepada pembaca dimana suatu adegan terjadi (sense of place) dan untuk membangun emosi tertentu (sense of depth), namun arsitektur juga dapat digunakan sebagai elemen pembangun cerita di dalam komik. Studi kasus yang digunakan adalah komik "Yes is More, An Archicomic of Architectural Evolution" oleh BIG dan komik "Durarara" oleh Ryohgo Narita, Suzuhito Yasuda dan Akiyo Satorigi.

Comic book is a unique medium which combines two kinds of representations, images and words, to convey informations in hope to gain response from the readers. Architecture in comic book is not only used as background to establish sense of place and sense of depth to the readers, but also can be used as the constructor elements of the story in the comic book. The cases study for this topic are "Yes is More, An Archicomic of Architectural Evolution", a comic book by BIG and "Durarara", a comic book by Ryohgo Narita, Suzuhito Yasuda and Akiyo Satorigi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
JAkarta: Erlangga, 1985
720.2 chi c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Henny R.
"Tulisan ini membahas mengenai konsep silence dan bagaimana implikasinya terkait ruang dalam arsitektur. Sebagai suatu istilah yang sering dikaitkan dengan konotasi - ketiadaan - dan - kekosongan - baik dalam musik maupun puisi, silence sebenarnya merupakan suatu jeda dengan muatan signifikan. Keberadaan silence yang hadir dari - kekosongan - tersebut justru memberi jeda dan kesempatan bagi interpretasi terhadap estetika, terutama terkait dengan pengalaman terhadap aspek suara. Ketika pengalaman manusia terhadap ruang dalam arsitektur cenderung dipersepsi lebih dominan dari apa yang terlihat, penilaian terhadap estetika ruang seringkali terbatasi hanya pada properti ruang yang menyangkut domain visual, sehingga properti lainnya terabaikan dan aspek-aspek dalam ruang lainnya menjadi tertutupi. Ini menyebabkan pengalaman ruang yang diperoleh menjadi terdegradasi. Dalam meningkatkan pemahaman terhadap estetika ruang ini, suara sebagai bagian dari aspek aural kemudian menjadi suatu properti ruang yang mempunyai potensi memperkaya pengalaman dalam ruang, terlebih ketika arsitektur kemudian dikaitkan dengan musik. Dalam konteks ini, silence dalam arsitektur kemudian hadir sebagai suatu bingkai ruang-waktu di mana pengalaman terhadap seluruh aspek-aspek dalam ruang mungkin untuk dialami. Dalam pengalaman terhadap silence ini kepekaan terhadap ruang - yang dimulai dari kepekaan terhadap pengalaman aural - membuka kemungkinan terhadap dialaminya setiap dimensi dalam ruang lainnya secara seimbang dan menyeluruh, sehingga pengalaman terhadap ruang lebih dari persepsi visual belaka. Sehingga di sini kehadiran silence dapat mengungkapkan estetika ruang yang lain yang dapat dirasakan sebagai pengalaman ruang yang berbeda dari - yang biasa.

This thesis focuses on the study of the concept of 'silence' and its implication in architectural space. Both in music and poetry, silence usually relates to an understanding of 'nothingness' and 'emptiness'. Moreover, silence actually is a gap that contains important capacity. When silence is present with its 'emptiness', it indeed presents a moment of rest for us to open a space for an interpretation of the aesthetics, especially towards the experience of sounds. While experiencing a space, we tend to perceive architecture from what we can see. Thus, appreciation of the aesthetics of an architectural space is often limited on the spatial properties concerning only to visual domain, which makes the properties of other aspects in space do not get our attention sufficiently. The result is that the value of our experience in space comes to a degradation of what its essence truly is. As we deal with this understanding of the aesthetics in space, sounds as the object of aural experience indeed gets the potency to enrich our feeling for space. Aural experience is, then, supposed to be possible to give us another aesthetics in experiencing architecture, especially when we try to relate architecture to music. In this case, silence implies in architecture as a time-space frame, which lets all aspects in space come to our experience. By experiencing silence, our awareness towards space increases'which begins from our awareness for aural properties'and then opens the possibility for every spatial dimension to be experienced thoroughly. So that the presence of silence will reveal the 'other' aesthetics of space that can be perceived as a different spatial experience from 'the usual'."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52252
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini membahas tentang ilmu arsitektur dalam mengurus segala yang berkaitan dengan perancangan dan pembangunan."
Malang: UB Press, 2017
729 PRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>