Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andhika Rizqie Putratama
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas analisa dan strategi pemasaran suatu produk yang di simulasikan akan di pasarkan di negara Amerika Serikat. Penulis menggunakan teori SWOT Analysis Strengths Weakness Opportunities and Threats dan teori PESTLE Political Economical Social Technological Legal and Environmental untuk mempelajari analisa produk dan strategi pemasaran. Untuk mempermudah pembahasan penulis menggunakan studi kasus Fruit Tea salah satu produk yang mendominasi di kategorinya. Dari pembahasan ini kita dapat memahami bagaimana menganalisa suatu produk yang akan di pasarkan di pasar yang baru dan sebagai referensi strategi yang efektif dalam pemasaran produk agar dapat mencapai angka penjualan yang maksimal.
ABSTRACT
This paper assesses analysis and marketing strategies of product which simulated to be marketed in USA. The author used PESTLE theory (Political, Economical, Sociological, Technological, Legal, and Environmental) and SWOT analysis theory (Strengths Weaknesses Opportunities and Threats). PESTLE analysis will be conducted as a macro and external analysis, which is as an attempt of data search to identify market potential by looking from external factors that represent the current situation. A situation which the company doesn't have ability to influence it. PESTLE analysis will be conducted as a summary of PESTE macro analysis, which assessing deeper circumstances. The author used Fruit tea brand, one of the market leader in its category. this assessment will lead us to better understanding of hoe to analyze our product that will be launched in a new market and as a knowledge reference of effective strategies in product marketing in purpose to acquire a maximum sale.
, This paper assesses analysis and marketing strategies of product which simulated to be marketed in USA The author used SWOT analysis theory Strengths Weaknesses Opportunities and Threats and PESTLE theory Political Economical Sociological Technological Legal and Environmental to assess the product analysis and marketing strategies The author used Fruit Tea brand one of the market leader in its category This assessment will lead us to better understanding of how to analyze our product that will be launched in a new market and as a knowledge reference of effective strategies in product marketing in purpose to acquire a maximum sale ]"
2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Rizqie Putratama
"[ ABSTRAK
Jurnal ini membahas analisa dan strategi pemasaran suatu produk yang di simulasikan akan di pasarkan di negara Amerika Serikat. Penulis menggunakan teori PESTLE analysis (Political, Economical, Social, Technological, Legal and Environmental) teori SWOT Analysis (Strengths, Weakness, Opportunities and Threats). Analisa PESTLE dilakukan sebagai analisa makro dan eksternal, yaitu sebagai usaha pengambilan data untuk mengetahui potensi pasar dengan melihat dari faktor luar yang mempresentasikan keadaan sekarang. Keadaa yang mana perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk merubahnya. Analisa PESTLE di lakukan di untuk menentukan kelayakan peluncuran produk secara gambaran besar. Analisa SWOT di lakukan sebagai ringkasan teori PESTLE, yang mana menerangkan menerangkan keadaan yang lebih detail dan dalam. Untuk mempermudah pembahasan, penulis menggunakan studi kasus Fruit Tea, salah satu produk yang mendominasi di kategorinya. Dari pembahasan ini, kita dapat memahami bagaimana menganalisa suatu produk yang akan di pasarkan di pasar yang baru dan sebagai referensi strategi yang efektif
dalam pemasaran produk agar dapat mencapai angka penjualan yang maksimal.;

ABSTRACTThis paper assesses analysis and marketing strategies of product, which simulated to be marketed in USA. The author used PESTLE theory (Political, Economical, Sociological, Technological, Legal and Environmental) and SWOT analysis theory (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). PESTLE analysis will be conducted as a macro and external analysis, which is as an attempt of data search to identify market potential by looking from external factors that represent the current situation. A situation which the company
doesn’t have ability to influence it. PESTLE analysis will be conducted to determine the value of the product launch in a big picture. SWOT analysis will be conducted as a summary of PESTLE macro analysis, which assessing deeper circumstances. The author used Fruit Tea
brand, one of the market leader in its category. This assessment will lead us to better understanding of how to analyze our product that will be launched in a new market and as a knowledge reference of effective strategies in product marketing in purpose to acquire a maximum sale., This paper assesses analysis and marketing strategies of product, which simulated to be marketed in USA. The author used PESTLE theory (Political, Economical, Sociological, Technological, Legal and Environmental) and SWOT analysis theory (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). PESTLE analysis will be conducted as a macro and external analysis, which is as an attempt of data search to identify market potential by looking from external factors that represent the current situation. A situation which the company
doesn’t have ability to influence it. PESTLE analysis will be conducted to determine the value of the product launch in a big picture. SWOT analysis will be conducted as a summary of PESTLE macro analysis, which assessing deeper circumstances. The author used Fruit Tea
brand, one of the market leader in its category. This assessment will lead us to better understanding of how to analyze our product that will be launched in a new market and as a knowledge reference of effective strategies in product marketing in purpose to acquire a maximum sale.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Ayu Adriani
"ABSTRAK
Brand activation merupakan salah satu bentuk media promosi lini bawah yang banyak dilakukan oleh pemasar guna memberikan pengalaman langsung yang dapat dirasakan oleh konsumen. Beberapa kegiatan seperti event, sponsorship, dan direct selling gemar dilakukan dalam rangkaian kegiatan brand activation. Minuman energi dengan target consumer SES C dan D melakukan brand activation untuk meningkatkan brand awareness konsumen. Dalam tulisan ini akan dibahas efektivitas brand activation terhadap brand awareness konsumen dengan membandingkan dua brand minuman berenergi di Indonesia, Kuku Bima Ener-G dan M-150.

ABSTRACT
TBrand activation is a form of below the line promotion that many marketers use to provide an experience for consumer. There are many activities such as events, sponsorships, direct selling and many more. Energy drink with target consumer at SES C and D make brand activation to increase brand awareness of consumer. In this paper will be discussed about the effectivity of brand activation activity to increase brand awareness of consumer by comparing two brands of energy drink in Indonesia, Kuku Bima Ener G and M 150. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Gracia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi terhadap pengaruh pemilihan selebriti mancanegara sebagai brand ambassador terhadap brand image di market lokal. Demi keamanan dalam persaingan sengit industri, pemasaran suatu brand harus memberikan dampak yang signifikan dan cukup menarik agar konsumen dapat membangun persepsi positif terhadap brand tersebut; salah satu caranya adalah dengan memilih brand ambassador yang mempunyai image yang selaras dengan brand tersebut. Untuk mengevaluasi keefektifan penggunaan selebriti mancanegara dibandingkan selebriti lokal dalam membangun persepsi positif konsumen terhadap brand di market lokal, penulis menggunakan studi kasus perbandingan antara Shopee yang memilih BLACKPINK sebagai regional brand ambassador dan Tokopedia yang memilih selebriti atau influencer lokal sebagai brand ambassador. Studi kualitatif ini
menggunakan metode wawancara individual dengan responden yang terbagi berdasarkan pengetahuan mengenai Tokopedia dan Shopee dan masa penggunaan kedua servis tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa efek selebriti mancanegara sebagai brand ambassador kurang signifikan dalam mengubah brand image dibandingkan brand ambassador lokal. Khususnya di Indonesia, brand ambassador lokal lebih diminati karena konsumen terasa lebih
terhubung dengan figur yang berlatar belakang sama.
ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of selecting foreign celebrities as brand ambassadors towards the brand image in a local market. Indonesia is currently becoming saturated with a plethora of businesses, offering similar goods and services. Brands grow reliant on customers for their survival. Maintaining a positive brand image becomes a differentiating factor to establish presence in the minds of customers. Brands should aim to be consumer-centric which
essentially involves portraying a brand image through hiring suitable brand ambassadors whose image is in line with that of the brand. A unique case presents itself when brands start to hire foreign celebrities as brand ambassadors for a local market as shown by Shopee who hires BLACKPINK as their regional brand ambassador. This research will carry out a comparative
study between two study cases: Shopee with BLACKPINK, and Tokopedia with local celebrities or influencers as their brand ambassadors. The method for this qualitative study is a comparative study using individual interviews to gather insights from respondents which are categorized based on their prior knowledge of both Shopee and Tokopedia and the usage frequency of both services. Results revealed that foreign celebrity ambassadors are less effective in changing brand image in a local market compared to local brand ambassadors. In Indonesia, local brand ambassadors are preferred because customers can relate more to someone of the similar background."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Helda Rahayu Chandra
"Sebuah startup dikatakan berhasil apabila terjadi kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar, atau sering disebut product-market fit. Tak hanya kesesuaian produk, kesuksesan startup juga ditentukan oleh pasar yang tepat. Dengan keduanya, startup dapat mengalami pertumbuhan yang eksponensial. Namun, fakta di lapangan menunjukkan 90% startup mengalami kegagalan dan sebagian besar diakibatkan ketidaksesuaian produk dengan pasar. Salah satu faktor sukses startup adalah kegiatan komunikasi nilai produk untuk meningkatkan jumlah pengguna serta posisi perusahaan. Instrumen digital seperti media sosial menjadi pilihan banyak perusahaan dengan semua kelebihan dan potensinya saat ini. Penelitian ini meneliti strategi komunikasi media sosial yang dilakukan startup dalam proses mencapai product-market fit. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tahapan wawancara dan observasi demi prinsip triangulasi, dengan proses analisa coding terhadap startup yang telah melewati product-market fit. Hasil uji menggambarkan kegiatan komunikasi dalam pembangunan startup, serta tujuan, strategi dan taktik di media sosial. Rumusan tujuan, strategi dan taktik sosial media untuk mencapai product-market fit bergantung pada jenis produk, target pengguna, tahapan pembangunan serta kondisi dan keputusan perusahaan. Kegiatan komunikasi media sosial bersifat mendukung kegiatan lainnya di awal pembangunan startup, dan semakin aktif seiring proses pencapaian product-market fit hingga mengembangkan bisnis.

A startup can be said to be successful if it was able to match between the market needs and its product offerings, also known as product-market fit. Not only product fit, a startup's success is also determined by the right market. With both, a startup can experience an exponential growth. Yet, the fact of the matter is that 90% of startups fail, with the majority of failures caused by ill-fitting product within a marketplace. A crucial factor for a startup's success is its communications effort highlighting product values to increase its userbase along with the company's positioning. Digital platforms such as social media becomes the startups' preferred tool with all of their advantages and potential. This study researches the social media communications strategy that many startups undergo in the process of attaining product-market fit. This is a case study with a descriptive qualitative approach, employing such techniques including interviews and observations to triangulate the results, and also coding analysis process toward startups which have gone through product-market fit. The study portrays communications strategy in the build up of a startup, as well as strategic, tactical, and purposing of the social media ecosystem. The formulations of social media purpose, strategy and tactics to achieve market fit are dependent upon product offerings, target user, stage of growth and the company's conditions and culture. The social media communications effort typically support other activities in the early stages of a startup's growth, and increase in intensity along with growth to achieve product-market fit to business maturation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veramutia Dahlan
"ABSTRAK
Penggunaan celebrity endorser sebagai strategi untuk mempromosikan dan membangun citra produk sudah menjadi hal yang sering ditemui. Selain keuntungan yang diberikan terdapat risiko yang dimilik dalam penggunaan celebrity endorser seperti, publisitas negatif yang mampu mempengaruhi pembentukan presepsi negatif terhadap celebrity endorser. Dalam makalah ini akan membahas pengaruh dari presepsi negatif yang terdapat pada celebrity endorser apakah mampu membentuk presepsi negatif terhadap citra produk yang diwakilinya. Kesimpulan dari makalah ini adalah presepsi negatif yang dimiliki celebrity endorser dapat berpengaruh terhadap citra produk apabila celebrity endorser memiliki credibility expertise yang tinggi terhadap produk.

ABSTRACT
The use of celebrity endorser as the part of the strategy to promote and build a brand image is a common practice to find. Along with the known advantages, there is also a risk of such practice affecting the perception of the brand to its consumers, turning it into a negative perception. This paper will discus the effect of the image of the celebrity endorsers towards the product 39 s image, such as the influence of a negative publicity of the celebrity endorsers towards the brands they represent. In the end, this paper concludes that negative publicity will influence the product 39 s brand image if the celebrity endorser has a high credibility expertise of the product."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hendrayanto
"Alasan penulisan skripsi ini adalah karena saat ini pemerintah Indonesia sedang mencari devisa di luar sektor Minyak dan Gas (migas) dan salah satunya adalah dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata tidak terlepas dari penyediaan sarana akomodasi penginapan sebagai salah satu sarana penunjangnya. Tujuannya adalah untuk melihat penerapan strategi produk yang ditawarkan oleh pihak hotel, dalam hal ini menggunakan kasus Hotel "SSBR" yang terletak di Senggigi, Pulau Lombok, Prop. NTB dimana telah terjadi persaingan yang sangat ketat dengan melihat pasar sasaran wisatawannya. Metode penelitian yang digunakan dengan cara wawancara secara langsung dengan pihak manajemen hotel, data-data yang diberikan pi¬hak hotel, studi literatur, Badan Pusat Statistik Prop. NTB dan Dinas Pariwisata Prop. NTB.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa dari tahun 1988 - 1992 secara umum telah terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok. Penurunan pertumbuhan yang, drastis terjadi pada tahun 1992 yang hanya sebesar 7%, dimana tahun sebelumnya sebesar 18%. Jumlah hotel di Prop. NTB dari tahun 1989 - 1991 naik sebanyak 57 buah, kenaikan jumlah kamar rata-rata tiap tahun adalah 350 kamar atau 17%. Untuk hotel berbintang kenaikan jumlah kamarnya naik drastis pada tahun 1991 sebanyak 238 kamar dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya 50 kamar, atau telah naik sebesar 61%. Bila dilihat dari permintaan dan penawaran kamar hotel keselurahan bahwa rata-rata dari tahun 1988-1991 telah terjadi kelebihan penawaran lebih kurang sebesar 75%, sedangkan untuk hotel berbintang kelebihan penawaran sebesar lebih kurang 60%.
Dari data segmentasi yang didapat, bahwa wisatawan mancanegara yang datang ke Prop. NTB sebagian besar berasal dari negara-negara Eropa (Belanda, Jerman), kemudian kedua adalah wisatawan Australia, ketiga Inggris, dan keempat Amerika dan Jepang.
Pada dasarnya produk perhotelan dibagi menjadi dua, yaitu Tangible Product dan Intangible Product. Tangible product adalah yang secara nyata terlihat terdiri dari kamar (rooms), makanan dan minuman, jasa-jasa lainnya. Intangible product adalah tidak secara nyata terlihat tapi dapat dirasakan dan sangat menunjang tangible product, seperti pelayanan, kenyamanan dan ketenangan, dll.
Kesimpulan dari tulisan ini, bahwa di Prop NTB, Pulau Lombok telah terjadi kelebihan penawaran kamar lebih kurang sebanyak 75% dan untuk hotel berbintang sebanyak 60%. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok sebagian besar berasal dari negara Eropa. Produk yang ditawarkan antara tangible dan intangible product tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya dan keduanya saling menunjang. Sarannya adalah pihak pemerintah daerah diharapkan untuk membatasi perijinan baru pendirian hotel, karena sudah oversupply. Pihak perhotelan juga diharapkan untuk membuat paket-paket penginapan yang menarik agar dapat menambah jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok dan akhirnya diharapkan akan menambah juga tingkat hunian kamarnya (occupancy rate).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Baratha
"Proses pertukaran yang terjadi antara pemasar dengan konsumen teijadi akibat adanya kebutuhan dan keinginan dan korisumen yang diresponi oleb pemasar melalui strategi dan program pemasaran Terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh pemasar agar strategi dan programnya tersebut dapat tenlaksana dengan baik. Faktor-faktor tersebut adalah: faktor lingkungan dan faktor individu. Kedua faktor ini akan mempengaruhi proses pengolahan informasi, motivasi, personaliti, pembentukan attitude and belief dan akhirnya tindakan membeli.
Di dalam faktor individu terdapat sub faktor budaya dan di dalam budaya terdapat faktor Agama. Segmentasí dengan dasar agama konsumen perlu dilakukan. Terbukti dalam 2 tahun terakhir ini telah terdapat 51 perusahaan di Indonesia yang membidik target pasarnya dengan dasar segmentasi menunit agama (Islam). Kemajuan yang begitu pesat ini harus didukung dengan sebuah peneitian agar mampu menciptakan strategi bersaing yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latar belakang agama konsumen dalam proses pemilihan produk / jasa. Kategori produk yang diambil adalalah makanan kecil dan obat obatan sedangkan untuk jasa dipilih rumah sakit. Lebih spesifik, penelitian ini bertujuan melihat prnses pengolahan informasi, pembentukan sikap dan keyakinan konsunien tethadap ketiga produk/jasa di atas.
Hipotesa yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
Hl. Latar belakang agama mempengaruhi proses pentiuihan produk o!eh konsumen.
H2. Semakin taat konsumen terhadap agamanya, seinakin besar pertimbangan oritentasi agamanya dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli.
H3. Terdapat perbedaan pertirnbangan orientasi agama untuk high involement goods dengan low involvement goods dalam proses pengambilan keputusan konsumen.
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah riset deskriptif Sumber data primer didapat dan hasil survel dengan wawancara langsung. Data sekunder dan hasil studi literatur. Kuesioner disebar kepada 150 responden yang berada di kota Jakarta dan termasuk pada kelas atas dalam strata ekonomi Metode pemilihan sampling yang digunakan adalah stratified random sampling.
Hal yang utama path kuesioner adalah faktor-faktor yang ada path sebuah produk dan jasa yang sering menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli. Faktor-faktor tersebut dibandingkan dengan pertimbangan agama konsumen. Diukur melalui skala 5 untuk mengetahui faktor mana yang lebih diutamakan oleh konsumen. Selain itu, dalam kuesioner juga diukur tingkat ketaatan konsiunen terhadap agamannya.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS v9. Metode metode yang digunakan adalah: Analisa crosstabulation, means. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik chi-square dan ANOVA.
Hasil dan analisa dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang agama mempengaruhi proses pemilihan produk oleh konsumen untuk produk makanan kecil dan obat-obatan.
2. Latar belakang agama tidak mempengaruhi proses pemilihan rumah sakit oleh konsumen.
3. Tingkat ketaatan konsumen tidak menambah pertimbangan orientasi agamannya dalam proses pemilihan produk oleh konsumen.
4. Terdapat perbedaan pertibangan orientasi agarna untuk low involvement goods dengan high involvement goods dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Konsumen
Islam, semakin rendah tingkat keterlibatan mereka dalam suatu produk semakin tinggi pertimbangan orientasi agamanya, dan sebaliknya. Tetapi hal ¡ni tidak terjadi bagi konsumen Kristen atau katolik.
Dari hasil kesimpulan tersebut maka sebagai rekomendasi pemasarannya adalab latar belakang agama konsumen dan orientasi agama sangat penting untuk dijadikan dasar bagi segmentasi pasar, pengembangan strategi promosi, positioning product. dan mernaksimalkan kepuasan pelanggan."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elzara Chairadilla Fawzi
"Technology and digital media have become an inseparable part of today's society with a high number of uses. Along with the rising interest in Capital Market, new investors are seeking for complete and reliable digital educational content. In this regard, the Indonesia Stock Exchange has contributed to the community by creating a Capital Market education platform called InvestHub. The aim is to improve the quality of Capital Market education, as well as to facilitate and involve Capital Market stakeholders in order to provide education to all Indonesian people. To suit the needs of target users, the InvestHub project team has conducted some research to create a grand design and marketing strategy so that the product can be according to the needs of its potential users. After 6 months of undergoing an internship program and through an analysis of all activities, programs, and company motives, the author can firmly state that the Indonesia Stock Exchange has succeeded in creating a new product that is very helpful and advances the Capital Market environment in Indonesia through its new product development process.

Teknologi dan media digital telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat saat ini dengan jumlah penggunaan yang tinggi. Seiring dengan meningkatnya minat di Pasar Modal, investor pemula mencari konten edukasi digital yang lengkap dan andal. Dalam hal ini, Bursa Efek Indonesia telah berkontribusi kepada masyarakat dengan membuat platform edukasi Pasar Modal bernama InvestHub. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pasar Modal, serta memfasilitasi dan melibatkan pemangku kepentingan Pasar Modal dalam rangka memberikan pendidikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan target pengguna, tim proyek InvestHub telah melakukan beberapa riset untuk membuat grand design dan strategi pemasaran agar produk dapat sesuai dengan kebutuhan calon penggunanya. Setelah 6 bulan menjalani program magang dan melalui analisa terhadap seluruh kegiatan, program, dan motif perusahaan, penulis dapat dengan tegas menyatakan bahwa Bursa Efek Indonesia telah berhasil menciptakan produk baru yang sangat membantu dan memajukan lingkungan Pasar Modal di Indonesia. Indonesia melalui proses pengembangan produk barunya."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cespedes, Frank V.
Boston, MA: Harvard Business School Press, 1995
658.8 CES c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>