Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar belakang: Latihan Brandt Daroff (BD) dan latihan Modifikasi Manuver Epley (MME) merupakan rehabilitasi vestibular sebagai terapi latihan mandiri di rumah bagi penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ) yang menggunakan sistem sensori terintegrasi. Secara fisiologis, BD berperan dalam proses adaptasi sistem vestibular dan MME berperan dalam reposisi otolit. Tujuan: Untuk mengetahui dan membandingkan efek terapi latihan vestibular mandiri BD dan MME terhadap perbaikan gangguan keseimbangan penderita VPPJ. Metode: Studi pendahuluan dengan desain kuasi eksperimenpada 23 subjek VPPJ yang diperoleh secara consecutive sampling, laki-laki dan perempuan berusia 2060 tahun. Secara random dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok BD(n=12) dan kelompok MME(n=11)untuk latihan mandiri di rumah. Nilai Symptoms Severity Score (SSS) dianalisis menggunakanuji McNemar dan nilai posturografi dianalisis dengan uji t berpasangan atau uji Wilcoxon Signed Rank bila sebaran data tidak normal. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada nilai SSS pada latihan BD dan latihan MME (p<0,05). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai posturografi dengan latihan MME. Ditemukan perbedaan bermakna (p<0,05) pada sepuluh variabel posturografi dengan latihan BD. Tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05) dari nilai SSS dan posturografi antara latihan Brandt Daroff dan MME. Kesimpulan: Terdapat perbaikan bermakna nilai SSS yang lebih cepat pada kelompok yang diberi latihan Brandt Daroff dibandingkan dengan kelompok MME."
Lengkap +
ORLI 45:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mamahit, Andy Ardhana
"Latar Belakang : Latihan Modifikasi Manuver Epley (MME) saat ini telah dikembangkan sebagai satu metode latihan mandiri untuk penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ) selain latihan Brandt Daroff (BD). MME bertujuan mengembalikan sisa otolit yang belum kembali ke utrikulus, sedangkan BD lebih berperan pada proses adaptasi sistem vestibuler. Berbagai penelitian sebelumnya lebih banyak melihat pengaruh dari latihan Brandt Daroff daripada membandingkan antara pengaruh latihan BD dan MME. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh latihan BD dan MME, serta membandingkan pengaruh kedua latihan terhadap perbaikan gejala dan gangguan keseimbangan pada penderita VPPJ.
Metode : Terdapat 23 sampel, 12 pasien diberikan latihan BD dan 11 dengan latihan MME. Perbaikan dari keluhan dan gejala klinis dievaluasi dengan Symptoms Severity Score (SSS Score) sedangkan untuk perbaikan gangguan keseimbangan postural secara objektif dilihat dari hasil posturografi. Latihan BD dilakukan mandiri di rumah dilakukan 5 kali dalam satu sesi, 2 sesi tiap hari selama 4 minggu atau 2 hari bebas keluhan vertigo, sedangkan latihan MME dilakukan tiga kali sehari, diulangi setiap hari hingga 24 jam bebas keluhan vertigo.
Hasil : Pada evaluasi minggu kedua dan keempat dengan SSS Score dan minggu keempat dengan posturografi didapatkan perbaikan pada kedua kelompok, tetapi secara statistik tidak bermakna (p>0,05) jika dibandingkan nilai tersebut diantara kedua kelompok.
Diskusi : Pada penelitian ini, latihan BD dan MME dapat memberikan perbaikan keluhan dan gejala klinis, serta keseimbangan postural, tetapi untuk melihat perbandingan pengaruh diantara kedua kelompok masih diperlukan penelitian lebih lanjut hingga jumlah sampel terpenuhi.

Introduction: Modified Epley Maneuver (MME) exercise has now been developed as a self-training method for patients with Benign Paroxysmal Positioning Vertigo (BPPV) besides Brandt Daroff (BD) exercise. MME exercise aims to restore the rest otolit returned to the utricle, whereas BD bigger role in the adaptation of the vestibular system. Various previous studies have looked at the effects of Brandt Daroff exercises rather than comparing the effects with MME exercise. The purpose of this study was to look at the effects of BD and MME exercise, as well as to compare the effects of both exercises to improve the symptoms and balance disorder in BPPV patients.
Methods: There were 23 samples, while 12 patients were given BD exercise and 11 with MME exercise. Clinical signs and symptoms improvement were evaluated with the Symptoms Severity Score (SSS Score) while for repairs postural balance disorders objectively viewed from the posturography results. BD exercises conducted independently at home five times in one session, two sessions per day for four weeks or two days with no vertigo complaints, while the MME exercises done three times a day, repeated every day for four weeks or up to 24 hours of non-complaint of vertigo.
Results: In the evaluation of the second and fourth week of the SSS score and the fourth week with posturography results obtained improvement in both groups, but were not statistically significant different (p> 0.05) when compared to the value between the two groups.
Discussion: In this study, BD and MME exercise can provide improved clinical signs and symptoms, as well as postural balance, but to see a comparison of the effect between the two groups further research is still needed until the number of samples met."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Widodo
"Dari penelitan oleh Suckfull dkk terhadap 52 kasus tuli mendadak yang disertai atau tanpa vertigo, didapatkan peningkatan kadar fibrinogen bila dibandingkan pasien normal. Keartaan ini dapat menyebabkan peningkatan viskositas plasma darah, sehingga terjadi gangguan perfusi ke jaringan, balk oleh karena gangguan aliran darah atau karena keadaan trombosis. Menurut Silverstein dick seperti dikutip Brandt, insiders vertigo pada keadaan hiperviskositas karena polisitemi dapat mencapai 40%. Dan menurut Andrew dick seperti dikutip Brandt melaporkan 3 kasus dengan serangan vertigo yang episodik, secara langsung berhubungan dengan keadaan hiperviskositas.
Masalah Penelitian
Dan kajian di atas, dapat dikemukakan pertanyaan penelitian yang perlu dicarikan jawabannya, yaitu :
1. Apakah keadaan hiperkoagulasi dapat mempengaruhi terjadinya vertigo
2. Berapa proporsi percontoh vertigo yang mengalami keadaan hiperkoagulasi
3. Apakah terdapat perbedaan keadaan hemostasis pada orang dengan dan tanpa
vertigo
Tujuan Penatian
1. Tujuan Umum
Peningkatan penatalaksanaan pasien gangguan keseimbangan dengan keadaan hiperkoagulasi
2 Tujuan Khusus
I. Mengetahui prevalensi dan gambaran keadaan hiperkoagulasi di kalangan pasien vertigo di sub bagian neurotologi bagian THT FKUIIRSUPNCM Jakarta
2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara keadaan hiperkoagulasi dengan resiko terjadinya vertigo."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.841 LUM v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
616.841 LUM v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani
"Tujuan : Mengetahui efektifitas terapi latihan Brandt & Daroff pada keseimbangan postural penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (VPPJ). Rancangan & Metode : Eksperimental (pre and post treatment) dengan intervensi terapi latihan Brandt & Daroff selama 4 minggu, pada 31 penderita VPPJ yang datang berobat di Poliklinik NO-THT, Syaraf dan Rehabilitasi-Medik RSUPN-CM Jakarta selama kurun waktu April s/d Mei 1999 dan memenuhi kriteria penerimaan. Ukuran Keluaran Utama : • Keluhan VPP J : vertigo, dizziness, mual. • Tanda klinis subyektifVPPJ : Tes Romberg, tes Stepping, tes Hallpike. • Tanda klinis obyektif VPPJ : Tes keseimbangan postural/ posturografi. Basil: Dengan uji McNemar, didapatkan perbaikan yang bennakna pada keluhan dan tanda klinis subyektif penderita VPP J. Dengan uji Wilcoxon, didapatkan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata gambaran keseimbangan postural penderita VPPJ sebelum dan sesudah latihan. Kesimpulan : Terapi latihan Brandt & Daroff dapat memperbaiki gangguan keseimbangan postural dan mengurangi keluhan serta tanda klinis subyektif penderita Vertigo Posisi Paroksismal Jinak.

Objective : To evaluate the effectiveness of Brandt and Darotrs exercise on postural balance in BPPV patients. Design and Method : Experimental (pre and post treatment) with interventional Brandt and DarofT's exercise for 4 weeks in 31 BPPV patients who were coming to ENT, Neurology and Medical Rehabilitation Clinics from April to May 1999, fulfilled the inclusion criteria. The Outcome Measurements : The complaints ofBPPV Subjective clinical signs of BPPV Objective clinical sign of BPPV Results: : Vertigo, dizziness, nausea. : Romberg test, Stepping test, Hallpike test. : Posturography I postural balance test. MacNemar test showed significant improvement in subjective clinical symptoms and signs of BPPV patients. Wilcoxon test indicated significant differences of the mean of postural balance descriptions in BPPV patients before and after training. Conclusions : Brandt and Darotrs exercise could improve postural imbalance and alleviate subjective symptoms and signs of BPPV patients."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1999
T59105
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elvyra Yulia
"ABSTRAK
Gangguan keseimbangan merupakan masalah klinis yang sering dijumpai dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari sampai dengan menurunnya kualitas hidup penderita. Sistem vestibuler merupakan salah satu dari 3 sistem yang berfungsi untuk mempertahankan posisi tubuh dan keseimbangan. Kelainan vestibuler sangat berperan menimbulkan masalah klinis karena memberikan kontribusi sebesar 65 dalam mempertahankan keseimbangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi kombinasi akupunktur manual dan terapi VRT Vestibuler Rehabilitation Therapy dibandingkan dengan akupunktur sham dan terapi VRT terhadap perrbaikan gejala dan kualitas hidup penderita gangguan keseimbangan. Terapi VRT dapat memperbaiki kulaitas hidup penderita gangguan keseimbangan. DHI berguna untuk menetukan jenis intervensi bagi pasien dengan disfungsi vestibuler karena dapat menilai individu tentang derajat handycap akibat gangguan keseimbangan. Uji klinik acak tersamar ganda melibatkan 40 pasien, dialokasikan pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Tindakan akupunktur dilakukan pada titik GB20 Fengchi bilateral, LI4 Hegu bilateral, LR3 Taichong bilateral, ST36 Zusanli bilateral, DU20 Baihui, EX-HN1 Sishenchong. SI19 Tinggong bilateral. Dilakukan sebanyak 4 sesi selama 8 hari. Evaluasi penilaian skor DHI dilakukan sebanyak 3 kali sebelum dan setelah terapi ke 2 dan ke 4 . Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pada rerata skor DHI dengan delta penurunan skor lebih besar pada kelompok terapi akupunktur manual dan VRT dibandingkan kelompok akupunktur sham dan VRT p = < 0,001 . Dapat disimpulkan Terapi kombinasi Akupunktur manual dan terapi VRT lebih efektif dalam mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita gangguan keseimbangan dibandingkan dengan terapi VRT.

ABSTRACT
Imbalance Disorder represent clinical problem as oftenly seen that effect daily activities and will decline the patient quality of live. Vestibuler system is one of three system function to maintain body balance. Vestibuler disorder contribute 65 of clinical problem in maintaining body balance. This study aims to determine the effectiveness of the combination therapy between manual acupuncture and VRT Vestibuler Rehabilitation Therapy compare with sham acupuncture and VRT therapy for improving symptom and quality of life of imbalance disorder vertibuler perifer non BPPV. Rehabilitation therapy VRT will be able to improve quality of life of body balance patience. DHI Dizziness Handicap Inventory will be used to determined neccesary intervention for patient in vestibuler disfunction. Double blind randomized clinical trial carried out on 40 patient allocated to the cased group and control group. Acupuncture action perfom on point GB20 Fengchi bilateral, LI4 Hegu bilateral, LR3 Taichong bilateral, ST36 Zusanli bilateral, DU20 Baihui, EX HN1 Sishenchong. SI19 Tinggong bilateral. It takes 4 session for 8 days. DHI Evaluation is measured 3 times before and after the 2nd and 4th therapy . The result of the research show significant difference on DHI score between manual acupuncture group and VRT therapy compare with sham acupuncture and VRT therapy p 0,001 . It can be conclude that combination on manual acupuncture and VRT therapy is proved to be more effective in reducing symptom and improve the quality of life of imbalance disorder patient in compare to sham acupuncture and VRT therapy. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Airlangga University Press, 2002
616.841 VER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amin Rais Perfernandi Ilham
"ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi BPPV cukup tinggi dan BPPV mengganggu kualitas hidup penderitanya. Saat ini, belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang terkait dengan BPPV di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian penyakit BPPV yang ditemukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Metode: Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder berupa rekam medik pasien Poliklinik Diagnostik Neurooftalmologi/Neurootologi Departemen Neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Ada tujuh variabel yang dicari keterkaitannya dengan kejadian BPPV yaitu usia, jenis kelamin, diabetes mellitus, hipertensi, migrain, gangguan pendengaran, dan riwayat trauma kepala. Penelitian ini membandingkan antara faktor tersebut pada pasien BPPV dengan pasien dizziness non-BPPV dengan perbandingan 1:1. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil: Sebanyak 472 data pasien dianalisis, 94,9% dari 236 penderita BPPV memiliki setidaknya satu faktor yang diteliti. Empat dari tujuh variabel (jenis kelamin, migrain, gangguan pendengaran, dan riwayat trauma kepala) memiliki nilai p < 0,05 dengan adjusted OR > 1. Kesimpulan: Jenis kelamin perempuan, migrain, gangguan pendengaran, dan riwayat trauma kepala memiliki keterkaitan dan merupakan faktor risiko untuk kejadian BPPV.

ABSTRACT
Background: BPPV prevalence is quite high and BPPV impairs quality of life of its sufferers. Right now, there is no research about factors associated with BPPV incidence at Cipto Mangunkusumo National Hospital yet. Objective: This research was done to know factors that are associated with BPPV incidence at Cipto Mangunkusumo National Hospital. Methods: The study used a cross sectional design with data sources derived from secondary data in the form of medical records of Neuroophthalmology / Neurootology Diagnostic Polyclinic patients in the Department of Neurology, Cipto Mangunkusumo National Hospital. There are seven variables that are searched for its association with BPPV, namely age, sex, diabetes mellitus, hypertension, migraine, hearing loss, and history of head trauma. This study compared these factors in BPPV patients with non-BPPV dizziness patients in a ratio of 1: 1. Data were analyzed by chi-square test. Results: A total of 472 patient data were analyzed, 94.9% of 236 patients with BPPV have at least one factor studied. Four of the seven variables (gender, migraine, hearing loss, and history of head trauma) had p value <0.05 with adjusted OR > 1. Conclusion: Female, migraine, hearing loss and history of head trauma are related and are risk factors for BPPV.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quinodoz, Danielle
London : Routledge, 1997
616.841 QUI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>