Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sadriana Estisono
"Karya tulis ini menganalisa tentang bagaimana antrian di supermarket bisa mengubah pengalaman konsumen dan keinginan untuk membeli, serta menggunakan customer equity framework sebagai pengukurannya. Karya tulis ini meneliti tiga toko supermarket di Belanda, yaitu Albert Heijn, Jumbo, dan Dirk van den Broek. Lebih spesifik, penulis memberikan hipotesa bahwa customer equity di supermarket bisa dipengaruhi secara negatif jika konsumen mengalami antrian. Hipotesa tersebut diuji dengan menyebarkan survei online dan diperoleh 108 responden. Hipotesa tersebut tidak didukung dan memberikan kesimpulan bahwa antrian tidak memiliki efek moderasi terhadap hubungan tipe supermarket dan customer equity. Selain itu, ditemukan bahwa Albert Heijn memiliki kemampuan paling baik dalam menggunakan tiga variabel dari customer equity, yaitu value equity, brand equity, dan relationship equity.

This study analyzed how the queue in supermarkets might change the customer experience and purchase intention and it used customer equity framework as the measurement. This study examined three supermarkets in the Netherlands, which are Albert Heijn, Jumbo, and Dirk van den Broek. More specifically, the author hypothesized that the customer equity in a supermarket can be affected negatively if the customers are experiencing queue. The hypothesis was tested by spreading out an online survey and a sample of 108 respondents was gathered. The hypotheses were not supported, suggesting that queue has no role in moderating types of supermarket and customer equity. In addition, the analysis revealed that Albert Heijn does best in leveraging the three drivers of customer equity, which are value equity, brand equity, and relationship equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Fajria
"Manusia sering tidak sadar dengan hal-hal di sekitarnya karena fokus terhadap suatu kegiatan. Tipe berbelanja di supermarket adalah task-focused sehingga terdapat rencana produk dan waktu. Hal tersebut memungkinkan konsumen tidak sadar terhadap objek-objek yang telah dilalui. Tulisan ini membahas mengenai fungsi arsitektur interior di supermarket yang dapat memudahkan konsumen secara visual melalui elemen desain yang digunakan. Beberapa elemen desain seperti warna, cahaya, posisi dan bentuk menjadi elemen dasar yang dapat menarik visual konsumen dengan cepat. Dari elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu sistem kontras pada ruang yang dapat menarik perhatian konsumen dan membantu menavigasi konsumen ke area-area supermarket.

Humans are often not aware of the things around because of the focus on an activity. Type of shopping at the supermarket is a task-focused so that there is a plan and timing products. It enables consumers are not aware of the objects that have been passed. This writing discusses the function of interior architecture at the supermarket to facilitate the consumers visually through the use of design elements. Some design elements such as color, light, position and shape into basic elements that can attract consumers quickly. From these elements will form a contrast system in space that can attract the attention of consumers and help consumers navigate to areas of the supermarket.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindiya Kirana
"Customer-based brand equity (ekuitas merek berbasis konsumen) adalah efek diferensial
dalam respon konsumen terhadap stimulus pemasaran yang bersumber dari pengetahuan
konsumen terhadap merek (Keller, 1998). Ada tiga hal penting dalam definisi ini, yaitu: efek
diferensial, pengetahuan terhadap merek, dan respon konsumen terhadap aktivitas pemasaran.
Obyek dari penelitian ini adalah hubungan antara variabel-variabel pembangun, atau stimulus
pemasararan dihubungkan dengan definisi diatas, merek-merek private label Hero dan
variabel-variabel pengetahuan merek (brand knowledge) konsumen serta bubungan variabel
variabel pengetahuan merek (brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero, sebagai
efek diferensial atau manfaat jika dihubungkan dengan definisi chatas. Private label yang
dikembangkan Hero sendiri terdiri dari enam merek dan cakupannya meliputi kategori
produk-produk makanan dan non-makanan dengan kiasifikasi komoditi dan premium. Enam
merek private label Hero tersebut adalah: Herosave, Nature’s Choice, First Choice, Fresh
Choice, Reliance, dan Innosense.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan pengenalan konsumen Hero terhadap
merek-merek private label Hero Supermarket dan persepsi terhadap manfaat dan nilai merek
merek private label tersebut, 2) Menguji hubungan dalam model penelitian antara variabel
variabel pembangun merek-merek private label Hero dan variabel-variabel pengetahuan
merek (brand knowledge) konsumen serta hubungan variabel-variabel pengetahuan merek
(brand knowledge) dan preferensi terhadap peritel Hero.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti adalah preferensi terhadap peritel,
variabel-variabel dalam kelompok pengetahuan merek (brand knowledge), yaitu: tingkat
pengenalan konsumen terhadap merek-merek private label Hero (brand recognition), dan
penilaian konsumen terhadap nilai merek-merek private label Hero (brand image), variabel
variabel dalam kelompok unsur-unsur pembangun merek, yaitu: unsur-unsur merek (brand
element), stimulus pemasaran, dan leverage dan asosíasi sekunder dengan peritel Hero.
Kemudian dikembangkan dua buah hipotesa tentang hubungan antara variabel, yaitu: 1).
Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara kelompok
variabel unsur pembangun merek dan kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand
knowledge), 2). Bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
kelompok variabel tingkat pengetahuan merek (brand knowledge) dan variabel preferensi
terhadap peritel Hero.
Dari hasil uji dengan menggunakan analisa korelasi kanonik, yang bersumber dari jawaban
162 responden dan 4 gerai supermarket Hero di Jakarta, terhadap hipotesa pertama
membuktikan bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara
variabel-variabel yang diuji. Serta melalui analisa terhadap struktur fungsi kanonik diperoleh
hasil bahwa variabel terpenting dalam pembentukan hubungan korelasi kanonik adalah
variabel leverage dan peritel Hero dan tingkat pengenalan merek konsumen, Sedangkan untuk
hipotesa kedua dengan menggunakan analisis korelasi majemuk dan parsial membuktikan
bahwa ada hubungan korelasi yang signifikan dengan arah yang positif antara variabel
vaniabel yang diuji.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pengenalan konsumen terhadap merek
merek private label Hero adalah tiga merek, dengan Herosave sebagai merek yang paling
dikenali, serta empat merek hanya dikenali minonitas responden. Kemudian mayoritas
responden setuju bahwa merek-merek private label Hero memberikan manfaat bagi konsumen
(harga, ragam produk, dan kualitas) dan menanggapi positif bahwa merek-merek private label
Hero memberikan nilai yang sebanding atau lebih baik dibandingkan merek-merek yang biasa
dibeli.
Dari hasil penelitian tersebut digunakan untuk memberikan beberapa rekomendasi untuk
pengernbangan strategi merek untuk private label Hero, terutama mengenai obyektif
pengembangan merek-merek private label Hero, target konsumen, positioning, brand
architecture merek-merek private label Hero, dan program customer relationshipnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3588
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes Permadi
"Topik Private brand atau barang barang yang diberi merek sendiri oleh toko/pengecer memiliki permasalahan menarik di Indonesia karena langkah ini baru dalam tahap berkembang di Indonesia. Pasar yang ada umumnya dikuasai oleh barang- barang bermerek dari pabrikan terkenal yang didukung program pemasaran yang handal. Dalam pembahasan strategi ini penulis ingin melihat pelaksanaan langkah ini pada pasar swalayan Hero dikaitkan dengan berbagai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan yang ada. Dalam menyusun skripsi ini digunakan teknik riset kepustakaan untuk mencari landasan teoritis dari strategi ini. Penulis juga melakukan pengamatan terbatas dan wawancara untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Pada pasar swalayan Hero strategi ini sudah dilaksanakan cukup intensif meliputi berbagai jenis barang. Produk produk ini diberi label / nama atau logo Hero pada kemasannya, sehingga diharapkan menjadi jaminan kualitas bagi pembelinya. Hero juga hanya memilih pemasok yang memenuhi kualifikasi tertentu dalam memproduksi barang - barang ini. Pemilihan macam produk didasarkan pada pengamatan Hero pada prestasi penjualan yang dimiliki produk yang bersangkutan pada cabang-cabang Hero. yaitu produk yang memiliki tingkat perputaran cukup baik. Produk ini ditempatkan pada tempat-tempat strategis pada rak-rak penjualan Hero. Dukungan lainnya untuk produk ini dilakukan melalui penawaran harga yang lebih murah dari produk pesaing dan pelaksanaan kegiatan promosi penjualan. Strategi ini pelaksanaannya cukup berhasil dilihat antara lain dari keberadaannya secara permanen pada rak-rak penjualan Hero, disamping macam dan jenisnya yang tentu bertambah. Penawaran harga yang lebih murah dan persepsi kualitas produk yang balk merupakan alasan produk ini diminati oleh pengunjung Hero.Pelaksanaan program ini lebih lanjut membantu diferensiasi dari pasar swalayan lainnya dan menghindarkan perang harga, karena produk private brand ini hanya dijual secara ekslusif pada pasar swalayan Hero. Koordinasi strategi ini disarankan ditangani oleh sate bagian saja sehingga langkah sinergis dukungan antara satu produk dan produk lainnya dapat diharapkan. Program promosi penjualan dan pemasangan iklan sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program ini lebih lanjut. Saran lain adalah pihak Hero harus tetap aktif mencari alternatif baru pabrikan khususnya yang bisa memberikan biaya produksi lebih murah dengan kualifikasi kualitas yang tetap terjaga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philipo Senjaya
"Matahari Department Store merupakan salah satu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan perlengkapan fashion, aksesoris, produk kecantikan, hingga peralatan rumah tangga dengan harga terjangkau. Namun, beberapa tahun terakhir, performanya kian meredup dengan tutupnya beberapa gerai yang ada di Jakarta. Penelitian ini mencoba memberikan rekomendasi rancangan peningkatan kualitas layanan menggunakan Modified Servqual, Model Kano, dan Quality Function Deployment. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap 10 sub dimensi layanan. Pada akhirnya, terdapat 6 persyaratan teknis yang perlu diterapkan untuk meningkatkan kualitas layanan dari Matahari Department Store yang berlokasi di Jakarta.

Matahari Department Store is one of the leading retail companies in Indonesia that provides fashion, accessories, beauty products and household appliances with affordable prices. However, in recent years, the performance has faded with the closing of several outlets in Jakarta. This study tries to provide recommendations for service quality improvement using Modified Servqual, Kano Model, and Quality Function Deployment method. The study was conducted by surveying 10 sub-dimensions of service. In the end, there are 6 technical requirements that need to be implemented to improve the service quality of Matahari Department Store located in Jakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrah Gani
"industri retail modern saat ini sedang berkembang pesat khususnya pada sektor minimarket. 212 Mart sebagai pendatang baru dalam industri retail modern dengan berbasis syariah harus bersaing dengan kompetitornya. Memastikan kualitas layanan, sangat penting bagi 212 Mart untuk memberikan kepuasan pelanggan dan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan perlu diidentifikasi secara sistematis atribut kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dan memprioritaskan mode kegagalan kritis yang berakibat pada penurunan kualitas layanan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan minimarket 212 Mart berbasis syariah dengan mengusulkan suatu metode pendekatan Retail Service Quality Scale (RSQS) untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan nilai GAP antara ekspektasi dan persepsi, dan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk menentukan mode kegagalan kritis pelayanan serta tindakan perbaikan yang tepat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelanggan 212 Mart belum puas dengan pelayanan yang diberikan 212 Mart. Adanya kegagalan kritis pelayanan 212 Mart pada aktivitas barang masuk yang sering terlambat dan barang dagangan yang tidak stabil, juga pada saat pelanggan memilih barang, tidak ada barang / produk di rak yang dipilih serta strategi harga dan promosi yang kurang.

The modern retail industry is currently growing rapidly, especially in the minimarket sector. 212 Mart as a newcomer to the modern retail industry with sharia-based must compete with its competitors. Ensuring service quality, is very important for 212 Mart to provide customer satisfaction and maintain customer loyalty. To improve service quality, it needs to be systematically identified service quality attributes that affect customer satisfaction and prioritize critical failure modes that result in a decrease in service quality. This study aims to improve the quality of sharia-based 212 Mart minimarket services by proposing a Retail Service Quality Scale (RSQS) approach to see the level of customer satisfaction based on the GAP score between expectations and perceptions, and the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method to determine critical service failure and appropriate corrective action. In this study it was found that 212 Mart customers were not satisfied with the services provided by 212 Mart. There is a critical failure of the 212 Mart service on the activity of incoming goods that are often late and unstable merchandise, also when the customer selects the goods, there are no goods / products on the shelf selected and the price and promotion strategies are lacking.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Retail Reporting Corporation, 1990
R 711.552 2 MAR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fathurrachman Dzufadli
"Tujuan dari penelitian ini untuk membahas mengenai pengaruh kualitas jasa hotel syariah terhadap kepuasan dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen Siti Hotel di Kota Tangerang. Kualitas jasa sendiri terdiri dari lima dimensi yaitu assurance, responsiveness, tangible, empathy dan reliability. Untuk menjaga relevansi penelitian terhadap kasus yang diamati oleh peneliti, maka peneliti menambahkan dimensi prinsip-prinsip syariah pada variabel laten kualitas jasa. Sebanyak 155 dari tamu yang pernah menginap minimal satu malam di Siti Hotel, yang menjadi responden dalam penelitian yang berlangsung selama bulan November 2016. Pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling Hasil analisis data menunjukkan bahwa dimensi kualitas jasa yaitu assurance, tangible, empathy dan prinsip-prinsip syariah berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen secara langsung, namun terdapat beberapa dimensi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan diantaranya responsiveness dan reliability. Kepuasan konsumen disini juga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Maka dari itu, pihak Siti Hotel perlu memperhatikan kembali dimensi kualitas jasa yang belum mempengaruhi kepuasan demi menjaga persaingan dalam industri perhotelan yang didominasi oleh hotel konvensional.

The purpose of this study is to discuss the influence of Islamic Service Quality on satisfaction and its impact on consumer loyalty at Siti Hotel in Tangerang. Quality of services consists of five dimensions, assurance, responsiveness, tangible, empathy and reliability. To maintain the relevance of the research to the cases observed by the researchers, the researchers added a dimension of Islamic principles on the latent variables of service quality. The total of 155 respondents drawn from guests who stayed at least one night at Siti Hotel ongoing during at November 2016. Processing data using Structural Equation Modeling. The results of this study indicate that the dimensions of service quality that assurance, tangible, empathy and the principles of sharia significantly influence customer satisfaction directly, but there are several dimensions that no significant impact on satisfaction among responsiveness and reliability. Consumer satisfaction here a significant effect on consumer loyalty. Therefore, the need to take back the Siti Hotel dimensions of service quality are not yet affecting satisfaction in order to maintain competition in the hospitality industry which is dominated by a conventional hotel. "
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of the research is to identify the relationship between service quality, customers satisfaction and store loyalty within the retail departement store context...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>